VERIFIKASI KAPASITAS BORED PILE DENGAN DYNAMIC LOAD TESTING. Yohannes Lulie

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN DIMENSI, WORKING LOAD DAN SETTLEMENT FONDASI DRIVEN PILE DI LAPISAN PASIR

EVALUASI KAPASITAS BORED PILE DENGAN MEYERHOF METHOD DAN CHIN S METHOD

KAPASITAS FONDASI TIANG DARI METODE LANGSUNG CONE PENETROMETER TEST

KEHANDALAN DAYA DUKUNGAKSIAL TIANG PANCANG BETON SEGI EMPAT BERDASARKAN HASIL SPT DAN PDA. Yusti Yudiawati

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

Oleh : DWI DEDY ARIYANTO ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Djoko Untung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pondasi tiang adalah salah satu bagian dari struktur yang digunakan untuk

PREDIKSI SOIL PROPERTIES DARI HASIL CONE PENETROMETER TEST

Angel Refanie NRP : Pembimbing: Andrias Suhendra Nugraha, S.T., M.T. ABSTRAK

EVALUASI DAYA DUKUNG TIANG PANCANG BERDASARKAN METODE DINAMIK

BAB III LANDASAN TEORI. yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10

KORELASI DAYA DUKUNG PONDASI TIANG ANTARA STATIC LOADING TEST DENGAN PILE DRIVING ANALYZER

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( )

BAB I PENDAHULUAN. serta penurunan pondasi yang berlebihan. Dengan demikian, perencanaan pondasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB VI PENUTUP. yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa. dukung yang baik jika dilihat dari analisis perhitungan, namun pada

2.5.1 Pengujian Lapangan Pengujian Laboratorium... 24

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penulisan tugas akhir ini adalah Perencanaan kemantapan lereng (Slope

BAB III METODOLOGI PRA RENCANA STRUKTUR BAWAH

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAH PASIR (Studi kasus: Pasir Sungai Palu)

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

PENGARUH BENTUK, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS BEBAN LATERAL TIANG PANCANG BETON ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan pembangunan rumah susun

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

EVALUASI DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TERHADAP UJI PEMBEBANAN LANGSUNG PADA PROYEK PEMBANGUNAN AEON MALL MIXED USE SENTUL CITY BOGOR

BAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR MENGGUNAKAN METODE REESE, PILE DRIVING ANALYZER TEST, DAN PERANGKAT LUNAK NPILE

Output Program GRL WEAP87 Untuk Lokasi BH 21

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VII. Pile Driving Analyzer Test (PDA)

BAB VII TINJAUAN KHUSUS AXIAL LOADING TEST DAN PILE DRIVING ANALYZER

Daya Dukung Pondasi Tiang

BAB 3 DATA TANAH DAN DESAIN AWAL

Analisis Kinerja Fondasi Kelompok Tiang Bor Gedung Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAU LANAU (Studi kasus: Lanau di Tondo Kota Palu)

PRE-DRIVING ANALYSIS MENGGUNAKAN TEORI GELOMBANG UNTUK PEMANCANGAN OPTIMAL. David E. Pasaribu, ST Ir. Herry Vaza, M.Eng.Sc

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Proyek pembangunan gedung berlantai banyak ini adalah pembangunan gedung

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang sedang dihadapi masyarakat di Provinsi Sumatera

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 3.1 Lokasi pembangunan Apartemen Sudirman One Tang-City

KORELASI PENENTUAN DAYA DUKUNG TIANG CARA EMPIRIK (CPT) DENGAN PILE DRIVEN ANALYSIS (PDA) DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR BERDASARKAN DATA SPT DAN UJI PEMBEBANAN TIANG. Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani,M.T

BAB III STUDI KASUS. 3.1 Data Teknis

ANALISIS PONDASI JEMBATAN DENGAN PERMODELAN METODA ELEMEN HINGGA DAN BEDA HINGGA

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap konstruksi terdiri dari 2 bagian, yaitu konstruksi atas (upper structure) dan

BAB I PENDAHULUAN. alternatif ruas jalan dengan melakukan pembukaan jalan lingkar luar (outer ring road).

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG KELOMPOK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD SUMATERA UTARA MEDAN

BAB III METODOLOGI. pondasi tiang mencangkup beberapa tahapan pekerjaan, sebagai tahapan awal

BAB I PENDAHULUAN. beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas :

DAFTAR ISI. Judul DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN 2

BAB 4 ANALISA DATA DAN HASIL

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DENGAN SISTEM HIDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Korelasi Nilai N-SPT dengan Unit EndBearing dan Skin Friction untuk Fondasi Bored Pile pada Tanah Clay-Shale, Studi Kasus Jembatan Surabaya-Madura

STUDI STABILITAS SISTEM PONDASI BORED PILE PADA JEMBATAN KERETA API CIREBON KROYA

DAYA DUKUNG (BEARING CAPACITY) DAN PENURUNAN (SETTLEMENT) TIANG PANCANG DENGAN PENGUJIAN SONDIR/CONE PENETRATION TEST (CPT) PADA TANAH LUNAK PONTIANAK

ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG MENGGUNAKAN DATA INSITU TEST, PARAMETER LABORATORIUM TERHADAP LOADING TEST KANTLEDGE

BAB I PENDAHULUAN. Semua bangunan yang didesain bertumpu pada tanah harus didukung oleh suatu

Analisis Daya Dukung Tiang Tunggal Statik pada Tanah Lunak di Gedebage

ANALISA DAYA DUKUNG TIANG SPUNPILE DENGAN METODE UJI PEMBEBANAN STATIK (LOADING TEST)

HITUNG BALIK NILAI KEKAKUAN TANAH DARI HASIL PILE LOADING TEST DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS

EVALUASI KEGAGALAN PONDASI PADA GEDUNG BERTINGKAT (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Ruko 3 Lantai Banua Anyar Banjarmasin)

Perilaku Tiang Pancang Tunggal pada Tanah Lempung Lunak di Gedebage

PERENCANAAN PERKUATAN PONDASI JEMBATAN CABLE STAYED MENADO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM GROUP 5.0 DAN PLAXIS 3 DIMENSI

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

Analisis Daya Dukung Tanah Dan Bahan Untuk Pondasi Strous Pada Pembangunan Jembatan Karangwinongan Kec. Mojoagung Kab.Jombang

BAB I PENDAHULUAN. kelapisan tanah di bawahnya. Ditinjau dari segi pelaksanaan, ada beberapa. kondisi tanah pondasi dan batasan batasan struktur.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN GEDUNG APARTEMEN MALIOBORO CITY YOGYAKARTA (TOWER B) terpisah dari kesatuan dengan keseluruhan struktur dengan dilatasi.

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA SONDIR DAN DATA STANDARD PENETRATION TEST

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar struktur bangunan yang

Analisis Kekuatan Daya Dukung Pondasi Helical Menggunakan Data Sondir Pada Tanah Gambut

PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK CIKINI GOLD CENTER

ANALISIS VARIASI JARAK ANTAR TIANG PANCANG TERHADAP EFISIENSI DAN PENURUNAN PADA KELOMPOK TIANG ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN. lapisan tanah dan menentukan jenis pondasi yang paling memadai untuk mendukung

Evaluasi Data Uji Lapangan dan Laboratorium Terhadap Daya Dukung Fondasi Tiang Bor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KONTRIBUSI DAYA DUKUNG FRIKSI DAN DAYA DUKUNG LACI PADA PONDASI TIANG TONGKAT

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembangunan bangunan rumah susun sewa. Adapun data-data yang diketahui. 1. Nama Proyek : Rusunawa Jatinegara Jakarta

STUDI PERBANDINGAN KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL MINI PILE UKURAN 20X20 CM MENGGUNAKAN BERBAGAI FORMULA DINAMIK BERDASARKAN DATA PEMANCANGAN TIANG

METODE PENYELIDIKAN DAN PENGUJIAN TANAH

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

BAB III DATA DAN ANALISA TANAH 3.2 METODE PEMBUATAN TUGAS AKHIR

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN BERITA ACARA MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

BAB V HASIL ANALISA DATA

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIS DAN ELEMEN HINGGA

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

STUDI PERBANDINGAN PERHITUNGAN DAYA DUKUNG AKSIAL PONDASI TIANG BOR MENGGUNAKAN UJI BEBAN STATIK DAN METODE DINAMIK


BAB V METODE PELAKSANAAN. pelaksanaan di lapangan penulis melakukan pengumpulan data berupa : pekerja) dan disertai dengan dokumentasi di lapangan,

Analisis Daya Dukung Tiang Tunggal Dinamik pada Tanah Lunak di Gedebage

BAB III LANDASAN TEORI

TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

I. PENDAHULUAN. Bangunan sipil terbagi atas dua bagian yaitu bangunan di atas tanah (upper

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI KELOMPOK TIANG TEKAN HIDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN KONDOMINIUM NORTHCOTE GRAHA METROPOLITAN, HELVETIA, MEDAN

Transkripsi:

VERIFIKASI KAPASITAS BORED PILE DENGAN DYNAMIC LOAD TESTING Yohannes Lulie Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44, Yogyakarta Email: lulie@staff.uajy.ac.id ABSTRAK Ada bermacam-macam metode desain kapasitas bored pile, salah satunya yaitu minimum-path method dengan menggunakan data cone resistance q c dari data uji CPT. Permasalahan yang ada tidak disepakati secara umum akurasi persamaan empiris analisis statik untuk mengestimasi kapasitas bored pile memikul beban rencana. Perlu ada kontrol kualitas pada desain fondasi bored pile dengan suatu verifikasi dengan uji in situ loading test seperti dynamic load testing (DLT). Untuk dua tiang bored pile, hasil perbandingan secara empiris minimum-path method dan uji DLT masing-masing parameter yaitu: kapasitas dukung selimut 47,76% lebih kecil; kapasitas dukung ujung 306,63% lebih besar; kapasitas dukung F pile 153,66% lebih besar; safety factor kapasitas dukung 1,2 kali lebih besar. Dengan safety factor sebesar 2,5 untuk mengkoreksi hasil akhir daya dukung berfaktor cara empiris memberi keamanan 1,2 kali lebih besar terhadap uji DLT. Selisih ratio 1,2 masih sangat konsevatif. Saran dari hasil kajian adalah daya dukung bored pile berfaktor akan mendekati sama antara cara empiris dan cara DLT bila safety factor sebesar 3 (tiga) untuk metode empiris (minimum-path method). Kata kunci: CPT, bored pile, dynamic load testing 1. PENDAHULUAN Banyak metode desain untuk mendapat ultimate base resistance (F ub ), ultimate shaft resistance (F us ), kapasitas axial working load pile dan settlement fondasi bored pile. Tidak ada masalah bagaimana baiknya atau kasarnya suatu metode desain. Para insinyur telah menggunakannya secara intensif, dan telah membandingkan hasilnya dengan konsekuensi yang timbul selama dan sesudah pembangunan pada banyak proyek, belajar dari kesulitan dan keterbatasan yang ada dan keuntungan yang didapat dari penggunaannya. Hal ini merupakan bagian pertimbangan, dan pada waktunya merupakan suatu bantuan yang sangat berharga (Lulie, 2007). Bored pile telah banyak digunakan sebagai fondasi bangunan. Ada beberapa issue yang berhubungan dengan desain bored pile dan pelaksanaannya. Pertama persamaan analisis statik yang ada untuk mengistimasi kapasitas untuk memikul beban rencana tidak disepakati secara umum berkaitan dengan akurasinya. Beberapa tipe tes verifikasi lapangan, seperti static load tests atau dynamic pile testing perlu dilakukan di lapangan untuk menjamin kapasitas bored pile. Kedua, tidak kontinu bored pile pada pelaksanaan, sehingga akan berpotensi menyebabkan kerusakan struktural saat beban bekerja, (ODOT, 2007; Fellenius, 1999). Perlu adanya kualitas kontrol pada desain bored pile dengan suatu verifikasi menjamin kapasitas bored pile di lapangan dengan alat seperti Pile driving analyzer. Akar permasalahan pada penelitian ini adalah persamaan analisis statik untuk mengistimasi kapasitas memikul beban rencana tidak disepakati secara umum akurasinya. Perlu adanya kualitas kontrol pada desain bored pile dengan suatu verifikasi menjamin kapasitas bored pile di lapangan dengan alat seperti Pile driving analyzer. Tujuan penelitian ini adalah dengan melakukan uji pembebanan (loading test) dengan memverifikasikan kapasitas dukung normal tekan fondasi bored pile. Dari hasil pengujian akan didapat informasi besarnya kapasitas dukung termobilisir, dengan faktor keamanan 2 (dua) dipakai untuk menilai apakah beban kerja rencana dapat diterima bored pile dengan aman. Penelitian ini diharapkan bermanfaat, antara lain: bagi pihak konsultan dan praktisi, informasi yang akan diperoleh dari hasil penelitian ini ada untuk perbaikan kriteria kontrol kualitas dan mengembangkan database kalibrasi bored pile. Bagi masyarakat kampus penelitian ini sebagai kajian dasar perkembangan ilmu geotechnical yang akhir-akhir ini semakin nampak peranannya dalam dunia rancang bangun konstruksi. 5757

2. TINJAUAN PUSTAKA Fondasi tiang pada pasir (Sand) Formula standard untuk hitungan ultimate pile resistance untuk fondasi tiang pada pasir dapat ditransformasi dari hasil penggunaan tip resistance dan local friction uji CPT. Faktor keamanan pada Tabel 1. Overall safety factor = 1,33 x 1,33 x 1,40 = 2,5. F pile = F BASE + F SHAFT Tabel 1. Faktor keamanan (safety factor ) Influence Scale effect 1,33 Statistical chance 1,33 Over load 1,40 Tahanan dasar tiang (pile base resistance) diambil dalam hitungan adalah pada layer 4D PILE di bawah dan 8D PILE di atas dasar tiang (pile-base). Gunakan minimun-path method dan diambil nilai hitungan rata-rata dari tahanan ujung (tip-resistance), (Brower, 2002). Koefisien korelasi (correlation coefficients) untuk tahanan dasar (base resistance) seperti di Tabel 2. Tabel 2. Correlation coefficients for base resistance Pile type Displacement piles Driven piles 1,0 Formed in situ, bored piles, like vibro 1,2 Screw piles 0,6 Non-displacement piles Continuous Flight Auger (CFA) concrete piles 0,6 Bored piles, cast in situ 0,6 Settlement pada fondasi tiang Figure 1. Load and Settlement curves Safe load: F pile = (F b + F s ) / 1.4 s = s b.f(a); s = s s.f(b); F pile = a.f b + b.f s ; (0 a;b 1). dimana: = ultimate base resistance derived from CPT, F u;b F u;s = ultimate shaft resistance derived from CPT, F b = corrected base resistance = F u;b /(1.33 x 1.33)* F s = corrected shaft resistance = F u;s /(1.33 x 1.33)* corrections for scale effect and statistical chance. Gambar 1 settlement curves di atas berupa fungsi exponential. Settlement saat sebelum runtuh (collapse) dari tahan dasar (base resistance) sebesar 10% diameter tiang untuk driven piles untuk pasir padat (dense sand). Pada Tabel 3 ditampilkan persamaan settlement untuk bermacam tiang antara lain: driven piles, CFA piles, bored piles, cast in situ di tanah pasir. Sedangkan Settlement saat sebelum runtuh (collapse) dari shaft-resistance nilai tetap sebesar 10 mm untuk driven piles untuk pasir padat (dense sand). Demikian juga, Settlement saat sebelum runtuh (collapse) untuk non-displacement piles, mendekati 2 (dua) kali settlement dari displacement piles, (Brower, 2002). 5858

Pengujian di lapangan Pengujian pembebanan dinamis (dynamic load testing, DLT) dilakukan dengan memasang dua buah sensor yaitu stain transduser dan accelerometer transduser pada sisi-sisi tiang dengan posisi saling berhadapan, dekat dengan kepala tiang. Kedua sensor tersebut mempunyai fungsi ganda, masing masing menerima perubahan percepatan dan regangan. Gelombang tegangan tekan akan merambat dari kepala tiang ke ujung tiang (toe). Setelah itu gelombang tersebut akan dipantulkan kembali menuju kepala tiang dan ditangkap oleh sensor, (Fellenius, 2002; Testana Engineering, 2007). Metode analisis TNOWAVE-DLTWAVE Setelah pengujian beban dinamik, dilakukan analisis menggunkan program DLTWAVE, suatu modul gelombang dari TNOWAVE yang adalah program aplikasi analisis numerik dengan model matematis soil pile. Data tanah dari tiang dimodelkan dan hitungan dilakukan berdasarkan persamaan gelombang satu dimensi. Model tanah menggambarkan perilaku tanah dalam pengertian sebagai fungsi displacement, velocity dan acceleration dengan menggunakan parameter empiris yang tergantung dari data tanah. Parameter tanah yang dipakai dalam permodelan ini mengacu pada laporan hasil penyelidikan tanah. Analisis TNOWAVE-DLTWAVE dikerjakan dengan cara mencocokkan kurva (matching curve) simulasi secara otomatis dengan hasil perilaku bored pile yang diukur selama pelaksanaan DLT di lapangan. Parameter tanah yang diperoleh dari signal matching kemudian dianalisis dengan program TNOSTAT untuk mendapatkan diagram load displacement dari tiang yang diuji, (Keller, 2008; Testana Engineering, 2007). 3. LOKASI, DATA, APLIKASI DESAIN Lokasi penelitian Lokasi penelitian di lokasi Bangunan Erlangga Publisher, Jalan Gedong Kuning, Yogyakarta. Mengingat area Bangunan Erlangga Publisher ini yang dekat pemukiman perlu adanya penentuan jenis pile yang akan digunakan yaitu bored concrete pile. Diameter pile yang akan dipakai dalam desain berukuran diameter 400 mm. Lay out Bangunan Erlangga Publisher. Hand boring dan uji sondir Hand boring dilakukan sebanyak 3 titik, yaitu B1, B2, B3. Kedalam titik hand boring masing-masing -5,00 m; - 7,00; dan -5,00 untuk B1; B2; B3. Tujuan hand boring untuk memperoleh sampel tanah dari lapangan kemudian dibawa ke Laboratorium Mekanika Tanah UAJY untuk di periksa soil properties. Parameter soil properties mencakup yaitu: Young s modulus, effective friction angle, undrained shear strength, coefficient of primary consolidation, coefficient of secondary consolidation, water content, wet unit weight, specific gravity. CPT sebesar 60 MPa. Uji CPT sebanyak 7 (tujuh) titik, yaitu titik sondir SB1 sampai SB7. Dari hasil uji CPT akan didapat tip resistance dan side skin friction. Nilai tip resistance dan side skin friction digambar pada sumbu absis dan kedalaman penetrasi pada sumbu ordinat. Langkah selanjutnya seperti dilakukan pada tahap kompilasi data primer untuk mentukan di layer (-8,50 m) di mana ujung tiang bored pile diletakkan. Stratigrafi lapisan tanah Titik sondir SB1 sampai SB7 menginformasikan pola yang hampir sama. Tahanan konus q c (static cone resistance) yang rendah pada peil ±0,00 sampai -1,00 m. Nilai q c yang yang tidak konstan naik turun bergantian pada range peil -1,00 m sampai -7,80 m. Pada range -5,00 m sampai -6,60 m nilai q c rendah hanya 1,13 MPa, berupa jenis tanah very loose sand. Nilai q c rata-rata di atas 10 MPa pada peil -8,00 m ke bawah (lebih dalam lagi). Nilai q c meningkat secara konstan sesuai pertambahan kedalaman mulai pada range peil -10,20 m ~ -10,40 m. Kekuatan penetrasi maksimum dengan nilai q c = 60 MPa bervariasi di antara -11,30 m sampai -12,30 m. Dimensi bored pile Dimensi bored pile berdiameter 400 mm. Pertimbangan menentukan diameter tiang bored pile seperti di atas atas pertimbangan tekuk kalau diambil lebih kecil dari ukuran 400 mm. Sedangkan diameter yang lebih besar dari 400 mm tidak akan tercakup efek syarat 8D ke atas dari ujung tiang. Desain kapasitas bored pile Kedalaman bored pile tip ditentukan di peil -8,50 m, mengingat di kedalaman tersebut nilai static cone resistance q c sudah memadai, periksa pada uraian stratigrafi lapisan tanah 5959

Hitungan tahanan dasar tiang (pile base resistance) diambil pada layer 4D PILE di bawah dan 4D PILE serta 8D PILE di atas dasar tiang (pile-base). Digunakan nilai hitungan rata-rata dari tahanan ujung q c (tip-resistance) berdasarkan minimun-path method, (Brower, 2002). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4 untuk bored pile diameter 400 mm. Kedalaman (m) Tabel 4. Hubungan nilai static cone resistance q c terhadap diameter bored pile Diameter bored pile (mm) 400 q c (MPa) SB1 SB2 SB3 SB4 SB5 SB6 SB7 Mean q c (MPa) 8D (-5,30) 3,50 2,50 3,15 3,10 2,80 5,75 3,75 3,507 4D (-6,90) 4,50 4,60 6,00 2,75 3,25 2,70 4,50 4,043 PB (-8,50) 16,00 16,25 15,75 16,50 13,00 14,50 13,60 15,086 4D (-10,10m) 9,50 14,15 14,00 28,25 13,5 15,00 31,00 17,914 Note; PB (Pile Base) sebagai kedalaman referensi ke atas dan ke bawah Aplikasi desain bored pile dengan diameter 400 mm Base resistance Average tip resistance = ((17,914+15,086)/2)+(3,507+4,043)/2)/2=10,228 MPa. Ultimate base resistance F ub = 0,25x π x 0,4 2 x 10228 x 1,2 = 1542,35 kn. Shaft resistance Ultimate shaft resistance F us = 1% x 15.086 x π x 0,4 x 1,6 = 303,32 kn. F pile =1542,35 + 303,32 = 1845,57 kn. Working load = 1845,57 /2,5 = 738,23 kn, (safe load). Used load F pile = 735 kn. F b = 1542,35 / (1,33 x 1,33) = 872 kn F s = 303,22 / (1,33 x 1,33) = 172 kn F PILE = (872 + 172)/1,4 = 746 kn Settlement analysis Periksa Gambar 1 Load and Settlement curves Analysis s = 25a 3 s = 10b 3 25a 3 = 10b 3 b = 1,36a F PILE = 872a + 172b = 746 F PILE = 872a + 172 x 1,36a = 746 a = 0,675 b = 1,36 x 0,675 = 0,918 a x F b = 0,675 x 872 = 588 kn b x F s = 0,918 x 172 = 158 kn F PILE = 746 kn, (G). Settlement, s 1 = 25a 3 = 25 x 0,675 3 = 7,69 mm. Settlement, s 2 = 0,2D [(F PILE - F s )/ F b] 2, dengan syarat 20 mm < s 2 < 0,2D. s 2 = 0,2 x 400 [(746-172) / 872] 2 = 34,66 mm dengan syarat: 20 mm < s 2 < 0,2 x 400 mm, 20 mm < s 2 < 80 mm (G).

Depth (m) Mean q c (MPa) Concrete bored pile Ground level ±0,00 Clayey sand -5,30 3,507 4D 4D 4D sand -6,90 4,043-8,50 15,086-10,10 17,914 Pengujian di lapangan Gambar 2. Kedalaman concrete bored pile dan mean q c Pengujian di lapangan meliputi 2 titik uji pembebanan dinamis (DLT, dynamic load testing) menggunakan alat FPDS-7. Sketsa letak bored pile yang diuji pada Lampiran 1. Tujuan uji pembebanan (loading test) adalah untuk memverifikasikan kapasitas dukung normal tekan bored pile. Dari hasil-hasil pengujian didapatkan informasi besarnya kapasitas dukung termobilisis, umumnya dengan faktor keamanan 2 (dua) dipakai untuk menilai apakah beban kerja rencana dapat diterima tiang dengan aman. DLT dilakukan dengan memasang 2 (dua) buah sensor yaitu strain transduser dan accelerometer transduser dengan posisi saling berhadapan pada sisi-sisi bored pile dekat dengan pile cap (kepala tiang). Kedua sensor strain transduser dan accelerometer transduser masing-masing menerima perubahan percepatan dan regangan. Gelombang tegangan tekan akan merambat dari pile cap ke pile toe (ujung tiang), kemudian gelombang tersebut akan dipantulkan kembali menuju pile cap dan diterima oleh sensor. Gelombang yang diterima sensor secara otomatis akan direkam oleh komputer. Hasil rekaman gelombang ini akan menjadi dasar bagi analisis yang menggunakan program TNOWAVE-DLTWAVE. Pengujian dilaksanakan sesuai standar ASTM D-4945. Gelombang pantul yang ditimbulkan oleh reaksi tanah menyebabkan kapasitas dukung ujung dan gesek akan memberikan kapasitas dukung termobilisir (mobilized capacity). Data teknis Spesifikasi data teknis bored pile, hammer penguji dan alat FPDS-7 sesuai dengan ada di lapangan dapat dilihat pada Tabel 5 ~ 7. Data teknis bored pile Spesifikasi data teknis bored pile yang terpakai dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Data teknis bored pile Tipe tiang Bored pile No. tiang yang di uji PC 102 PC 56 Diameter tiang (mm) Ø 400 Ø 400 Total panjang tiang (m) ± 10 ± 10,2 Panjang tiang terbenam (m) ± 8,5 ± 8,5 Tanggal instalasi 8-3-2007 8-3-2007 Tanggal uji 20-4-2007 20-4-2007 Umur tiang saat diuji (hari) 43 43 Beban ulimit rencana (kn) ± 1200 ± 1200 Mutu beton K-225 K-225

Tinggi transducer (m) ± 0,90 ± 0,90 Data teknis hammer untuk pembebanan dinamis Pengujian DLT dengan sistem pembebanan menggunakan dropped hammer. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah: a. berat hammer : minimal 1% s/d 1,5% beban ultimit rencana, b. tinggi jatuh : minimal 8,5% panjang tiang terpenetrasi. Spesifikasi data teknis hammer dapat dilihat pada Tabel 6. Data teknis FPDS-7 Tipe hammer Berat hammer Tinggi jatuh Rated energy hammer Tabel 6. Spesifikasi data teknis hammer Dropped hammer 16 kn ± 1 m ± 15,67 knm Spesifikasi data strain dan acceleration transducer yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Spesifikasi data strain dan acceleration transducer Strain transducer Serial number strain transducer channel 1 D 182 Calibration factor strain transducer channel 1 2,37 Serial number strain transducer channel 2 D 472 Calibration factor strain transducer channel 2 2,60 Acceleration transducer Serial number acceleration transducer channel 1 10087 Calibration factor acceleration transducer channel 1 0,0177 mv/g Serial number acceleration transducer channel 2 10099 Calibration factor acceleration transducer channel 2 0,0186 mv/g PelaksanaanmMetode analisis TNOWAVE-DLTWAVE Setelah pile PC 102 dan pile PC 56 diujian beban dinamik, kemudian dilakukan analisis menggunkan program DLTWAVE. Program DLTWAVE adalah suatu modul gelombang dari TNOWAVE merupakan program aplikasi analisis numerik dengan model matematis soil pile. Analisis TNOWAVE-DLTWAVE dikerjakan dengan cara mencocokkan kurva (matching curve) simulasi secara otomatis dengan hasil perilaku bored pile yang diukur selama pelaksanaan DLT di lapangan. Parameter tanah yang diperoleh dari signal matching kemudian dianalisis dengan program TNOSTAT untuk mendapatkan diagram load displacement dari tiang yang diuji. 4. HASIL UJI DAN ANALISIS Hasil pengujian pembebanan dinamis (DLT) merupakan kapasitas dukung termobilisir, yang besarnya ditentukan oleh beban/energy yang dikerjakan dalam pengujian. Selanjutnya, kapasitas termobilisir dan kapasitas dukung serta penurunan (settlement) bored pile akan diperoleh dari hasil pengujian, yang dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. termobilisir, kapasitas dukung dan pile settlement uji DLT No. bored pile dukung selimut (kn) dukung ujung (kn) dukung termobilisir (kn) dukung dengan SF = 2 (kn) Settement (mm) PC 102 635 566 1201 600,5 ± 1 PC 56 721 503 1224 612,0 ± 2 Note: immediate settlement adalah perpindahan sesaat ketika beban mencapai kapasitas dukung dengan safety factor (SF) = 2, dan tidak menyatakan penurunan konsolidasi. Tabel 9. F pile, kapasitas dukung dan pile settlement secara empiris No. dukung Settement (mm) bored pile dukung selimut (kn) dukung ujung (kn) dukung F pile (kn) dengan SF = 2,5 (kn) s 1 s 2 All pile 303,32 1542,35 1845,57 738,23 7,69 34,66

Kalau dicermati Tabel 9 hasil desain bored pile secara empiris dan dibandingkan dengan Tabel 8 uji DLT. Perbedaan kapasitas dukung selimut (lebih kecil 47,76%), kapasitas dukung ujung (lebih besar 306,63%), kapasitas dukung F pile (lebih besar 153,66%) dan kapasitas dukung dengan safety factor (lebih besar 120,62% atau 1,2 kali) antara cara empiris dan uji DLT. Demikian juga untuk settlement s 1 maupun s 2 cara empiris lebih konservatif dibandingkan dengan uji DLT. Safety factor sebesar 2,5 untuk mengkoreksi hasil akhir daya dukung berfaktor cara empiris memberi keamanan 1,2 terhadap uji DLT. Daya dukung berfaktor akan mendekati sama antara cara empiris dan uji DLT bila safety factor sebesar 3 (tiga) untuk metode empiris. 5. KESIMPULAN Dari aplikasi desain secara empiris dan hasil analisis pengujian pembebanan dinamis (DLT) di bab depan ada empat kesimpulan penting. a. Langkah awal dalam proses desain fondasi tiang adalah menentukan kapasitas fondasi pile seperti yang direkomendasikan pada laporan penyelidikan tanah. Dasar analisis berdasarkan dari parameter-parameter tanah yang diuji. Sampel titik pengujian yang terbatas dan analisis kapasitas pile berdasarkan mean value. Kalau dicermati statigrafi tanah dan tahan konus di setiap penyelidikan CPT tidaklah memberikan nilai yang sama dan seragam. Perlu dilakukan analisis pendekatan desain kapasitas pile yang akurat baik berdasarkan setiap titik fondasi pile maupun secara menyeluruh rata-rata. Untuk itu, perlu adanya metode pendekatan desain kapasitas fondasi pile yang cepat dan murah. b. bored pile dari pengujian DLT untuk PC 102 dan PC 56 menunjukkan ada perbedaan kapasitas dukung selimut, kapasitas dukung ujung, kapasitas dukung termobilisir, kapasitas dukung berfaktor dan settlement. Perbedaan ini menujukkan respon tanah pada fondasi pile PC 102 dan PC 56 berbeda. c. Hasil desain bored pile secara empiris (Tabel 5.6) dan dibandingkan dengan uji DLT (Tabel 5.6) ada perbedaan: kapasitas dukung selimut (lebih kecil 47,76%), kapasitas dukung ujung (lebih besar 306,63%), kapasitas dukung F pile (lebih besar 153,66%) dan kapasitas dukung dengan safety factor (lebih besar 120,62% atau 1,2 kali). d. Settlement pada pile, s 1 = 25a 3 dan s 2 = 0,2D [(F PILE - F s )/ F b ] 2 cara empiris lebih moderat dibandingkan dengan cara pengujian DLT. 6. SARAN Ketidakpastian yang ada pada tanah di mana bored pile berpijak dan adanya bermacam-macam metode desain kapasitas bored pile, termasuk metode desain minimum-path method dengan menggunakan data cone resistance q c dari uji CPT. Untuk mengetahui penyimpangan maupun keakurasian dari hasil desain suatu metode pendekatan perlu diuji kemampuan struktur suatu bored pile dengan uji in situ loading test seperti dynamic load testing dengan alat FPDS-7. Kebijakaan akan muncul apakah safety factor dalam desain dapat mengatasi perbedaan sehingga masih dapat ditoleransi dalam kondisi batas aman dan sebagai evaluasi desain selanjutnya ke arah lebih baik. Dengan safety factor sebesar 2,5 untuk mengkoreksi hasil akhir daya dukung berfaktor cara empiris memberi keamanan 1,2 terhadap uji DLT. Selisih ratio 1,2 masih cukup besar. Saran yang dapat dipertimbangkan selanjut daya dukung berfaktor akan mendekati sama antara cara empiris dan uji DLT bila safety factor sebesar 3 (tiga) untuk metode empiris (minimum-path method). Perlu dilakukan banyak lagi penelitian yang menguatkan safety factor 3 seperti yang direkomendasikan untuk metode empiris (minimum-path method ) baik di tanah berpasir (sand) dan jenis tanah yang lain (silt, clay, mixed soils) serta untuk bermacam-macam fondasi pile sepert seperti: driven pile, Continuous Flight Auger (CFA-Pile). DAFTAR PUSTAKA Brouwer, J.J.M., 2002, Guide to Cone Penetration Testing on Shore and Near Shore, Lankelma, Cone Penetration Testing LTD, Iden, East Sussex. Fellenius, B.H., 1999, Using the Pile Driving Analyzer, Annual Meeting, San Diego. Fellenius, B.H., 2002, Pile Dynamics in Geotechnical Practice Six Case Histories, Urkkada Technology, LTD. Ottawa, Ontario. Keller Company, 2008, Dynamic Load Testing, 56 Station St, Parramatta, NSW. Lulie, Y.; Suryadharma, Y.H., 2007, Fondasi Tiang dari Metode Langsung Cone Penetration Test, Laporan Penelitian, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. ODOT, 2007, Dynamic Pile Testing Technology: Validation and Implementation, 1980 West Broad Street, Columbus, OH. Testana Engineering, Inc., 2007, Laporan Uji Pembebanan Tiang, DLT.PD-03/ HX.05-03/ 2007, Surabaya.