SISTEM SURVEILEN DAN PENGAWASAN PPSP MINYAK GORENG SAWIT

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

KEBIJAKAN PEMBERLAKUAN SNI MINYAK GORENG SAWIT SECARA WAJIB (Permenperin No.87/M- IND/PER/12/2013 dan Revisinya)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DRAFT PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri.

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

PEMBERLAKUAN SNI MINYAK GORENG SAWIT SECARA WAJIB. Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Kementerian Perindustrian

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

, No.1781 Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA KACA LEMBARAN SECARA WAJIB

, No.1780 Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

2015, No Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:

, No.1750 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pe

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 02/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

2015, No Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 01/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG

2017, No b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu mengatur kembali penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.26, 2008 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Tepung Terigu. Standar Nasional. Makanan. Pemberlakuan.

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DAN TELEMATIKA NOMOR : 21/IATT/PER/10/2007 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.20,2009 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Pupuk. Pemberlakuan. SNI. Pencabutan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Pengawasan Standar Nasional Indonesia Baterai Primer secara Wajib; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustr

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENERAPAN DAN PENGAWASAN SNI BATERAI PRIMER SECARA WAJIB BAB I KETENTUAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 73/M-DAG/ PER/9/2015 tentang Kewajiban Pencantuman Label Dalam Bahasa Indonesia Pada

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG. PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KALSIUM KARBIDA (CaC 2 ) SECARA WAJIB

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

BAB I KETENTUAN UMUM Menteri adalah Menteri Perindustrian.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.369, 2010 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Standar Nasional Indonesia. Tangki Air Silinder.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

SKEMA SERTIFIKASI PIPA BAJA SALURAN AIR DENGAN ATAU TANPA LAPISAN SENG NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN I. SELEKSI

PERATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN NOMOR : 422/BPPI/6/2010 TENTANG

, No Undang-undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 N

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DIREKTORAT JENDERAL INOUSTRI A6RO DAN HlMlA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA GULA KRISTAL PUTIH SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

2014, No Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Ke

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

Skema sertifikasi produk

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Penilaian Kesesuaian dalam rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Pendingin Ruangan, Lemari Pendingin, dan Mes

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

2015, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peruba

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

Menteri Perindustrian Repuhlik Indonesia

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KOPI INSTAN SECARA WAJIB

2 Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pupuk Anorganik Majemuk Secara Wajib; Mengingat : 1.

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Baja Lembaran. Standar Nasional. Seng. Pemberlakuan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KABEL SECARA WAJIB

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA PELUMAS SECARA WAJIB

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Orga

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BANJARBARU SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI

LAMPIRAN PERJANJIAN SERTIFIKASI PERATURAN SERTIFIKASI

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

2 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Penilaian Kesesuaian dalam rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Baja Batangan untuk Keperluan Umum secara Waj

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No melaksanakan sertifikasi dan pengujian mutu Regulator Tekanan Rendah untuk Tabung Baja LPG; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

Transkripsi:

BADAN POM RI DIREKTORAT INSPEKSI DAN SERTIFIKASI PANGAN SISTEM SURVEILEN DAN PENGAWASAN PPSP MINYAK GORENG SAWIT disampaikan pada Training Monitoring ForAfikasi Vitamin A dalam Minyak Goreng Sawit di Indonesia Harris Hotel Batam, 11 Juni 2015 1

Dasar Hukum Peraturan Menteri Perindustrian No. 86/M- IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesian Bidang Industri Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 35/M- IND/PER/ 3/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87/ M- IND/PER/12/2013 tentang Pemberlakuan SNI Minyak Goreng Sawit Secara Wajib Permenperin RI Nomor 53/M- IND/PER/06/2014 tentang Penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian dalam rangka Pemberlakuan dan Pengawasan SNI MGS Secara Wajib. Peraturan Dirjen Industri Agro Nomor 14/IA/PER/4/2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Perberlakuan dan Pengawasan SNI Minyak Goreng Sawit Secara Wajib. 2

Ketentuan umum SPPT- SNI adalah SerSfikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia yang dikeluarkan oleh Lembaga SerSfikasi Produk kepada Produsen Minyak Goreng sawit sesuai persyaratan SNI Surveilen adalah pengecekan secara berkala dan/ atau secara khusus terhadap Produsen Minyak Goreng Sawit yang telah memperoleh SPPT- SNI atas konsistensi penerapan SPPT- SNI, yang dilakukan oleh Lembaga SerSfikasi Produk. PPSP (Petugas Pengawas Standar Produk) adalah Pegawai Negeri Sipil di pusat atau daerah yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan produk di lokasi produksi dan di luar kegiatan produksi yang SNInya telah diberlakukan secara wajib atau diterapkan secara sukarela oleh produsen 3

Surveilen MGS 1. Lingkup yang di Audit Untuk Tipe- 5 Jika telah memiliki SerSfikat SMM atau SMKP dari LSSM atau LSMKP yang telah terakreditasi KAN, PAC, IAF, survailen hanya dilakukan pada SSk kriss (refinery, fraksinasi, mixing dan filling) dengan mengacu pada dokumen LSPro; Jika menerapkan SMM atau SMKP yang dinyatakan dalam Surat Pernyataan Diri, survailen dilakukan untuk semua persyaratan SNI ISO 9001:2008 atau SNI ISO 22000:2009 atau revisinya. Hidrogenasi RBD PUSAT Palm STANDARDISASI Olein dalam kemasan berat bersih Sdak melebihi 20 kg dan melebihi 20 kg 4

Untuk Ape- 4 Dilakukan verifikasi terhadap aspek-aspek penilaian berdasarkan Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Industri Agro No. 30/IA/PER/12/2011 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Penerapan Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik dengan Hasil Penilaian CPPOB sekurang-kurangnya pada tingkat klasifikasi Level II. Level II - Minor = 7 - Major = 6 10 - CriScal = 0 5

2. Kategori keadaksesuaian Tipe-5; a. Mayor, apabila CPPOB berhubungan langsung dengan mutu produk dan mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan atau SMM/ SMKP tidak berjalan b. Minor, apabila terdapat ketidak konsistenan dalam penerapan Tipe- 4; Hasil verifikasi terhadap penerapan CPPOB mengacu kepada Perdirjen Industri Agro tentang CPPOB dengan kategori pemeringkatan hasil verifikasi dapat dilihat pada Tabel berikut: 6

7

3. Jumlah contoh uji yang diambil Tipe 4 dan Tipe 5 Pengambilan contoh uji dilakukan pada titik akhir aliran produksi (lini pengemasan) atau gudang produksi secara acak; Pengambilan contoh uji dikelompokkan berdasarkan jenis kemasan, yaitu: Logam (kaleng) Non Logam (plastik, jerigen, kaca, dan lainnya) Contoh uji yang diambil harus mewakili setiap variasi mutu, dengan ketentuan: jika merek mewakili mutu (kualitasnya berbeda untuk setiap merek), maka pengambilan contoh uji dilakukan untuk setiap merek; atau jika merek tidak mewakili mutu (kualitasnya sama untuk seluruh merek), maka 1 (satu) contoh uji dapat mewakili 4 (empat) merek dan untuk jumlah merek kurang dari 4 (empat) tetap diambil 1 merek, berlaku setara untuk 5 (lima) sampai dengan 8 (delapan) merek, diambil 2 (dua) contoh uji dan seterusnya berlaku untuk jumlah kelipatan. 8

Contoh uji dikemas dalam kantong plastik dan disegel serta diberi label contoh uji; Cara pengambilan contoh sesuai dengan SNI 0429 Petunjuk Pengambilan Contoh Cairan dan Semi Padat; Jumlah contoh diambil 3 (tiga) paket contoh dengan jumlah contoh sekurang-kurangnya 3 (tiga) liter, dengan ketentuan: 1 liter untuk arsip produsen. 1 liter untuk arsip laboratorium. 1 liter untuk diuji oleh laboratorium. Keterangan: Bagian untuk arsip produsen diberi pelabelan dan disimpan di tempat produsen sampai SPPT SNI diterbitkan Pengiriman contoh ke Laboratorium Penguji dilakukan oleh produsen. 9

4. Evaluasi terhadap laporan Audit. Minimal 1 orang dari tim Teknis/Evaluator memiliki kompetensi proses produksi Minyak Goreng Sawit. Untuk tipe 4, Panitia Teknis/Evaluator melakukan evaluasi Laporan Verifikasi Untuk tipe 5, Panitia Teknis/Evaluator melakukan evaluasi Laporan Audit Laporan Hasil Uji Panitia Teknis/Evaluator melakukan evaluasi laporan hasil uji Evaluasi yang dihasilkan merupakan bahan rapat Panel Tinjauan SPPT SNI Jika ada satu atau lebih parameter yang tidak memenuhi persyaratan SNI, maka atas permintaan LSPro dilakukan uji ulang dengan ketentuan:untuk parameter yang tidak memenuhi persyaratan SNI terhadap contoh uji yang tersedia (arsip laboratorium). Jika hasil uji ulang tidak memenuhi persyaratan mutu, maka dilakukan pengambilan contoh ulang ke pabrik. 10

5. Keputusan Surveilen Melalui rapat Panel Snjauan SPPT- SNI sesuai prosedur LSPro. 11

Pengawasan PPSP Pelaksanaan pengawasan SNI wajib dilaksanakan oleh PPSP berdasarkan penugasan dari pejabat Ditjen Pembina Industri dengan berkoordinasi kepada Kepala Dinas pembina industri pada Pemerintahan Provinsi dan/ atau Kabupaten/ Kota. (pasal17) PPSP harus memenuhi ketentuan: a. PNS pada unit pusat dan daerah yang membidangi perindustrian b. Pendidikan minimal sarjana muda/d- III c. telah lulus pelashan PPSP dibukskan dengan sersfikat. (pasal18) Mengenakan tanda pengenal dan membawa surat tugas pengawasan dari Dirjen Industri Pembina terkait bagi PPSP pusat dan daerah (pasal 20) 12

Pengawasan PPSP Pengawasan oleh PPSP secara berkala dan khusus dilakukan pemeriksaan proses produksi dan mutu melalui pengambilan contoh di lokasi produksi dan di luar lokasi produksi secara acak. (pasal 21) Contoh diuji di laboratorium yang ditunjuk oleh Menteri Hasil pemeriksaan dituangkan dalam berita acara pengawasan dan disampaikan kepada Ditjen Pembina Industri terkait untuk dievaluasi. Ketentuan teknis pelaksanaan pengawasan oleh PPSP diatur dengan Peraturan Dirjen pembina industri terkait. (pasal 22) Biaya yang berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan PPSP dibebankan kepada APBN atau APBD. (pasal 23) 13

SANKSI Apabila produsen menerapkan SNI secara sukarela dan telah memiliki SPPT SNI, namun barang dan atau jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan persyaratan SNI, dikenakan sanksi: Pembekuan SPPT SNI oleh LSPro yang menerbitkan dan kepada produsen ybs diberi waktu selama-lamanya enam bulan untuk memperbaikinya sesuai dengan persyaratan SNI Pencabutan SPPT SNI oleh LSPro yang menerbitkan, apabila dalam masa pembekuan produsen ybs tidak memperbaikinya.

SANKSI Produsen pemilik SPPT SNI/ST secara wajib yang berdasarkan hasil pengawasan Ditjen Pembina Industri, barang dan atau jasanya tidak sesuai dengan persyaratan SNI/ST wajib, yang bersangkutan dikenakan sanksi: peringatan tertulis dari Ditjen Pembina Industri dan kepada produsen ybs diberi waktu selama-lamanya tiga bulan untuk memperbaikinya sesuai dengan persyaratan SNI/ST pencabutan izin usaha industri dan SPPT SNI/ST, apabila dalam masa tiga bulan produsen tidak memperbaikinya. Ditjen Pembina Industri menerbitkan rekomendasi tertulis tentang: pencabutan IUI kepada instansi penerbit IUI Pencabutan SPPT SNI/ST kepada LSPro penerbit SPPT SNI/ST.

SANKSI Produsen yang tidak memiliki SPPT SNI/ST atas SNI/ST yang diberlakukan secara wajib, dikenakan sanksi dengan tahapan sebagai berikut: dihentikan produksi dan pemasaran barang dan atau jasa ybs selama 6 bulan oleh Ditjen Pembina Industri atas nama menteri, dan terhadap produsen ybs diberikan pembinaan oleh Ditjen Pembina Industri terkait dan Kadis pembina industri Prov/Kab/ Kota tempat lokasi produsen, serta produsen ybs melakukan tindakan perbaikan untuk memperoleh SPPT SNI/ST apabila dalam jangka waktu tsb, produsen ybs tidak melakukan kewajiban dikenakan sanksi pencabutan IUI atau sanksi pidana sesuai peraturan perundang-undang Pencabutan IUI dilakukan oleh instansi penerbit IUI Produsen yang membubuhkan tanda SNI/ST pada barang dan atau jasa secara tidak sah, dikenakan sanksi pidana sesuai peraturan perundang-undangan.

TERIMA KASIH hyp://kemenperin.go.id hyp://pustan2.bpkimi.kemenperin.go.id BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI 17

Biodata 1 NAMA AZRIADI 2 JABATAN KEPALA BIDANG PENERAPAN DAN KERJASAMA STANDAR, PUSAT STANDARDISASI - BPPI, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 3 PENDIDIKAN THE UNIVERSITY OF QUEENSLAND (UQ) BRISBANE AUSTRALIA 4 ALAMAT KANTOR GEDUNG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI, LT.20 JL.JEND. GATOT SUBROTO KAV.52-53 JAKARTA 5 TELP./ FAX/ HP 021 5252690 / 0813 7038 4259 6 E- mail 1. azriadi@kemenperin.go.id 2. jangceg@yahoo.com 18 18