Dasar Pemikiran Perubahan. Sebelum Perubahan. Tuntutan Reformasi. Tujuan Perubahan. Kesepakatan Dasar. Dasar Yuridis. Hasil Perubahan.

dokumen-dokumen yang mirip
MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA BAHAN TAYANGAN UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

ANALISIS UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN. Pasal 19 s/d 37. Tugas untuk memenuhi Mata Kulia Pendidikan Kewarganegaraan

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e)

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 PEMBUKAAN. (Preambule)

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 PEMBUKAAN. (Preambule)

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e)

UNDANG-UNDANG DASAR 1945 PEMBUKAAN

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

Reformasi Kelembagaan MPR Pasca Amandemen UUD 1945

Pasal 3 (1) Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan Undangundang Dasar. ***) (2) Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Pres

UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DALAM SATU NASKAH

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

R U J U K A N UNDANG UNDANG DASAR 1945 DALAM PUTUSAN-PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG- UNDANG DASAR TAHUN 1945

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PERUBAHAN UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN PERUBAHAN UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

MATRIKS UUD 1945 dan Hasil Amandemen UUD Pertama, Kedua, Ketiga dan Keempat UUD 1945

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PERUBAHAN KEEMPAT UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

Tugas dan Wewenang serta Dasar Hukum Lembaga Negara

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERUBAHAN KETIGA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e )

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

AMANDEMEN II UUD 1945 (Perubahan tahap Kedua/pada Tahun 2000)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

UNDANG - UNDANG DASAR REPUBLIK INDONESIA Pembukaan

PENDAHULUAN PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

LEMBAGA NEGARA DALAM PERSPEKTIF AMANDEMEN UUD 1945 H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

PERBANDINGAN UUD SEBELUM AMANDEMEN DAN SESUDAH AMANDEMEN

PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN PEMBUKAAN (Preambule)

PERUBAHAN KETIGA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERUBAHAN KEEMPAT UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DAN AMANDEMENNYA

PKKMB UNIVERSITAS WAHID HASYIM WAWASAN KEBANGSAAN

PENDAHULUAN PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PERUBAHAN KETIGA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

PERUBAHAN KE IV UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAHAN TAYANGAN UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Soal Undang-Undang Yang Sering Keluar Di Tes Masuk Sekolah Kedinasan

JANGAN DIBACA! MATERI BERBAHAYA!

LATIHAN SOAL UUD 1945 ( waktu : 36 menit )

BAB I PENDAHULUAN. 1.4 Metode penelitian

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG

KONSEPSI KAJIAN PKN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARANNYA

TUGAS ANALISIS UUD 1945 SEBELUM AMANDEMEN DAN PELAKSANAAN UUD 1945 PADA MASA ORDE LAMA. Matakuliah : PENDIDIKAN PANCASILA

UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

LEMBAGA LEMBAGA NEGARA. Republik Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Contoh Soal LCC 4 PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

ara urut ut UUD 1945 Hasil Amandemen

MODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA

Struktur Pemerintahan. Kedudukan, fungsi, dan kewenagan lembaga-lembaga negara. UUD 1945 dan amandemennya

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

AMANDEMEN (amendment) artinya perubahan atau mengubah. to change the constitution Contitutional amendment To revise the constitution Constitutional

TUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 4

WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN WARGA NEGARA, PENDUDUK, DAN BUKAN PENDUDUK

Soal LCC 4 Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara :)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANGKUMAN KN KEDAULATAN ARTI : KEKUASAAN TERTINGGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IMPLIKASI AMANDEMEN UUD 1945 TERHADAP SISTEM HUKUM NASIONAL

SOAL VALIDITAS Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d,!

2013, No Mengingat dan tata cara seleksi, pemilihan, dan pengajuan calon hakim konstitusi serta pembentukan majelis kehormatan hakim konstitusi;

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONEIA

Lembaga Kepresidenan dalam Sistem Presidensial

BAB XIII AMANDEMEN UNDANG UNDANG DASAR 1945

Program Sasaran

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HAK ASASI MANUSIA dalam UUD Negara RI tahun Dr.Hj. Hesti

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

BAHAN TAYANG MODUL 5

Peristilahan Pengertian HTN Inti permasalahan HTN Peranan Hukum dalam HTN Ruang Lingkup HTN Perbedaan HTN dengan HAN Lembaga Negara Indonesia

UU & Lembaga Pengurus Tipikor L/O/G/O

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 72/PUU-X/2012 Tentang Keberadaan Fraksi Dalam MPR, DPR, DPD dan DPRD


KISI-KISI PTS PKN KELAS 8 SEMESTER GASAL 2017

SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA ( S A N R I )

Badan Eksekutif, Legeslatif, Yudikatif

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

1 PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Tuntutan Reformasi Sebelum Perubahan Dasar Pemikiran Perubahan Tujuan Perubahan Amandemen UUD 1945 Penghapusan doktrin Dwi Fungsi ABRI Penegakan hukum, HAM, dan pemberan-tasan KKN Otonomi Daerah Kebebasan Pers Mewujudkan kehidupan demokrasi Jumlah: 16 bab 37 pasal 49 ayat 4 pasal A.P 2 ayat A.T Penjelasan Kekuasaan tertinggi di tangan MPR Kekuasaan yang sangat besar kepada Presiden Pasal-pasal multitafsir Pengaturan lembaga negara oleh Presiden melalui pengajuan UU Praktek ketatanegaraan tidak sesuai dengan UUD 1945 Menyempurnakan aturan dasar: Tatanan negara Kedaulatan Rakyat HAM Pemisahan kekuasaan Kesejahteraan Sosial Eksistensi negara demokrasi dan negara hukum Sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan bangsa Hasil Perubahan Sidang MPR Kesepakatan Dasar Dasar Yuridis Jumlah: 21 bab 73 pasal 170 ayat 3 pasal A.P. 2 Pasal A.T. Tanpa Penjelasan Sidang Umum MPR, 1999 Tgl.14-21 Okt 1999 Sidang tahunan MPR,2000 Tgl.7-18 Agt 2000 Sidang tahunan MPR,2001 Tgl.1-9 Nov 2001 Sidang tahunan MPR,2002 Tgl.1-11 Agt 2002 Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 Tetap mempertahankan NKRI Mempertegas sistim presidensial Penjelasan UUD 1945 ditiadakan, hal-hal normatif masuk pasalpasal Perubahan dilakukan dengan cara adendum Pasal 3 UUD 1945 Pasal 37 UUD 1945 TAP MPR No.IX/MPR/1999 TAP MPR No.IX/MPR/2000 TAP MPR XI/2001

2 BENTUK DAN KEDAULATAN (Pasal 1) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD Negara Kesatuan Berbentuk Republik Negara Hukum

3 LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun1945 UUD 1945 kpu BPK DPR MPR DPD MA MK bank sentral Presiden/ Wakil Presiden Kementerian Negara dewan pertimbangan TNI/POLRI badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman KY PUSAT PERWAKILAN BPK PROVINSI PEMDA PROVINSI KDH DPRD PEMDA KAB/KOTA Lingkungan Peradilan Umum Agama Militer DAERAH KDH DPRD TUN

4 Lembaga-lembaga yang memegang kekuasaan menurut UUD DPR Presiden MK MA Pasal 20 (1) memegang kekuasaan membentuk UU Pasal 4 (1) memegang kekuasaan pemerintahan Pasal 24 (1) memegang kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan

5 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT ANGGOTA DPR dipilih melalui pemilu MPR Pasal 2 (1) ANGGOTA DPD dipilih melalui pemilu 1. Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar [Pasal 3 ayat (1) dan Pasal 37 ]; 2. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden [Pasal 3 ayat (2) ]; 3. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 3 ayat (3)]; Wewenang 4. Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)]; 5. Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya, jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhen-tikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan [Pasal 8 ayat (3)];

6 KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Presiden/Wakil Presiden Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden. [Pasal 6 (1)] Presiden/ Wakil Presiden Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat [Pasal 6A (1)] 1. memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 4 (1)]; 2. memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10); 3. menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 11 (1)]; 4. membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 11 (2)]; 5. menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaan bahaya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 12); 6. mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memper hatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 13 (2)]; 7. menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 13 (3)]; 8. memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung [Pasal 14 (1)]; 9. memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat [Pasal 14 (2)]; 10. memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang (Pasal 15); 11. membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16); 12. mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri [Pasal 17 (2)].

7 KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat KPU MPR 1 Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat [Pasal 6A ayat (1)] 2 Calon Presiden dan Wapres diusulkan sebelum pemilu [Pasal 6A (2)] Parpol/ Gab. Parpol Peserta Pemilu RAKYAT 3 Pemilu 4a 4 memperoleh jumlah suara >50% dalam pemilu dengan sedikitnya 20% di setiap Prov. yang tersebar di lebih dari 1/2 jml Prov. [Pasal 6A (3)] dalam hal tidak ada pasangan calon terpilih, dua pasangan calon yang mendapat suara terbanyak 1 dan 2 dlm pemilu dipilih oleh rakyat secara langsung dan yg memperoleh suara terbanyak dilantik [Pasal 6A (4)] 5 melantik [Pasal 3 (2)] sebelum memangku jabatan, bersumpah di hadapan [Pasal 9 (1)] Presiden/ Wapres

8 KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden 3 Pasal 7B (2) 2 Pasal 7B (1) 4 Pasal 7B (3) 1 Pasal 7A Usul diterima Presiden dan/atau Wakil Presiden diberhentikan MK DPR 7 MPR Pasal 7B (6) Usul tidak diterima 5 Pasal 7B (4) Pasal 7B (5) 6 8 Pasal 7B (7) Presiden dan/atau Wakil Presiden terus menjabat 1. usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden (Pasal 7A); 2. usul tsb dpt diajukan dgn terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada MK untuk memeriksa, mengadili dan memutus pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum dan/atau tidak lagi memenuhi syarat [Pasal 7B (1)]; 3. pendapat DPR tersebut dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan [Pasal 7B (2)]; 4. pengajuan hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri 2/3 dari jumlah anggota DPR [Pasal 7B (3)]; 5. wajib memeriksa, mengadili, dan memutus paling lama 90 hari setelah permintaan diterima [Pasal 7B (4)]; 6. bila terbukti melakukan pelanggaran hukum dan/atau terbukti tidak lagi memenuhi syarat, DPR menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian kepada MPR [Pasal 7B (5)]; 7. wajib menyelenggarakan sidang untuk memutus usul DPR paling lambat 30 hari sejak usul diterima [Pasal 7B (6)]; 8. keputusan diambil dalam rapat paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah yang hadir, setelah Presiden dan/atau wakil presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan [Pasal 7B (7)];

9 KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Mengangkat duta dan konsul, penempatan duta negara lain, pemberian grasi dan rehabilitasi, pemberian amnesti dan abolisi, serta memberi gelar dan tanda jasa 6 pertimbangan 5 grasi dan rehabilitasi [Pasal 14 (1)] MA Presiden DPR 7 amnesti dan abolisi [Pasal 14 (2)] 3 menerima penempatan duta negara lain [Pasal 13 (3)] 1 Mengangkat Duta dan Konsul [Pasal 13 (1)] 4 2 Pertimbangan Duta [Pasal 13 (2)] pertimbangan 8 pertimbangan 9 Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang (Pasal 15)

10 KEKUASAAN PEMERINTAHAN DAN KEMENTERIAN NEGARA Presiden, Wakil Presiden, Dewan Pertimbangan dan Kementerian Negara 1 memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4 (1)] 4 dibantu menteri negara [Pasal 17 (1)] Presiden 2 dalam melakukan kewajiban dibantu oleh satu orang Wapres [Pasal 4 (2)] yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden [Pasal 17 (2)] membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan [Pasal 17 (3)] 3 membentuk dewan pertimbangan *) (Pasal 16) *) DPA dihapus

11 PEMERINTAHAN DAERAH NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiaptiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undangundang [Pasal 18 (1)] Gubernur, Bupati, Walikota dipilih secara demokratis [Pasal 18 (4)] PEMERINTAHAN DAERAH KEPALA PEMERINTAH DAERAH DPRD mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan [Pasal 18 (2)] menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh UU ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat [Pasal 18 (5)] Anggota DPRD dipilih melalui pemilu [Pasal 18 (3)] berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturanperaturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan [Pasal 18 (6)]

12 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT Anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum [Pasal 19(1)] DPR Anggota DPR dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranya diatur dalam undangundang (Pasal 22B) 1. Pasal 20 (1) 2. Pasal 20A (1) 3. Pasal 20A (2) 4. Pasal 7B (1) 5. Pasal 11 (1) 6. Pasal 13 (2) 7. Pasal 13 (3) Fungsi, Wewenang, dan Hak 8. Pasal 14 (2) 9. Pasal 22 (2) 10.Pasal 23 (2) dan (3) 11.Pasal 23F (1) 12.Pasal 24A (3) 13.Pasal 24B (3) 14.Pasal 24C (3)

13 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT Pembentukan UU 1a memegang kekuasaan membentuk UU [Pasal 20 (1)] anggota berhak mengajukan usul RUU (Pasal 21) DPR 3 TIDAK 4 persetujuan bersama RUU 4a tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan masa itu [Pasal 20 (3)] YA Presiden 4b mengesahkan [Pasal 20 (4)] 4c dalam hal RUU tidak disahkan, dalam waktu 30 hari, RUU tersebut sah menjadi UU dan wajib diundangkan [Pasal 20 (5)] DPD 2 ikut membahas memberi pertimbangan dibahas bersama [Pasal 20 (2)] 1b berhak mengajukan RUU [Pasal 5 (1)] UU RUU tertentu

14 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT Peraturan Pemerintah pengganti UU 1 dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang [Pasal 22 (1)] 3b harus dicabut [Pasal 22 (3)] TIDAK Presiden DPR 3 persetujuan YA 3a menjadi UU 2 peraturan pemerintah pengganti UU itu harus mendapat persetujuan [Pasal 22 (2)]

15 DEWAN PERWAKILAN DAERAH Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui Pemilu. Anggota DPD dari setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh anggota DPD itu tidak lebih 1/3 jumlah anggota DPR. [Pasal 22C (1) dan (2)] DPD Anggota DPD dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syaratsyarat dan tata caranya diatur dalam undangundang [Pasal 22D (4)] Wewenang 1. dapat mengajukan RUU tertentu [Pasal 22D (1)]; 2. ikut membahas RUU tertentu [Pasal 22D (2)]; 3. memberikan pertimbangan atas RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, agama dan RAPBN [Pasal 22D (2)]; 4. memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK [Pasal 23F (1)]; 5. melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR [Pasal 22D (3)];

16 DEWAN PERWAKILAN DAERAH Pembentukan UU tertentu 4a tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan masa itu [Pasal 20 (3)] TIDAK UU tertentu 4 persetujuan bersama YA 4b mengesahkan [Pasal 20 (4)] DPD 1 dapat mengajukan [Pasal 22 D (1)] RUU tertentu DPR 3 membahas bersama Presiden 4c dalam hal RUU tidak sahkan, dalam waktu 30 hari, RUU tersebut sah menjadi UU dan wajib diundangkan [Pasal 20 (5)] 2 membahas RUU tertentu [Pasal 22 D (2)]

17 PEMILIHAN UMUM PEMILU 2 luber jurdil setiap 5 tahun [Pasal 22E (1)] 1 diselenggarakan oleh komisi pemilihan umum yang bersifat nasional tetap dan mandiri [Pasal 22E (5)] Presiden/ Wapres Anggota DPR untuk memilih [Pasal 22E (2)]a Anggota DPRD Anggota DPD 3 dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat [Pasal 6A (1)] 4 Peserta dari Partai Politik [Pasal 22E (3)] 5 Peserta dari Perseorangan [Pasal 22E (4)] diusulkan oleh parpol atau gabungan parpol peserta pemilu [Pasal 6A (2)]

18 HAL KEUANGAN Penyusunan APBN 1 mengajukan [Pasal 23 (2)] RAPBN Presiden DPR 2 memberi pertimbangan [Pasal 23 (2)] DPD TIDAK 3 membahas bersama [Pasal 20 (2)] 4 persetujuan YA 4a Pemerintah menjalankan 4b Pemerintah menjalankan RAPBN APBN APBN Tahun lalu [Pasal 23 (3)]

19 HAL KEUANGAN bank sentral bank sentral Pasal 23D susunan kedudukan kewenangan tanggungjawab independensi diatur dengan undang-undang

20 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Keanggotaan Tugas dan Wewenang Anggota dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh Presiden [Pasal 23F (1)] BPK menyerahkan hasil pemeriksaan keuangan negara kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya [Pasal 23E (2)] Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan [Pasal 23E (1)] BPK berkedudukan di ibu kota negara, dan memiliki perwakilan di setiap provinsi [Pasal 23G (1)]

21 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Pemeriksaan Keuangan Negara BPK 1 memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara [Pasal 23E (1)] 2 hasil pemeriksaan diserahkan [Pasal 23E (2)] DPD DPR DPRD 3 hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai dengan undang-undang [Pasal 23E (3)]

22 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Pemilihan Anggota BPK [Pasal 23 F (1)] DPD DPR Presiden 2 1 3 memberikan pertimbangan memilih calon Anggota BPK terpilih diresmikan

23 KEKUASAAN KEHAKIMAN Mahkamah Agung Hakim agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang hukum [Pasal 24A (2)] MA Pasal 24A Umum Agama Militer TUN Calon hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan dan ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden [Pasal 24A (3)] Wewenang 1.berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang [Pasal 24A (1)]; 2.mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)]; 3.memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi [Pasal 14 (1)];

24 KEKUASAAN KEHAKIMAN Mahkamah Konstitusi Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pejabat negara [Pasal 24C (5)] MK Pasal 24C mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh MA, tiga orang oleh DPR dan tiga orang oleh Presiden [Pasal 24C (3)] Wewenang 1.berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pem bubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum [Pasal 24C (1)]; 2.wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang- Undang Dasar [Pasal 24C (2)];

25 KEKUASAAN KEHAKIMAN Komisi Yudisial Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela [Pasal 24B (2)] KY Pasal 24B Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)] Wewenang 1.mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B (1)]; 2.mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim [Pasal 24B (1)];

26 WILAYAH NEGARA WILAYAH NEGARA Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 25A)

27 WARGA NEGARA Warga Negara dan Penduduk ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara [Pasal 26 (1)] WARGA NEGARA DAN PENDUDUK Penduduk ialah WNI dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia [Pasal 26 (2)] Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)] Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan [Pasal 27 (2)] Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara [Pasal 27 (3)] Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menge luarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 28)

28 HAK ASASI MANUSIA berkewajiban menghargai hak orang dan pihak lain serta tunduk kepada pembatasan UU (Pasal 28J) tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut dan bebas dari perlakuan diskriminatif (Pasal 28I) hidup sejahtera lahir dan batin, memperoleh pelayanan kesehatan, mendapat perlakuan khusus (Pasal 28H) mempertahankan hidup dan kehidupan (Pasal 28A) HAK ASASI MANUSIA membentuk keluarga, keturunan dan perlindungan anak dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal 28B) mengembangkan dan memajukan diri, serta mendapat pendidikan dan manfaat dari IPTEK (Pasal 28C) pengakuan yang sama di hadapan hukum, hak untuk bekerja dan kesempatan yg sama dalam pemerintahan (Pasal 28D) perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda serta bebas dari penyiksaan (Pasal 28G) berkomunikasi dan memperoleh informasi (Pasal 28F) kebebasan beragama, meyakini kepercayaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal, kebebasan berserikat, berkumpul dan berpendapat (Pasal 28E)

29 AGAMA A G A M A Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa [Pasal 29 (1)] Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu [Pasal 29 (2)]

30 PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara [Pasal 30 (1)] Pertahanan dan Keamanan Negara Tugas dan Wewenang Usaha hankamneg dilaksanakan melalui sishankamrata oleh TNI dan POLRI sbg kekuatan utama, dan rakyat sbg kekuatan pendukung [Pasal 30 (2)] TNI (AD, AL, AU) POLRI sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara [Pasal 30 (3)] sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum [Pasal 30 (4)]

31 PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang [Pasal 31 (3)] Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya [Pasal 31 (2)] Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan [Pasal 31 (1)] PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional [Pasal 31 (4)] Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia [Pasal 31 (5)] negara memajukan kebudayaan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya [Pasal 32 (1)] negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya Nasional [Pasal 32 (2)]

32 PEREKONOMIAN NASIONAL disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan [Pasal 33 (1)] Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara [Pasal 33 (2)] PEREKONOMIAN NASIONAL Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat [Pasal 33 (3)] diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional [Pasal 33 (4)]

33 KESEJAHTERAAN SOSIAL Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara [Pasal 34 (1)] Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan [Pasal 34 (2)] KESEJAHTERAAN SOSIAL Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak [Pasal 34 (3)]

34 BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN ATRIBUT KENEGARAAN Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih (Pasal 35) Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36) Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36A) Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 36B)

35 PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR MPR berwenang mengubah dan menetapkan [Pasal 3 (1)] Usul perubahan pasal-pasal UUD dapat diagendakan dalam sidang MPR apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota MPR [Pasal 37 (1)] Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya [Pasal 37 (2)] Untuk mengubah pasal-pasal UUD, sidang MPR dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR [Pasal 37 (3)] Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan dengan persetujuan sekurangkurangnya 50% + 1 anggota dari seluruh anggota MPR [Pasal 37 (4)] Khusus mengenai bentuk NKRI tidak dapat dilakukan perubahan [Pasal 37 (5)] Pasal-pasal Perubahan UUD

36 ATURAN PERALIHAN Pasal I Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini Pasal II Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Dasar dan belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini Pasal III Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah Agung 37 ATURAN TAMBAHAN Pasal I Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk diambil putusan pada Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2003 Pasal II Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal