ILMU RASM Al-QUR AN. Oleh : Djamilah Usup ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBAHASAN. Makalah Ulumul Qur an : Rasm Al-Qur an hal [1]

RASM UTHMANI; HUBUNGANNYA DALAM BIDANG ILMU QIRAAT Oleh: Norazman bin Alias Abdul Muhaimin bin Ahmad Muhammad Hafiz bin Saleh

MAKALAH QOWAIDUL IMLA AZ-ZIYADAH ALIF PENAMBAHAN ALIF )

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

OLEH. MUHAMMAD AJI NUGROHO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MUSHAF UTSMANI Sejarah Ringkas, Metode Penulisan dan Riwayat Hafsh

URGENSI LAJNAH PENTASHIH AL-QUR AN DI INDONESIA 1 Oleh : FAIZAH ALI SYIBROMALISI

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

BAB 1. Allah SWT telah memerintahkan kepada kaum muslimin untuk. memperhatikan Al-Qur an dengan membacanya, mentadabburinya, dan

Tulisan & Tanda Mushhaf

MAKALAH ALIF LAYYINAH DI TENGAH KATA

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

ILMU QIRO AT DAN ILMU TAFSIR Oleh: Rahmat Hanna BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an sebagai kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW

PENGERTIAN dan HUKUM ILMU TAJWID

sehingga tidak terjadi penafsiran yang bertentangan dengannya. Namun penjelasan nabi tersebut tidak banyak yang kita ketahui. Sampai saat ini, bukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

KRITERIA DAN KETENTUAN QIRA AT AL-QUR AN. M. Ridha DS Dosen Jurusan Syari ah dan Ekonomi Islam STAIN Kerinci

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan sesuai harakat, makhraj, dan tajwidnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

MAKALAH. Hamzah di Tengah Kalimat

UMMI> DALAM AL-QUR AN

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al-

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam adalah salah satu dari empat kitab

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Kontroversi Mushaf Ustmani

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB IV ANALISIS SIYASAH DUSTURIYAH TERHADAP PENYELENGGARAAN SISTEM PRESIDENSIAL DENGAN FORMAT KOALISI

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

Faedah Kisah-kisah Qur ani FAEDAH KISAH-KISAH QUR ANI

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

QIRA AT AL-QUR AN (Makna dan Latar Belakang Timbulnya Perbedaan Qira at)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roswilda Hadianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abudin Nata, Al-Qur an dan Hadits, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm.55-56

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

KALAM INSYA THALABI DALAM AL-QUR AN SURAT YUNUS (STUDI ANALISIS BALAGHAH) ARTIKEL. Oleh: DAHLIANI RETNO INDAH PURWANTI NIM: I1A213002

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu al-qur an juga merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk umat Islam dalam

`BAB I A. LATAR BELAKANG

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 24 Tahun 2012 Tentang PEMANFAATAN BEKICOT UNTUK KEPENTINGAN NON-PANGAN

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

AL-NAKIRAH WA AL-MA RIFAH

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

A. Kasih Sayang Nabi Muhammad saw.

Istiqomah. Khutbah Pertama:

BAB I PENDAHULUAN. yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhammad SAW. Kitab suci

Hak Cipta Terpelihara :

Mengapa Al-Quran Diturunkan Berbahasa Arab

SISTEMATIKA AYAT DAN SURAH AL-QUR AN. Fatirawahidah (Dosen Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Kendari)

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

Mazhab menurut bahasa: isim makan (kata benda keterangan tempat) dari akar kata dzahab (pergi) (Al-Bakri, I ânah ath- Thalibin, I/12).

STRATEGI BIMBINGAN QIRA AT SAB AH

MAKALAH ALIF LAYYINAH. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Qowaidul Imla Dosen Pengampu: M. Mas ud, S.P.I.

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

Bukti Cinta Kepada Nabi

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

BAB I PENDAHULUAN. dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 23 Tahun 2012 Tentang MENYEMIR RAMBUT

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu-ilmu al-quran Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 37.

SEJARAH PENULISAN DAN PEMELIHARAAN AL-QUR AN PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW DAN SAHABAT

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 52 Tahun 2012 Tentang HUKUM HEWAN TERNAK YANG DIBERI PAKAN DARI BARANG NAJIS

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Edisi 02/ I/ Dzulhijjah/ 1425 H Januari/ 2005 M)

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN

MAKALAH HAMZAH DIAWAL KALIMAT

HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA. Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN

PROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KELAS I SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( )

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BEBERAPA BUKTI KERASULAN MUHAMMAD SAW البشارات دالئل نبوة محمد صلى هللا عليه حسية المعجزات

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Surat Untuk Kaum Muslimin

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi

BAB I PENDAHULUAN. Surat al-baqarah ayat 2 yang artinya: Kitab (al-quran) ini tidak ada keraguan. padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dalam kegiatan komunikasi ini manusia menyampaikan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2005), hlm. 23. Penerbit Diponegoro, 2008), hlm Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an, (Jakarta: Bumi

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERSYARATAN TEKNIS DAN SANKSI HUKUM MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR YANG

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Abd al-azhim al-zarqanî, Manâhil al-irfân fî Ulûm al-qur ân, Isa al-babi alhalabî, t.t., t.t, Juz 1, hlm.

Transkripsi:

ILMU RASM Al-QUR AN Oleh : Djamilah Usup ABSTRAK Ilmu rasm Al-Qur an yaitu ilmu yang mempelajari tentang penulisan mushat Al- Qur an yang dilakukan dengan cara khusus, baik dalam penulisan lafal-lafalnya maupun bentuk-bentuk huruf yang digunakannya. Penulisa Al-Qur an pada masa Nabi Muhammad Saw. Dilakukan oleh para sahabatsahabatnya baik dalam penulisannya maupun urutannya dengan tujuan untuk menyatukan kaum muslimin pada satu macam mushab dengan meyeragamkan bacaan serta menyatukan tertip susunan ayat-ayatnya. Dengan demikian tidak terjadi perbedaan pemahaman antara mushab dengan mushab yang lain. Kata kunci : Ilmu rasm al-qur an A. Pendahuluan Al-Qur an sebagai kitab suci terakhir di maksutkan untuk menjadi petunjuk, bukan saja bagi anggota masyarakat tempat kitab ini diturunkan, tetapi juga bagi seluruh masyarakat manusia hingga akhir zaman. Al-Qur an juga merupakan salah satu sumber hokum islam yang menduduki peringkat teratas 1 Dan seluruh ayatnya berstatus qat I al-qurud yang diyakini eksistensinya sebagai wahyu dari Allah swt. 2 Dengan demikian, autentitas serta orsanilitas al-qur an benar-benar dapat di pertanggung jawabkan, karena ia merupakan wahyu Allah baik dari segi lafadz maupun dari segi maknanya. 1 Abdull Wahab Khallaf, Ilmu ushul al-fiqh, (Cet. I Mesir:Maktabah al-da wa al-islamiyah, 1968), h.21 2 Ibid. h 34

Sejak awal hingga akhir turunnya, seluruh ayat Al-Qur an telah ditulis dan di dokumentasikan oleh para juru tulis wahyu yang ditunjuk oleh rasulullah saw 3. Disamping itu seluruh ayat-ayat Al-Qur an dinukilkan atau diriwayatkan secara mutawatir baik secara hafalan maupun tulisan. Dalam pada itu, Al-Qur an sebagai yang dimiliki umat Islam sekarang, ternyata telah mengalami proses sejarah yang cukup unik dalam upaya penulisan dan pembukuannya. Pada masa Nabi saw, Al-Qur an belum ditulis dan dibukukan dalam satu mushaf. Ia baru ditulis pada kepingan-kepingan tulang pelepah-pelepah kurmna, dan batu-batu sesuai dengan kondisi peradaban masyarakat waktu itu yang belum mengenal adanya alat tulis menulis seperti kertas. Untuk mengfungsikan al-qur an dan memahami isi serta kandungan maka diperlukan suatu ilmu yang terkait. Salah satunya adalah ilmu Rasm Al-Qur an B. Pembahasan I. Pengertian rasm Al-QUr an Rasm berasal dari kata rasama, yarsamu, rasma, yang berarti menggambar atau melukis. 4 Kata rasm ini juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang resmi atau menurut aturan. 5 Jadi rasm berarti tulisan atau penulisan yang yang mempunyai metode tertentu. Adapun yang dimaksut rasm dalam makala ini adalah pola penulisan Al-Qur an yang digunakan Usma bin Affan dan sahabat-sahabatnya ketika menulis dan membukukan al-qur an. II. Sejarah Perkembangan rasm al-qur an Pada mulahnya mushaf para sahabat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya mereka mencatat wahyu al-qur an tanpa pola penulisan standar, karena umumnya dimaksutkan hanya untuk kebutuhan pribadi, tidak direncanakan akan diwariskan kepada generasi sesudahnya. Di zaman Nabi saw, al-qur an ditulis pada benda-benda sederhana, seprti kepingankepingan batu, tulang-tulang kulit unta dan pelepah kurma. Tulisan AL-Qur an ini masih 3 Hasanuddin AF, Analomi Al-Qur an perbedaan Qira at dan pengaruhnya terhadap istimbath hokum dalam al- Qur an, (Cet. I; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), h.2. 4 Ahmad Warson Munawir, Kamus al-munawir, (Yogyakarta: t.tp. 1954),h.533 5 Moenawir Khalil, al-qur an dari masa kemasa (Cet. IV; Soloh:CV RAmdani, 1985),h.27-28

terpencar-pencar dan belum terhimpun dalam sebuah msuhaf dan disimpan dirumah Nabi saw. Penulisan ini bertujuan untuk membantu memelihara keutuhan dan kemurnian Al- Qur an. Di zaman Abu Bakar, Al-Qur an yang terpancar-pancar itu di salin kedalam shuhuf (lembaran-lembaran). Penghimpunan Al-Qur an ini dilakukan Abu Bakar setelah menerima usul dari Umar ibn al-kattab yang khawatir akan semakin hilangnya para penghafal Al- Qur an sebagaimana yang terjadi pada perang yamamah yang menyebabkan gugurnya 70 orang penghafal Al-Qur an. Karena itu, tujuan pokok dalam penyalinan Al-Qur an di zaman Abu Bakar masih dalam rangka pemeliharaan agar jangan sampai ada yang terluput dari Al- Qur an. 6 Di zaman khalifah Usman bin Affan, Al-Qur an disalin lagi kedalam beberapa naskah. Untuk melakukan pekerjaan ini, Utsman membentuk tim 4 yang terdiri dari Zaid bin Tsabit, Abdullah Ibn Az-Zubair, Saad Ibn al-ash, dan Abd al-rahman Abd al_harits. Dalam kerja penyalinan Al-Qur an ini mereka mengikuti ketentuan-ketentuan yang disetujui oleh Khalifah Usman. Di antara ketentuan-ketentuan itu adalah bahwa mereka menyalin ayat berdasarkan riwayat mutawatir, mengabaikan ayat-ayat Mansukh dan tidak diyakini dibaca kembali dimasa hidup Nabi saw. Tulisannya secara maksimal maupun diakomodasi ira at yang berbeda-beda, dan menghilangkan semua tulisan sahabat yang tidak termasuk ayat Al-Qur an. Para penulis dan para sahabat setuju dengan tulisan yang mereka gunakan ini. Para ulama menyebut cara penulisannya ini sebagai rasm al-mushaf. Karena cara penulisan disetujui oleh Usman sehingga sering pula dibangsakan oleh Usman. Sehingga mereka sebut rasm Usman atau rasm al-usmani. Namun demikian pengertian rasm ini terbatas pada mushaf oleh tim 4 di zaman Usman dan tidak mencakup rasm Abu Bakar pada zaman Nabi saw. Bahkan,Khalifah Usman membakar salinan-salinan mushaf tim 4 karena kawatir akan beredarnya dan menimbulkan perselisihan dikalangan uman Islam. Hal ini nanti membuka peluang bagi ulama kemudian untuk berbeda pendapat tentang kewajiban mengikuti rasm Usmani. Tulisan ini yang tersebar di dunia dewasa ini. 7 6 Ramli Abdul Wahid, Ulum Al-Qur an, Edisi revisi (Cet. IV; Jakarta.P.T. Grafindo Persada, 2002),h.31. 7 Ibid. h.30-31

III. Pola Hukum dan Kedudukan Serta Pendapat Ulama tentang rasm Al-Qur an. Kedudukan rasm Usmani diperselisihkan para ulama, pola penulisan tersebut merupakan petunjuk Nabi atau hanya itjtihad kalangan sahabat. Adapun pendapat mereka sebagai berikut: Kelompok pertama (Jumhur Ulama) berpendapat bahwa pola rasm Usmani bersifat tauqifi dengan alasan bahwa para penulis wahyu adalah sahat-sahabat yang ditunjuk dan dipercaya Nabi saw, dan para sahabat tidak mungkin melakukan kesepakatan (ijma ) dalam hal-hal yang bertentangan dengan kehendak dan restu Nabi. Bentuk-bentuk inkonsentensi didalam penulisan AL-Qur an tidak bisa dilihat hanya berdasarkan standar penulisan baku, tetapi dibalik itu ada rahasia yang belum dapat terungkapsecra keseluruhan. Pol penulisan tersebut juga dipertahankan para sahabat dan tabi in. 8 Dengan demikian menurut pendapat ini hokum mengikuti rasn Usmani adalah Wajib, dengan alasan bahwa pola tersebut merupakan petunjuk Nabi ( taufiqi). pola itu harus dipertahankan meskipun beberapa diantaranya menyalahi kaidah penulisan yang telah dibakukan. Bahkan imam Ahmad Ibn Hambal dan Imam Malik berpendapat bahwa haram hukumnya menulis Al-Qur an menyalahi rasm Usmani. Bagaimanapun, pola tersebut sudah merupakan kesepakatan ulama mayoritas (Jumhur Ulama). Kelompok Kedua berpendapat, bahwa pola penulisan di dalam rasm Usmani tidak bersifat taufiqi, tetapi hanya bersifat ijtihad para sahabat. Tidak ditemukan riwayat Nabi mengenaiketentuan pola penulisan wahyu. Bahkan sebuah riwayat yang dikutip oleh rajab Farjani. Sesungguhnya Rasulullah SAW. Memerintahkan menulis Al-Qur an, tetapi tidak memberikan petunjuk teknis penulisannya, dan tidak melarang menulisnya dengan pola-pola tertentu. Karena itu ada perbedaan model-model penulisan Al-Qur an dalam mushaf-mushaf mereka. Ada yang menulis suatu lafaz Al-Qur an sesuai dengan bunyi lafaz itu, ada yang menambah atau menguranginya, karena mereka tau itu hanya cara. Karena itu dibenarkan menulis mushaf dengan pola-pola penulisan masa lalu atau pola-pola baru. 9 Lagi pula, seandainya itu petunjuk nabi, rasm itu akan disebut rasn Nabi, bukan rasn Usmani. Belum lagi kalau ummi diartikan sebagai buta huruf, yang berarti tidak mungkin 8 M.Quraish Shihab, dkk., Sejarah dan ulum Al-Qur an, (Cet. III; Jakarta Pustaka Firdaus, 2001), h. 95. 9 Lihat, Muhammaad Rajab Farjani, Kaifa nata Abbad Ma a ai-mushaf (t.tp. Daar al-i Tisham.1978),h.166.

petunjuk teknis dari Nabi. Tidak perna ditemukan suatu riwayat, baik dari Nabi maupun sahabat bahwa pola penulisan Al-Qur an itu bersumber dari petunjuk Nabi. Kelompok ini pula berpendapat bahwa tidak ada masalah juka Al-Qur an ditulis dengan pola penulisan standar ( rasm Imla i). soal penulisan diserahkan kepada pembaca, kalau pembaca merasa lebih muda dengan rasm imla I, ia dapat menulisnya denga pola tersebut, karena pola penulisan itu symbol pembacaan, dan tidak mempengaruhi makna Al- Qur an. 10 Sehubungan ini, mereka menyatakan sebagai berikut: sesungguhnya bentuk dan model penulisan itu tidak lain hanyalah merupakan tanda atau symbol. Karena itu segala bentuk serta model tulisan Al-Qur an yang menunjukan arah bacaan yang benar, dapat dibenarkan. Sedangkan rasm Usmani yang menyalahi rasm Imla I sebagaimana kita kenal, menyulitkan banyak orang serta bisa mengakibatkan berat dan kacau bagi pembaca. Kelompok ketiga Mengatakan, bahwa penulisan Al-Qur an dengan rasm Imla I dapat dibenarkan, tetapi kusus bagi orang awam. Bagi para ulama atau yang memahami rasm Usmani, tetap wajib mempertahankan keaslian rasm tersebut. Pendapat ini diperkuat al-zarqani dengan mengatakan bahwa rasm Imla I diperlukan untuk menghindarkan umat dari kesalahan membaca Al-Qur an, sedang rasm Usmani diperlukan untuk memelihara keaslihan msuhaf Al-Qur an. 11 Tampaknya pendapat yang ketiga ini berupaya mengkompromikan antara dua pendapat terdahulu yang bertentangan. Di satu pihak mereka ingin melestarikan rasm Usmani, sementara dipihak yang lain mereka menghendaki dilakukannya penulisan Al-Qur an dengan rasm Imla I untuk memberikan kemudahan bagi kaum muslimin yang kemungkinan mendapat kesulitan membaca Al-Qur an dengan rasm Usmani. Dan pendapat ketiga ini lebih moderat dan lebih sesuai dengan kondisi umat. Memang tidak tidak ditemukan nashditemukan nash yang jelas diwajibkan penulisan Al-Qur an dengan rasm Usmani. Namun demikian, kesepakatan para penulis Al-Qur an dengan rasm usmani harus di indahkan dalam pengertian menjadikannya sebagia rujuan yang keberadaannya tidak bole hilang dari masyarakat islam. Sementara jumlah umat islam dewasa ini cukup besar dan tidak menguasai rasm Usmani. Bahkan, tidak sedikit jumlah umat islam yang tidak mampu membaca aksara arab. Mereka membutuhkan tulisan lain untuk membantu 10 ibid 11 M>Quraish op.cit h 89

mereka agar membaca ayat-ayat Al-Qur an, seperti tulisan latin. Namun demikian, Al-Qur an dengan rasm Usmani harus dipelihara sebagai sandar rujukan ketika dibutuhkan. Demikian juga tulisan ayat-ayat Al-Qur an dalam karya imiah, rasm Usmani mutlak diharuskan karena statusnya suda masuk dalam kategori rujuakn dan penulisannya tidak mempunyai alasan untuk mengabaikannya. Dari ketiga pendapat diatas penulis lebih cenderung menyatakan, bahwa untuk penulisan Al-Qur an secara utuh sebagai kitab suci umat Islam, mmesti mengikuti dan berpedoman kepada rasm usmani, hal ini mengingat pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1. Agar umat Islam diseluruh dunia memiliki kitab suci yang seragam dalam pola penulisannya, sesuai dengan pedoman aslinya. 2. Pola penulisan Al-Qur an dengan rasm Usmani, kalaupun tidak bersifat taifiqi minimal telah merupakan ijma atau kesepakatan para sahabat Nabi. Ijla sahabat memiliki kekuatan hokum tersebut yang wajib diikuti, termasuk dalam penulisan Al-Qur an dengan rasm Usmani (bila dimaksutkan sebagai kitab suci secara utuh). 3. Pola penulisan Al-Qur an berdasarkan rasm Usmani boleh dikatakansebagian besar sesuaidengan kaidah-kaidah rasm Imla I dan hanya sebagian kecil saja yang menyalahi atau beerbedadengan rasm Imla i. IV. Kaidah-kaidah rasm Usmani Mushaf Usmani ditulis menurut kaidah-kaidah tulisan tertentu yang berbeda dengan kaidah tulisah imlak. Para ulama merumuskan kaidah-kaidah tersebut menjadi enam istilah. 12 1). Kaidah Buang (al-hadzf). a. Membuang atau menghilangkan huruf alif: 1. dari ya nida (ya seru) 2. dari ha tanbi (ha menarik perhatian) 3. dari kata na, 12 Muhammad Ibnu Abdillah Al-Zarqazi, al-burhan fi Ulum Ai-Qur an, (Jilid I, Cairo: Maktabah: Isla al-babi al- Halabi wa syirkah, 1972), h.376-403.

4. dari lafal Allah 5. dari dua kata Arrohman dan sabbihun 6. sesudah huruf lam 7. Dari semua bentuk musanna (dual) 8. dari semua bentuk jamak shahih, baik muzakkir maupun muannas 9. dari semua bentuk jamak yang setimbang 10. Dari semua kata bilangan 11. Dari basmalah b. Membuang huruf ya Huruf ya dibuang dari setiap manqushah munawwan, baik berbaris raf maupun jar a. Membuang huruf waw Huruf waw dibuang apabila bergandengan dengan waw juga d. membuang huruf lam 2). Kaidah Penambahan (al-ziyadah) Penambahan (al -ziyadah) disini berarti penambahan huruf alif atau ya atau hamza pada kata-kata tertentu. a. Penambahan huruf alif 1. sesudah waw apda akhir setiap isim jama kata benda berbentuk jamak atau mempunya hokum jamak 2. Penambahan huruf alif sesudah hamza (hamza yang ditulis di atas rumah waw) b. Penambahan huruf ya 3. Kaidah Hamzah (al-hamzah)

Apabilah hamzah berharakat (berbaris) sukun (tanda mati), maka tulis dengan huruf berharakat yang sebelumnya, kecuali pada beberapa keadaan. Adapun hamzah yang berharakat, maka jika ia berada diawal kata dan bersambung dengan hamah tersebut tambahan, mutlak harus ditulis dengan alif dalam keadaan berharakat fathah atau kasrah Adapun jika hamzah terletak ditengah, maka ia ditulis sesuai dengan huruf harakatnya. Kalau fathah dengan alif, kalau kasrah dengan ya dan kalau Dhammah dengan waw. Tetapi, apabila huruf yangsebelum hamzah itu sukun, maka tidak ada tambahan. Namun, diluar tersebut ini kata yang di kecualikan. 4. Kaidah Penggantian (al_badal) Dalam surah al-baqarah, al-a raf, Hud, Maryam, Al Rum, dan al-zurhur. Dan kata ta nis ditulis dengan kata maftuhah pada kata yang terdapat dalam Surah Al-Baqarah, Ali Imran, Al-Maidah, Ibrahim, Al-Nahl, Lukman, Fathir, dan Al-Thur demikian juga yang terdapat pada surah al-mujadalah. 5. Kaidah Sambung dan Pisah (washl dan fashl) Washl berarti menyambung, disini washl dimaksutkan metode penyambungkan kata yang mengakibatkan hilang atau dibuangnya huruf tertentu seperti antara lain a. Bila an dengan harakat fatha pada hamzanya disusun dengan la, maka penulisannya bersambung dengan menghilangkan huruf nun, tidak ditulis. b. Min yang disusun dengan man ditulis bersambung dengan menghilangkan huruf nun sehingga menjadi mimman, bukan min man. 6. Kata yang bisa dibaca dua bunyi Satu kata yang boleh dibaca dengan dua cara dalam bahasa Arab penulisannya disesuaikan dengan salah satu bunyinya. Didalam mushaf Usmani penulisan kata semacam itu ditulis dengan menghilangkan alif, seperti pada kalimat maliki yaumiddin yakhdaunallah, ayat-ayat ini boleh dibaca dengan menetapkan alif (madd) dan boleh dengan suara tanpa alif sehingga bunyinya pendek. 13 I. Faedah penulisan Al-Qur an dengan rasm Usmani 13 Al-Zakqani, MNuhammad Abd al-azim, op,cit (jilit I). h.369-373

Rasm Usmani memiliki beberapa faedah sebagai berikut: 1. Memilihara dan melestarikan penulisan al-qur an sesuai dengan pola penulisan al-qur an pada alaw penulisan dan pembukuannya. 2. Memberi kemungkinan pada lafaz yang sama untuk dibaca dengan versi qira at, seperti dalam firman Allah swt. Dalam Qs.2:7 3. Kemungkinan dapat menunjukan makna atau maksut yang tersembunyi, dalam ayat-ayat tertentu yang penulisannya menyalahi rasm imla I seperti dalam firman Allah SWT Qs.:51:47 4. Kemungkinan dapat menunjukan keaslian harakat (syakal) suatu lafaz. C. Kesimpulan Dari uraian diatas, penulis dapat mengambnil beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut: 1. Rasm al-qur an sebagai pola penulisan al-qur an yang digunakan Usman Bin affan dan sahabatnya ketika menulis dan membukukan al-qur an 2. Rasm al-qur an cikal bakal sudah ada sejak masa Rasulullah saw. Dalam artian pencatatan wahyu oleh para sekretaris Nabi SAW. Yang ditekan langsung oleh beliau dengan model tulisan pada saat itu. Sedangkan tulian Al-Qur an dideklarasikan sebagai ilmu rasm al-qur an pada masa khalifah Usman bin Affan, yang ditandai dengan pembentukan tim penulis dan pengganda mushaf al-qur an dengan menggunakan metode khusus atas petunjuk khalifah Usman. 3. Tentang hokum menulis ayat-ayat al-qur an menurut rasm al-qur an para ulama berbeda pendapat ada yang berpendapat bahwa itu taufikh dan ada pula yang berpendapat bahwa itu adalah ijtihad. 4. Rasm Usmani mempunyai beberapa kaidah-kaidah: a. Kaidah buang (al-hadzf) b. Kaidah penambahan (al-ziyadah) c. Kaidah hamzah (al-hamzah) d. Kaidah mengganti (al-badal) e. Kaidah sambung dan pisah (wask wa al-fashl).

Daftar Pustaka Abdul, Wahid, Ramli. Ulum al-qur an.edisi Revisi, Jakarta: P.T Grafindo Persada, Cet, IV 2002. Ahmad Warsono Munawir Kamus al-munawir, Yogyakarta: t.tp. 1954 AF, Hasanuddin. Anatomi al-qur an perbedaan Qira at dan pengaruhnya terhadap istinbat hokum dalam al-qur an.cei,jakarta:p.t Raja Grafindi Persada. 1995. Fajrani, Muhammad Rajab. Kaifa Nata abbad Ma a al-mushaf,. Cairo: Daar al-i tisham. T.tp 1978 Khalil, Moenawar. Al Qur an dari masa ke masa.cet VI, Solo: CV Ramadani, 1985 Khallaf, Abdul Wahab. Ilmu ushul al-fiqhi, Cet, I.Meir: Maktabah al-da wah al-islamiyah 1968 Shihab, M. Qurays,dkk. Sejarah dan ulum al-qur an. Cet III, Jakarta :pusat Firdaus,2001 Al-Zarqazi, Muhammad Ibnu Abdillah, al-burhan fi Ulum al-qur an. Jilid I, Cairo:Maktabah: Isa al-babi al-haklabi wal syirkah, 1997.