KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORA T JENDERAL PERBENDAHARAAN

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN

: s /PB/2014 : Penting/Segera : 1 (satu) Berkas : Perubahan Akun Belanja Barang Persediaan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REKAPITULASI TARGET PNBP KEMENTERIAN/LEMBAGA TA

PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TABEL 2 RINGKASAN APBN, (miliar rupiah)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

2015, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 85,

SURAT EDARAN Nomor SE/05/I/2015. tentang

SURAT EDARAN Nomor : SE/07/I/2015 TENTANG

-2- Operasional, (v) Laporan Arus Kas, (vi) Laporan Perubahan Ekuitas, dan (vii) Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Realisasi APBN menggambarkan p

I. UMUM. Saldo...

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN

NOTA DINAS Nomor : ND 6/D4/1/2017 Tanggal : 16 Januari 2017

TABEL 4 * JUMLAH TENAGA PENGADAAN BERSERTIFIKAT DI PUSAT

ffi SALINAN Dalam rangka melanjutkan pengendalian dan pengamanan pelaksanaan Untuk bphn.go.id

No Pemerintahan (SAP) berbasis akrual dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis ak

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum, Wr. Wb.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN-P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia?

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

contoh : contoh :

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN. BPK: Wajar Dengan Pengecualian atas LKPP Tahun 2012

2016, No Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TENTANG PEMBAGIAN TUGAS DI KEDEPUTIAN BADAN PENGAW

MENTERI KEUANGAN R I

DATA POKOK APBN

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORA T JENDERAL PERBENDAHARAAN

KONFIGURASI KEANGGOTAAN DPR 560 ANGGOTA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DATA POKOK APBN-P 2006 DAN APBN 2007 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2015 tentang

Menteri Keuangan RI KLASIFIKASI MENURUT ORGANISASI

Denpasar, 25 November Oleh : R. Wiwin Istanti, S.E., Ak., M.Laws Kakanwil DJPB Prov. Bali

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

EAS SISTEM AKUNTANSI HIBAH. Dit.EAS DITJEN PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Laporan Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian per 31 Desember 2012

BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN

PAGU ALOKASI ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TA 2015

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA

PENGELUARAN NEGARA. Batas Waktu Pengajuan Data Kontrak dan Penerbitan NRK

Klasifikasi LNS Berdasarkan K/L Terkait Jumat, 09 Juni 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

POIN PENTING SATUAN KERJA DALAM MENGHADAPI AKHIR TAHUN ANGGARAN 2016

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI

BAGIAN ANGGARAN 007 RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-3- BAB I KETENTUAN UMUM

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengundang Saudara untuk hadir dalam Seminar yang akan dilaksanakan pada:

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

2017, No tentang Kebijakan Akuntansi Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak atas Informasi Cuaca untuk Penerbangan pada Badan Meteorologi, Klima

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN TUGAS DAN FUNGSI KABINET KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Whistleblowing System dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah)

Transkripsi:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORA T JENDERAL PERBENDAHARAAN GEDUNG PRIJADI PRAPTOSUHARDJO I,LANTAI JALAN LAPANGAN BANTENG TIMUR NO. 2-4 JAKARTA 10710 TELEPON (021) 3449230 PSW 5200 FAKSIMILE (021) 3846402 Nomor Sifat Lampiran Hal : S- 928~/PB/2013?-o Desember 2013 : Penting/Sangat Segera : 1 (Satu) berkas : Kebijakan Akuntansi atas Transaksi pada Akhir Tahun Anggaran Dalam Rangka Penyusunan LKKL Tahun 2013 Sehubungan dengan penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) Tahun 2013, terlampir kami sampaikan perlakuan akuntansi atas transaksi akhir tahun anggaran yang terkait dengan penyisihan Piutang PNBP yang kemudian dibayar lunas setelah tanggal neraca, jaminan jaminan pemeliharaan. penyelesaian pekerjaan dan Harjowiryonol 590606 198312 001 Tembusan: 1. Direktur Jenderal Kekayaan Negara; 2. Auditor Utama Keuangan Negara I, BPK RI; 3. Auditor Utama Keuangan Negara II, BPK RI; 4. Auditor Utama Keuangan Negara III, BPK RI; 5. Para Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan; 6. Para Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.

Lampiran Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nemer : S- 9~~ IPB/2013 Tanggal : :J-vDesember 2013 1. Sekretaris Jenderal MPR RI 2. Sekretaris Jenderal DPR RI 3. Sekretaris Jenderal BPK RI 4. Sekretaris Jenderal Mahkamah Agung RI 5. Jaksa Agung Muda Pembinaan Kejaksaan Agung RI 6. Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara RI 7. Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri RI 8. Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri RI 9. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI 10. Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM RI 11. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan RI 12. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian RI 13. Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian RI 14. Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan SDM RI 15. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan RI 16. Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI 17. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI 18. Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI 19. Sekretaris Jenderal Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI 20. Sekretaris Jenderal Kementerian Sesial RI 21. Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan RI 22. Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan RI 23. Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum RI 24. Sekretaris Kementerian Keerdinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan R! 25. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI 26. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI 27. Sekretaris Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI 28. Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara RI 29. Sekretaris Kementerian Riset dan Teknologi RI 30. Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup RI 31. Sekretaris Kementerian Keperasi dan UKM RI 32. Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI 33. Sekretaris Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI 34. Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara 35. Sekretaris Utama Lembaga Sandi Negara 36. Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasienal 37. Sekretaris Utama Badan Pusat Statistik 38. Sekretaris Utama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasionall BAPPENAS 39. Sekretaris Utama Badan Pertanahan Nasional 40. Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional 41. Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika RI 42. Wakil Kepala Kepolisian Negara RI 43. Sekretaris Utama Badan Pengawas Obat dan Makanan 44. Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional 45. Sekretaris Utama Badan Koordinasi Penanaman Modal 46. Sekretaris Utama Badan Narkotika Nasional 47. Sekretaris Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal RI

48. Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 49. Sekretaris Jenderal Komnas HAM 50. Sekretaris Utama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika 51. Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum 52. Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi RI 53. Wakil Kepala Bidang Administrasi PPATK 54. Sekretaris Utama Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia 55. Sekretaris Utama Badan Tenaga Nuklir Nasional 56. Sekretaris Utama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 57. Sekretaris Utama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 58. Sekretaris Utama Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional 59. Sekretaris Utama Badan Standardisasi Nasional 60. Sekretaris Utama Badan Pengawas Tenaga Nuklir 61. Sekretaris Utallia Lembaga Administrasi Negara 62. Sekretaris Utama Arsip Nasional RI 63. Sekretaris Utama Badan Kepegawaian Negara 64. Sekretaris Utama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan 65. Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan RI 66. Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat RI 67. Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga RI 68. Sekretaris Jenderal Komisi Pemberantasan Korupsi 69. Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah RI 70. Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial RI 71. Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana 72. Sekretaris Utama BNP2TKI 73. Sekretaris Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo 74. Sekretaris Utama Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 75. Sekretaris Utama Badan SAR Nasiona: 76. Sekretaris Jenderal Komisi Pengawas Persaingan Usaha 77. Sekretaris Badan Pelaksana Badan Pengembangan Wilayah Suramadu 78. Sekretaris Jenderal Ombudsman RI 79. Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan 80. Wakil Kepala BPKPB dan Pelabuhan Bebas Batam 81. Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme 82. Wakil Sekretaris Kabinet 83. Kepala Sekretariat Badan Pengawas Pemilu 84. Direktur Umum Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia 85. Direktur Umum Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia 86. Wakil Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang

Lampiran Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S- 9'L-8Jf IPB12013 Tanggal ::1-0 Desember 2013 PERLAKUAN AKUNTANSI BEBERAPA AKUN NERACA UNTUK PENYUSUNAN LKKL DAN LKPP TA 2013 1. Penyajian Penyisihan Piutang Tidak Tertagih PNBP pada LKKL terhadap piutang yang kemudian dibayar lunas setelah tanggal Neraca. Piutang per 31 Desember 2013 yang pelunasannya dilakukan pada awal tahun 2014 saat penyusunan laporan Keuangan Tahun 2013 baik Audited maupun Unaudited disisihkan sesuai dengan kualitas piutang berdasarkan ketentuan PMK Nomor: 201/PMK.06/2010 tentang Kualitas Piutang pada Kementerian Negaral lembaga dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tak Tertagih. Contoh: Pada tanggal 31 Desember 2013 berdasarkan pencatatan Kartu Piutang, Satker PQR pada Kementerian UVW masih mempunyai Piutang sebesar Rp10.000.000 yang akan jatuh tempo pad a tanggal 28 Februari 2014. Kemudian piutang tersebut dilunasi dengan setoran masing-masing pada tanggal 20 Januari 2014 sebesar Rp6.000.000 dan pada tanggal 10 Februari 20-14 sebesar Rp4.000.000, sehingga pada saat proses penyusunan laporan Keuangan Tahun 2013 piutang dimaksud telah terbayar lunas. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka piutang di Neraca Satker PQR per 31 Desember 2013 disisihkan sebesar Rp50.000 (5%0 X Rp10.000.000). Atas transaksi pelunasan piutang tersebut, diungkapkan secara memadai dalam CalK. 2. Jaminan Penyelesaian Pekerjaan Sesuai dengan Pasal 20 Perdirjen Perbendaharaan Nomor 42/PB/2013 tentang langkah-iangkah Dalam Menghadapi Akhir Tahun Anggaran 2013, apabila pelaksanaan pekerjaan tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan 100%, namun telah dibafar 100%, maka: 1. PPK menyampaikan surat pernyataan tertulis bahwa Pekerjaan tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan 100% dilengkapi dengan BAPP dan BAP terakhir kepada Kepala KPPN mitra kerjanya, paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak masa kontrak berakhir. 2. Kepala KPPN pad a hari kerja berikutnya setelah menerima surat pernyataan tersebut, mengajukan klaim pencairan jaminan/garansi bank untuk untung kas negara sebesar persentase pekerjaan yang tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan. Perlakuan akuntansi terkait dengan kejadian tersebut diatur sebagai berikut: a. Apabila penyampaian surat pernyataan tertulis, klaim, pencairan jaminan/garansi bank dan penyetorannya ke Kas Negara dilakukan sampai dengan 31 Desember 2013, maka: Pencairan jaminan/garansi bank tersebut dicatat sebagai pengembalian belanja tahun berjalan (menggunakan kode akun belanja bersangkutan) pada lra TA 2013 sebesar persentase pekerjaan yang tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan, dengan jurnal sebagai berikut: (0) 11561x Piutang dari KUN (K) 5xxxxx Belanja.._..

Lampiran Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-9'J.fJ.l IPB12013 Tanggal :J...() Desember 2013 Konstruksi Dalam Pengerjaan/Aset Tidak Berwujud Dafam Pengerjaan disajikan sebesar nilai kontrak dikurangi pengembalian befanja apabila pekerjaan dimaksud menghasilkan Aset Tetap/Aset Lainnya. b. Apabila surat penyampaian pernyataan tertulis dan klaim pencairan jaminan/garansi bank dilakukan setelah tanggal 31 Desember 2013 sebesar persentase pekerjaan yang tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan, maka: Piutang PNBP pada Neraca per 31 Desember 2013 disajikan sebesar persentase pekerjaan yang tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan, dan pencairan jaminan/garansi bank tersebut dicatat sebagai pendapatan anggaran lain-lain pada LRA TA 2014 5ebesar persentase pekerjaan yang tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan. Piutang PNBP per 31 Desember disisihkan dengan kualitas lancar. Jurnal untuk mencatat Piutang PNBP per 31 Desember 2013 adalah: (D) 115211 (K) 311311 Piutang PNBP Cadangan Piutang Pencairan jaminan/garansi bank tersebut sebagai pendapatan Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL (423913) pada LRA TA 2014 sebesar persentase pekerjaan yang tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan. Konstruksi dalam Pengerjaan/Aset Tidak Berwujud dafam Pengerjaan disajikan sebesar nilai kontrak dikurangi Piutang PNBP apabila pekerjaan dimaksud menghasilkan Aset Tetap/Aset Lainnya. 3. Jaminan Pemeliharaan a) Sesuai dengan dengan Pasal 19 Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER- 42/PB/2013 tentang Langkah-Langkah Dalam Menghadapi Akhir Tahun Anggaran 2013, disehutkan bahwa "Penerbitan SP2D untuk pembayaran biaya pemeliharaan 5% dan nilai kontrak (retensi), diatur sebagai berikut: 1 Pelaksanaan pekerjaan harus sudah selesai 100%. 2 Untuk masa pemeliharaan sampai dengan Akhir Tahun Anggaran 2013 atau yang melampaui tahun anggaran 2013, biaya pemeliharaan dapat dibayarkan pad a tahun anggaran 2013 dengan dilampiri jaminan pemeliharaan yang diterbitkan oleh bank umum atau perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian/surety bond yang telah disahkan oleh PPK, minimal sebesar jumlah tagihan dan masa berlakunya berakhir bersamaan dengan masa pemeliharaan serta mencantumkan nomor dan tanggal jaminan banklasuransi pada uraian SPM berkenaan. 3 SPM retensi dapat diterbitkan tersendiri/terpisah atau disatukan dengan SPM pembayaran angsuran/termin atas prestasi pekerjaan fisiko b) Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pembayaran termin terakhir atas penyerahan pekerjaan yang telah selesai dari Pihak Ketiga dapat dilakukan melalui pembayaran sebesar 100 % dari nilai kontrak dan penyedia barang/jasa harus menyerahkan jaminan pemeliharaan (sebesar jumlah tagihan pemeliharaan) yang diterbitkan oleh bank umum atau perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugianlsurety bond yang telah disahkan oleh PPK, minimal sebesar jumlah tagihan, dan masa berlakunya berakhir bersamaan dengan masa pemeliharaan.

Lampiran Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-!j'2-8Jf IPB12013 Tanggal 20 Desember 2013 c) Berdasarkan hal-hal tersebut, maka atas jaminan pemeliharaaanl garansi bank sebagaimana huruf b tidak perlu disajikan di dalam Neraca, namun cukup diungkapkan secara memadai di dalam Catatan atas Laporan Keuangan pada penjelasan atas Pos Belanja. d) Perolehan asetnya dicatat sebagai aset definitif. Namun, jika ternyata dalam masa pemeliharaan pihak ketiga wanprestasi, maka jaminan pemeliharaan dicairkan dan disetor sebagai pendapatan lain-lain (423999). Setoran pencairan jaminan pemeliharaan tersebut tidak mengurangi nilai aset tetap definitif.