TRANSLOKASI HERBISIDA 2,4-D-14C P ADA T ANAMAN GULMA DAN PADI PADA SISTEM PERSAWAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI HERBISISDA TIGOLD 10 WP (pirizosulfuron etil 10%) TERHADAP GULMA PADA BUDIDAYA PADI SAWAH

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan tanaman pangan semusim yang termasuk golongan rerumputan

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

PENYIANGAN. Peserta diklat diharapkan mampu menyiang padi sawah dengan benar.

Jurnal Pertanian Tropik ISSN No : Vol.4, No.3. Desember (22) :

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman yang penting bagi Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

I. PENDAHULUAN. khususnya di area persawahan hingga saat ini semakin meningkat, dan dapat

Pengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. yang terkait erat dengan jarak tanam dan mutu benih. Untuk memenuhi populasi

Perbandingan Tingkat Keberhasilan Penyiangan Tanaman Padi Berdasaran Hasil Modifikasi Power Weeder Tipe MC1R

PENGGUNAAN MULSA ALANG - ALANG PADA TUMPANGSARI CABAI DENGAN KUBIS BUNGA UNTUK MENINGKATKAN PENGENDALIAN GULMA, PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman karet (Hevea brasiliensis [Muell.] Arg.) berasal dari Brazil, Amerika

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI

KAJIAN PENURUNAN LAJU PERKOLASI LAHAN SAWAH BARU DENGAN LAPISAN KEDAP BUATAN (ARTIFICIAL IMPERVIOUS LAYER)

METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

PERBEDAAN UMUR BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L)

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada 64 petani maka dapat diketahui

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Tata Cara penelitian

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting bagi

RAKITAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA KEONGMAS PENDAHULUAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

Studi efektivitas herbisida oksifluorfen 240 gl -1 sebagai pengendali gulma pada budidaya bawang merah (Allium ascalonicum L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit adalah salah satu sumber utama minyak nabati di

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

WAKTU TANAM DAN POPULASI TANAMAN JAHE (Zingiber officinale Rosc.) SEBAGAI TANAMAN KEDUA DALAM POLA TANAM BERUNTUN')

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Penelitian ini

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil)

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Gulma

EFIKASI HERBISIDA PRATUMBUH METIL METSULFURON TUNGGAL DAN KOMBINASINYA DENGAN 2,4-D, AMETRIN, ATAU DIURON TERHADAP GULMA PADA PERTANAMAN TEBU

BASIL GABAB DAN SUMBANGAN N PUPUK YANG DIPENGARUBI OLEB PEMBERIAN ZEOLIT DAN PUPUK HIJAU SESBANIA PADA TANAMAN PADI SAWAH

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE. Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan data berbagai variabel yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila),

I. PENDAHULUAN. Metil metsulfuron merupakan senyawa aktif yang terkandung dalam herbisida.

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

III. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 111 BAHAN DAN METODE

Pengaruh Dosis Herbisida Ethoxysulfuron 15 WG Terhadap Gulma, Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi Varietas Ciherang

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan. Tumbuhan yang digunakan meliputi untuk bahan pangan,

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification)

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

3. METODE DAN PELAKSANAAN

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI RAMAH IKLIM Climate Smart Agriculture. Mendukung Transformasi Menuju Ekonomi Hijau

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah sebagai. a. Pengambilan data tahanan penetrasi tanah

TITOJER SEBAGAI PUPUK ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL PADI

Transkripsi:

Risalah Peltemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan r eknologi IsolOp dan Radias~ 2()(XJ TRANSLOKASI HERBISIDA 2,4-D-14C P ADA T ANAMAN GULMA DAN PADI PADA SISTEM PERSAWAHAN Sofnie M. Clmiml*, Mulyadi** dan Idawati* ABSTRAK TRANSLOKASI HERBISmA 2,4-D-14C PADA TANAMAN GULMA DAN PADI PADA SISTEM PERSA W AHAN. Telah dilakukan penelitian terhadap translokasi herbisida 2,4-D dengan menggunakan perunut 14C pada tanaman padi 0011 tanamm1 gulma pada sistem persawahan. Kondisi tanah dilakukan 2 macam yaitu tanah nonnal 0011 tanah dengm1 kepadatan 300/0 di atas normal. Kedua macam kondisi tanah tanaman padi tersebut disemprot dengan 2,4-D _14C sebm1yak I ~Ci ditambah dengan 0,4 mg herbisida 2,4-D non radioaktif I minggu setelah tanam. Bagian-bagian dari tanaman padi dan gulma ditentukan radioaktivitasnya pada selang waktu 0, 2, 4, 8, dan 10 minggu (panen), setelah waktu penyemprotan. Hasil menunjukan bahwa radioaktivitas 2,4-D tertinggi pada minggu ke-o terjadi pada akar dan daun gulma, pada minggu ke-2 pada akar padi, pada minggu ke-4 pada batang padi dan pada minggu ke-8 teljadi pada daun padi. Hal ini terjadi baik pada kondisi tanah normal maupw1 tai1ah dengm1 kepadatan 30% di ares normal. Kandungan residu herbisida 2,4-D pada basil pallen padi adalah sebesar 4,24 x 10-3 ppb pada tanah normal dan 3,16 x 10-3 ppb pada tanah yang dipadatkan. Hasil ini masih berada dibawah ambang barns yang diizinkan oleh WHO/F AO sebesar 0,05 ppm ABSTRACT TRANSLOCA TIONS OF 2.4-D _14C HERBICmES IN WEED AND RICE PLANT ON IRRIGATED RICE FIELD SYSTEM. The investigation of translocation 2.4-D herbicides using 14C as tracer on irrigated rice plant sistem. Condition of the soil was two kinds, that is noffi1al soil and solid 30% upnoffi1al. The soil of rice field was spray with I~Ci of2,4-d-'4c and 0,4 mg 2,4-D non labelled, one week after planting. A parts of rice plant and weed was detennined the rddioactivity after 0, 2, 4,8, and 10 weeks after spraying. The result showed that radioactivity maximum after zerro week was in root and leaf of weeds, the second weeks ill root of rice, the forth weeks in rice stick, and eighth weeks in leaf of rice. This result occur at noffi1al condition soil or solid 30% upnonnal soil. llle residues of 2,4-D ill rice was 4,24 x 10-3 ppb at noffi1al soil and 3,16 x 10-3 ppb at solid 30% upnonnal soil. 'nus result still lower than rate of WHO/F AO, that is 0,05 ppm. PENDAHULUAN Pemban~ dalam bidang pertanian ditujukan untuk meningkatkan pendapatan petani dad kesejahteraan masyarakat pada umurnnya. Dilain pihak, kebutuhan bahan pangan terutama betas terns meningkat sesuai dengan pertmnbalmn penduduk. Kesulitan petani untuk mendapatkan lmsil pertanian yang cukup, sering terganggu oleh adanya serangan hama dad gulma. Salall satu gangguan dalam pertanalnan padi adalah dengan adanya tanaman pengganggu atau gulma yang dalam pertwnbuhannya selalu berkompetisi dengan tanalnan budidaya. Dalam bidang pertanian gullna didefinisikan sebagai setiap tumbu11an yang tumbuh ditempat yang tidak diinginkml, sehingga lnanusia berusalla untuk memberantasnya. [I) Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan cara manual, mekanis dan kimiawi. Penggunaan pestisida khususnya herbisid.'l, baik di Indonesia ITh'lUPun di negara-negara lain, bertujuan untuk mengendalikail gulma pengganggu pc'ld.'l tanafik'lo budidaya, tetapi d.'lpat pula menimbulkan efek samping, yaitu akan menimbulkan keracunan pada binatang ataupun manusia. [2]. Menurut RENN, F.R. dan M.C. AUFLIFFE [3]. penambahan suatu substansi asing kedalam suatu lingkungan walau sekecil apapun. dapat mempakan awal terjadinya pencemaran lingkungan. Untuk penengendalian gulma temtama pada lahan pertanian dengan menggunakan senyawa kimia yaitu herbisida sudah sangat berkembang saat ini. Disamping itu dapat dilakukan dengan cara penyiangan, tetapi cara ini sangat tidak efektif karena biaya yang dikeluarkan untuk pemberantasannya sangat mahaj. Cara lain yang digunakan selain menggunakan herbisida adalah dengan cara pemadatan atau akan lebih efektif jika dilakukan keduanya yaitu dengan cara pemadatan dad penambahan herbisida. Pemadatan tanah pada tanah pesawahan dilakukan sebagai pengganti pelumpuran dalam penyiapan penailalnan dimana akan bertujuan untuk mengurangi perkolasi air. [4,5] Pada keadaan tersebut dillarapkan herbisida yang larut dalam air akan lebih sedikit menembus lapisan tanah (daerah perakaran padi) dan akan lebih banyak berada pada genangan air yang akan diserap oleh akar tanaman gulma (yang mempakan tanaman air) sehingga akan menghambat pertumbuhan gullna dad diharapkan residu herbisida pada basil pallen padi lebih sedikit dibandingkan dari tanah yang tidak dipadatkan (tanah nonnal). Dari pemyataan di alas maka dilakukan penelitian mengenai translokasi herbisida 2,4-D pada sistem persawahan yang ditanami oleh padi dad gulma pada 2 macam kondisi tanah yaitu tanah normal dad tanah yang dipadatkan dengan menggunakan l.4c sebagai perunut. 151

~"" Risa!ah Pertem/Jan!!miah Pene!itian dan Pengembangan Teknotogi /sotop dan Radiasi. 2tXJO Tujuannya adalall untuk melilmt sejauh lnana perjalanan herbisida pacta tanaman gulma dad tanaman padi sampai masa pallen pacta kedua macron kondisi tanah tersebut. Keuntungan penggunaan herbisida adalah: -dapat mengendalikan gulma sebelum mengganggu tanarnan budidaya -dapat mencegah kerusakan perakaran tanmnan budidaya -lebih efektif dalam membunull gullna tahunan -dalam dosis rendah dapat sebagai hormon tumbull Herbisida 2,4-D atau 2,4- dikloro fenoksi asam asetat adalall salall satu herbisida untuk pembasmi guirna yang efektif untuk jenis guilna yang berdaull lebar, seperti Limnocharis flq\ja. Monochoria vagina/is..s'a/vinia natans, Cyperus difformis. Fimristy/is mi/iaceae..s'cirpusjuncoides di lahan sawall. [6,7J Rumus bangun 2,4-D atau 2,4- diklorofenoksi asron asetat adalall sebagai berikut[8]: 0 -CH2 CI c.;:::;.-0 " OH 2,4- diklorofenoksi asam asetat Herbisida 2,4-0 bersifat sistemik, berbentuk kristal putih, tidak berbau dan mempunyai titik lebur 140,5 C. Untuk mengetallui efektifitasnya lnaka herbisida tersebut hams diserap oleh tanaman gullna dan ditranslokasikan ke tempat lain seperti dari akar, batang dan daun tanalnan. Berdasarkan hal tersebut di alas maka dilakukan penelitian mengenai translokasi herbisida 2,4-0 didalam tanaman gulma dan tanatnan padi pacta sistem persawallan, mengglulakan 14C sebagai penulut dengan menggunakan 2 1ll 'lcam kondisi tanah yaitu tatlall nonnal dan tanail yang dipadatkan pacta kondisi 30% di alas nonnal. Oalam penelitian ini tidak dilakukan pencacahan terhadap air genangan pacta tanaman padi sistem persawallan. BAHAN DAN METODE Bahan. Bahan yang digunakan d.:11am penelitian ini ad.:11ah 2,4-D -14C (14C terletak pacta salah satu atom C pacta inti benzene) dengan spesifik aktivity 12,8 mci/lnmol didapatkan dari 1AEA, 2,4-D non radio aktif dengan kandungan bahan aktif 80% didapatkan dati PT. Dlmma Ardlm Forma, bibit padi 1r-64, gulma eceng gondok (Monochoria vagina/ic\' Burn. F. Pres/.), metanol, aseton dll. Peralatan. Pemlatan yang digunakan adalall alat pembakar yaitu Combustion Biological Oxidizer Merk Harvey model ox-400, pencacall kelip cair (Liquid Scintillation Counter) merk Beckmml model 1801, dad alat gelas lainnya. Metode. Kepadatan tanah di dalam ember dilakukan 2 macam yaitu: 1. Tanah normal 2. Tanah dengan kepadatan 30% di atas normal Pengamatan dilakukan terhadap: I. Akar dan daun gulma 2. Akar, batang, daun dad buah padi Waktu pengamatan adalah 0, 2, 4, 8, dad 10 minggu (waktu pallen) setelah penyemprotan herbisida. Penanaman padi dad eceng gondok. Ke dalam ember berukuran 10 I dilnasukkan tanah seberat 3 kg untuk perlakuan tanah normal, dad 3,9 kg untuk perlakuan tanah dengan kepadatan 30 % di atas nonnal. Tanah di dalam ember digenangi dengan air pada ketinggian 5 cm di atas pennukaan tanah dan dibiarkan selama 1 minggu. Kemudian ditanami dengan padi yang SUdall disemaikan (berurnur 21 hari). Setelah tanaman di dalam pot berurnur 12 hari, ditanami dengan gulrna dan dibiarkan selarna 1 minggu. Herbisida 2,4-D-14C sebanyak 1 flci dad 0,4 mg herbisida 2,4-D non radioaktif ke dalam lnasing-lnasing ember disemprotkan melalui tanall. Kemudian dilakukan sampling terhadap akar dan daun gulrna; akar, batang dan daun padi pada 0, 2, 4, 8, dan 10 minggu (panen) setelah penyemprotan herbisida. Masing-rnasing contoh dikeringkan pada SWIU kamar, potong kecil-kecil, lalu ditimbang sebanyak 200 mg. Sampel dibakar dengan alat Biologiocal Oxidizer, sehingga 14COZ yang terjadi ditampung dengan scintilator, lalu dicacall dengan pencacah kelip cairo Buah padi setelah pallen dikeringkan, lalu digerus dan timbang sebayak 200 mg, kemudian dibakar dengan biological oxidizer dan dicacall dengan pencacah kelip cairo HASIL DAN PEMBAHASAN Dari basil penelitian didapatkan bahwa kandungan herbisida 2,4-D-14C dalam aka! gulma yang ditanam pada tanall normal dan tanall dengan kepadatan 30% di atas nonnal terlihat pada gambar I. 2.8 I I I I I I I I I I 2.6 2.4 -=- 2.2 u -=- 2 ~ 1.8 ~ 1.6 to 3 1.4 ~ 1.2 0 '6 1 to It: 0.8 0.6 "'" 0.4 0.2 II I I I I I t Gambar 0 2 4 6 8 10 Waktu setelah penyemprotan (minggu) Radioaktivitas herbisida 2,4-D pad a akar gulma dengan kondisi tanah normal dan tanah dengan 152

""8 Risalah Pel1emuan Ilmiah Penelitlan dan Pengembangan r eknologi lsolop dan RadiaSl; 2000 Pada gambar I terlillat bahwa pada minggu ke-o dan minggu ke-2 untuk tanah yang dipadatkan 30 % diatas nondc'li, radioaktivitasnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan radioaktivitas pada akar gulma yang ditanam pada tanah normal, kemudian pada lninggu ke-4 dad setemsnya sampai minggu ke-io lebih rendall dati radioaktivitas dalam akar guima yang ditanam pada tanall normal. Hal ilu disebabkan karena pada minggu ke-o dad minggu ke-2, penyerapan herbisida pada tanall normal lebih besar dati tanah yang dipadatkan, sehingga jumlah herbisida yang ada pada air tan.'lll nonnal lebih kecil. Seperti diketallui bahwa gulma adalah tanajnan air yang selalu menyerap unsur ltara dari air. Pada gambar 2, mempakan kandungan radioaktivitas herbisida 2,4-D dalam daun guima pada 2 macam kondisi tanah. Pada grafik juga terlillat ballwa radioaktivitas pada daun gulma yang ditanam pada tanah yang dipadatkan lebih tinggi pada lninggu ke-o dan lninggu ke-2, bila dibandingkan dengan guilna yang ditanam pada tanah nonnal, kemudiall pada minggu ke-4 kandungannya lebih rendall dati daun guima yang ditanam pada tanail normal dad p-'lda minggu ke-8 naik menyamai kandungan residunya pado'l tanah nondc'll dall pada nunggtl ke-io turun kembali dengan drastis. ~ 0.4 g ~- N In S ~ 0.2 I I 1 I I I If ':"; l -0- Tanah normal -+- Tanah do. kepdlan 30% di alas normal "'\===:~--<) ~ 0 I I I I I I I I I I 0 2 4 6 B 10 Waktu setelah penyemprotan (minggu) Gambar 2. Radioaktivitas 2,4-D-14C dalam daun gulma pada kondisi tanah normal dad tanah dengan Hal ini sejalan dengan penyerapan oleh akar gulma, karena akc1r gulma telal1 menyerap herbisida lebih banyak, selungga daun gulma juga akan menyerap lebih banyak, dad jika ak<lr ~lma menyerap makin sedikit maka dalm gullna jug.:1 akan menyerap sedikit. Untuk kandungan 2,4-0 pad:1 d:1un gttlnm yang ditanam pad:1 tanah normal penyerap<1ooya lebih stabil sampai pacta minggu ke-io bila dibandingkan dengm1 kondisi tanall yang dipadatkan. Karena penyerapan herbisida pacta tanah yang dipadatkan agak lambat bila dibandingkan dengan tanal1 normal sehingga akarpun akan menyerap lebih Imnbat juga. Pacta gmnbar 3, adalal1 radioaktivitas 2,4-0_14C pacta akar padi selmna lnasa tanam yaitu 10 lninggu. Oalam akar padi radioaktivitas 2,4-D pacta tanah nonnallebih reodal1 bila dibandingkan dengan radioaktivitas pacta tanal1 yang dipadatkm1 pacta rentang waktu 0 miog~ sampai 8 minggu. Pacta mioggtl ke-8 sampai Ining~ ke-io terjadi Iml yang sebaliknya yaitu kandungan herbisida 2,4-0 pada tanal} padat lebih rendah dari kandungan herbisida pada t.1nah normal. Pada minggu ke-o sampai minggu ke- 2 kandungan herbisida 2,4-D dalam akar padi mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena akar gulma pada rentang waktu tersebut hanya sedikit menyerap herbisida dari tanah, sellingga herbisida yang tidak diserap oleh gulma akan diserap oleh akar padi. 1.2 ~ c ~,I0.8 0.6 0.4 0.2 Gambar 3. Radioaktivitas 2,4-D-14C dalam akar padi pada kondisi tanah normal dad tanah dengan Kemudian pacta rentang waktu 2 minggu sampai lo minggu kandungan herbisida akan menunm, penyebabnya adalall pendistribusian herbisida ke seluruh bagian tanaman padi terjadi pacta rentang waktu 2 minggu dan lo rninggu. Pacta gambar 4, adalah radioaktivitas 2,4-D-14C dalam batang padi yang ditanam pacta tanah normal dan tanah dengan kepadatan 30% di alas normal. Pacta gambar terlihat bahwa pacta tanall normal radioaktivitas dalam batang padi pacta minggu ke-o sampai minggu ke-4 mengalarni kenaikan dan kemudian pacta minggu ke-8 sampai rninggu ke-lo mengalarni penunman. Hal ini disebabkan karena 2,4-D telah diserap oleh batang dan mencapai maksimum pacta rninggu ke-4 dan setelah itu diserap oleh daun. Pacta tanah padat terlihat bahwapenyerapan maksimum dalam batang padi terjadi pacta minggu ke-2, dan setelah itu pacta minggu ke-4 sampai rninggu keto menunm karena telah diserap oleh daun pactio 153

Risalah Perlemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan feknologi IsOIOp dan Radias/; ZO{X) Pada gmnbar 5, merupakan radioaktivitas 2,4-D dalam daun padi pada kondisi tanah nonnal dc1n tanai1 dengm1 kepadatan 30% di alas nonnal. nonnal adalah sebesar 4,24 x 10-3 dan 3,61 x 10-3. Hasil ini tidak melebihi batas maksimum yang ditetapkan oleh WHO dad F AO yaitu sebesar 0,05 ppm. KESIMPULAN Gambar 5. Radioaktivitas 2,4-D-14C dalam daun padi pada kondisi tanah normal dad tanah dengan Radioaktivitas 2,4-0 dalain daun padi pada tanajl padat pada rninggu ke-o sainpai lninggu ke 2 hampir stabil. Dan pada rninggu ke-4 radioaktivitasnya rnenurun clan rnencapai lnaksirnurn pada lninggtl ke-8, kernudian rnenurun lagi pada rninggu ke-lo. Pada tanah nonnal radioaktivitas 2,4-0 dalam daun padi rnenurun sarnpai rninggu ke-4, kernudian naik dengan lnaksirnunl pada rninggu ke-8 dan akhimya turun pada rninggu ke-lo. Hal ini disebabkan karena kandungan rnaksimurn 2,4-0 terjadi pada minggu ke-8. Kandungan herbisida 2,4-0 dalarn padi basil pallen padi yang ditanarn pada tanall normal clan tanall yang dipadatkail 30% di atas nonnal dapat dililtat pada tabel 1. Tabel Radioaktivitas dan residu herbisida 2,4-D dalam padi hasil paned dalam kondisi tanah normal dad tanah dengan kepadatan 30% di atas normal Kondisi tanah Tanah nonnal Tanah dg. kepdtan 30% di atas nonnal Radioaktivitas 2,4-D-14C--t~;~~oT cpm 118,35 101.00 " 4,79 x 10" Residu 2,4-D (ppb) 4,24 x 10-3 3,61 X 10-3 Dalam tabel terlihat ballwa padi yang ditanmn dalam tanah dengml kondisi tm1all nonnal lebih tinggi daripada padi yang ditanam dalam tanah dengan kepadatan 30 % di atas nonnal. Hal ini disebabkan karena 2,4-D di dalmn tanall nonnal akan diserap lebih besar daripada dalmn kondisi tanall yang dipadatkan sehingga tanaman padi akan dapat menyerap 2,4-D dengan cepat. Dari kandungan residu 2,4-D pacta tanaman padi baik yang ditanam pacta tanah nonnal maupun pacta tanall dengan kepadatan 30% di atas Oari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi translokasi herbisida 2,4-0 pada tanaman padi dan guilla, dimana pada akar padi radioaktivitas herbisida yang tertinggi terjadi pada minggu ke-2, pada batang padi terjadi pada minggu-4. Sedangkan pada daun padi radioaktivitas yang tertinggi terjadi pada minggu ke-8. Hal ini terjadi baik pada tanah normal dan maupun tanah yang dipadatkan 30% di atas normal. Pada gulma, baik pada akar maupun daun gulma radioaktivitas yang tertinggi terjadi pada minggu ke-o (1-7 ltari) pada kondisi tanah normal maupun tanah yang dipadatkan 30% di atas normal. Residu herbisida 2,4-D pada padi basil paden baik yang ditanam dalam tanah normal rnaupun tanah yang dipadatkan adalah antara 3,16 x 10-3 dan 4,24 x 10-3 ppb. Hasil ini masih berada dibawah mnbang barns yang diizinkan oleh WHOIF AO sebesar 0,05 ppm. DAFTARPUSTAKA SUNDARU M.MAHYUDIN SY AM dad JANARI BAKAR, Beberapa jenis Gulma pada Padi Sawah, Lembaga Pusat Pertanian, 1976, Bogor. 2. ANONIM, Pestisida untuk Pertanian dan Kehutanan, Departemen Pertanian Republik Indonesia, 1998. 3. BENN,F.R. and MC. AUFLIFFE, "Pesticides and Polution",the Mac Millan Press L TD, London 1975. 4. DE DATTA, S.K., Principles and Practices of Rice Production, Jolm Willey and Sons Inc., Singapore 1981. 5. GHILDY AL, B.P., "Effects of Compaction and Puddling on Soil Physical Properties and Rice Growth", Soil and Rice, IRRI, Los Banos, Laguna, Pllilippines 1978, 317. 6. ANONIM, Farm Chemical Handbook, 1982. 7. SOFNIE M. CHAIRUL DAN ELIDA DJABIR, Penglepasan Terkendali Herbisida 2,4-D pada Gulma Salvinia natans dad.s'alvinia molesta, Prosiding Konferensi IImu GuIrna Indonesia XII, 1994, Padang. 8. ANONIM :" Herbicide Handbook of the Weed Science Society of America ",ed. 5th, Weed Science Society of Amarica Champaign. 1,,1

Risa/ah Perlemuan //miah Peneli/ian dan Pengembangan Tekn%gi /s%p dan RadiaS/: 2000 DISKUSI NIZAR N. SOFNIE M. Pacta gulma, radioaktivitas terjadi pacta 0 minggu setelah aplikasi, sedang pacta padi radioaktivit.:'ls tertinggi pacta akar, batang, dad daud masing-masing pacta lninggu 2, 4, dad 8 setelajl aplikasi. Mohon dijelaskcm apa kaitan tingkat-tingkat radioaktivitas tersebut dengan efektivitas pengendajian gulma atau kerusakan pacta padi? Hubungan antara radio aktivitas tersebut terhadap tanaman, terutama tanarnan guilla, dimana radioaktivitas tertinggi pada akar dan daun pada 0 minggu, sehingga pacta urnur 0 minggu ini terjadi kerusakan pacta gulma, dad akhimya mati. Sedangkan untuk padi tidak terjadi kerusakan seperti telah dijelaskan bahwa 2, 4-D efektif untuk gulma yang berdaun lebar. Untuk tanarnan padi l1anya dilihat pencemaran pada buah padi hasil pallen apakah mencemari atau tidak. 155