BAB VII PEMBAHASAN MASALAH
|
|
- Suharto Ridwan Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Pembahasan Tinjauan Khusus Pada BAB ini penulis akan membahas Tinjauan Khusus sebagaimana yang telah di tugaskan oleh pembimbing di kampus kepada penulis, adapun pembahasan yang telah di tugaskan kepada penulis adalah membahas tentang Pile Driving Analyzer (PDA Test) dan BalokPC-U Girderpada lokasi kerja peraktek penulis yaitu proyek Aksesibilitas dan Ducting Utility Pile Driving Analyzer (PDATEST) Pile Driving Analyzer (PDA Test)merupakan sebuah test untuk mengukur kapasitas tiang tekan secara dinamik pada fondasi dalam baik itu tiang pancang atau tiang bor, integritas tiang, dan energy dari hammer. Alat Pile Driving Analyzer (PDA Test)sendiri berupa komputer khusus yang telah dibuat untuk mampu mengukur variable yang dibutuhkan dalam perhitungan dinamik tersebut dengan menggunakan prinsip wave mechanics.pile Driving Analyzer (PDA Test) pelaksanaannya mengacu pada ASTM D-4945 (Standard Test Method for High-Strain Dynamic Testing of Deep Foundations). VII -1
2 Gambar 7. 1 Layout Lokasi Titik PDA Test Tujuan dasar dari Pile Driving Analyzer (PDA Test) yaitu untuk mengevaluasi daya dukung tiang, integritas(keutuhan) tiang dan penurunan tiang. Dengan kemampuannya tersebut Pile Driving Analyzer (PDA Test) digunakan pada proyek-proyek besar sebagai tes tambahan selain ujian beban skala penuh (static load test), sedangkan pada proyek-proyek menengah dan kecil Pile Driving Analyzer (PDA Test) dianggap bisa menggantikan uji beban. Jenis fondasi tiang yang dapat diuji dengan Pile Driving Analyzer (PDA Test) tidak terbatas pada tiang pancang saja. Pile Driving Analyzer (PDA Test) juga dapat digunakan untuk tiang yang dicor di tempat seperti tiang bor, tiang franki dan jenis fondasi tiang lainnya. VII-2
3 Pengujian tiang cara dinamis dilakukan dengan menempatkan 2 pasang sensor secara berlawanan. Satu pasang sensor terdiri dari pengukur regangan (strain transducer) dan pengukur percepatan (accelerometer) yang dipasang dibawah kepala tiang (minimum jarak dari kepala tiang ke transducer 1,5D 2D, dimana D adalah diameter tiang) sehingga ada jarak bebas pada saat tumbukan. Gambar 7. 2 Strain Transducer & Accelerometer yang sudah terpasang Akibat tumbukan hammer pada kepala tiang, sensor akan menangkap gerakan yang timbul dan mengubahnya menjadi sinyal listrik yang kemudian di rekam dan diproses dengan Pile Driving Analyzer (PDA). Hasil rekaman Pile Driving Analyzer (PDA) dianalisa lebih lanjut dengan software CAPWAP. VII-3
4 Gambar 7. 3 Hammer CAPWAP (Case Pile Wave Analysis Program) adalah program aplikasi analisa numerik yang menggunakan masukan data gaya (force) dan kecepatan (velocity) yang diukur oleh Pile Driving Analyzer (PDA). Kegunaan program ini adalah untuk memperkirakan distribusi dan besarnya gaya perlawanan tanah total sepanjang tiang berdasarkan modelisasi sistem tiang-tanah yang dibuat dan memisahkannya menjadi bagian perlawanan dinamis dan statis. Alat yang di gunakan padapile Driving Analyzer (PDA)adalah sebagai berikut : 1. Pile Driving Analyzer (PDA) Fungsialat PDA merekam data (F) & (V) dalamfungsiwaktu, menganalisanya, menampilkannyadalamgrafik, sertadenganmetode Case-Goble menghitung daya dukung statis tiang serta output turunan lainnya. VII-4
5 Gambar 7. 4 PDA 2. DuaBuahStrain Transducer Sebuah alat yang mengubah satu bentuk daya menjadi bentuk daya lainnya untuk berbagai tujuan termasuk pengubahan ukuran atau informasi (misalnya, sensor tekanan). Strain transducer adalah salah satu transducer yang banyak dipakai untuk mendeteksi dan mengukur gaya, beban, torsi, dan tegangan. Prinsip kerjanya adalah mengubah gaya mekanik menjadi besaran resistansi yang sebanding. Gambar 7. 5 Strain Transducer VII-5
6 3. Dua Buah Accelerometer Accelerometer adalah sensor yang digunakan untuk mengukur percepatan suatu objek. Accelometer mengukur percepatan dynamic dan static. Pengukuran dynamic adalah pengukuran percepatan pada objek bergerak, sedangkan pengukuran static adalah pengukuran terhadap gravitasi bumi. Untuk mengukur sudut kemiringan (tilt). Gambar 7. 6 Accelerometer 4. Kabel / Pengirim signal tanpakabel Kabel ini berfungsi untuk menghubungkan signal dari Strain Transducer dan Accelerometerke alat PDA, dan dari PDA itulah kita dapat melihat hasil dari Test. VII-6
7 Gambar 7. 7 Kabel Pengirim Sinyal 5. Alat Bor Beton, Angkur + Baut dan Kunci Alat bor di sini berfungsi untuk memasang Strain Transducer dan Accelerometerke pada Bor Pile yang akan di uji. Gambar 7. 8 Alat Bor Waktu Pengujian Untuk PDA TEST Pengujian Pile Driving Analyzer (PDA) dapat dilakukan selama pemancangan untuk memonitori perkembangan daya dukung tiang sejalan dengan tiang masuk makin dalam, kenerja dari sistem pemancangan atau memonitor tegangan pada saat pemancangan yang ekstrim. VII-7
8 Tetapi umumnya Pile Driving Analyzer (PDA) digunakan untuk menentukan daya dukung jangka panjang tiang fondasi. Untuk tujuan ini, Pile Driving Analyzer (PDA) dilakukan setelah 7 hari waktu pemancangan, agar tanah mempunyai waktu untuk kembali seperti semula. Sedangkan pada tiang bor dilakukan setelah usia tiang bor mencapai 21 hari, agar waktu dipukul kepala tiang tidak mudah pecah. Beton tiang bor bagian atas (top pile) dibobok dan diratakan permukaannya sampai mencapai beton yang benar-benar keras/beton sesungguhnya yang tidak bercampur dengan lumpur. Hammer yang digunakan adalah drop hammer, yang berat hammernya kurang lebih disesuaikan dengan beban rencana. Analisa data PDA dilakukan dengan prosedur Case Method, yang meliputi pengukuran data kecepatan (velocity) dan gaya (force) selama pelaksanaan pengujian (re-strike) dan perhitungan variable dinamik secara real time untuk mendapatkan gambaran tentang daya dukung pondasi tiang tunggal. Dari PDA Test dengan menggunakan "Case Method" kita akan dapat mengetahui : I. DayaDukungPondasiTiang Tunggal II. IntegritasAtauKeutuhanTiang Dan Sambungan III. Efisiensi Dari Transfer EnergiPukulan Hammer/AlatPancang VII-8
9 Daya Dukung Pondasi Tiang Tunggal Perkiraan daya dukung Aksial tiang (Ru) dilakukan dengan case method. Berdasarkan kurva F dan V yang diperoleh Pile Driving Analyzer (PDA) Test, diperkirakan daya dukung aksial tiang yang diuji terdiri dari tahanan ujung (end bearing) dan lengketan (shaft friction). Hasil Pile Driving Analyzer (PDA) Test dianalisa lebih lanjut dengan software CAPWAP juga menghasilkan distribusi daya dukung tanah sepanjang tiang dan simulasi pembebanan statik Kriteria penerimaan hasil Ru yaitu Qu (daya dukung ultimit tiang hasil (CPT/SPT) Ru (daya dukung ultimit tiang hasil PDA) Keutuhan Tiang Keutuhan / Integritas Tiang Output kuantitas BTA (Beta) yaitu estimasi beberapa kerusakan tiang. Skala beberapa kerusakan tiang yang disarankan Pile Dynamics, Inc., seperti diperlihatkan tabel di bawah ini : Tabel 7. 1 Tabel Penilaian Kerusakan Tiang BTA (%) Penilaian 100% Tidak ada kerusakan 80-99% Kerusakan ringan 60-79% Kerusakan serius < 60% Patah Pada umumnya, kerusakan tiang diindikasi dengan BTA yang kurang dari 100%. Output kuantitas LTD memberikan estimasi lokasi kerusakan tiang dari lokasi transducer. Konsekuensi dari kerusakan tiang tergantung struktur dan fungsi, kondisi pembebanan, kondisi lingkungan, VII-9
10 manufaktur tiang dan lokasi kerusakan. Jadi harus berhati-hati dalam memberikan penilaian adanya indikasi kerusakan tiang Efisiensi Energi yang Ditransfer Pile Driving Analyzer (PDA Test) mengukur energi pemancangan actual yang ditransfer selama pengujian. Karena berat palu pancang dan tinggi jatuh palu pancang dapat diketahui, maka efisiensi energi yang ditransfer dapat dihitung Data Pemancangan yang Diberikan Kepada Penguji Sebelum pelaksanaan pengujian, data berikut ini harus diberikan kepada penguji PDA, dan menjadi tanggung jawab Kontraktor yang melaksanakan pemancangan untuk memberikan data yang benar : I. Nomor identifikasi pondasi tiang II. Tanggal Pemancangan III. Bentuk dan dimensi penampang tiang IV. Panjang total tiang V. Panjang tertanam pondasi tiang VI. Konfigurasi sambungan tiang (jika menggunakan tiang sambungan) VII. Data hammer yang digunakan untuk melaksanakan pengujian PDA (re-strike) VII-10
11 Cara Pembacaan Hasil PDA Test Tabel 7. 2 Data dan Parameter Pengujian PDA Test No KODE KETERANGAN 1 BN Pukulan 2 RMX DayaDukungTiang [ton] 3 FMX Gaya TekanMaksimum [ton] 4 CTN Gaya TarikMaksimum [ton] 5 EMX Energy maksimum yang di transfer [ton.m] 6 DMX Penurunanmaksimum [mm] 7 DFN PenurunanPermanen [mm] 8 STK Tinggijauhpalu [m] 9 BPM Pukulan per menit 10 BTA Nilaikeutuhantiang [%] 11 LE Panjangtiangdibawahinstrumen [m] 12 LP Panjang tiang tertanam [m] 13 AR Luaspenampangtiang [cm 2 ] Gambar 7. 9 Contoh output pada Alat PDA Test VII-11
12 Dimana : Kode BN Pukulan Merupakanbanyaknyapukulanpada Test PDA ini Kode RMX - DayaDukungTiang Kapasitasdayadukungtiangmerupakanjumlahdarikapasitastiti kakhiratauperlawananujungdenganperlawananselimuttiang. FMX - Gaya TekanMaksimum Merupakangayatekanmaksimumpadatiang yang dapat di berikanoleh hammer. CTN - Gaya TarikMaksimum Tegangan maksimum yang bisaditahanolehsebuahbahanketikadiregangkanatauditarik, sebelumbahantersebutpatahatauputus. EMX - Energy Maksimum yang di Transfer [ton.m] Merupakanenergimaksimum yang di hasilkanoleh hammer padasaatpenumbukantiangpancang. DMX - PenurunanMaksimum [mm] Merupakanpenurunantiang yang maksimum yang bolehterjadipadatiang. DFN - PenurunanPermanen [mm] Merupakanpenurunan yang terjadipadatiang yang di tumbukoleh hammer. STK - TinggiJauhPalu [m] VII-12
13 Merupakantinggipalu yang akan di jatuhkandarimukatiang yang akan di hammer BPM - PukulanPerMenit Banyaknyapukulan yang terjadipadasatumenit BTA - NilaiKeutuhanTiang [%] Merupakanpersentasekerusakan yang terjadipadatiang. LE - PanjangTiangdibawahInstrument Merupakanpanjangtiang yang di uji,baik di atastanahmaupun di bawahtanah LP - PanjangTiangTertanam [m] Panjangtiang yang tertanam di bawahtanah. AR - LuasPenampangTiang[cm2] Merupakanluaspenampangdaritiangpancang yang di uji. VII-13
14 Gambar Urutan Pengolahan data VII-14
15 Pada pengujian dengan PDA Test akan diperoleh hasil daya dukung yang bersifat salah satu dari dua kondisi berikut : 1. Refusal Pengertian daya dukung yang bersifat refusal adalah daya dukung yang terdeteksi/terdata dan dianalisa merupakan daya dukung yang diperoleh dari kondisi pondasi tiang yang belum sepenuhnya termobilisasi.kondisi belum sepenuhnya termobilisasi adalah kondisi di mana pondasi tiang belum mencapai kapasitas tertinggi atau ultimatenya. Kondisi ini dapat disebabkan karena pada saat pengujian/re-strike dilakukan, energi yang ditransfer tidak cukup besar untuk memobilisasi seluruh kemampuan tahanan atau daya dukung pondasi tiang yang diuji. 2. Ultimate Pengertian daya dukung yang bersifat ultimate adalah daya dukung yang diperoleh dari kondisi pondasi tiang yang sudah termobilisasi sepenuhnya. Dengan demikian angka daya dukung yang dihasilkan dari analisa PDA dan CAPWAP pada kondisi ini adalah benar-benar daya dukung ultimate atau batas yang dimiliki oleh pondasi tiang yang diuji. VII-15
16 Kondisi ultimate ditentukan oleh salah satu dari : a. Telah bergeraknya tiang pancang akibat beban tertentu (beban ultimate) yang berarti terlampauinya tahanan friksi dan ujung dari pondasi tiang. b. Telah terlampauinya kemampuan material tiang pancang itusendiri yang jika diteruskan dengan beban yang lebih berat akan mengakibatkan kegagalan pada bahan/material tiang pancang. Kedua kondisi tersebut (refusal atau ultimate) dapat diterima selama daya dukung yang diperoleh masih memenuhi syarat faktor keamanan yang dituntut dari desain yang ditetapkan. Dari beberapa data yang diambilpadawaktupelaksanaanpengujian PDA, padaumumnyaakandiambilsatugrafikdan data yang paling baikdalammewakilidanmenggambarkankekuatanataudayadukungponda sitiang yang diuji. Penentuan data tersebut pada umumnya diambil data dari transfer energy atau energy tersalurkan (EMX) yang paling besar/ maksimum selama pelaksanaan re-strike dan terdata dalam program yang digunakan. VII-16
17 7.3. Balok PC-U Girder Girder adalah sebuah balok diantara dua penyangga dapat berupa pier ataupun abutment pada suatu jembatan atau fly over. Umumnya girder merupakan balok baja dengan profil I, namun girder juga dapat berbentuk box (box girder), atau bentuk lainnya seperti yang ada di proyek fly over Aksesibilitas dan Ducting Utility Bandara Soekarno pada lokasi ini perencana menggunakan PC-U girder. Menurut material penyusunnya girder dapat terdiri dari girder beton dan girder baja. Sedangkan menurut sistem perancangannya, girder terdiri dari girder precast yaitu girder beton yang telah di cetak di pabrik tempat memproduksi beton kemudian beton tersebut di bawa ke tempat pembangunan jembatan atau fly over dan pada saat pemasangan dapat menggunakan girder crane. Selain girder precast, juga dikenal istilah on-site girder, yaitu girder yang di cor di tempat pelaksanaan pembangunan jembatan, girder ini dirancang sesuai dengan perancangan beton pada umumnya yaitu dengan menggunakan bekisting sebagai cetakannya. Setiap bentuk girder memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing. Girder dengan profil balok I memiliki kelebihan pada pengerjaannya yang mudah serta cepat dalam berbagai jenis kasus, namun jika jembatan yang akan dibangun memiliki bentuk kurva, girder balok I menjadi lemah karena kurang kuat terhadap kekuatan puntir/memutar, yang sering disebut sebagai torsi. Web kedua pada balok I perlu ditambahkan dalam gelagar kotak untuk meningkatkan kekuatan stabilitas untuk menahan VII-17
18 torsi, Hal ini membuat gelagar kotak/box girder merupakan pilihan yang tepat untuk jembatan dengan bentuk kurva. Pada pelaksanaan proyek Aksesibilitas dan Ducting Utility Girder yang di gunakan merupakan Girder Tipe U dengan mengingat lokasi yang berbentuk kurva sehingga pemilihan Girder Tipe Uadalah keputusan yang baik oleh perencana. Gambar Bekisting PC-U Girder PC-U Girder akan diproduksi di pabrik. Tipe Girder yang diproduksi adalah Girder pre-tension monolith dengan panjang sesuai dengan kebutuhan proyek. Mutu dari PC-U Girder harus memenuhi spesifikasi yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis. VII-18
19 Proses Kegiatan Produksi PCU Girder PC-U Girder akan diproduksi di pabrik. Girder diproduksi dalam bentuk segmental dengan panjang sesuai dengan kebutuhan proyek. Mutu dari PC-U Girder harus memenuhi spesifikasi yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis. Pekerjaan produksi PC-U Girder ini memerlukan urutan dari langkah langkah kerja seperti yang tampak dalam bagan alir Gambar 7.13 Setelah material PC-U Girder selesai diproduksi maka material dibawa ke lokasi site dengan menggunakan trailer. Pekerjaan pelaksanaan PC-U Girder di lokasi site memerlukan langkah langkah kerja seperti yang tampak dalam bagan alir Gambar 7.14 Gambar PC-U Girder VII-19
20 Gambar Baganalir pekerjaan produksi PCU Girder VII-20
21 Gambar Bagan alir pelaksanaan PCU Girder di site VII-21
22 Metode Pelaksanaan di Site Adapun tatacara pelaksanaan balok girder untuk fly over di proyek Aksesibilitas dan Ducting Utility adalah sebagai berikut : 1. Produksi PC-U Girder dilakukan di pabrik. 2. PC-U Girder yang telah dicetak segmental diangkut ke lokasi pekerjaan menggunakan trailer dengan bantuan crane untuk mengangkat. Gambar Pengangkatan PC-U Girder ke atas Flat Bed Trailer Gambar Pengangkutan PC-U Girder segmental ke lokasi proyek 3. Setelah sampai di lokasi, PC-U Girder segmental disusun diatas stressing bed untuk dilaksanakan pekerjaan stressing. VII-22
23 Gambar Pemindahan PC-U Girder segmental ke Stressing bed 4. Pekerjaan stressing dapat dilakukan di lokasi pekerjaan. Pastikan sambungan segmen sesuai, pasang strand dan angkur sesuai gambar kerja. Setelah semua terpasang dengan baik baru dilakukan stressing kemudian grouting. Gambar Stressing PC-U Girder diatas Stressing Bed 5. Pemasangan PC-U Girder ke atas abutment atau pier dengan bantuan crawler crane. Penggeseran PC-U Girder secara lateral dengan menggunakan kora-kora kemudian di jack untuk diletakan di elastomer. VII-23
24 Gambar Erection Girder VII-24
BAB VII TINJAUAN KHUSUS AXIAL LOADING TEST DAN PILE DRIVING ANALYZER
BAB VII TINJAUAN KHUSUS AXIAL LOADING TEST DAN PILE DRIVING ANALYZER 7.1 Axial Loading Test Pengujian pada pondasi Bored Pile dilakukan untuk memastikan Bored Pile yang sudah dikerjakan menurut desain
Lebih terperinciKEHANDALAN DAYA DUKUNGAKSIAL TIANG PANCANG BETON SEGI EMPAT BERDASARKAN HASIL SPT DAN PDA. Yusti Yudiawati
KEHANDALAN DAYA DUKUNGAKSIAL TIANG PANCANG BETON SEGI EMPAT BERDASARKAN HASIL SPT DAN PDA Yusti Yudiawati Dosen Politeknik Negeri Banjarmasin Senior Engineer PT.Kalimantan Concrete Engineering dan PT.Kalimantan
Lebih terperinciBAB VII. Pile Driving Analyzer Test (PDA)
BAB VII Pile Driving Analyzer Test (PDA) 7.1 Uraian Umum Pondasi tiang adalah salah satu bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah pada kedalaman
Lebih terperinciEVALUASI DAYA DUKUNG TIANG PANCANG BERDASARKAN METODE DINAMIK
EVALUASI DAYA DUKUNG TIANG PANCANG BERDASARKAN METODE DINAMIK Harnedi Maizir 1, Hendra Jingga 2, dan Nopember Toni 3 1 Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru 2 dan 3 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISA DATA
BAB V HASIL ANALISA DATA Penelitian ini merupakan analisis data-data SPT, CPT, dan PDA dari pengujian tanah di Cluster Flamingo Summarecon Serpong, Gading Serpong - Tangerang. Data-data diperoleh dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Struktur pondasi pada sebuah bangunan sangatlah penting untuk menopang dan mendistribusikan beban bangunan terhadap tanah keras di bawahnya. Metode tes pembebanan
Lebih terperinciEVALUASI PONDASI TIANG DENGAN PILE DRIVEN ANALYSIS (PDA) DI KOTA PALEMBANG
EVALUASI PONDASI TIANG DENGAN PILE DRIVEN ANALYSIS (PDA) DI KOTA PALEMBANG Livian Teddy 1 livianteddy@gmail.com Abstrak Tujuan dasar dari PDA test yaitu untuk mengevaluasi daya dukung tiang, integritas/keutuhan
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR MENGGUNAKAN METODE REESE, PILE DRIVING ANALYZER TEST, DAN PERANGKAT LUNAK NPILE
PERBANDINGAN HASIL ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR MENGGUNAKAN METODE REESE, PILE DRIVING ANALYZER TEST, DAN PERANGKAT LUNAK NPILE Ario Rahutomo NRP: 0721078 Pembimbing: Ir. Herianto Wibowo, M.Sc.
Lebih terperinciPENGUJIAN BORED PILE
BAB VII PENGUJIAN BORED PILE 7.1 Umum Uji pembebanan tiang (pile loading test) adalah suatu metode yang digunakan dalam Pemeriksaan terhadap sejumlah beban yang dapat didukung oleh suatu struktur dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pondasi tiang adalah salah satu bagian dari struktur yang digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pondasi tiang adalah salah satu bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah pada kedalaman tertentu, biasanya
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan
Lebih terperinciOleh : DWI DEDY ARIYANTO ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Djoko Untung
Oleh : DWI DEDY ARIYANTO (311 0106 001) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Djoko Untung Pendahuluan Pondasi adalah bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan beban akibat berat struktur secara langsung ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta penurunan pondasi yang berlebihan. Dengan demikian, perencanaan pondasi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pondasi merupakan suatu konstruksi pada bagian dasar struktur yang berfungsi meneruskan beban dari bagian atas struktur ke lapisan tanah di bawahnya tanpa mengakibatkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pondasi Dalam Pondasi dalam adalah pondasi yang dipakai pada bangunan di atas tanah yang lembek. Pondasi ini umumnya dipakai pada bangunan dengan bentangan yang cukup lebar, salah
Lebih terperinciMETODA KONSTRUKSI GELAGAR JEMBATAN BETON PRATEKAN PROYEK JALAN LAYANG CIMINDI BANDUNG
METODA KONSTRUKSI GELAGAR JEMBATAN BETON PRATEKAN PROYEK JALAN LAYANG CIMINDI BANDUNG Shita Andriyani NRP : 0321068 Pembimbing : Dr. Ir. Purnomo Soekirno JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Panjang Tendon. Total UTS. Jack YCW 400 B 1084 (Bar) T1 ki T1 ka ,56 349, ,56 291,37
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Perencanaan Jembatan Box Girder ini pembebanan yang dilakukan adalah terhadap beban berikut ini: Beban Mati Beban Mati Tambahan Beban Lajur D. Beban Truk T dilakukan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meneruskan beban struktur di atasnya ke tanah, baik beban arah vertikal maupun
BAB I Bab I Pendahuluan PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pondasi tiang pada sebuah struktur bangunan pada dasarnya berfungsi untuk meneruskan beban struktur di atasnya ke tanah, baik beban arah vertikal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kotabangun sebagai salah satu Kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara mempunyai peranan yang penting mengingat letaknya yang strategis dalam menghubungkan Ibukota
Lebih terperinciBIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU 2014
REDESAIN PRESTRESS (POST-TENSION) BETON PRACETAK I GIRDER ANTARA PIER 4 DAN PIER 5, RAMP 3 JUNCTION KUALANAMU Studi Kasus pada Jembatan Fly-Over Jalan Toll Medan-Kualanamu TUGAS AKHIR Adriansyah Pami Rahman
Lebih terperinciDESAIN ALTERNATIF STRUKTUR ATAS JEMBATAN BOX GIRDER DENGAN METODE SPAN BY SPAN
TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF STRUKTUR ATAS JEMBATAN BOX GIRDER DENGAN METODE SPAN BY SPAN STUDI KASUS JEMBATAN LAYANG TENDEAN BLOK M CILEDUK Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjan Teknik Strata
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH. umumnya digunakan untuk berbagai konstruksi jembatan : 4. Sistem Penggunaan Counter Weight dan Link-set
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Macam-macam Metode erection Karena pembahasan masalah kita mengambil metode erection, maka kita akan menjelaskan sedikit macam-macam metode pelaksanaan erection pada balok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Bangunan sipil pada umumnya meliputi dua bagian utama, yaitu struktur bagian bawah (sub structure) dan struktur bagian atas (upper structure). Struktur bagian bawah berfungsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangunan sipil terbagi atas dua bagian yaitu bangunan di atas tanah (upper
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangunan sipil terbagi atas dua bagian yaitu bangunan di atas tanah (upper structure) dan bangunan di bawah tanah (sub structure) yang membedakan diantara keduanya adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum merupakan suatu struktur dalam jembatan atau fly over yang berfungsi sebagai penghubung antara struktur bawah dan atas, dengan kata lain girder berfungsi sebagai
Lebih terperinciNama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir
Tugas Akhir PERENCANAAN JEMBATAN BRANTAS KEDIRI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM BUSUR BAJA Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : 3109100096 Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung
Lebih terperinciPRE-DRIVING ANALYSIS MENGGUNAKAN TEORI GELOMBANG UNTUK PEMANCANGAN OPTIMAL. David E. Pasaribu, ST Ir. Herry Vaza, M.Eng.Sc
PRE-DRIVING ANALYSIS MENGGUNAKAN TEORI GELOMBANG UNTUK PEMANCANGAN OPTIMAL David E. Pasaribu, ST Ir. Herry Vaza, M.Eng.Sc 11 November 2008 I. PENDAHULUAN a. Pondasi tiang pancang adalah salah satu jenis
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.
ABSTRAK Dalam perencanaan pondasi tiang harus memperhatikan karakteristik tanah di lapangan serta beban struktur atas bangunan karena hal ini akan mempengaruhi desain pondasi yang akan digunakan. Metode
Lebih terperinciSTUDI DAYA DUKUNG TIANG PANCANG TUNGGAL DENGAN BEBERAPA METODE ANALISA
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 STUDI DAYA DUKUNG TIANG PANCANG TUNGGAL DENGAN BEBERAPA METODE ANALISA Dwi Dedy Ariyanto, DR.Ir. Djoko Untung Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang sedang dihadapi masyarakat di Provinsi Sumatera
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah yang sedang dihadapi masyarakat di Provinsi Sumatera Utara sekarang ini adalah, seringnya pemadaman listrik yang terjadi setiap saat. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proyek pembangunan gedung Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Proyek pembangunan gedung Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan Medan terdiri dari 3 lantai. Dalam pembangunan gedung laboratorium tersebut diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi dan peningkatan jumlah penduduk,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan peningkatan jumlah penduduk, maka semakin banyak orang di Jakarta dan di kota-kota besar menggunakan kendaraan bermotor, sehingga
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA DATA DAN HASIL
4-1 BAB 4 ANALISA DATA DAN HASIL 4.1 Data Teknis Gambar 4.1 Rencana Gedung Wisma Asia II a. Nama Proyek : Gedung Wisma Asia II b. Lokasi Proyek : Jl. Tali Raya, Slipi Jakarta Barat 4-2 Gambar 4.2 Peta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alternatif ruas jalan dengan melakukan pembukaan jalan lingkar luar (outer ring road).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai Program Pemerintah untuk meluaskan suatu daerah serta memberikan alternatif ruas jalan dengan melakukan pembukaan jalan lingkar luar (outer ring road). Dan dengan
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BALOK BETON PRATEGANG DI PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL
BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BALOK BETON PRATEGANG DI PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL 7.1 Uraian Umum Seperti yang telah diketahui bahwa beton adalah suatu material yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanah selalu mempunyai peranan yang penting pada suatu lokasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah selalu mempunyai peranan yang penting pada suatu lokasi pekerjaan konstruksi. Tanah adalah pondasi pendukung suatu bangunan, atau bahan konstruksi dari bangunan
Lebih terperinciLAMPIRAN C FABRIKASI SEGMEN GELAGAR BETON PRATEKAN, PENGGABUNGAN SEGMEN GELAGAR BETON PRATEKAN
LAMPIRAN C FABRIKASI SEGMEN GELAGAR BETON PRATEKAN, PENGGABUNGAN SEGMEN GELAGAR BETON PRATEKAN 1 FABRIKASI SEGMEN GELAGAR BETON PRATEKAN 1. Persiapan Material (1) Agregat Agregat yang digunakan terdiri
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS PERENCANAAN FONDASI BORED PILE PIER 36 PADA PROYEK JALAN BEBAS HAMBATAN DEPOK ANTASARI (DESARI) ZONE 2
TUGAS AKHIR ANALISIS PERENCANAAN FONDASI BORED PILE PIER 36 PADA PROYEK JALAN BEBAS HAMBATAN DEPOK ANTASARI (DESARI) ZONE 2 TAUFIQ IMAM HIDAYAT 41114120109 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciJURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN
JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN Diajukan oleh : ABDUL MUIS 09.11.1001.7311.046 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
STUDI PERBANDINGAN KAPASITAS DAYA DUKUNG STATIK TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN RUMUS-RUMUS DAYA DUKUNG, ANALISIS DINAMIK DAN UJI BEBAN STATIK TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG
METODE PELAKSANAAN REHABILITASI PRASARANA PENGENDALI BANJIR SUNGAI CITARUM HILIR WALAHAR MUARA GEMBONG PAKET III DI KAB. KARAWANG DAN BEKASI (BENDUNG WALAHAR W718) "SICKLE" SERVICE CRANE TRUCK TRAILER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan pembangunan rumah susun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Jatinegara, Jakarta Timur. Rusun tersebut ditargetkan selesai akhir
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG
METODE PELAKSANAAN REHABILITASI PRASARANA PENGENDALI BANJIR SUNGAI CITARUM HILIR WALAHAR MUARA GEMBONG PAKET III DI KAB. KARAWANG DAN BEKASI (BENDUNG WALAHAR W718) "SICKLE" LIFTING JACK TIANG PANCANG LIFTING
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Fly Over Fly over adalah jalan yang dibangun tidak sebidang melayang menghindari daerah/kawasan yang selalu menghadapi permasalahan kemacetan lalu lintas, melewati persilangan
Lebih terperinciKORELASI PENENTUAN DAYA DUKUNG TIANG CARA EMPIRIK (CPT) DENGAN PILE DRIVEN ANALYSIS (PDA) DI KOTA PEKANBARU
KORELASI PENENTUAN DAYA DUKUNG TIANG CARA EMPIRIK (CPT) DENGAN PILE DRIVEN ANALYSIS (PDA) DI KOTA PEKANBARU Muhamad Yusa Jurusan Teknik Sipil FT UNRI, email: yusa@unri.ac.id Nugroho SA Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinci3.3. BATASAN MASALAH 3.4. TAHAPAN PELAKSANAAN Tahap Permodelan Komputer
4) Layout Pier Jembatan Fly Over Rawabuaya Sisi Barat (Pier P5, P6, P7, P8), 5) Layout Pot Bearing (Perletakan) Pada Pier Box Girder Jembatan Fly Over Rawabuaya Sisi Barat, 6) Layout Kabel Tendon (Koordinat)
Lebih terperinciLATAR BELAKANG JALAN SEMENTARA RISIKO
TUGAS AKHIR LATAR BELAKANG JALAN SEMENTARA RISIKO RUMUSAN MASALAH 1. Risiko apa saja yang mungkin terjadi pada proses pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan Jembatan KNI? 2. Apa saja sumber penyebab
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah biaya dan kendala (Parahyangan, 2010). Kendala yang dimaksud merupakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Pondasi Tiang Bor Faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan jenis pondasi tiang adalah biaya dan kendala (Parahyangan, 2010). Kendala yang dimaksud
Lebih terperinciPREDIKSI SETTLEMENT PONDASI TIANG CARA HAND METHOD VS PILE DRIVING ANALYSIS (PDA) DI KOTA PALEMBANG
PREDIKSI SETTLEMENT PONDASI TIANG CARA HAND METHOD VS PILE DRIVING ANALYSIS (PDA) DI KOTA PALEMBANG Livian Teddy Praktisi & Dosen Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Palembang Abstract Foundation reduction
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber daya manusia kita dituntut untuk mempunyai keahlian,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja Praktek Sebagai sumber daya manusia kita dituntut untuk mempunyai keahlian, pengalaman dan kepekaan dalam mengatasi dan menghadapi berbagai permasalahan dan
Lebih terperinciPLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder
PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya
Lebih terperinciBAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL
BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL 3.1 PENDAHULUAN Proyek jembatan Ir. Soekarno berada di sebelah utara kota Manado. Keterangan mengenai project plan jembatan Soekarno ini dapat dilihat pada Gambar
Lebih terperinciPT. Cipta Ekapurna Engineering Consultant
PT. Cipta Ekapurna Engineering Consultant 3. Hasil Pengujian Lapangan Pengujian sondir merupakan salah satu pengujian penetrasi yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah pada setiap lapisan serta
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL DESAIN GUIDEWAY
BAB V ANALISIS HASIL DESAIN GUIDEWAY 5.1 UMUM Pada bab sebelumnya telah dilakukan proses permodelan terhadap kedua sistem bentang, baik bentang sederhana maupun bentang menerus terintegral. Hasil yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Atas Jalan Layang Jalan layang adalah jalan yang dibangun tidak sebidang melayang menghindari daerah/kawasan yang selalu menghadapi permasalahan kemacetan lalu lintas,
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ii. SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi INTISARI... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii
Lebih terperinci2.5.1 Pengujian Lapangan Pengujian Laboratorium... 24
DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISTILAH... DAFTAR NOTASI... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL MINI PILE UKURAN 20X20 CM MENGGUNAKAN BERBAGAI FORMULA DINAMIK BERDASARKAN DATA PEMANCANGAN TIANG
STUDI PERBANDINGAN KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL MINI PILE UKURAN 20X20 CM MENGGUNAKAN BERBAGAI FORMULA DINAMIK BERDASARKAN DATA PEMANCANGAN TIANG YUSRI RURAN NRP : 0621053 Pembimbing : Ir. Herianto Wibowo,
Lebih terperinciOutput Program GRL WEAP87 Untuk Lokasi BH 21
4.2.4.4 Output Program GRL WEAP87 Untuk Lokasi BH 21 Tabel 4.17 Daya Dukung Ultimate, final set lokasi BH 21 Rult Blow Count Ton Blows / ft. 74 6.5 148 1.5 223 15.4 297 22.2 371 26.8 445 32.5 519 39.8
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu konstruksi, pertama tama sekali yang dilaksanakan dan dikerjakan dilapangan adalah pekerjaan pondasi (struktur bawah) baru kemudian melaksanakan
Lebih terperinciKONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA
KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S1 Teknik Sipil diajukan oleh : ARIF CANDRA SEPTIAWAN
Lebih terperinciPLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder
PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan
MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR Oleh : Faizal Oky Setyawan 3105100135 PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI HASIL PERENCANAAN Latar Belakang Dalam rangka pemenuhan dan penunjang kebutuhan transportasi
Lebih terperinciRUMUS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG : P = M 2. H. fs. ht (M + m). Z
RUMUS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG : P = M 2. H. fs. ht (M + m). Z Dimana : M = Berat balok pancang m = Berat sendiri tiang H = Tinggi jatuh balok pancang fs = Faktor keamanan 5 P = Beban tiang Z = untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sarana infrastruktur dalam dunia teknik sipil mengalami perkembangan yang cukup pesat, meningkatnya populasi manusia dan terbatasnya lahan merangsang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan dalam aktivitasnya mempunyai peran penting dan strategis untuk pertumbuhan industri dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat memberikan kontribusi
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Umum Dalam mendesain suatu pondasi bored pile, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Langkah pertama adalah menentukan jenis pondasi yang akan digunakan. Dalam mengambil
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450
PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI 02-1726-2002 DAN FEMA 450 Eben Tulus NRP: 0221087 Pembimbing: Yosafat Aji Pranata, ST., MT JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangmya kemajuan teknologi dewasa ini, telah banyak jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangmya kemajuan teknologi dewasa ini, telah banyak jenis kontruksi seperti bangunan-bangunan tinggi, jalan layang (Fly Over), jembatan, bendungan dan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TANAH Tanah adalah bagian terluar dari kulit bumi yang biasanya dalam keadaan lepas - lepas, lapisannya bisa sangat tipis dan bisa sangat tebal, perbedaannya dengan lapisan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data-data Umum Jembatan Beton Prategang-I Bentang 21,95 Meter Gambar 4.1 Spesifikasi jembatan beton prategang-i bentang 21,95 m a. Spesifikasi umum Tebal lantai jembatan
Lebih terperinciModifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak
TUGAS AKHIR RC-09 1380 Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak Penyusun : Made Peri Suriawan 3109.100.094 Dosen Pembimbing : 1. Ir. Djoko Irawan MS, 2.
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR. PERENCANAAN GEDUNG IKIP PGRI SEMARANG JAWA TENGAH ( Planning Building Structure IKIP PGRI, Semarang Central Java )
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG IKIP PGRI SEMARANG JAWA TENGAH ( Planning Building Structure IKIP PGRI, Semarang Central Java ) Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat akademis Dalam
Lebih terperinciKAJIAN EFISIENSI BULB-TEE SHAPE AND HALF SLAB GIRDER DENGAN BLISTER TUNGGAL TERHADAP PC-I GIRDER
KAJIAN EFISIENSI BULB-TEE SHAPE AND HALF SLAB GIRDER DENGAN BLISTER TUNGGAL Edison Leo 1, Nur Agung M.H. 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara edisonleo41@gmail.com 2 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
KORELASI ANTARA KEPADATAN RELATIF TANAH PASIR TERHADAP KAPASITAS TEKAN DAN TINGGI SUMBAT PADA MODEL PONDASI TIANG PANCANG PIPA TERBUKA DENGAN DIAMETER TERTENTU YANWARD M R K NRP : 0521026 Pembimbing :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara kontruksi. Struktur
Lebih terperinciINOVASI PROYEK PUSDIKLAT KEJAKSAAN RI CEGER PEMBANGUNAN KAWASAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN TERPADU SDM KEJAKSAAN RI
INOVASI PROYEK PUSDIKLAT KEJAKSAAN RI CEGER DEFINISI Kubah beton dengan Konvensional: Pembuatan struktur kubah yang dilaksanakan langsung dilokasi setempat sesuai dengan gambar. Kubah beton dengan M-System:
Lebih terperinciSTUDI KEGAGALAN STRUKTUR PRECAST PADA BEBERAPA BANGUNAN TINGKAT RENDAH AKIBAT GEMPA PADANG 30 SEPTEMBER
STUDI KEGAGALAN STRUKTUR PRECAST PADA BEBERAPA BANGUNAN TINGKAT RENDAH AKIBAT GEMPA PADANG 30 SEPTEMBER 2009 Josia Irwan Rastandi ( * ) Eric Djajasurja (**) Chairul Soleh (***) 1. PENDAHULUAN Selain merupakan
Lebih terperinciSTANDAR LATIHAN KERJA
STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan : Pengawasan Jembatan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridges) Kode SKKNI : INA.5212. 322.04 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR KONSULTASI MAGANG... iv. PERNYATAAN... v. PERSEMBAHAN... vi. KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR KONSULTASI MAGANG... iv PERNYATAAN... v PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR
Lebih terperinciOleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP
PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN PLAT PRECAST DENGAN PLAT CAST IN SITU DITINJAU DARI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SEKOLAH TINGGI KESEHATAN DAN AKADEMI KEBIDANAN SIDOARJO Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP. 3107
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semua bangunan yang didesain bertumpu pada tanah harus didukung oleh suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Semua bangunan yang didesain bertumpu pada tanah harus didukung oleh suatu pondasi. Pondasi adalah bagian dari suatu sistem desain yang bertugas untuk meneruskan beban dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap konstruksi terdiri dari 2 bagian, yaitu konstruksi atas (upper structure) dan
1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap konstruksi terdiri dari 2 bagian, yaitu konstruksi atas (upper structure) dan bawah (sub structure). Konstruksi bawah merupakan penghantar bangunan atas
Lebih terperinciPENGARUH KEMIRINGAN PONDASI TIANG TERHADAP DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL AKIBAT BEBAN VERTIKAL
PENGARUH KEMIRINGAN PONDASI TIANG TERHADAP DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL AKIBAT BEBAN VERTIKAL Rudy Suryadi 1, Soewignjo Agus Nugroho 2 dan Muhardi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPONDASI AN PDA PATIMURA- LAPORAN. oleh: SONIA HOTMA MEDAN
PERHITUNGAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG TUNGGAL PADAA TITIK BH-01 DAN TITIK BH-02 BERDASARKAN DATAA SPT DIBANDINGKAN DENGAN HASIL PENGUJI AN PDA PADA PROYEK PEMBANGUNANN GEDUNG PERKANTORAN PATIMURA- MEDAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Beton bertulang, beton hanya memikul tegangan tekan, sedangkan tegangan tarik dipikul oleh baja sebagai penulangan ( rebar ). Sehingga pada beton bertulang, penampang beton
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beban Struktur Pada suatu struktur bangunan, terdapat beberapa jenis beban yang bekerja. Struktur bangunan yang direncanakan harus mampu menahan beban-beban yang bekerja pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi,
BAB I PENDAHULUAN I. Umum Dewasa ini seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi, pembangunan konstruksi sipil juga semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin meningkatnya pembangunan
Lebih terperinciBAB III UJI LABORATORIUM. Pengujian bahan yang akan diuji merupakan bangunan yang terdiri dari 3
BAB III UJI LABORATORIUM 3.1. Benda Uji Pengujian bahan yang akan diuji merupakan bangunan yang terdiri dari 3 dimensi, tiga lantai yaitu dinding penumpu yang menahan beban gempa dan dinding yang menahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Atap merupakan salah satu bagian kontruksi yang berfungsi untuk melindungi bagian bawah bangunan dari panas matahari, hujan, angin, maupun sebagai perlindungan lainnya.
Lebih terperincistruktur pondasi. Berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pondasi berfungsi untuk menyalurkan atau mentransfer gaya-gaya yang bekerja pada struktur bangunan yang didukungnya ke lapisan tanah pendukung. Berdasarkan hal tersebut,
Lebih terperinciJURNAL TUGAS AKHIR STUDI PEMBEBANAN TIANG DENGAN PDA TEST DI PELABUHAN PT. SEMEN TONASA BIRINGKASSI
JURNAL TUGAS AKHIR STUDI PEMBEBANAN TIANG DENGAN PDA TEST DI PELABUHAN PT. SEMEN TONASA BIRINGKASSI Oleh : DENNY NURHADI D 111 07019 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013 STUDI
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar Pondasi Tiang digunakan untuk mendukung bangunan yang lapisan tanah kuatnya terletak sangat dalam, dapat juga digunakan untuk mendukung bangunan yang menahan gaya angkat
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN i ii iii iv vii xiii xiv xvii xviii BAB
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Beton Pracetak Aplikasi teknologi prafabrikasi (pracetak) sudah mulai banyak dimanfaatkan karena produk yang dihasilkan melalui produk masal dan sifatnya berulang. Selain itu
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU)
TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU) OLEH : ABDUL AZIZ SYAIFUDDIN 3107 100 525 DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dr. Ir. I GUSTI
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KHUSUS
BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1 Lingkup Tinjauan Khusus Tinjauan khusus pada laporan kerja praktek ini adalah metode pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pada tinjauan ini, penulis memaparkan metode pelaksanaan pekerjaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur
Lebih terperinci