dr Yuda Handaya SpB,FInaCS,FMAS

dokumen-dokumen yang mirip
4. Fase Luka Bakar 1) Fase Awal/Akut/shock, keadaan yang ditimbulkan berupa : a. Cedera Inhalasi Mekanisme trauma dibagi 3

OLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314

Disusun Oleh Yuliati.,SKp.,MM.,M.Kep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. juga cukup mahal untuk penanganannnya. Penyebab luka bakar selain karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang

BAB I PENDAHULUAN. dimana saja baik dirumah, tempat kerja, maupun dijalan atau ditempattempat

BAB I PENDAHULUAN. suhu yang tinggi, syok listrik, atau bahan kimia ke kulit. 1, 2

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi cedera luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% dimana prevalensi

Tindakan keperawatan (Implementasi)

BAB I PENDAHULUAN. atau benda-benda panas lainnya ke tubuh (Smeltzer & Bare, 2002). Luka bakar

DEHIDRASI CAIRAN PADA GANGGUAN GASTROINTESTINAL

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Luka bakar merupakan masalah pada kulit yang sering terjadi di

Bab 9 Masalah-masalah Bedah yang sering dijumpai Luka Bakar

BAB I LATAR BELAKANG. Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera

Infeksi melalui traktus genital pasca persalinan suhu 38 C terjadi antara hari 2-10 post partum

I. PENDAHULUAN. Luka bakar merupakan penyebab kematian ke-2 di dunia yang bukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan, gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

b) Luka bakar derajat II

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

Penanganan Luka Bakar Terkini di RSUD Soebandi Jember (Current Emergency Management of Burn in Soebandi General Hospital) Etiology of burn

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Luka bakar merupakan salah satu jenis luka yang paling sering dialami

LAPORAN JAGA 24 Maret 2013

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka bakar merupakan suatu bentuk trauma yang sering terjadi pada kulit

Learning Progress Report

BAB II KONSEP DASAR. disebabakan oleh kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi ( Moenandjat, 2001).

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan daerah yang seringkali menjadi lokasi terjadinya luka bakar. Luka

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

I. PENDAHULUAN. dialami oleh siapa saja dan dapat terjadi dimana saja baik dirumah, tempat

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

BAB I KONSEP DASAR. Combustio atau luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang. tersebut dapat dipindahkan melalui konduksi/radiasi elektromagnetik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini disebabkan

Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Luka bakar khususnya luka bakar di atas derajat 1, sampai saat ini masih

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Wilayah

BAB I KONSEP DASAR. menderita deferensiasi murni. Anak yang dengan defisiensi protein. dan Nelson membuat sinonim Malnutrisi Energi Protein dengan

Keselamatan Kerja di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

APPENDISITIS. Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh: a. Fekalis/ massa keras dari feses b. Tumor, hiperplasia folikel limfoid c.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Luka bakar adalah salah satu cedera yang paling luas yang

ASPEK KEDOKTERAN FORENSIK PADA KORBAN LUKA BAKAR

NEONATUS BERESIKO TINGGI

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

INFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN

Pathway. Paksaan : Jatuh, benda tumpul, kompresi, dll. Benda tajam : Pisau, peluru, ledakan, dll

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. H DENGAN COMBUSTIO DI BANGSAL ANGGREK BRSUD SUKOHARJO

NO MACAM KETRAMPILAN/ TARGET RUANG CARA MELAKUKAN

Profil pasien MRS : 24/02/20014 Nama : Ny. Dartik Umur : 40 tahun Keluhan utama : Sesak nafas Riwayat penyakit sekarang : - batuk sejak 1 bulan

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

Yuliati. Program Studi Ilmu Keperawatan U. Esa Unggul. Riset, Maret 2013 ABSTRAK

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK

I. PENDAHULUAN. Luka bakar derajat II (partial thickness) merupakan kerusakan pada kulit yang

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP TEORI. 1. Pengertian

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PENERAPAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI RUANG RAWAT INAP RSDM SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN PROTAP PERAWATAN LUKA POST OPERASI DI RUANG CENDANA RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

Pertolongan Pertama. pada Keracunan Pestisida

2) Perasat (minimal 10 buah) Sop infus Sop injeksi Sop kateter Dll

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LUKA BAKAR SUDUT PANDANG DERMATOLOGI

TARGET KOMPETENSI PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TH. 2015/2016

PERSI AWARD 2012 BANTALAN KECIL YANG LUAR BIASA TECHNICAL SERVICE IMPROVEMENT PROJECT RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

BAB III METODE PENELITIAN

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas walaupun perkembangan terapi sudah maju. Laporan World Health

Dalam bentuk tablet, kaplet, pil, sirup, kapsul, atau puyer. Kelemahannya : Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat.

SOAL-SOAL PELATIHAN BLS RS PUSURA SURABAYA

LUKA BAKAR Halaman 1

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

Ditetapkan Tanggal Terbit

Epistaksis dapat ditimbulkan oleh sebab lokal dan sistemik.

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)

Pemantauan Limbah Cair, Gas dan Padat

USER MANUAL M Last ref Nov 2015

KEDARURATAN LINGKUNGAN

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009).

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di

Transkripsi:

dr Yuda Handaya SpB,FInaCS,FMAS

LUKA BAKAR Ialah luka yang disebabkan oleh termis, elektris maupun khemis Termis : - benda panas: padat, cair, udara/uap - api - sengatan matahari / sinar panas Elektris : aliran listrik tegangan tinggi Khemis : asam kuat, basa kuat

DIAGNOSIS LUKA BAKAR Berdasar : 1. Luas luka bakar 2. Derajat (kedalaman) luka bakar 3. Lokalisasi 4. Penyebab

ETIOLOGI / PENYEBAB 1. SUHU PANAS ( API, UAP, AIR ) DINGIN ( FROST BITE ) 2. LISTRIK (4). RADIASI 3. KIMIA (5). LASER ASAM - BASA

KEDALAMAN LUKA BAKAR DERAJAT SATU Superficial Skin Burn DERAJAT DUA Partial Thickness Skin Burn DERAJAT TIGA Full Thickness Skin Burn

KEDALAMAN LUKA BAKAR

KEDALAMAN LUKA BAKAR Luka Bakar Derajat Satu

KEDALAMAN LUKA BAKAR

KEDALAMAN LUKA BAKAR Luka Bakar Derajat Dua

KEDALAMAN LUKA BAKAR

KEDALAMAN LUKA BAKAR Luka Bakar Derajat Tiga

LUAS LUKA BAKAR Rule of Nine s

LUAS LUKA BAKAR EXTENT OF BURN WOUND Age (Years) Area 0-1 1-4 5-9 10-15 TABEL LUND & BROWDER Head 19 17 13 10 Neck 2 2 2 2 Anterior trunk 13 13 13 13 Posterior trunk 13 13 13 13 Buttock 5 5 5 5 Genitalia 1 1 1 1 Arm 4 4 4 4 Forearm 3 3 3 3 Hand 2½ 2½ 2½ 2½ Thigh 5½ 6½ 8½ 8½ Leg 5 5 5½ 6 Foot 3½ 3½ 3½ 3½

Diagnosis 1.1. LUAS LUKA BAKAR 1. Rumus 9 (Rule of Nine) 2. Telapak tangan = 1%

Rule of Nine

1 LUAS LUKA BAKAR

1.3. LOKALISASI Muka, dada, paha, punggung dsb

Kasus Luka Bakar dimulut

Luka Bakar di tungkai bawah

Luka Bakar di Lengan

Luka Bakar di badan

Kasus Luka Bakar di mulut akibat listrik

Kematian Akibat Luka Bakar (Listrik Tegangan Tinggi)

PATOFISIOLOGI Luka bakar perubahan mikrosirkulasi - Penurunan jumlah darah di lokasi luka bakar - Dilatasi arteriole - Oedema Oedema : Luka bakar tak luas puncak 8 12 jam Luka bakar luas puncak 8 24 jam Pasca trauma

TRAUMA INHALASI Trauma luka bakar yang disebabkan oleh udara panas yang mengenai mukosa saluran nafas. Terjadi pada kebakaran dalam ruang tertutup atau akibat ledakan bom. Gejala : bulu rambut hidung terbakar, terdapat jelaga, dahak mengandung jelaga, bila berat dapat muncul gangguan pernafasan akibat oedem mukosa saluran nafas

FASE LUKA BAKAR 1. FASE AKUT Sejak terjadinya trauma sampai 48 jam Problema Fase Akut : - Gangguan pada jalan nafas (trauma inhalasi) - Shock - Cairan dan elektrolit

Fase Luka Bakar 2. FASE PASCA AKUT Problema Fase Pasca Akut : - Infeksi : nosokomial, terjadi 48 jam setelah MRS - Sepsis : febris, septic shock - Penyembuhan luka : Luka derajat I & II dangkal epithelisasi Derajat II dalam dan III Skin Graft - Fungsi anggota gerak : kontraktur

TERAPI 3.1. FASE AKUT 1. Hentikan dan hindarkan kontak langsung dengan penyebab luka bakar 2. Nilai KU penderita Obstruksi airway, nadi, tensi dan kesadaran (ABC) - Obstruksi airway Bebaskan airway (intubasi, trakeostomi) - Shock segera infus (grojog), tanpa memperhitungkan luas luka bakar dan kebutuhan cairan (RL) - Tidak shock segera infus sesuai perhitungan kebutuhan cairan

3. Perawatan luka Fase akut lanjutan - Dimandikan / cuci : air steril + antiseptika - Bula kecil ( ± 2-3 cm) dibiarkan. - Bula besar ( > 3 cm ) bulektomi (dipecah) - Obat-obat lokal (topikal) untuk luka : Silver Sulfadiazine (SSD) contoh : Silvaden, Burnazine, Dermazine dll - Pemberian antibiotika bersifat profilaktis jenis spektrum luas

Fase akut lanjutan - Antibotik tidak diberikan bila penderita datang < 6 jam dari kejadian - Analgetika - ATS / Toxoid - Antasida - Pasang catheter pantau prod urin - NGT(Nasogastric Tube) hindari ileus paralitik

Terapi 3.1.1 PEDOMAN PEMBERIAN CAIRAN : 1. Per oral saja Penderita dengan luka bakar tak luas (< 15% grade II) 2. Infus (IVFD) : pada luka bakar > 15%

RUMUS PEMBERIAN CAIRAN & ELEKTROLIT BAXTER/PARKLAND (1968) RL = 4cc x BB x %LB 1. ½ jumlah cairan diberikan dalam 8 jam I post trauma ½ jumlah cairan diberikan dalam 16 jam berikutnya 2. Untuk luka bakar > 50% diperhitungkan = luka bakar 50%

Terapi Dewasa : Hari I : RL = 4ccxBBx%LB Setelah 18 jam : dextran 500-1000cc Bila pasase usus baik(bising usus+) oral dimulai Hari II : sesuai kebutuhan dan keadaan klinis penderita

Rumus Pemberian Cairan & Elektrolit Anak-anak - Resusitasi : 2 ccxbb(kg)x%lb = a cc - Kebutuhan faali : <1th : BBx100cc 1-3th : BBx75cc = b cc 3-5th : BBx50cc Kebutuhan Total = resusitasi + faali Diberikan dalam keadaan tercampur - RL : dextran = 17:3-8 jam I = 1 / 2 (a+b)cc - 16 jam II = 1 / 2 (a+b)cc = a + b

Terapi 3.2. FASE PASCA AKUT 1. Luka 2. Keadaan umum penderita 3. Diet dan cairan

Terapi 3.2.1 LUKA FASE PASCA AKUT: - Eschar escharectomi (Eschar : jaringan kulit yang nekrose, kuman yang mati, serum, darah kering) - Gangguan AVN distal karena tegang (compartment syndrome) escharotomi atau fasciotomi - Kultur dan sensitivity test antibiotika Antibiotika diberikan sesuai hasilnya - Dimandikan tiap hari / 2 hari sekali - Kalau perlu pemberian Human Albumin Globulin

Jenis Perawatan Luka pada luka bakar Perawatan luka secara terbuka Setiap hari penderita dimandikan setelah itu diolesi salep SSD Perawatan luka secara tertutup

Perawatan luka bakar secara tertutup Luka Cuci luka & debridemant Rawat tertutup dengan kassa steril Silver sulfadiazin Buka verband Jika luka hanya menunggu epitelisasi, dibuka 4 hari Hari ke-7 mulai dimandikan setelah mandi oleskan Sol savlon 1:30 Posisi penderita : - Ekstremitas: fleksi /ekstensi max - Leher & muka: semi fowler

PARAMETER MONITORING Nadi cepat + kecil Hipovolemia Tekanan darah CVP lebih akurat utk menilai jumlah cairan dalam sirkulasi Produksi urin catheter urin tampung Normal: dewasa 50 cc/jam, anak 30 cc/jam Kesadaran composmentis sirkulasi baik Akral hangat sirkulasi baik Laboratorium

INDIKASI RAWAT INAP 1.Dewasa : Lb. > 15% grade II Anak : Lb. > 10% grade II 2.Luka bakar grade III > 2% 3.Luka bakar mengenai daerah yang penting : - muka dan leher - genitalia - ekstremitas Catatan : derajat I tidak diperhitungkan

KELOID

KONTRAKTUR