BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Laporan Arus Kas. penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama satu periode tertentu.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Laporan Arus Kas. ekuitas pemilik, laporan posisi keuangan, laporan arus kas dan catatan atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi dan deviden terhadap nilai pemegang saham. Kajian teorinya sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

Penelitian tentang Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan. Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Dengan Set Kesempatan

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, kreditor dan manajer adalah pihak-pihak yang memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Manajer perusahaan memiliki peran utama dan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada pertumbuhan pasar saham. Menurut Husnan (2012) menyatakan bahwa

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia menjadi ketat. Perusahaan-perusahaan yang bergerak baik di

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerja atau investasi pada aset. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : Rizka Putri Indahningrum dan Ratih Handayani, (2009)

BABl PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan di Indonesia menghadapi sebuah tantangan bisnis yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi dan Pengklasifikasian Hutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas

BAB I PENDAHULUAN. saham telah bergeser kepada parameter yang berbasis aliran kas bebas (free Cash Flow)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang penting pada sebagian besar perusahaan besar yakni potensi UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BABI PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat menuntut manajemen perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham (Sartono, 2002). pemilik atau pemegang saham dapat tercapai (Linda, 2010).

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan di dunia usaha saat ini semakin ketat dimana setiap perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Wolk et al. (2001) dalam Thiono (2006:4), teori sinyal (signaling

BAB I PENDAHULUAN. obat, terutama dalam hal kesehatan. Menurut Sharabati et al. (2010) memandang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan yang diperolehnya. Menurut Ross et al. (2003:606) dividen adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. topik pengaruh arus kas operasi, keputusan pendanaan dan dividen perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur mendorong perusahaanperusahaan

II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan bisnis saat ini semakin ketat pada perusahaan, agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti ini mengambil topik tentang Pengaruh keputusan investasi,

BAB II URAIAN TEORITIS. Octavianus Hendratmo (2004) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas, ada beberapa hal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. melalui peningkatan kemakmuran politik para pemegang saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bidang akuntansi dalam perusahaan bertanggungjawab terhadap laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi dan memasarkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

Manajemen Keuangan. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga meningkatkan harga saham (Untung dan Hartini, 2006) dalam Sarpi

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Arus Kas 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Arus Kas Terdapat lima komponen laporan keuangan yang wajib disampaikan oleh perusahaan setiap tahunnya. Diantaranya laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas pemilik, laporan posisi keuangan, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan arus kas dapat menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama satu periode tertentu. Menurut PSAK No. 2 Tahun 2009 laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang menginformasikan jumlah arus kas masuk dan arus kas keluar atau sumber dan pemakaian kas dalam suatu perusahaan. Arus kas masuk (cash inflow) merupakan kegiatan yang mengakibatkan kas perusahaan mengalami kenaikan. Sedangkan arus kas keluar (cash outflow) merupakan kegiatan yang mengakibatkan kas perusahaan mengalami penurunan. Menurut Kieso et al. (2011), definisi laporan arus kas adalah : The statement of cash flows is a primary statement that reports the cash receipts, cash payment and net change resulting form the operating, investing and financial activities of an enterprise during a period. Menyatakan bahwa laporan arus kas merupakan suatu laporan yang menyajikan informasi mengenai penerimaan kas, pengeluaran kas dan kas bersih hasil dari kegiatan operasi, kegiatan investasi dan kegiatan pendanaan selama periode tertentu. 8

9 Menurut Wibowo dan Abubakar Arif (2003) tujuan laporan arus kas adalah untuk : a. Menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan kas dan pengeluaran kas bagi investor dan kreditor. b. Membantu pembaca laporan keuangan dalam memperkirakan perbedaan antara laba bersih (net income) dengan penerimaan serta pengeluaran kas terkait dengan pendapatan tersebut. c. Membantu menentukan pengaruh transaksi kas dan non kas dari aktivitas pendanaan dan investasi terhadap posisi keuangan suatu entitas. Sedangkan tujuan laporan arus kas menurut PSAK no.2 Tahun 2009 adalah : Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lainnya, maka laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pengguna untuk : 1. Mengevaluasi perubahan aset neto entitas. 2. Struktur keuangannya (termasuk likuiditas dan solvabilitas). 3. Kemampuannya mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka menyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah. 2.1.2 Penyajian Laporan Arus Kas Dalam penyajian laporan arus kas, penerimaan kas dan pengeluaran kas dibagi menjadi tiga aktivitas yaitu : 1. Aktivitas Operasi

10 Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi neto. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah : a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa. b. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa. c. Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan. d. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan. 2. Aktivitas Investasi Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lainnya yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas investasi adalah penting karena arus kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh dari aktivitas investasi adalah : a. Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud dan aset jangka panjang. b. Penerimaaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud dan aset jangka panjang. c. Pembayaran kas untuk membeli instrumen utang atau instrumen ekuitas entitas lain.

11 d. Penerimaan kas dari penjualan instrumen utang atau instrumen ekuitas entitas lain. 3. Aktivitas Pendanaan Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas. Aktivitas pendanaan penting karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entitas. Beberapa contoh dari aktivitas pendanaan ; a. Penerimaan kas dari penerbitan saham atau instrumen modal lain. b. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham entitas. c. Penerimaan kas dari penerbitan obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lainnya. d. Pelunasan pinjaman. 2.2 Aliran Kas Bebas 2.2.1 Pengertian Aliran Kas Bebas Menurut Jensen (1986), free cash flow adalah kelebihan kas yang diperlukan untuk mendanai semua proyek yang memiliki net present value positif setelah membagi dividen. Menurut Kieso (2007:212), free cash flow adalah jumlah dari sisa arus kas yang dimiliki perusahaan untuk membeli tambahan investasi, melunasi hutang, membeli treasury stock atau penambahan sederhana atas likuiditas perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2006), kas yang

12 tersedia untuk didistribusikan kepada seluruh investor setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk-produk baru dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang berjalan. Ross et al. (2000) mendefinisikan bahwa free cash flow merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada para kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada aset. Aliran kas bebas merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditur atau pemegang saham yang tidak digunakan untuk modal kerja atau investasi pada aset tetap (Ross et al., 2003:37). Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Manajer lebih menginginkan dana tersebut diinvestasi lagi pada proyek-proyek yang dapat menghasilkan keuntungan karena akan meningkatkan insentif yang mereka terima, sedangkan pemegang saham mengharapkan sisa dana tersebut dibagikan sehingga akan menambah kesejahteraan mereka. Menurut Penman (2001:310) menyatakan bahwa arus kas bebas merupakan kas bersih yang diperoleh dari operasi perusahaan yang menentukan kemampuan perusahaan untuk membayar klaim utang dan ekuitas. Sedangkan Menurut Brigham & Ehrhardt (2002:46) mendefinisikan arus kas bebas sebagai berikut: free cash flow is the cash actually available for distribution to investors after the company has made all the investment in fixed assets and working capitals necessary to stain ongoing operations. Menyatakan bahwa aliran kas bebas merupakan kas yang tersedia untuk dibagikan kepada para investor setelah perusahaan membiayai seluruh investasi

13 dalam aset tetap dan modal kerja yang diperlukan untuk kegiatan operasi yang sedang berlangsung. Jadi dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa aliran kas bebas merupakan kelebihan atau sisa kas yang dimiliki perusahaan untuk membeli tambahan investasi, melunasi hutang, membeli treasury stock dan membayar dividen pada investor dengan dana yang tidak digunakan untuk modal kerja atau investasi pada aset. 2.2.2 Perhitungan Aliran Kas Bebas Free cash flow dihitung dengan menggunakan rumus Ross et al ( 2000 ), yaitu : FCF = AKO PM NWC Dimana : FCF AKO PM : free cash flow : aliran kas operasi perusahaan : pengeluaran modal perusahaan NWC : modal kerja bersih perusahaan (net working capital) Free cash flow dihitung dengan menggunakan rumus Brigham dan Houston (2006), yaitu : FCF = NOPAT Investasi bersih pada modal operasi Dimana : NOPAT (net operating profit after taxes) = EBIT (1-Tarif pajak) Investasi pada modal operasi = Total modal operasi tahun ini dengan total modal operasi tahun sebelumnya.

14 2.3 Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan perusahaan akan mempengaruhi struktur modal perusahaan. Sumber pendanaan ini dapat diperoleh dari modal internal mapun modal eksternal. Sumber dana internal biasanya berasal dari laba ditahan, sedangkan sumber dana eksternal berasal dari kreditur dan pemegang saham. Menurut Kasmir (2010:6) keputusan pendanaan adalah sebagai berikut: Keputusan pendanaan merupakan keputusan yang berkaitan dengan jumlah dana yang disediakan perusahaan, baik yang bersifat utang atau modal sendiri. Sedangkan menurut Van Horne dan Warchowicz (2005:3), menyatakan tentang keputusan pendanaan adalah sebagai berikut : Dalam keputusan pendanaan manajer berhubungan dengan perbaikan sisi kanan neraca. Berdasarkan kedua definisi tersebut menyatakan bahwa keputusan pendanaan merupakan keputusan yang berkaitan dengan penentuan sumber dana yang digunakan, penentuan perimbangan yang terbaik atau penentuan sumber optimal. Fungsi pemenuhan dana atau fungsi pendanaan harus dilakukan secara efisien. Keputusan pendanaan menyangkut beberapa hal antara lain (Martono & Agus Harjito, 2001:5) : 1) Keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi.

15 2) Penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut struktur modal optimum. Keputusan pendanaan ditinjau dari jangka waktunya dapat dibedakan menajadi dua macam yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Keputusan jangka panjang akan membawa dampak pada struktur modal (capital struktur) perusahaan. Struktur modal adalah perbandingan antara utang perusahaan dengan modal sendiri (I Made Sudana, 2011:3). Keputusan pendanaan merupakan kebijakan tentang keputusan pembelanjaan atau pembiayaan investasi. Keputusan pendanaan ini mencakup cara bagaimana mendanai kegiatan perusahaan agar optimal, cara memperoleh dana untuk investasi yang efisien dan cara mengkomposisikan sumber dana optimal yang harus dipertahankan. Keputusan pendanaan dapat diartikan sebagai keputusan yang menyangkut struktur keuangan (financial structure). Struktur keuangan perusahaan merupakan komposisi dari keputusan pendanaan yang meliputi hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri. Keputusan pendanaan dalam penelitian ini dikonfirmasikan melalui Debt to Equity Ratio (DER), dimana rasio ini menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas. keputusan pendanaan yang menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih banyak daripada pendanaan melalui hutang karena dengan menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih banyak dapat meningkatkan nilai perusahaan. (Wijaya dan Wibawa, 2010).

16 2.4 Nilai Perusahaan 2.4.1 Pengertian Nilai Perusahaan Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham, semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen asset. Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar. Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris. Samuel (2000) menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan Wahyudi (2005) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut di jual.

17 Morck dkk (1998), Mc Connell dan Servaes (1990), Steiner (1996), Cho (1998), Itturiaga dan Sanz (1998), Mark dan Li (2000) dalam Suranta dan Machfoedz (2003) menyatakan bahwa hubungan struktur kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan merupakan hubungan non-monotonik. Hubungan nonmonotonik antara kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan di sebabkan adanya insentif yang dimiliki oleh manajer dan mereka cenderung berusaha untuk melakukan pensejajaran kepentingan dengan outside owners dengan cara meningkatkan kepemilikan saham mereka jika nilai perusahaan yang berasal dari investasi meningkat. Wennerfield dkk (1988) di dalam Suranta dan Machfoedz (2003) menyimpulkan bahwa tobin s Q dapat digunakan sebagai alat ukur dalam menentukan kinerja perusahaan. Menurut Fama (1978) dalam Untung Wahyudi et al, (2006), nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. 2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan diantaranya adalah: 1. PER (Price Earning Ratio)

18 PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham. Mohammad Usman, (2001) dalam Malla Bahagia, (2008). Rumus yang digunakan adalah : Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah : a. Tingkat pertumbuhan laba b. Dividend Payout Ratio c. Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal. 2. PBV (Price Book Value) Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh yang diproksikan dengan : 2.5 Nilai Pemegang Saham Salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan nilai pemegang saham. Nilai pemegang saham merupakan nilai ekuitas yang menjadi bagian dari nilai perusahaan. Nilai pemegang saham merupakan nilai perusahaan dikurangi hutang. Penman (2004:43) menyatakan bahwa salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui dividen dan meningkatkan harga saham. Selanjutnya dalam rangka untuk pembatasan pada studi ini, maka nilai pemegang saham merupakan peningkatan atau penurunan

19 harga pasar saham yang beredar dibandingkan dengan nilai buku per lembar saham. Dalam rangka untuk kepentingan studi ini batasan nilai pemegang saham mengikuti Brigham (1999) dalam Tarjo (2008), yaitu nilai yang diberikan oleh pelaku pasar saham terhadap kinerja perusahaan. Nilai tersebut merupakan apresiasi pasar saham jika harga saham di atas nilai buku per lembar saham. Sebaliknya nilai tersebut merupakan depresiasi pasar saham jika harga saham di bawah nilai buku per lembar saham. Dalam studi ini ukuran nilai pemegang saham dengan menggunakan nilai pasar saham terhadap nilai buku saham. Nilai perusahaan yang juga nilai pemegang saham dalam bentuk harga saham. Harga saham perusahaan merupakan reaksi pasar terhadap keseluruhan kondisi perusahaan yang juga merupakan sebagai cerminan nilai pemegang saham yang diwujudkan dalam bentuk harga saham. 2.6 Pengaruh Aliran Kas Terhadap Nilai Pemegang Saham Yudianti (2005) menemukan bahwa aliran kas bebas positif dapat dipakai sebagai determinan nilai pemegang saham dengan mempertimbangkan faktorfaktor kontekstual set kesempatan investasi, manajemen laba, leverage, dan dividen. Set kesempatan investasi yang tinggi akan memperkuat hubungan aliran kas bebas dengan nilai pemegang saham; manajemen laba yang tinggi (menaikkan maupun menurunkan) akan memperlemah hubungan aliran kas bebas dengan nilai pemegang saham; peningkatan utang akan memperkuat hubungan aliran kas bebas

20 dengan nilai pemegang saham dan kebijakan pendistribusian dividen juga memperkuat hubungan aliran kas bebas dengan nilai pemegang saham. Nilai arus kas bebas berpengaruh secara signifikan terhadap nilai pemegang saham. Walaupun penelitian ini berhasil membuktikan arus kas bebas memiliki korelasi positif terhadap nilai pemegang saham, namun satu hal yang perlu diperhatikan adalah penelitian ini tidak seluruhnya mendukung peneliti terdahulu bahwa dividen memiliki korelasi positif terhadap nilai pemegang saham. 2.7 Pengaruh Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Wijaya dan Wibawa (2010), menyatakan bahwa peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar. Arie Afzal (2012) menyatakan bahwa keputusan pendanaan yang dilakukan perusahaan akan menaikkan nilai perusahaan. Keputusan pendanaan tersebut adalah menggunakan pendanaan melalui ekuitas yang lebih banyak daripada menggunakan pendanaan melalui hutang. Implikasi bagi perusahaan adalah perusahaan harus merencanakan untuk mengambil keputusan pendanaan yang menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih banyak daripada pendanaan melalui hutang karena dengan menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih banyak dapat meningkatkan nilai perusahaan. Metha Arieska dan Barbara Gunawan (2010) menunjukkan keputusan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai pemegang saham. Secara

21 teori hutang akan mengendalikan manajer untuk mengurangi tindakan perquisites dan kinerja perusahaan menjadi lebih efisien sehingga penilaian investor terhadap perusahaan akan meningkat. Hasil yang tidak signifikan dalam penelitian ini disebabkan adanya kekhawatiran dari investor bahwa peningkatan hutang akan menyebabkan perusahaan mengalami debt default dan meningkatkan resiko kebangkrutan. Sedangkan penelitian Wijaya dan Wibawa (2010), Wahyudi dan Pawestri (2006) dan Hasnawati (2005) sama-sama menemukan bukti bahwa keputusan pendanaan mempengaruhi nilai perusahaan secara positif. 2.8 Kerangka pemikiran Untuk alasan-alasan yang jelas, karakteristik perusahaan terutama karakteristik keuangan dan operasinya selalu merupakan dasar penting untuk pengambilan keputusan pendanaan. Karateristik keuangan perusahaan biasanya dapat dilihat dalam empat kategori yaitu, karakteristik likuiditas, karakteristik leverage, karakteristik profitabilitas dan karakteristik aktvitas (Agnes Sawir 2004:101). Keputusan pendanaan mempengaruhi perilaku manajer dalam situasi tertentu, perilaku ini mempengaruhi nilai dari sebuah perusahaan. Ukuran kinerja keuangan yang dihitung sebagai aliran kas operasional dikurangi belanja modal. Arus kas bebas menggambarkan kas yang mampu dihasilkan perusahaan setelah mengeluarkan sejumlah uang untuk menjaga atau mengembangkan asetnya. Arus kas bebas penting karena memungkinkan perusahaan memanfaatkan peluang yang bisa meningkatkan nilai pemegang saham.

22 Menurut Brigham dan Houston (2001), peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar. Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar. Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Faktor-faktor terbentuknya nilai perusahaan digambarkan dalam tampilan berikut : Gambar 2.1 Faktor Pasar : 1. Kondisi ekonomi 2. Peraturan pemerintah 3. Persaingan (domestik dan asing) Faktor Perusahaan : 1. Operasi (pendapatan dan beban) 2. Keputusan pendanaan 3. Keputusan investasi 4. Kebijakan dividen Faktor Investor : 1. Pendapatan/tabungan 2. Usia/ gaya hidup 3. Tingkat bunga 4. Preferensi risiko Arus kas bersih Tingkat imbal hasil Rumus nilai perusahaan Bahwa ramai atau lesunya pasar sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, peraturan pemerintah dan iklim persaingan (baik domestik maupun asing).

23 Kondisi pasar tentu akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara internal dan juga tanggapan para investor (pemilik dana). Kinerja perusahaan sangat dipengaruhi oleh kinerja operasi, pendanaan, investasi dan kebijakan dividen yang menentukan besarnya arus kas yang dihasilkan. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian 1 Dini Rosdini Pengaruh Free Free cash flow (2009) Cash Flow berpengaruh Terhadap terhadap dividend Dividend Payout payout ratio Ratio 2 Hendro Sasongko Analisis Pengaruh Aliran kas bebas (2012) Aliran Kas Bebas positif tidak Terhadap Nilai berpengaruh Pemegang Saham terhadap penciptaan nilai pemegang saham, sedangkan aliran kas bebas negatif memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai pemegang saham 3 Niken Nurdiana Analisis Pengaruh Variabel Free Cash (2007) Variabel Free Flow, Kepemilikan Cash Flow, Manajerial dan Kepemilikan Return on Asset Manajerial dan secara simultan Return on Asset Terhadap berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Deviden kebijakan deviden. Secara parsial, hanya variabel free cash flow yang berpengaruh signifikan terhadap 4 Michael Agency Cost of Free Cash kebijakan deviden. Ketika perusahaan

24 5 C. Jensen (1986) Metha Arieska dan Barbara Gunawan (2010) Flow, Corporate Finance, And Take Overs Pengaruh Aliran Kas Bebas dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham dengan Set Kesempatan Investasi dan Dividen Sebagai Variabel Moderasi memiliki kelebihan kas maka yang dibutuhkan adalah mendanai proyek yang memiliki NPV positif. Tetapi, lebih baik bagi manajer untuk mengembalikan kelebihan kas kepada pemegang saham dalam bentuk dividen guna memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Hal tersebut menunjukkan bahwa dividen dapat mengurangi agency cost karena mengurangi free cash flow yang tersedia bagi manajer. 1) Aliran kas bebas berpengaruh negatif terhadap nilai pemegang saham, 2) Keputusan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai pemegang saham, 3) Aliran kas bebas dan keputusan pendanaan berpengaruh positif dan signifikan

25 Sumber : berbagai peneliti terhadap nilai pemegang saham. 2.9 Hipotesis Hipotesis dapat didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji (Sekaran, 2009). Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian. Berdasarkan uraian di atas penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha 1 Ha 2 Ha 3 : aliran kas bebas berpengaruh terhadap nilai pemegang saham. : keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai pemegang saham. : aliran kas bebas dan keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai pemegang saham.