KAJIAN TEKNIS PENGARUH KERAK KARBON DI ATAS KEPALA TORAK TERHADAP UNJUK KERJA (PERFORMANCE) MESIN MOBIL MINIBUS GL TOYOTA KIJANG TIPE LGX-2L DIESEL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

ANALISA PENGARUH ENDAPAN KARBON PADA BAGIAN ATAS TORAK TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL L4D 115 AM 48 KUBOTA. R Bagus Suryasa M.

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN. 4.1 Siklus Gabungan (dual combustion Cycle) Pada Turbocharger ini memakai siklus gabungan yang disebut juga

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH


PENGARUH PENGGUNAAN WATER COOLANT TERHADAP PERFORMANCE MESIN DIESEL. Gatot Soebiyakto 1)

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI.. xi BAB I PENDAHULUAN 1

PENAMBAHAN ADITIF PRESTONE, REDEX DAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL, TORSI, DAYA, DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR CAIR SPESIFIK.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

KINERJA MESIN DIESEL AKIBAT PEMASANGAN THERMOSTAT PADA NANCHANG TYPE 2105A 3

LAMPIRAN PRINSIP KERJA MESIN DIESEL. Sumber. kerja motor diesel.com

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN MESIN. Start. Motor Tersedia. Pemilihan Jenis Mesin Motor Daya. Daya Maksimum Tidak Ya

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

UNJUK KERJA MESIN DIESEL MITSUBISHI 4DR5 SEBAGAI PENGGERAK KAPAL PADA KONDISI TRIM

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini disebut pompa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB II DASAR TEORI. Motor adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak yang bila bekerja dapat

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR UDARA MASUK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR GAS BUANG PADA PLTD PULO PANJANG BANTEN

BAB III PENGUJIAN DAN ANALISA UNJUK KERJA

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

BAB III PEMBAHASAN. Tabel 3.1 data spesifikasi Engine Toyota Kijang Innova 1TR-FE. Tipe Mesin 2,0 L,4 Silinder Segaris 16.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

ANALISA DAYA DAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR MOBIL TOYOTA COROLA 1300 CC. Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Temperatur Pendingin Mesin terhadap Kinerja Mesin Induk di KM TRIAKSA

PERHITUNGAN RANDEMEN VOLUMETRIS MOTOR

Unjuk Kerja Diesel Engine Type Direct Injection Dengan Metode Simulasi dan Eksperimen

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

ANALISIS KEAUSAN PADA DINDING SILINDER MESIN DIESEL

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

Pengaruh Penggunaan Busi NGK Platinum C 7hvx Terhadap Unjuk Kerja Dan Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor Empat Langkah 110 Cc

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

BAB II LANDASAN TEORI

Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S195

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T

PENGARUH PENGGUNAAN TURBOCHARGER DENGAN INTERCOOLER TERHADAP PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

Analisis Pengaruh Pemakaian Rhodium Sebagai Katalis Percampuran Bahan Bakar Motor Diesel Terhadap Unjuk Kerja Mesin

UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PERUBAHAN NA DAN VOOR ONSTEKING TERHADAP KERJA MESIN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KEAUSAN PADA CRANK PIN BEARING MESIN DIESEL HANSHIN MODEL LH36L

PENGARUH PENGGUNAAN X- POWER TERHADAP PERFORMA PADA MESIN MOTOR 4 LANGKAH ABSTRAK

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang 2, 3

Syaiful Mukmin, Akhmad Farid, Nurida Finahari, (2012), PROTON, Vol. 4 No 2 / Hal 53-58

TUGAS AKHIR REKALKULASI MESIN DIESEL 4-TAK MULTI SILINDER

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

PERHITUNGAN PERBANDINGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR-UDARA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

PENGARUH PENAMBAHAN GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL OTOMOTIF KAPASITAS BESAR. Tugas Akhir Konversi Energi TEKNIK MESIN FTI-ITS

BAB III ANALISIS KASUS

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang


SKRIPSI MOTOR BAKAR RANCANGAN MOTOR BAKAR PENGGERAK KENDERAAN MINI BUS DENGAN DAYA EFEKTIP 78 PS MEMAKAI SISTEM KATUP SINGLE OVER HEAR CAM (SOHC)

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

BAB II DASAR TEORI. kata lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses. dengan tekanan udara lingkungan. Dalam keseharian, kita sering

BAB IV PENGERTIAN - PENGERTIAN

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

METODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

Transkripsi:

KAJIAN TEKNIS PENGARUH KERAK KARBON DI ATAS KEPALA TORAK TERHADAP UNJUK KERJA (PERFORMANCE) MESIN MOBIL MINIBUS GL TOYOTA KIJANG TIPE LGX-2L DIESEL Kristofol Waas *) Abstrak Mesin diesel merupakan motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang bekerja karena adanya pembakaran bahan bakar didalam silinder.hasil pembakaran tersebut menghasilkan daya motor melalui gerak translasi torak yang diteruskan oleh batang penghubung menjadi gerak rotasi poros engkol. Mesin mobil Toyota Kijang tipe LGX-2L Diesel pada puncak toraknya (crown) yang berhubungan dengan ruang bakarterjadi lapisan kerak karbon pada silinder 3 dan 4 sehingga mempengaruhi unjuk kerja motor. Metode penelitian yang dilakukan adalah observasi dan pengamatan langsung di lapangan pada CV. Auto Nusa Abadi Kupang yang merupakan Dealer mobil Toyota Kijang pada bengkel reparasinya. Kemudian dilakukan kajian teknis teoritis untuk kondisi I (sebelum terjadi kerak karbon) dan membandingkannya dengan kondisi II (setelah terjadi kerak karbon) dengan menggunakan rumus-rumus empiris pada literatur-literatur yang berkaitan dengan termodinamika motor, balans panas dan ekonomis motor. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah dengan adanya kerak karbon diatas kepala torak sebesar V kk = 6,183 cc mempersempit volume ruang kompresi V c, sehingga mempengaruhi unjuk kerja motor dan mengakibatkan; kehilangan tenaga efektif sebesarn e = 6,101 PS atau 7,3506 % (penurunan tenaga efektif dari Ne = 83 PS menjadi Ne = 76,899 PS), panas yang dipakai untuk tenaga efektif (Q e ) menjadi turun, sedangkan panas Q cool dan Q eg juga naik, namun panas Q res naik sangat ekstrim, hal inidapat mengakibatkan mesin menjadi panas. Key word : kerak karbon, unjuk kerja, daya motor I. Pendahuluan Mobil merupakan salah satu sarana angkutan (transportasi) darat yang banyak digunakan oleh masyarakat sampai saat ini. Hal ini dapat dilihat dengan masuknya mobil-mobil di suatu daerah (perkotaan) dan pada umumnya mobil-mobil tipe angkot (angkutan kota) yang diperlukan untuk kelancaran aktifitas perekonomianbagi masyarakat berpendapatan menengah ke bawah (ekonomi lemah) dan khususnya mobil tipe diesel untuk angkutan penumpang dan barang. Namun dalam melakukan operasinya terkadang mobil-mobil tersebut mengalami kerusakan sehingga harus dibawa ke bengkel untuk melakukan tindakan perbaikan. Salah satu permasalahan kerusakan (mesinnya) yang tidak jarang kita jumpai adalah perubahan tenaga motor yangdihasilkan, temperatur pembakaran, tekanankompresi dan sebagainya, terutama padamobil-mobil yang sudah lama dioperasikan. Salah satu mobil yang mengalami kerusakan adalah jenis mobil angkot minibus GL tipe Toyota Kijang LGX-2L Diesel yang tenaga motornya berkurang. Dan setelah dilakukan pekerjaan turun mesin ternyata ditemukan kerak/endapan karbon diatas kepala torak pada silinder 3 dan 4. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap tenaga motor adalah : Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna. Keausan pada dinding silinder Kelainan pada mekanisme yang bergerak translasi dan rotasi Berubahnya volume ruang kompresi dan sebagainya. Berkaitan dengan hal dimaksud maka penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh kerak karbon terhadap performance motor dari mobil kijang tersebut. II. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi lapangan pada CV. Auto Nusa Abadi Kupang yang merupakan Dealer mobil Toyota Kijang pada bengkel reparasinya untuk mengumpulkan data ketebalan kerak kabon dan data spesifikasi mesin dari mobil minibus GLtipe Toyota Kijang LGX-2L Diesel yang mengalami kerusakan. Selanjutnya dilakukan denganmetode kajianteknis teoritis untukkondisi I (sebelum adanya kerak karbon) dan membandingkanya dengan kondisi II (setelah adanya kerak karbon). *). Kristofol Waas; Dosen Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Ambon

1044 Jurnal TEKNOLOGI, Volume 9 Nomor 2, 2012; 1043-1047 III. HASIL DAN PEMBAHASAN III.1. Data mobil Kijang Minibus tipe Toyota Kijang LGX-2L Diesel : Dimensi : Mesin : 2L Kapasitas penumpang : 8 orang Panjang : 4520 mm Lebar : 1670 mm Tinggi : 1775 mm Jarak poros roda : 2650 mm Jarak pijak depan : 1445mm Jarak pijak belakang : 1410 mm Jarak terendah : 180 mm Berat kosong : 1510 kg Sasis : Transmisi : 5 kecepatan Perbandingan gigi : I = 3,928, II = 2,142, III = 1,397, IV = 1,000, V = 0,851, R = 4,743 Perbandingan gigi akhir : 4,3 Suspensi depan : double wishbone dengan pegas batang torsi dan stabilizer. Suspensi belakang : Rigid axle dan daun pegas Rem depan : cakram berventilasi Rem belakang : Tromol Ukuran ban : 195 (70R-14) Mesin : Tipe : 4 silinder OHC Isi silinder : 2446 cc Perbandingan kompresi : 22,2 : 1 Diameter x langkah : 92 x 92 mm Daya maksimum : 83 PS pada 4200 rpm Torsi maksimum :16,3 kg.m pada 2400 rpm Sistem bahan bakar : Injeksi Kapasitas tangki : 55 liter III.2. Kajian pada kondisi I (sebelum adanya kerak karbon). 1. Perhitungan paramater pengisian Temperatur udara pengisian ; T a =. Dimana : T o = temperatur sekitar = 28 O C = 301 O K T = selisih temperatur pendingin dinding silinder dan torak = 10 20 O C T r = temperatur gas residu = 700 800 O K γ r = koefisien gas residu = 0,03 0,04. (ΔT w, T r, γ r ; untuk motor 4 tak diesel engine tanpa turbo charge). Sehingga ;,. T a =, = 327,184 O K Tekanan udara pengisian ; P a = (0,85 0,92)P O Dimana ; P O = tekanan udara sekitar/atmosfer = 1 kg/cm 2 = 1 atm Maka ; P a = 0,89.1 = 0,89 kg/cm 2 Efisiensi pengisian ;. η ch =. = (). ( ),.,. (,),.,(,) = 0,8324 2. Perhitungan parameter kompresi Temperatur akhir kompresi ; T C = T a. Dimana ; n 1 = pangkat politropik kompresi = 1,3715 Sehingga ; T C = 327,184.22,2 1,3715-1 = 1035,052 O K Tekanan akhir kompresi ; P C = P a. = 0,89. 22,2 1,3715-1 = 62,504 kg/cm 2 3. Perhitungan parameter pembakaran Koefisien tingkat kenaikan tekanan ; λ = 1,7438 Jumlah udara teoritis yang diperlukan untuk L' O = 0,4945 mol/kg.bb Jumlah udara aktual yang diperlukan untuk L = 0,7418 mol/kg.bb Jumlah molekul komponen-komponen hasil Mg = 0,7746 mol/kg.bb Koefisien perubahan kimia molekul ; μ O = 1,044 Koefisien molekul sisa gas pembakaran ; μ = 1,043 Tekanan pembakaran tertingggi ; P z = 109 kg/cm 2 Temperatur pembakaran tertinggi ; T z = 2231,453 O K 4. Perhitungan parameter ekspansi Tingkat ekspansi pendahuluan ; ρ = 1,289 Tingkat ekspansi susulan ; δ = 17,223 Tekanan akhir ekspansi ; P b = 2,8596 kg/cm 2 Temperatur akhir ekspansi ; T b = 1007,841 O K

Kristofol Waas; Kajian Teknis Pengaruh Kerak Karbon Di Atas Kepala Torak Terhadap Unjuk Kerja 1045 (Performance) Mesin Mobil Minibus Gl Toyota Kijang Tipe Lgx-2l Diesel 5. Perhitungan tekanan indikator dan efisiensi motor Tekanan indikator teoritis ; P it = 9,468 kg/cm 2 Tekanan indikator aktual/rata-rata ; P i = 8,9942 kg/cm 2 Tekanan efektif ; P e = 7,2704 kg/cm 2 Efisiensi mekanis ; η m = 0,808, untuk motor 4 tak tanpa turbo charge (Naturaly Aspirated Four Stroke Diesel Engine) = 0,78 0,83. 6. Perhitungan tenaga motor Tenaga indikator ; N i = 102,723 PS Tenaga efektif ; N e = 83 PS 7. Perhitungan ekonomis dan neraca panas motor Pemakaian bahan bakar spesifik indikator ; b i = 0,13197 kg/ps.jam Pemakaian bahan bakar efektif ; b e = 0,163 kg/ps.jam Pemakaian bahan bakar tiap jam ; B = 13,556 kg/jam Panas yang dihasilkan oleh pemakaian bahan bakar tiap jam ; Q f = 136919,539 kkal/jam = 100 % Panas yang dipakai untuk menghasilkan tenaga efektif ; Q e = 52456 kkal/jam = 38,311 % Panas yang diambil oleh bahan pendingin (air dan oli) ; Q cool = 43814,252 kkal/jam = 32,00 % Panas yang keluar bersama gas buang ; Q eg = 36869,496 kkal/jam = 26,927 % Panas yang yang hilang pada pos penutup (radiasi panas dari mesin, gesekkan dan pembakaran tidak sempurna) ; Q res = 3781,718 kkal/jam = 2,762 % III.3. Kajian pada kondisi II (setelahadanya kerak karbon). Perhitungan dimulai dengan volume silinder, karena kerak karbon di atas kepala torak mempengaruhi volume silinder. Pengukuran terhadap volume kerak karbon dilakukan dengan cara mengikis/melepas kerak karbon yang melekat diatas kepala torak (untuk silinder 3 dan 4) kemudian dimasukkan kedalam kaleng ukuran lalu dipadatkan (ditekan) agar kerak karbon menjadi padat. Volume kerak karbon Hasil pengukuran (rata-rata untuk silinder 3 dan 4) didapat volume kerak karbon V kk sebagai berikut ; V kk = D2.h Dimana : D = diameter dalam kaleng = 5,4 cm h = tinggi kerak karbon = 0,27 cm sehingga diperoleh ; V kk = (5,4)2.0,27 = 6,183 cc Volume langkah torak ; V s = D2.S = (9,2)2.9,2 = 611,580 cc Volume ruang kompresi ; V C = =,, = 28,848 cc Volume ruang kompresi setelah adanya kerak karbon ; V C ' = V C V kk = 28,848 6,183 = 22,665 cc Volume silinder ; V a = Vs + V C ' = 611,580 + 22,665 = 634,245 cc Perbandingan kompresi ; ε = = =,, = 27,983 1. Perhitungan paramater pengisian Temperatur udara pengisian ; T a = 327,184 O K Tekanan udara pengisian ; P a = 0,89 kg/cm 2 Efisiensi pengisian ; η ch = 0,8244 2. Perhitungan parameter kompresi Temperatur akhir kompresi ; T C = 1117,0904 O K Tekanan akhir kompresi ; P C = 85,031 kg/cm 2 3. Perhitungan parameter pembakaran Koefisien tingkat kenaikan tekanan ; λ = 1,294 Jumlah udara teoritis yang diperlukan untuk L' O = 0,4945 mol/kg.bb Jumlah udara aktual yang diperlukan untuk L = 0,7956 mol/kg.bb Jumlah molekul komponen-komponen hasil Mg = 0,8284 mol/kg.bb Koefisien perubahan kimia molekul ; μ O = 1,0412

1046 Jurnal TEKNOLOGI, Volume 9 Nomor 2, 2012; 1043-1047 Koefisien molekul sisa gas pembakaran ; μ = 1,0704 Tekanan pembakaran tertingggi ; P z = 110 kg/cm 2 Temperatur pembakaran tertinggi ; T z = 2112,5926 O K 4. Perhitungan parameter ekspansi Tingkat ekspansi pendahuluan ; ρ = 1,5648 Tingkat ekspansi susulan ; δ = 17,8828 Tekanan akhir ekspansi ; P b = 2,6923 kg/cm 2 Temperatur akhir ekspansi ; T b = 924,683 O K 5. Perhitungan tekanan indikator Tekanan indikator teoritis ; P it = 8,7763 kg/cm 2 Tekanan indikator aktual ; P i = 8,337 kg/cm 2 Efisiensi mekanis ; η m = 0,808, untuk motor 4 tak tanpa turbo charge. Tekanan efektif ;P e = 6,736 kg/cm 2 6. Perhitungan tenaga motor Tenaga efektif ; N e = 76,889 PS Tenaga indikator ; N i = 95,172 PS Tenaga efektif yang hilang ; N e hilang = 83 76,899 = 6,101 PS 7. Perhitungan ekonomis dan neraca panas motor Dari perhitungan didapat ; Pemakaian bahan bakar spesifik indikator ; b i = 0,16346kg/PS.jam Pemakaian bahan bakar efektif ; b e = 0,2023kg/PS.jam Pemakaian bahan bakar tiap jam ; B = 15,5564kg/jam Panas yang dihasilkan oleh pemakaian bahan bakar tiap jam ; Q f = 157101,91kkal/jam = 100 % Panas yang digunakan untuk menghasilkan tenaga efektif ; Q e = 48593,848kkal/jam = 30,93 % Panas yang diambil oleh bahan pendingin (air dan oli) ; Q cool = 50272,61 kkal/jam = 32,000 % Panas yang keluar bersama gas buang ; Q eg = 42308,95kkal/jam = 26,93 % Panas yang yang hilang pada pos penutup (radiasi panas dari mesin, gesekkan dan pembakaran tidak sempurna) ; Q res = 15926,5kkal/jam = 10,14 % III.4. Spesifikasi unjuk kerja mesin Tabel 1. Perbandingan kondisi unjuk kerja mesin Hasil kajian Parameter No Sat. Kondisi Ket. perhitungan Kondisi I II Volume ruang 1 cc 28,848 22,665 turun kompresi, Vc Volume langkah 2 cc 611,580 617,763 naik torak, Vs Perbandingan 3-22,2 27,983 naik kompresi, ε Tekanan indikator, 4 8,9942 8,3370 turun P i 5 Tekanan efektif, P e 7,2704 6,7360 turun Tekanan akhir 6 62,504 85,031 naik kompresi, P c Tekanan akhir 7 2,8596 2,6923 turun ekspansi, P b Temperatur akhir 8 kompresi, K 1035,052 1117,090 naik Tc Temperatur 9 pembakaran max, K 2231,453 2112,593 turun T z Temperatur akhir 10 ekspansi, T O K 1007,841 924,683 turun b Efisiensi pengisian, 11-0,8324 0,8244 turun ηch Tingkat expansi 12-1,289 1,5648 naik pendahuluan, ρ Tingkat expansi 13-17,223 17,883 naik susulan, δ Tenaga indikator, 14 PS 102,723 95,172 turun Ni 15 Tenaga efektif, Ne PS 83 76,899 turun Pemakaian bb 16 0,13197 0,16346 naik spesifik indikator, bi. Pemakaian bb 17 0,1630 0,2023 naik efektif, be. Pemakaian bb tiap 18 13,5560 15,5564 naik jam, B Panas akibat 19 pemakaian bb, Q f 136919,5 157101,9 naik Panas untuk tenaga 20 efektif, Q e 52456,00 48593,85 turun Panas diambil 21 bahan pendingin, 43814,25 50272,61 naik 22 23 Qcool Panas yg keluar dgn gas buang, Q eg Panas yg hilang pada pos penutup, Qres 36869,50 42308,95 naik 3781,718 15926,5 naik IV. PENUTUP IV.1. Kesimpulan Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dengan adanya kerak karbon yang melekat diatas kepala torak, maka volume udara pengisian menjadi berkurang sehingga perbandingan campuran antara udara dan bahan bakar yang diinjeksikan untuk terjadi pembakaran yang baik, kurang menguntungkan. Hal ini dapat dilihat bahwa efisiensi pengisian pada kondisi II lebih kecil dari kondisi I ( η ch turun). 2. Volume kerak karbon (V kk ) yang didapat melalui pengukuran sebesar 6,183 cc mempersempit volume ruang kompresi (V c ) dari 28,848 cc (kondisi I) menjadi 22,665 cc (kondisi II) atau V c lebih kecil atau turun. 3. Pemakaian bahan bakar per jam (B) juga meningkat/boros2 kg/jam atau 12,86 % (kondisi I; B = 13,556 kg/jam menjadi kondisi II; B = 15,556 kg/jam). Dengan demikian panas yang dihasilkan oleh pemakaian bahan bakar per jam Q f = 157101,91kkal/jam, yang digunakan untuk menghasilkan tenaga efektif hanya sebesar Q e = 48593,848 kkal/jam (30,93 % dan lebih kecil Q e ijin = 32 40%) untuk kondisi IIlebih kecil atau turun jika dibandingkan dengan Q e = 52456 kkal/jam

Kristofol Waas; Kajian Teknis Pengaruh Kerak Karbon Di Atas Kepala Torak Terhadap Unjuk Kerja 1047 (Performance) Mesin Mobil Minibus Gl Toyota Kijang Tipe Lgx-2l Diesel (38,311%) untuk kondisi I, panas Q cool dan Q eg juga naik tapi masih berada pada batas prosentase yang diijinkan, sedangkan panas Q res juga naik melebihi prosentase yang dijinkan (Q res ijin = 2 3 % ) yakni; Q res = 15926,5 kkal/jam (10,14 %). 4. Dengan adanya kerak karbon diatas kepala torak dan turunnya Q e dan naiknya Q cool dan Q eg, serta naiknya Q res yang ekstrim (tabel.1), maka secara keseluruhan mempengaruhi unjuk kerja mesin itu sendiri, sehingga mengakibatkan kehilangan tenaga efektif sebesarn e = 6,101 PS atau 7,3506 % (penurunan tenaga efektif Ne = 83 PS menjadi Ne = 76,899 PS). IV.2. Saran Daftar Pustaka 1. -------------------, Marine Engineering I, Overseas Fishery Coorporation Foundation. 2. -------------------, Bahan Bakar Minyak, Pertamina. 3. Allison. (1984), Detroit Diesel Engine, Printed in USA. 4. Arismunandar Wiranto dan TSuda Koichi. (1997), Motor Diesel Putaran Tinggi, Pradnya Paramita, Jakarta. 5. Malev V.L dan Priambodo B.(1995), Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel, Erlangga,Jakarta. 6. Petrovsky N. (1964), Marine Internal Combustion Engine, Mir Publisher, Moscow Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapatlah diberikanbeberapa saran sebagai berikut : 1. Hendaknya para pemakai mobil (diesel) harus memperhatikan dengan teliti setiap komponenkomponen mesin terutama yang menyangkut proses pembakaran dan juga cincin-cincin torak bila bocor maka pelumas dapat masuk ruang kompresi dan bisa menimbulkan kerak karbon, yang sangat berpengaruh terhadap kondisi motor, juga kebersihan tangki bahan bakar. 2. Perlu perhatikan penggunaan kualitas bahan bakar,karena sangat berpengaruh terhadap adanya kerak karbon bila kualitasnya jelek. 3. Jika temperatur naik dan mesin kurang bertenaga, jangan memaksakan mesin beroperasi, karena dapat mengakibat kerusakan pada komponenkomponen mesin yang lain dan segera dibawa ke bengkel untuk diperbaikai kerusakannya.