BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Yusi Rosidah, 2013 PENGARUH METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAPA PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat mutu pendidikan adalah hal yang penting, pembelajaran pun harus

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan upaya yang dilakukan. aspek yang lain yang digunakan untuk mencapai tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah dasar sebagai jenjang paling dasar pada pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha yang dilakukan agar peran pendidikan dapat tercapai, maka kita. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar.

2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki beberapa fungsi dalam kaitan berkomunikasi. Fungsi bahasa dalam

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan dapat membentuk kepribadian seseorang sehingga

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI TERBIMBING BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SLTP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perkembangan dunia pendidikan. Dengan adanya kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ingin cepat maju dan mampu bersaing dengan negara-negara lain

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai posisi yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. dan ada juga yang saling menjatuhkan. Namun sebenarnya mereka saling belajar,

BAB I. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. tadinya tidak terampil menjadi terampil (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau. kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan tersebut sudah diperoleh ketika ia sudah mulai belajar berbicara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan gerbang untuk membentuk karakter masyarakat yang dapat bersifat formal maupun non-formal. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta bertanggung jawab (Trianto, 2011: 1). Untuk tujuan tersebut pelaksanaan pendidikan harus melibatkan berbagai kalangan. Dalam tataran formal telah diketahui fasilitas yang tersedia ialah sekolah. Sekolah sebagai tempat belajar formal merupakan tiang utama pendidikan. Disebut sebagai tiang utama pendidikan karena sekolah merupakan lembaga yang didirikan di tengahtengah masyarakat sebagai lembaga yang berperan langsung untuk melaksanakan pendidikan, dalam hal ini kegiatan belajar mengajar. Sekolah juga menjadi tempat berlangsungnya tumbuh kembang dan perubahan perilaku peserta didik yang juga menjadi salah satu tujuan pendidikan. Selain dijadikan tempat dalam proses belajar mengajar, sekolah juga merupakan tempat bagi siswa untuk melatih kemampuan berinteraksi antar individu yang lebih luas. Misalnya interaksi siswa dengan teman sebaya, interaksi adik kelas, interaksi dengan kakak kelas, serta interaksi dengan para guru dan karyawan sekolah. Sekolah juga memberikan fasilitas untuk pembinaan minat dan bakat siswa sebagai usaha dalam pembentukan karakter yang sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Ketersediaan kegiatan ekstra ini juga sebagai langkah dalam pelatihan keterampilan sosial dan berorganisasi agar siswa dapat siap terjun ke masyarakat sebagai individu yang dapat melaksanakan perannya dengan baik. Kegiatan belajar akan diawali oleh siswa dan guru yang harus datang ke sekolah secara tepat waktu dan melaksanakan proses belajar mengajar sesuai

dengan waktu yang sudah ditentukan atau sesuai dengan jadwal yang ada. Di kelas, guru memberikan materi-materi pelajaran yang harus dipelajari siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Uraian yang diberikan guru diharapkan dapat diterima oleh siswa dengan baik sebagai pengetahuan baru. Dalam prosesnya, setiap siswa yang menjadi pesertanya diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan ilmu baru dengan ikut serta dalam proses belajar di sekolah. Proses belajar sendiri dinilai sebagai suatu kegiatan positif yang dilakukan untuk menambah pengetahuan serta mengubah pola pikir dan sikap seorang individu, dalam hal ini ialah siswa. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalamanpengalaman (Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 12). Pendapat tersebut didukung oleh dengan pendapat Rusman (2010: 1) bahwa: belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui pengalaman. Hal itu menandakan bahwa pembelajaran yang bermakna akan terjadi apabila siswa turut serta terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Tidak hanya duduk, mendengarkan, dan mencatat, tetapi juga ikut serta berperan aktif bertanya, menjawab, menjelaskan, dan mengemukakan pendapat serta gagasan dan ide. Proses pembelajaran yang melibatkan siswa akan menimbulkan pembelajaran bermakna sehingga siswa tidak hanya hadir di dalam kelas tetapi juga merasakan pengalaman dari pembelajaran tersebut. Maka, untuk mencapai suatu menghasilkan proses belajar yang melibatkan siswa secara aktif, guru diharapkan menggunakan metode yang variatif. Dengan demikian diharapkan pembelajaran akan dapat mempengaruhi terjadinya perubahan sikap pada siswa yang menjadi tujuan belajar itu sendiri. Selain pada guru, dalam pembelajaran, siswa juga dituntut untuk melakukan proses berpikir karena salah satu kemampuan hidup yang perlu dikembangkan dalam pendidikan adalah berpikir.

Dalam proses pembelajaran, peneliti menemukan bahwa guru sering memberikan pertanyaan dan kesempatan bertanya atau mengemukakan pendapat pada siswa di tengah-tengah pelajaran. Namun, sesering itu pula siswa tidak menjawab pertanyaan guru atau memilih diam saja ketika guru memberikan kesempatan bertanya. Hal seperti ini sering terjadi dalam proses belajar mengajar. Peristiwa tersebut terjadi karena kemampuan guru dalam memberikan stimulasi kepada siswa menjadi salah satu penyebab munculnya sikap pasif siswa. Proses pembelajaran yang terlalu berpusat pada guru masih menjadi metode andalan yang dapat mematikan aktivitas pembelajaran. Siswa yang merasa bosan akan menjadi acuh terhadap proses pembelajaran. Mereka akan lebih memilih menyimpan suaranya dan melakukan hal-hal yang menurutnya lebih asyik. Rendahnya minat siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat karena masih adanya rasa malu dan ragu-ragu untuk mengungkapkan apa yang ada di pikiran mereka. Selain itu...ada juga yang menganggap topik pembicaraan pada saat pembelajaran kurang menarik dan menantang (Nurjaya, 2002: 109). Hal tersebut membuat sebagian besar siswa menjadi jenuh dan berharap jam pelajaran segera usai. Diskusi yang dilaksanakan menjadi sepi peminat dan tidak ada maknanya. Faktor lainnya disebabkan masih kurangnya keahlian berkomunikasi dengan bahasa Indonesia karena pengaruh bahasa daerah yang kental sehingga siswa kesulitan mengutarakan pertanyaan, gagasan atau idenya. Fenomena rendahnya keterampilan berbicara tersebut merupakan masalah yang sering dihadapi oleh siswa sekolah menengah. Tidak sampai disitu, keterampilan berbicara yang rendah juga membuat minat belajar siswa menjadi rendah karena rendahnya kualitas berkomunikasi mereka kepada guru dan teman sebaya dalam hal belajar. Permasalahan di atas merupakan masalah pembiasaan bertanya, menjawab, dan mengemukakan gagasan yang harus diterapkan dalam setiap pembelajaran. Keterampilan berbicara perlu diasah sebagai modal siswa dalam

kehidupan sosial untuk berinteraksi dengan individu maupun suatu kelompok. Membiasakan siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat akan menumbuhkan keberanian dan mengasah kemampuan public speaking yang dimiliki siswa. Selain menumbuhkan keberanian, keterampilan berbicara harus didukung dengan adanya pengetahuan yang memadai sehingga dapat memicu munculnya cara berpikir kritis dalam diskusi. Dalam pembelajaran sejarah peneliti memilih diskusi sebagai sarana untuk belajar menyuarakan pertanyaan, pendapat, gagasan dan ide siswa yang kebanyakan dipendam dan dibiarkan menjadi imajinasi dalam karung. Seperti yang diutarakan oleh Tjokrodihardjo (2000: 3) dalam Trianto (2011: 124) bahwa: Diskusi digunakan oleh para guru untuk setidaknya 3 (tiga) tujuan pembelajaran yang penting, yaitu: Pertama, meningkatkan cara berpikir siswa dengan jalan membantu siswa membangkitkan pemahaman isi pelajaran. Kedua, menumbuhkan keterlibatan dan partisipasi siswa. Ketiga, membantu siswa mempelajari keterampilan komunikasi dan proses berpikir. Pernyataan di atas secara jelas menyampaikan bahwa diskusi terbukti dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi yang berarti siswa dituntut untuk dapat menguasai kemampuan berbicara secara baik. Dengan melaksanakan metode diskusi yang baik, diskusi dapat melatih keterampilan berbicara siswa agar menjadi lebih baik. Penggunaan metode diskusi dapat digunakan untuk melatih keterampilan berbicara siswa karena dalam diskusi dituntut adanya proses tanya jawab, mengemukakan pendapat, gagasan, serta ide. Trianto (2011) berpendapat bahwa diskusi bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Peneliti sependapat dengan pemikiran Trianto karena diskusi memiliki kelebihan dalam memicu siswa untuk aktif berbicara dalam proses pembelajaran. Diskusi diharapkan akan memberikan peningkatan keterampilan berbicara siswa karena dengan berdiskusi...keterampilan berbicara dapat berkembang secara optimal (Wasimin, 2009: 197). Dengan stimulasi untuk berinteraksi dan bertukar pendapat

dalam diskusi, diharapkan siswa mampu melatih kemampuan berbicara karena... semua aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja (Roestiyah, 2008: 5). Sehubungan dengan pembelajaran sejarah, sejarah memiliki kedudukan dalam tiga hal, yaitu sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai ilmu, dan sejarah sebagai cerita. Sejarah tidak hanya perlu dicatat atau ditampilkan dengan tulisan, tetapi juga fungsi sejarah sebagai cerita menuntut adanya interpretasi peristiwa sejarah secara lisan. Dari beberapa arti kata sejarah, Supardan (2008: 287) mengungkapkan:...dapat disimpulkan bahwa arti kata sejarah sendiri, sekarang ini memiliki makna sebagai cerita, atau kejadian yang benar-benar telah terjadi pada masa lalu. Dalam fungsi dan kedudukan sejarah sebagai cerita, diperlukan keterampilan berbicara untuk melakukan apa yang disebut sebagai oral history. Keterampilan berbicara diperlukan agar pemaparan sejarah tidak kering dan tetap berdasar pada fakta-fakta yang ada. Dari beberapa permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk menuliskan skripsi dengan judul: Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah Kedawung Dalam Pembelajaran Sejarah. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas, terdapat pembagian rumusan masalah yang akan dijadikan sebagai batasan-batasan masalah dalam penelitian, yaitu: 1. Bagaimana kondisi awal pembelajaran siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah Kedawung sebelum diterapkannya metode diskusi untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada mata pelajaran sejarah?

2. Bagaimana perencanaan metode diskusi untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah Kedawung pada mata pelajaran sejarah? 3. Bagaimana pelaksanaan metode diskusi untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah Kedawung pada mata pelajaran sejarah? 4. Apa solusi terhadap kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan metode diskusi untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah Kedawung dalam mata pelajaran sejarah? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian, yaitu: 1. Mendeskripsikan kondisi awal belajar siswa sebelum diterapkan metode diskusi untuk meingkatkan keterampilan berbicara siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah Kedawung pada mata pelajaran sejarah. 2. Menjelaskan perencanaan metode diskusi untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah Kedawung terhadap mata pelajaran sejarah. 3. Menjelaskan pelaksanaan metode diskusi untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah Kedawung terhadap mata pelajaran sejarah. 4. Menjelaskan solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi kendala dari pelaksanaan metode diskusi dalam meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah Kefawung dalam mata pelajaran sejarah.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Bagi Peneliti a. Dapat melatih kemampuan berfikir kritis peneliti dalam menyelesaikan permasalahan di kelas. b. Melatih kemampuan peneliti untuk melakukan penelitian yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang. c. Mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah. 2. Manfaat Bagi Guru a. Membantu guru untuk mengatasi permasalahan yang ada di kelas dan menerapkan solusi penelitian dalam kegiatan belajar-mengajar sehari-hari. b. Menumbuhkan budaya meneliti untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di sekolah. 3. Manfaat Bagi Siswa a. Meningkatkan ketertarikan siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sejarah. b. Meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran sejarah sehingga dapat melakukan pembelajaran yang bermakna. c. Dapat melatih dan meningkatkan kemampuan berbicara dalam pembelajaran sejarah. E. Struktur Organisasi Struktur organisasi atau sistematika penulisan skripsi akan disesuaikan dengan yang tertera pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI 2013, yaitu: Bab I Pendahuluan. Bagian-bagian dalam bab ini ialah latar belakang yang berisi alasan peneliti melakukan penelitian mengenai penerapan metode diskusi

untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Selain itu juga berisi identifikasi dan rumusan masalah berupa pertanyaan-pertanyaan penelitian yang ingin diselesaikan, dan tujuan penelitian yang berisi jawaban dari rumusan masalah. Serta manfaat penelitian yang berisi kemanfaatan skripsi ini bagi peneliti, siswa, dan guru. Terakhir disertai dengan penjelasan struktur organisasi skripsi. Bab II Kajian Pustaka. Dalam bab ini dijelaskan kajian teoritik untuk istilah-istilah penting yang berhubungan dengan penelitian. Kajian teoritis tersebut didapatkan dari literatur-literatur yang dianggap relevan dengan penelitian. Interpretasi peneliti akan dihubungkan dengan teori dan hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya. Bab III Metode Penelitian. Bab ini berisi pemaparan secara rinci mengenai lokasi dan subjek penelitian, desain dan metode penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Disini akan dipaparkan mengenai pengolahan data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, dan membahas keseluruhan proses penelitian dan hasil temuan di lapangan serta pengolahan datanya. Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis penelitian mengenai penerapan diskusi untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Serta pendapat dan rekomendasi dari orang-orang yang menggunakan hasil penelitian tersebut.