PANDUAN STANDAR CAPAIAN OUTPUT FISIK KEGIATAN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014
KATA PENGANTAR Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 249/PMK.02/2011 menyebutkan bahwa dalam rangka pelaksanaan fungsi akuntabilitas dan fungsi peningkatan kualitas dilakukan evaluasi kinerja. Diharapkan dari kegiatan tersebut penggunaan anggaran dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan secara profesional kepada stakeholders, sekaligus untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor pendukung dan/atau kendala atas pelaksanaan RKA-K/L dalam upaya meningkatkan kinerja. Terdapat 3 (tiga) aspek evaluasi kinerja, yaitu implementasi, manfaat dan konteks. Indikator yang diukur pada evaluasi implementasi adalah penyerapan anggaran, konsistensi perencanaan dan implementasi, pencapaian output, dan efisiensi. Salah satu data capaian dari keempat indikator tersebut yang masih sulit diperoleh secara benar dan tepat waktu adalah pencapaian output. Kesulitan tersebut antara lain disebabkan masih belum disediakannya standar penghitungan capaian output fisik dari suatu kegiatan. 2
Atas pertimbangan tersebut, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menerbitkan Buku Panduan Standar Capaian Output Fisik Kegiatan yang dibiayai oleh APBN Peternakan dan Kesehatan Hewan. Panduan ini antara lain berisi tentang penghitungan pencapaian output kegiatan yang dilengkapi dengan contoh dan pembobotannya, seperti kegiatan pengadaan barang dan jasa, kegiatan belanja barang yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah, pembinaan, survei oleh pihak ketiga, konstruksi, dan pelayanan teknis, pada kegiatan di bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Semoga bermanfaat. Direktur Jenderal, Ir. Syukur Iwantoro, MS, MBA NIP. 19590530 198403 1 001 3
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI... 4 I. PENDAHULUAN... 6 A. Latar Belakang... 6 B. Maksud dan Tujuan... 8 C. Pengertian... 9 II. EVALUASI KINERJA... 13 A. Data dan Informasi yang diperlukan... 13 B. Pengumpulan Data... 15 C. Pengukuran Kinerja... 16 D. Penilaian Kinerja... 16 III. STANDAR CAPAIAN OUTPUT FISIK DAN CARA MENGHITUNG... 18 A. Pembobotan Tahapan Kegiatan... 18 B. Pengukuran Capaian Kinerja Output Fisik Kegiatan... 24 C. Menghitung Total Capaian Kinerja Output Fisik Kegiatan... 25 4
IV. PELAPORAN... 27 V. PENUTUP... 28 5
DAFTAR TABEL Tabel 1. Pembobotan Capaian Output Fisik Kegiatan... 20 6
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi kinerja dilakukan dalam rangka pelaksanaan fungsi akuntabilitas dan fungsi peningkatan kualitas, untuk membuktikan dan mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran kepada stakeholders secara profesional, sekaligus untuk mempelajari faktor yang mendukung dan/atau menjadi kendala dalam pelaksanaan RKA-K/L. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 249/2011 bahwa Evaluasi Kinerja terdiri dari 3 (tiga) aspek, yaitu : (1) implementasi, (2) manfaat, dan (3) konteks. Utamanya pada evaluasi implementasi, diukur menggunakan empat indikator, yaitu (1) penyerapan anggaran, (2) konsistensi perencanaan dan implementasi, (3) pencapaian output, dan (4) efisiensi. Dalam operasionalnya, pemanfaat anggaran (konsentrasi, dekonsentrasi, kantor daerah, dan tugas pembantuan), seringkali menemui 7
kesulitan untuk mengukur perkembangan capaian output. Sedangkan serapan anggaran pada setiap output kegiatan terlaporkan relatif lancar secara bulanan online dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ke Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan. Data serapan anggaran tersebut kemudian dapat diakses oleh seluruh Kementerian/Lembaga. Kondisi demikian menyebabkan analisis terhadap capaian implementasi kegiatan tidak dapat dilakukan dengan baik, karena di satu pihak anggaran terserap, namun tidak disertai dengan laporan capaian output fisik. Salah satu penyebab tidak terlaporkannya perkembangan capaian output fisik adalah kesulitan pemanfaat anggaran menilai tingkat capaian output, sementara pelaporan capaian output menjadi kewajiban seperti diamanatkan dalam PMK 249/2011, yang dilakukan secara bulanan. Untuk mengatasi hal itu Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menerbitkan Buku Panduan Standar Capaian Output Fisik Kegiatan. Panduan ini melengkapi instumen 8
Sistem Monev, yang telah mengakomodasi instrumen PMK 249/2011, sehingga dimungkinkan setiap pemanfaat APBN Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dapat mengukur capaian output terhadap serapan anggarannya. Dengan demikian serapan anggaran Triwulan I sampai dengan IV di masing-masing Satker yang ditargetkan sebesar 25%, 50%, 70%, dan 100%, dapat dilengkapi dengan capaian output fisik. Data tersebut sekaligus dapat digunakan untuk mengukur efisiensi setiap jenis output. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud: Penyusunan panduan ini dimaksudkan untuk menyediakan acuan dalam mengukur capaian output fisik bulanan pada kegiatan yang didanai oleh APBN Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, di setiap Satker di Pusat, UPT dan daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) 9
2. Tujuan: C. Pengertian a. Memudahkan para pemanfaat anggaran di setiap Satker Pusat, Provinsi, UPT, dan Kabupaten/Kota dalam mengukur perkembangan capaian output fisik setiap kegiatan; b. Memudahkan penanggungjawab kegiatan memantau perkembangan capaian output fisik dalam penggunaan anggaran c. Memudahkan penanggungjawab kegiatan dan program mengendalikan kegiatan. 1. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disingkat RKA-K/L adalah dokumen rencana keuangan tahunan Kementerian/Lembaga yang disusun menurut Bagian Anggaran Kementerian/Lembaga. 10
2. Kinerja adalah prestasi kerja berupa keluaran dari suatu kegiatan atau hasil dari suatu program dengan kuantitas dan kualitas terukur. 3. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan RKA-K/L yang selanjutnya disebut Evaluasi Kinerja adalah proses untuk menghasilkan informasi capaian kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen RKA-K/L. 4. Satuan Kerja adalah instansi yang dipimpin oleh pejabat yang ditetapkan sebagai kuasa pengguna anggaran yang bertanggungjawab melaksanakan Kegiatan dari Program unit eselon I/Unit Organisasi dan/atau Kebijakan Pemerintah. 5. Stakeholders atau Pemangku Kepentingan adalah pihak-pihak dari internal dan/atau eksternal Eselon I/Dinas Provinsi/UPT Nasional/Dinas Kabupaten/Kota, baik kelompok maupun individu yang terkait dan 11
berpengaruh terhadap program, termasuk penerima manfaat atas hasil Program. 6. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari perencanaan sasaran terukur pada suatu program, terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut. 7. Output (Keluaran) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran strategis dan tujuan program dan kebijakan. 8. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program mengacu pada sasaran strategis dan tujuan yang telah ditetapkan. 12
9. Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. 13
BAB II EVALUASI KINERJA Sebagai wujud profesionalisme pertanggungjawaban kepada stakeholders, atas pemanfaatan anggaran melalui pelaksanaan RKA- K/L APBN Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, adalah dilakukannya evaluasi kinerja. Untuk mendapatkan hasil evaluasi kinerja yang kredibel maka dilakukan pengukuran dan penilaian atas data dan informasi, yang terkait dengan rencana dan realisasi penggunaan dana dalam menghasilkan output dan manfaat, untuk dianalisis sehingga didapatkan rekomendasi. A. Data dan Informasi yang diperlukan Data dan informasi yang diperlukan untuk mengevaluasi implementasi dan manfaat kegiatan adalah : a. Pagu Anggaran, termasuk jika ada perubahan karena revisi b. Target Volume Output c. Target Indikator Kinerja Output d. Rencana Penarikan Dana 14
e. Realisasi Anggaran f. Realisasi Volume Output g. Realisasi Indikator Kinerja Output h. Target Indikator Kinerja Utama/IKU i. Realisasi Indikator Kinerja Utama Data pagu anggaran, target volume output, target kinerja output, dan rencana penarikan dana bersumber dari dokumen RKA-K/L dan dokumen pelaporan anggaran yang ditetapkan atau disahkan oleh Menteri Keuangan. Sedangkan data realisasi anggaran bersumber pada dokumen surat pengusulan pencairan dana (SP2D) yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Data realisasi volume output diperoleh berdasarkan bukti serah terima barang/jasa, surat pernyataan yang dibuat oleh Pejabat Pengelola Kegiatan, dan/atau dokumen lain yang dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan data realisasi indikator kinerja output dapat diperoleh dari review dokumen, survei, observasi, dan/atau diskusi kelompok 15
terarah (Focus Group Discussion/FGD). Apabila data indikator kinerja output tersebut diperoleh dari review dokumen maka merupakan dokumen yang diterbitkan oleh lembaga yang kredibel, dan apabila diperoleh melalui FGD dipastikan dengan melibatkan para stakeholders. Data target IKU bersumber pada dokumen RKA-K/L, sedangkan data realisasi IKU sama halnya dengan realisasi Indikator Kinerja Output diperoleh dari review dokumen yang diterbitkan oleh lembaga yang kredibel, dan apabila diperoleh melalui FGD dipastikan dengan melibatkan para stakeholders. B. Pengumpulan Data Pengumpulan data realisasi anggaran dan realisasi volume kinerja output dilakukan setiap bulan, sesuai dengan realisasi yang telah dicapai. Dari hasil pengumpulan data tersebut digunakan sebagai bahan monitoring atas pelaksanaan RKA-K/L pada tahun berjalan. 16
C. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk menilai capaian kinerja setiap indikator dengan cara membandingkan data realisasi dengan data target yang telah dirancang sebelumnya. Cara pengukuran kinerja baik pada aspek implementasi (untuk menilai penyerapan anggaran, konsistensi perencanaan dan implementasi, capaian keluaran, dan efisiensi), maupun pada aspek manfaat dijelaskan pada Pedoman Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi program/kegiatan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2014. D. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja merupakan proses interpretasi atas seluruh nilai capaian kinerja hasil pengukuran ke dalam informasi yang menggambarkan tingkat keberhasilan program untuk dianalisis lebih lanjut. Penilaian kinerja aspek implementasi dan aspek manfaat dengan memperhatikan bobot 17
yang besarnya masing-masing 33,3% dan 66,7%. Bobot aspek implementasi mencakup 4 (empat) indikator, yaitu : a. Penyerapan Anggaran 9,7% b. Konsistensi Perencanaan dan Implementasi 18,2% c. Pencapaian Output 43,5% d. Efisiensi 28,6% Tatacara penilaian kinerja dan interpretasi atas nilai kinerja dijelaskan pada Pedoman Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2014 18
BAB III STANDAR CAPAIAN OUTPUT FISIK DAN CARA MENGHITUNG Untuk memberikan pemahaman yang sama dalam menilai capaian output fisik, pada Tabel 1 diuraikan pemberian bobot pada beberapa jenis kegiatan. A. Pembobotan Tahapan Kegiatan Agar kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik, sebelumnya dirancang pentahapan pelaksanaannya. Penetapan tahapan dilakukan secara logis dan runtut, sekaligus sebagai kontrol untuk memastikan tidak ada tahapan kegiatan yang terlewati. Dengan memberikan bobot seperti diuraikan pada Tabel 1, maka perkembangan proses pencapaian sampai dengan terealisasinya output fisik dapat dinilai persentasenya, untuk mendapatkan dua hal, yaitu: (1) gambaran pemanfaatan dana dalam menghasilkan output dan (2) capaian volume satuan output baik pada proses maupun akhir pelaksanaan kegiatan. 19
Tabel 1. Pembobotan Capaian Output Fisik Kegiatan No Kegiatan Tahapan Kegiatan Bobot (%) 1 Kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa (komputer, pakaian dinas, jasa konsultan, dll) 2 Kegiatan Belanja Barang yang diserahkan kepada Pemda/Masyarakat (526...) Pembentukan Tim Teknis dan Pokja Pengadaan/Tim Pemeriksa dan Penerima Barang dan Jasa Persiapan (Penyusunan HPS, Spesifikasi Teknis) Proses Pengadaan Barang dan Jasa Pemeriksaan Barang dan Jasa Serah Terima Barang dan Jasa Distribusi Barang dan Jasa Pembentukan Tim Teknis atau Tim Pokja Pengadaan, Tim Pemeriksa dan Penerima Barang Persiapan (Penyusunan Juklak/Juknis) Penyusunan HPS, Spesifikasi Teknis, Pelaksanaan Penetapan Kelompok (CP/CL, Verifikasi, SK Penetapan Kelompok) Proses Pengadaan Barang dan Jasa (s.d. kontrak) Pemeriksaan Barang dan Jasa (Berita Acara Pemeriksa Barang) Serah Terima Barang dan Jasa (Berita Acara Serah Terima) Bobot Kum (%) 2 2 5 7 40 47 20 67 10 77 23 100 2 2 10 12 5 17 10 27 30 57 10 67 5 72 20
3 Kegiatan Pengembangan Modal Usaha Kelompok (PMUK) atau Bantuan Sosial Transfer Uang 4 Kegiatan Pembinaan/Monitori ng/pengawalan/pen dampingan/rapat Koordinasi 5 Kegiatan Bimbingan Teknis/Workshop/A presiasi Distribusi Barang dan Jasa (Tanda Terima Kelompok) Proses Hibah Eselon I ke Pemda (Berita Acara antara Dirjen ke Pemda) Pembentukan Tim (Pusat, Provinsi, Kab/Kota) 15 87 13 100 2 2 Penyusunan 3 5 Pedlak/Juklak/Jukni s Sosialisasi Kegiatan 5 10 Pelaksanaan Penetapan Kelompok 15 25 (CP/CL, Verifikasi, SK Penetapan Kelompok) Workshop/Penyeles 15 40 aian Dokumen Pencairan Transfer Dana ke 10 50 Rekening Kelompok Pemanfaatan/Pembe lanjaan Dana Bansos 50 100 (dilengkapi dengan laporan) - 40% (20) - 30% (15) - 30% (15) Pembentukan Tim 5 5 Penyusunan 10 15 Instrumen (Pedoman/Petunjuk Kerja/Panduan/Kue sioner, dll) Pelaksanaan 50 65 Kegiatan Pelaporan yang 35 100 menggambarkan analisis capaian output Pembentukan Tim 5 5 21
6 Kajian/Survei melalui Kerjasama Swakelola Dengan Instansi Pemerintah Lain 7 Konstruksi/Banguna n dan fisik lainnya Penyusunan 25 30 Instrumen (Pedoman/Petunjuk Kerja/Panduan/Kue sioner, dll) Pelaksanaan Kegiatan 40 70 Laporan Kegiatan 30 100 yang menggambarkan capaian output Pembentukan Tim 5 5 Perencana dan Pengawas Pembuatan 20 25 Instrumen (Penyusunan TOR, RAB, KAK dan Dokumen Swakelola : MOU, SPK) Pelaksanaan 30 55 Kegiatan Pengawasan 10 65 Expose/Seminar 10 75 Hasil Pelaporan Hasil oleh 25 100 Pihak Ketiga Pembentukan Tim 2 2 Teknis dan Pokja Pengadaan/Tim Pemeriksa dan Penerima Barang dan Jasa Proses 5 7 penunjukan/tender konsultan perencana (s.d. penetapan konsultan) Laporan konsultan 10 17 perencana (termasuk RAB) Persetujuan instansi 3 20 terkait (PU) Proses pelaksanaan 5 25 tender konstruksi (s.d. penetapan pemenang) 22
8 Kegiatan Pelayanan Teknis Peternakan dan Kesehatan Hewan (IB, Vaksinasi, PMSR, Pengobatan, Surveilans, Pengujian, dll) 9 Penerapan Teknologi Perbibitan (Uji Zuriat, Uji Performans, Penetapan Rumpun/Galur Ternak) cat : kecuali kegiatan rumpun galur tidak ada pembuatan MoU Pelaksanaan pembangunan - Pembangunan Pondasi (15) 50 75 - Gedung Utama dan Pendukung (35) Pemeriksaan barang 10 85 dan jasa Serah terima barang dan jasa : 15 100 - Serah terima pertama (10) - Serah terima kedua (setelah pemeliharaan) (5) Catatan : Penilaian/pembobot an diluar penetapan lokasi dan pengurukan lahan Pembentukan Tim 2 2 Pelaksana Penyiapan Database 20 22 Wilayah dan Sasaran Pelayanan Penyusunan SOP 15 37 dan Jadwal Pelaksanaan 50 87 Kegiatan (termasuk pencatatan pelaksanaan kegiatan) Pelaporan yang 13 100 menggambarkan output capaian pelayanan kegiatan Pembentukan Tim 20 20 23
10 Pengawasan Mutu, Penerbitan Surat Keterangan Layak Bibit (SKLB), dll) 11 Pengawasan Mutu Pakan/ (FA/FS)/Pembinaan laboratorium pakan daerah Koordinasi (Pembuatan MoU Pusat, Daerah dan Stakeholders) Pelaksanaan Kegiatan Pelaporan yang menggambarkan capaian output Pembentukan Tim Penilaian Ternak Pelaksanaan Kegiatan (peninjauan lapangan, koordinasi, penilaian kesesuaian ternak terhadap standar) Pelaporan yang menggambarkan capaian output (termasuk penerbitan SKLB) Penyusunan juklak/juknis 20 40 40 80 20 100 15 15 50 65 35 100 5 5 Penyusunan 5 10 Instrumen (panduan) Pertemuan/pengam bilan sampel/penyusunan 25 35 data penggunaan FA/FS Magang/pelatihan 20 55 Koordinasi dengan 10 65 Pusat/instansi terkait Laporan kegiatan 35 100 yang menggambarkan capaian output (termasuk laporan hasil pengujian) 12 Penyusunan NSPK Pembentukan Tim 5 5 Penyusunan Draft 15 20 24
Pelaksanaan Kegiatan Pelaporan yang menggambarkan capaian output (dokumen NSPK) 50 70 30 100 B. Pengukuran Capaian Kinerja Output Fisik Kegiatan Pengukuran capaian kinerja output fisik kegiatan dilakukan dengan memperhatikan capaian output fisik yang mendukung kegiatan tersebut. Jika tahapan suatu kegiatan telah selesai seluruhnya, maka capaian kinerja output selesai 100%. Namun jika masih ada tahapan kegiatan yang belum realisasi maka capaian kinerja output dihitung dengan mengakumulasi jumlah bobot sesuai dengan tahapan kegiatan yang sudah selesai. Apabila tahapan kegiatan tidak tercantum dalam struktur pembobotan maka penilaian capaian output dengan menjumlahkan bobot sub kegiatan sebelum atau sesudahnya. Apabila pada saat pengukuran capaian kinerja output fisik kegiatan belum selesai dilaksanakan dan masih pada tahap pelaksanaan, maka capaian fisiknya sama 25
dengan jumlah kumulatif dari bobot tahapan sebelumnya (yang telah selesai dilaksanakan). Pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari beberapa sub tahapan kegiatan bobotnya tidak boleh dijumlahkan dalam penghitungan, walaupun misalnya tahapan ini sudah dilaksanakan setengahnya. Bobot tersebut baru dijumlahkan apabila seluruh tahapan kegiatan sudah diselesaikan seluruhnya. Sebagai contoh Tabel 1 kegiatan 2, sub tahapan pelaksanaan penetapan kelompok, yang terdiri dari CP/CL, verifikasi dan penerbitan SK penetapan kelompok, maka sub tahapan pelaksanaan penetapan kelompok dapat dinilai 10%, apabila seluruh kelompok kegiatan terealisasi semuanya C. Menghitung Total Capaian Kinerja Output Fisik Kegiatan Setiap kegiatan diberi bobot 100%, sehingga apabila pada satu Satker terdapat 3 kegiatan, total bobot seluruhnya adalah 300%. Total bobot dihitung menggunakan rumus: Total Bobot = Jumlah Kegiatan x 100% 26
Sebagai contoh : suatu Satker terdapat 3 kegiatan yaitu kegiatan A, kegiatan B, dan kegiatan C, maka total bobot ketiganya adalah 3 x 100% = 100% Misalnya pada bulan Maret yang tercapai fisiknya kegiatan A sebesar 50%, maka capaian output Satker tersebut adalah : 50 300 X 100% = 16,67% Bila pada bulan April, apabila kegiatan A sebesar 100%, kegiatan B 35%, maka capaian output Satker (100 + 35) 300 X 100% = 45% Apabila pada bulan Mei seluruh kegiatan (A, B, dan C) pada satuan output fisiknya telah tercapai 100%, maka capaian output Satker tersebut adalah : (100+100+100) X 100% = 100% 300 27
BAB IV PELAPORAN Pelaporan pencapaian kinerja output dilakukan setiap bulan bersamaan dengan pelaporan realisasi serapan anggaran. Mekanisme pelaporannya dijelaskan lebih lanjut pada Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2014. 28
BAB V PENUTUP Dengan disusunnya Panduan Standar Capaian Output Fisik kegiatan ini, diharapkan penanggungjawab kegiatan dapat menggunakannya sebagai acuan dalam mengukur capaian realisasi output fisik kegiatan yang telah dilaksanakan. 29