BAB VI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI KAYU GELONDONGAN, MEBEL DAN KAROSERI

dokumen-dokumen yang mirip
BIOETHANOL. Kelompok 12. Isma Jayanti Lilis Julianti Chika Meirina Kusuma W Fajar Maydian Seto

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sumberdaya hutan yang

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, tingkat pencemaran udara dari gas buangan hasil pembakaran bahan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak beberapa tahun terakhir ini Indonesia mengalami penurunan

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

BAB I PENDAHULUAN. terpakai dan mengandung bahan yang dapat menimbulkan gangguan

BIOETANOL DARI PATI (UBI KAYU/SINGKONG) 3/8/2012

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

TEKNIK PEMBUATAN pupuk BOKASHI

BAB I PENDAHULUAN Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton

BAB I PENDAHULUAN. sisa proses yang tidak dapat digunakan kembali. Sisa proses ini kemudian menjadi

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan

II. DESKRIPSI PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup.

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. asam ataupun enzimatis untuk menghasilkan glukosa, kemudian gula

I. PENDAHULUAN. organik disamping pupuk anorganik (Rubiyo dkk., 2003). Pupuk organik tersebut

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

SNTMUT ISBN:

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BUAH SALAK DENGAN PROSES FERMENTASI DAN DISTILASI

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425%

MAKALAH KIMIA ANALITIK

BIOETANOL DARI LIMBAH KULIT SINGKONG MELALUI PROSES HIDROLISIS SDAN FERMENTASI DENGAN N SACCHAROMYCES CEREVISIAE

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

SNTMUT ISBN:

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. alternatif penanganan limbah secara efektif karena dapat mengurangi pencemaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

cair (Djarwati et al., 1993) dan 0,114 ton onggok (Chardialani, 2008). Ciptadi dan

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Produksi Bioetanol Dari Pati Jagung. Jagung dikeringkan dan dibersihkan, dan di timbang sebanyak 50 kg.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA II.

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

PEMANFAATAN SAMPAH SAYURAN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL.

Teknologi Pengolahan. Bioetanol

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi

SKRIPSI PEMANFAATAN LIMBAH CAIR BIOETANOL MENJADI PUPUK ORGANIK CAIR (POC)

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

ANALISIS KADAR BIOETANOL DAN GLUKOSA PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA KARET (Monihot glaziovii Muell) DENGAN PENAMBAHAN H 2 SO 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Sampah yang menumpuk dan tidak terkelola dengan baik merupakan

APLIKASI PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN PROSES FERMENTASI DAN DISTILASI BERBAHAN DASAR BUAH PISANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. A. Pemanfaatan Rumput Ilalang Sebagai Bahan Pembuatan Bioetanol Secara Fermentasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN KULIT SINGKONG MENJADI PAVING BLOCK SEBAGAI UPAYA MENGURANGI TIMBULAN SAMPAH

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan sentra penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia

PENGARUH KONSENTRASI RAGI DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KADAR ETANOL DAN KADAR GLUKOSA HASIL FERMENTASI KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus)

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

Jurnal Biology Education Vol. 4 No. 1 April 2015 PENGARUH PENAMBAHAN EM BUATAN DAN KOMERSIL PADA FERMENTASI PUPUK CAIR BERBAHAN BAKU LIMBAH KULIT BUAH

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BIJI DURIAN MELALUI HIDROLISIS. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh : Fifi Rahmi Zulkifli

kemungkinan untuk ikut berkembangnya bakteri patogen yang berbahaya bagi

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

Pembuatan Biogas dari Sampah Sayur Kubis dan Kotoran Sapi Making Biogas from Waste Vegetable Cabbage and Cow Manure

KADAR BIOETANOL LIMBAH TAPIOKA PADAT KERING DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Pengaruh Pengaturan ph dan Pengaturan Operasional Dalam Produksi Biogas dari Sampah

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

Pemanfaatan Lindi sebagai Bahan EM4 dalam Proses Pengomposan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi

PEMBUATAN BIOETANOL DARI LIMBAH KULIT SINGKONG MELALUI PROSES HIDROLISA ASAM DAN ENZIMATIS

BAB I PENDAHULUAN. York Times bahwa etil alkohol akan menjadi bahan bakar masa depan dengan

PEMBEKALAN KKN -PENGOLAHAN LIMBAH PIAT UGM- Bidang Energi dan Pengelolaan Limbah Pusat Inovasi Agroteknologi UGM 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menurun. Penurunan produksi BBM ini akibat bahan bakunya yaitu minyak

TUGAS KETEKNIKAN SISTEM ANALISA KUANTITATIF PRODUKSI BIOETANOL

BAB I PENDAHULUAN. Penampungan Sampah Sementara (TPS) untuk selanjutnya dibuang ke. yang muncul berkepanjangan antara pemerintah daerah dan masyarakat

Karakteristik Limbah Padat

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengolahan tinja rumah tangga setempat (on site system) yang

Transkripsi:

BAB VI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI KAYU GELONDONGAN, MEBEL DAN KAROSERI 6.1. Uraian Proses Produksi Yang dimaksud dengan industri perkayuan di sini adalah industri yang menggunakan kayu setengah jadi sebagai bahan bakunya, seperti industri mebel, karoseri, pengolahan kayu gelondongan dan lain-lain. Tahap-tahap aktifitas produksi pada industri perkayuan adalah seperti yang disajikan gambar di bawah ini, dibagi atas : 1. Persiapan bahan baku 2. Proses produksi 3. Pengemasan produk Bahan baku Persiapan bahan baku Proses produksi Pengemasan produk Produk Gambar 6.1. Tahap-Tahap Dalam Kegiatan Produksi Tahap persiapan bahan baku meliputi pembersihan material dari kotoran, pembuangan kulit (pada industri kayu gelondongan), pemotongan menjadi ukuran yang lebih kecil serta penghalusan (pengetaman) sehingga kayu siap digunakan. Proses produksi adalah proses pembentukan bahan baku menjadi produk yang diinginkan. Pekerjaan dalam tahap ini antara lain pemotongan (sizing) sampai ukuran yang dikehendaki, pemahatan dan proses pembentukan benda seperti wujud yang harapkan, terutama dalam industri mebel dan karoseri. Tahap akhir adalah pengemasan produk yang meliputi pengalusan, pewarnaan (pengecatan), proses finishing dan pengepakan. Tahap ketiga ini terutama untuk industri mebel dan karoseri. 159

6.2. Limbah Yang Dihasilkan Limbah yang dihasilkan dalam aktifitas industri perkayuan sebagian besar merupakan limbah padat berupa serpihanserpihan kulit kayu, potongan-potongan kayu berukuran kecil (chips wood) dan serbuk kayu atau butiran-butiran halus yang terbuang saat kayu dipotong dengan gergaji. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini, tiap-tiap aktifitas produksi sangat berpotensi mengeluarkan limbah. Persiapan bahan baku Proses produksi Pengemasan produk Limbah Limbah Limbah Gambar 6.2. Sumber-Sumber Limbah Dalam Aktifitas Produksi Jenis limbah padat yang dihasilkan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut : Pada tahap persiapan bahan baku, sebagian besar limbah padat yang dihasilkan berupa potongan-potongan kayu kecil disamping serbuk kayu, tetapi pada industri pengolahan kayu gelondongan juga akan dihasilkan serpihan kulit kayu. Pada tahap proses produksi dan pengemasan produk, dihasilkan limbah padat berupa potongan-potongan kayu dalam ukuran yang lebih kecil lagi disamping limbah berbentuk serbuk. Pada tahap pengemasan produk, seandainya ada produk yang gagal, maka biasanya bagian-bagian tertentu dari produk yang gagal tersebut dimanfaatkan lagi untuk membuat produk lain yang ukurannya lebih kecil. 160

Limbah cair dihasilkan pada saat pencucian kayu dari kotoran-kotoran tanah yang terikut pada tahap persiapan bahan baku dan sedikit limbah kimia organik (tinner, cat) yang tercecer pada saat proses finishing. Air limbah pencucian kayu umumnya hanya mengandung tanah dan tidak mengandung polutan organik, sehingga dapat langsung dibuang kesungai tanpa melalui proses pengolahan. Sedangkan limbah kimia yang tercecer misalnya dilantai, bersama air pencucian lantai dialirkan ke dalam septic tank atau kedalam pengolahan limbah domestik. Foto 6.3. Limbah Industri Perkayuan Berupa Serbuk Kayu 6.3. Proses Pengolahan Limbah Padat Sebagaimana diketahui, limbah kayu adalah bahan organik yang terbentuk dari senyawa-senyawa karbon seperti holo sellulose (sellulose dan hemi sellulose), lignin dan sedikit senyawa karbohidrat, sehingga sangat berpotensi dijadikan sumber energi. Pada seksi ini pengolahan limbah padat lebih difokuskan pada proses pemanfatannya baik secara langsung maupun setelah melalui proses daur ulang. 161

Foto 6.4. Limbah Industri Perkayuan Berupa Serpihan Kayu 6.3.1 Pemanfaatan Sebagai Kayu Bakar Secara tradisional sejak dahulu, limbah kayu sudah dimanfaatkan sebagai bahan bakar di rumah-rumah tangga untuk keperluan memasak. Limbah kayu berupa serpihan dapat langsung dijadikan kayu bakar, sedangkan limbah kayu berupa serbuk biasanya dijadikan bahan bakar setelah dipadatkan menjadi angklo. Caranya, serbuk kayu setelah dikeringkan dimasukan kedalam cetakan berupa tunggu, kemudian dipadatkan dan langsung dapat dibakar. 6.3.2 Pemanfaatan Sebagai Bahan Baku Pupuk Organik Limbah industri kayu, terutama yang berbentuk serbuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk kompos, setelah dicampur dengan limbah-limbah lain seperti sampah organik, daun-daunan, sisa-sisa makanan dan lumpur organik pada unit pengolahan limbah. Umumnya bahan-bahan pencampur di atas mempunyai kadar air cukup tinggi, sehingga 162

serbuk kayu disamping berfungsi sebagai sumber karbon juga sebagai media penyerap air. Bagan pembuatan kompos dari bahan baku campuran limbah-limbah organik termasuk limbah industri perkayuan adalah seperti gambar di bawah ini. Recycle Bahan baku Fermentasi Tahap I Fermentasi Tahap II Sizing & Packaging Kompos Gambar 6.5. Tahap-Tahap Produksi Kompos Dari Limbah Organik Pertama, campuran bahan baku ditumpuk dalam ruangan yang diberi atap agar tidak kena hujan. Disini dibiarkan selama sekitar 3 minggu sampai terjadi proses penguraian senyawasenyawa komplek berantai panjang menjadi senyawa sederhana oleh mikroba yang ada di dalam limbah tersebut. Selama proses fermentasi suhu akan naik sampai mencapai 70 o C. Foto 6.6. Fermentasi Tahap I Produksi Kompos Dari Limbah- Limbah Organik Dalam Skala Industri 163

Secara priodik, bahan-bahan kompos tersebut diaduk guna membebaskan panas yang tersimpan, disamping itu fungsi lainnya adalah untuk homogenisasi campuran. Proses ini disebut fermentasi tahap I. Selanjutnya kompos setengah jadi hasil tahap I dipindahkan keruangan lain untuk proses lanjutan pada fermentasi tahap II. Disini akan terjadi reaksi penyempurnaan, bahan-bahan yang belum sempat terurai pada tahap I akan didegradasi lagi. Proses tahap II berlangsung selama 2-3 minggu, dan suhu disini berkisar antara 40 ~ 45 o C. Setelah proses komposting selesai, kompos hasil fermentasi tahap II yang banyak mengandung mikroba aktif, sebagian dicampur dengan bahan baku segar. Dengan demikian proses komposasi selanjutnya akan berlangsung lebih cepat lagi. Pada tahap pengayakan (sizing) dan pengemasan (packaging), pupuk kompos dibersihkan dari kotoran-kotoran yang mungkin masih terikut, kemudian dihaluskan sampai ukuran yang diinginkan. Produk yang sudah bersih dan halus ditimbang, selanjutnya dimasukkan ke dalam karung dan siap untuk dipasarkan. Foto 6.7. Produk Kompos Dari Limbah Organik Dalam Skala Industri Siap Dikemas Untuk Dipasarkan 164

6.3.3. Pemanfaatan Sebagai Bahan Baku Produksi Etanol Sebagaimana telah diuraikan di atas, limbah pada industri perkayuan merupakan bahan organik yang komponen utamanya adalah senyawa sellulose yang sangat berpotensi dijadikan bahan baku pada industri etanol (alkohol) substitusi bahan bakar. Diagram alir proses produksi etanol tersebut seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Asam pekat Recoveri asam Limbah padat industri perkayuan Sakarifikasi Filtrasi Rekoveri asam Cairan sakarida * Etanol Cairan sakarida * Fermentasi etanol Distilasi Air limbah Pengolahan air limbah Reused Air olahan Gambar 6.8. Tahap-Tahap Produksi Etanol Dari Bahan Baku Limbah Industri Perkayuan Pertama, senyawa sellulose dikonversi menjadi sakarida atau gula melalui proses sakarifikasi dengan asam pekat. Padatan yang tidak terdekomposisi yaitu senyawa lignin, dipisahkan dari larutan sakarida pada unit filtrasi, selanjutnya lignin dijadikan bahan bakar padat. Asam yang terikut bersama larutan sakarida diambil pada unit rekoveri asam, kemudian dikembalikan ke tangki sakarifikasi untuk digunakan lagi. 165

Larutan sakarida hasil proses sakarifikasi dimana komponen utamanya adalah glukosa, selanjutnya difermentasi menjadi etanol pada bioreaktor (fermentor) dengan bantuan mikroba ragi. Etanol hasil fermentasi kemudian dimurnikan pada kolom distilasi sampai mencapai konsentrasi etanol sekitar 98%. Air limbah yang keluar dari bagian bawah kolom distilasi tergolong air limbah organik, mempunyai konsentrasi polutan (BOD) sangat tinggi dan ph sangat rendah. Foto 6.9. Larutan Sakarida Hasil Fermentasi Air limbah ini kemudian digunakan lagi (reused) pada proses produksi setelah diolah melalui beberapa tahap proses, seperti proses penetralan asam, penguraian polutan-polutan karbon organik dan senyawa-senyawa ammonia. Karena air limbah di atas merupakan limbah organik, maka umumnya sistem pengolahan yang diterapkan adalah proses pengolahan secara biologis. 166

Dengan melakukan proses pengolahan seperti tahap-tahap di atas, maka diharapkan air hasil olahan sudah dapat digunakan kembali (reused) dalam kegiatan produksi, sehingga kebutuhan air bersih dari luar dapat dikurangi. Di dalam penggunaannya, etanol dari bahan baku limbah sellulose ini dicampur dengan bahan bakar bensin dalam komposisi jumlah tertentu. Bahan bakar campuran bensin dengan etanol lebih dikenal dengan nama bahan bakar gasohol. Foto 6.10. Foto Mikroskop Ragi, Mikroba Yang Bekerja Pada Fermentasi Etanol Di Brazil, bahan bakar gasohol sudah lama digunakan secara komersial, begitu juga China dan Thailand mulai mengikutinya. Di Indonesia sendiri, bahan bakar gasohol sudah diuji coba pada sekitar tahun 1980, dimana etanol yang digunakan diproduksi dari bahan baku ubi kayu 2). Etanol dari bahan baku yang terbarukan ini merupakan sumber energi alternatif yang menjanjikan dimasa depan. 167

6.4. Daftar Pustaka 1. Ikbal, Nagai, S., Miyanaga, T., Shigematsu, T., Morimura, S., and Kida, K.: Development of emission free process for production of fuel ethanol from cellulosic biomass. Abstract annual meeting Bioscience Bioengineering, Japan (2003). 2. Ikbal.: Pengolahan air limbah industri etanol dari bahan baku ubi kayu dengan proses fermentasi metana (laporan penelitian). Biomass Energy Research and Development Centre, BPPT (1987). 168