Faktor-Faktor Risiko Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pelaihari Tahun 2015

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD WONOSARI TAHUN 2014

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

FAKTOR RISIKO KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGKAWANG TIMUR DAN UTARA KOTA SINGKAWANG

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang


BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan

ABSTRAK. HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU KEHAMILAN ATERM DENGAN DISMATURITAS BAYI LAHIR DI SEBUAH RS DI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG

PENGARUH KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciamis Tahun 2013)

JARAK KEHAMILAN BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI DESA MULYASARI KABUPATEN CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL BERDASARKAN PENGUKURAN LILA DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DI RS PANTI WILASA CITARUM SEMARANG

PENELITIAN KURANG ENERGI KRONIS (KEK) IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

BAB I PENDAHULUAN. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh: EMAH KUDYANI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI UPTD PUSKESMAS AJANGALE

HUBUNGAN STATUS GIZI DALAM KEHAMILAN DENGAN STATUS EKONOMI

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BERAT DAN PANJANG BAYI BARU LAHIR DI RUMAH BERSALIN WIDURI YOGYAKARTA

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BARU LAHIR RENDAH DI RSUD AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB 1 PENDAHULUAN. calon ibu dan bayi yang dikandung harus mendapatkan gizi yang cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) IBU DAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB II LANDASAN TEORI

Ayu Rahma Putri 1, Al Muqsith 2* Lhokseumawe-Aceh 24352, Indonesia *Corresponding Author: Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

93 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD BANGIL PASURUAN 2013 IMELDA ANUGRAH PUTRI TEGA MULIA DESCRIPTION

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

PENGARUH KADAR HB DAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

THE CORRELATION OF MID-UPPER ARM CIRCUMFERENCE (WITH BIRTH WEIGHT BASED IN PUSKESMAS KECAMATAN CIPONDOH,TANGERANG JANUARY-DECEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

HUBUNGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH PUSKESMAS WULUHAN TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN TAHUN 2015

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH KOTA MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. (BBLR) adalah salah satu dari penyebab utama kematian pada neonates

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

HUBUNGAN EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS WONGKADITI KOTA GORONTALO. Heni PanaI. Polteknik Kesehatan Provinsi Gorontalo

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI BANGSAL KBRT RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA

JURNAL PERMATA INDONESIA Halaman : 1-8 Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

KARAKTERISTIK IBU HAMIL, STATUS KEK DAN STATUS ANEMIA DENGAN BERAT DAN PANJANG BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS GAMPING I, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu proses fisiologi yang terjadi hampir pada setiap

Hubungan Pendidikan dan Paritas Ibu dengan Kelahiran Berat Badan Lahir Rendah di RSUD Datu Sanggul Rantau

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO SANTI WANTI NIM

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

Rendah. Veronica Magdalena Pinontoan 1, Sandra G.J Tombokan 2, 1. RSUP.Prof.Dr.R.D.Kandou Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado

FAKTOR-FAKTOR IBU HAMIL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)

Hubungan Usia Ibu dan Paritas dengan Tingkat Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Plered, Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

Yulrina Ardhiyanti, Faktor Ibu yang Berhubungan dengan Kejadian Persalinan Lama di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi menimbulkan masalah pembangunan di masa yang akan

STATUS GIZI PADA IBU HAMIL SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (STUDI DI KECAMATAN BANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG)

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DI PUSKESMAS CEMPAKA BANJARBARU TAHUN 2013

Transkripsi:

Faktor-Faktor Risiko Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di Wilayah Kerja Risk Factors of Child Low Birth Weight (LBW) Incidence In Work Area of Pelaihari Public Health Centre In 2015 Oklivia Libri 1*, Pramono 2, Nor Asyanti 3 1 STIKES Husada Borneo, Jl. A Yani Km 30,5 No 4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan 2 RSUD Ulin, Jl. A.Yani No. 43 Banjarmasin, Kalimantan Selatan 3 Alumni STIKES Husada Borneo, Jl. A Yani Km 30,5 No 4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan *Korespondensi : libri.oklivia@yahoo.com Abstract The infant morbidity rate has become the first indicator to determine the status of children's health, because it is a reflection of the current state of children's health. Statistically, the morbidity and mortality in developing nenonatus is high. The root cause is associated with low birth weight. LBW rate worldwide has reached 14%. Some of the factors that influence the risk of low birth weight include nutritional status, maternal age (<20 years and> 35 years), parity, spacing pregnancies and chronic diseases too tight. This study was analytical with an unparalleled design case-control study. This study population all the mothers who have children/toddlers in Puskesmas Pelaihari 2015. Samples were taken from purposive sampling with 54 LBW and 54 normal children using secondary data. In general, women with a weight gain of 39 people are at risk of low birth weight (36,1%), pregnant women are at risk of low birth weight amounted to 45 (41,7 %) and anemia pregnant numbered 36 people at risk of low birth weight (33,3%). There is a correlation between the increase of pregnant women weight with LBW (p = 0,000, α = 0,05 and OR = 6,250), there is correlation between the circumference of the upper arm (LLA) pregnant women with LBW (p = 0,000 α = 0,05 and the value of OR = 6,645) and there is correlation between the levels of hemoglobin (Hb) of pregnant women with LBW (p = 0,000, α = 0,05 and OR = 6,192). Keywords: LBW, Weigh Gain, Chorinc Energy Shortage, Anemia Pendahuluan Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Pada masa itu ibu harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya. Pola makan dan gaya hidup sehat dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu, begitu pun sebaliknya apabila saat hamil ibu tidak mempersiapkan dengan baik, maka akan terdapat faktor yang menyebabkan janin dalam rahim akan yang mengalami gangguan hingga proses kelahiran salah satunya adalah status gizi ibu (1). Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan, apabila status gizi ibu kurang sebelum dan selama kehamilan maka akan menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah dibawah 2500 gram (2). Menurut Word Health Organization (WHO) 2011 dalam Lubis (3), 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-3,8% dan lebih sering terjadi di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat badan lebih dari 2500 gr. Bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) terus meningkat pertahunnya di negara maju seperti Amerika Serikat, sedangkan di Indonesia kelahiran BBLR justru diikuti oleh kematian bayi (4). Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. BBLR merupakan salah satu faktor yang berperan terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal (2). BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas, dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. Ada beberapa faktor resiko yang mempengaruhi BBLR ditinjau dari faktor ibu, kehamilan, dan faktor janin. Faktor ibu status gizi, umur ibu (<20 tahun dan > 35 tahun), paritas, jarak kehamilan terlalu dekat, dan penyakit menahun. Faktor kehamilan seperti 23

hidramnion dan kehamilan ganda. Faktor janin yang mempengaruhi BBLR seperti cacat bawaan dan infeksi dalam rahim. Faktor-faktor resiko lainnya yang mempengaruhi kejadian BBLR antara lain paritas, status ekonomi, pendidikan, dan pekerjaan ibu (5). Penilaian status gizi ibu hamil dapat dilakukan dengan pengukuran antropometri. Ukuran antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) selama kehamilan (6). Kenaikan berat badan dapat dipakai sebagai indeks untuk menentukan status gizi ibu hamil. Penambahan berat badan yang terjadi selama kehamilan disebabkan oleh peningkatan ukuran berbagai jaringan reproduksi, adanya pertumbuhan janin, dan terbentuknya cadangan lemak dalam tubuh ibu (7). Ukuran LLA juga merupakan salah satu cara mendeteksi ibu hamil untuk mengetahui ada tidaknya resiko kejadian bayi berat badan lahir rendah Menurut Depkes RI (8) selain kenaikan berat badan selama kehamilan, LLA menyebabkan tingginya angka BBLR di Indonesia. Menurut Mutalazimah (9), kadar Hb <10 g/dl mempunyai risiko 2,25 kali lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu hamil dengan kadar Hb >10 g/dl dimana ibu hamil yang menderita anemia berat mempunyai risiko untuk melahirkan bayi BBLR 4,2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak menderita anemia berat. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 15 orang ibu hamil pada tanggal 24-25 Februari 2015, di ketahui 6 orang (40%) ibu mengalami kenaikan berat badan sesuai usia kehamilannya dan 9 orang (60%) ibu mengalami kenaikan berat badan tidak sesuai usia kehamilannya. Ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 11 orang (73%), sedangkan ibu hamil tidak anemia sebanyak 4 orang (27%). Dari hasil tersebut didapatkan pula ada 10 orang (67%) KEK dan 5 orang (43%) lainnya tidak KEK. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti faktorfaktor risiko kejadian bayi berat badan lahir rendah (BBLR) di wilayah kerja Puskesmas Pelaihari Kabupaten Tanah Laut tahun 2015. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian epidemologi analitik dengan rancangan penelitian case control unmatched. Studi kasus kontrol adalah rancangan studi epidemologi yang mempelajari hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dengan kelompok control berdasarkan paparannya (10). Dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok meliputi kelompok kasus adalah Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelompok kontrol adalah Bayi berat lahir normal (BBL Normal). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besar risiko dari faktor yang berpengaruh terhadap kejadian BBLR di wilayah kerja Puskesmas Pelaihari Kabupaten Tanah Laut. Rancangan penelitian yang digunakan studi kasus-kontrol, dimana kasus telah diketahui pada saat (awal) penelitian, kemudian ditelusuri faktor-faktor risiko terjadinya kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Hasil Penelitian A. Umur Gambar 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Pelaihari Tahun 2015. Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui responden, responden tertinggi umur (20-35 tahun) 48 responden (44,4%). Penilaian st 24

B. Paritas Gambar 2. Distribusi Responden Berdasarkan Paritas di Wilayah Kerja Puskesmas Pelaihari Tahun 2015. Gambar 4. Distribusi Responden Berdasarkan Penyakit Saat Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pelaihari Tahun 2015 Berdasarkan gambar 4 dapat diketahui responden, responden yang tidak sakit saat kehamilan 67 responden (62,03%) dan responden yang sakit saat kehamilan 41 responden (37,9%). E. Status Gizi Berdasarkan gambar 2 dapat diketahui responden, responden yang paritas (< 3 kali) 67 responden (62,03%) dan responden paritas (> 3 kali) 41 responden (38%). C. Jarak Kelahiran Gambar 3. Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Pelaihari Tahun 2015 Berdasarkan gambar 3 dapat diketahui responden, responden yang jarak kehamilan (< 2 tahun) 59 responden (54,6 dan responden paritas (> 2 tahun) 49 responden (45,3%). D. Menderita Sakit Komplikasi saat Hamil Gambar 5. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Pelaihari Tahun 2015 Berdasarkan gambar 5 dapat diketahui responden, responden yang berat badan kurang terdapat 69 ibu (63,8%), responden berat badan ideal 25 ibu (23,1%) dan responden berat badan lebih 7 ibu (6,4). F. Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil Gambar 6. Distribusi Responden Berdasarkan Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pelaihari Tahun 2015 Berdasarkan gambar 6 dapat diketahui dari hasil penelitian terhadap dua kelompok responden, dari 54 kelompok kasus terdapat 30 ibu hamil (27,7%) yang kenaikan berat badan yang tidak sesuai, beresiko 25

melahirkan bayi BBLR, sedangkan kelompok kontrol hanya 9 ibu hamil (8,3%) yang kenaikan berat badan yang tidak sesuai, beresiko melahirkan bayi G. Lingkar Lengan Atas (LLA) Ibu Hamil Gambar 7. Distribusi Responden Berdasarkan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pelaihari Tahun 2015 Berdasarkan gambar 7 dapat diketahui dari hasil penelitian terhadap dua kelompok responden, dari 54 kelompok kasus terdapat 34 ibu hamil (31,48%) yang KEK, beresiko melahirkan bayi BBLR, sedangkan kelompok kontrol hanya 11 ibu hamil (10,1%) yang KEK, beresiko melahirkan bayi H. Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Gambar 8. Distribusi Responden Berdasarkan Kadar Hemoglobin (Hb) Ibu Hamil di Wilayah Kerja Berdasarkan gambar 8 dapat diketahui dari hasil penelitian terhadap dua responden, dari 54 kelompok kasus terdapat 28 ibu hamil (26%) yang anemia, beresiko melahirkan bayi BBLR, sedangkan kelompok kontrol hanya 8 ibu hamil (7,5%) yang anemia, beresiko melahirkan bayi Tabel 1. Hubungan Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di wilayah kerja No Kenaikan Bayi yang Dilahirkan Total Berat Kasus Kontrol Badan n % n % n % 1 Beresiko 30 27,7 9 8,3 39 36,2 2 Tidak Beresiko 24 22,3 45 41,7 69 63,8 Jumlah 54 50 54 50 108 100 P = 0,000 dan OR = 6,250 Dari tabel 1 dapat diketahui hasil penelitian terhadap 108 responden 2 kelompok kasus maupun kontrol, dari 54 kelompok kasus terdapat 30 ibu hamil (27,7%) yang kenaikan berat badan yang tidak sesuai, beresiko melahirkan bayi BBLR, sedangkan kelompok kontrol hanya 9 ibu hamil (8,3%) yang kenaikan berat badan yang tidak sesuai, beresiko melahirkan bay i Hasil uji statistik menggunakan uji chi square nilai p=0,000 OR=6,250 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara kenaikan berat badan ibu hamil yang kenaikan berat badan tidak sesuai dengan kejadian BBLR, dan kenaikan berat badan ibu hamil yang tidak sesuai beresiko melahirkan bayi BBLR 6,250 kali lipat dibanding ibu hamil kenaikan berat badan yang sesuai. I. Hubungan Lingkar Lengan Atas (LLA) Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di wilayah kerja Tabel 2. Hubungan Lingkar Lengan Atas (LLA) Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di wilayah kerja No LLA Bayi yang Dilahirkan Total Ibu Kasus Kontrol Hamil n % n % n % 1 KEK 34 31,48 11 10,1 45 41,7 2 Tidak KEK 20 18,52 43 39,9 63 58,3 Jumlah 54 50 54 50 108 100 P = 0,000 dan OR = 6,645 Dari tabel 2 dapat diketahui dari hasil penelitian terhadap 108 responden 2 kelompok kasus maupun kontrol, dari 54 kelompok kasus terdapat 34 ibu hamil (31,48%) yang KEK, beresiko melahirkan 26

bayi BBLR, sedangkan kelompok kontrol hanya 11 ibu hamil (10,1%) yang KEK, beresiko melahirkan bayi Hasil uji statistik menggunakan uji chi square nilai p=0,000 OR=6,645 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara hubungan lingkar lengan Atas (LLA) ibu hamil KEK dengan kejadian BBLR, dan lingkar lengan atas (LLA) ibu hamil yang KEK beresiko melahirkan bayi BBLR 6,645 kali lipat dibanding yang tidak KEK. J. Hubungan Kadar Hemoglobin (Hb) dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di wilayah kerja Tabel 3. Hubungan Kadar Hemoglobin (Hb) Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di wilayah kerja No Kadar Bayi yang Dilahirkan Total Hb Ibu Kasus Kontrol Hamil n % n % n % 1 Anemia 28 26 8 7,5 36 33,3 2 Tidak Anemia 26 24 46 42,5 72 66,7 Jumlah 54 50 54 50 108 100 P = 0,000 dan OR = 6,192 Dari tabel 3 dapat diketahui dari hasil penelitian terhadap 108 responden 2 kelompok kasus maupun kontrol, dari 54 kelompok kasus terdapat 28 ibu hamil (26%) yang anemia, beresiko melahirkan bayi BBLR, sedangkan kelompok kontrol hanya 8 ibu hamil (7,5%) yang anemia, beresiko melahirkan bayi Hasil uji statistik menggunakan uji chi square nilai p=0,000 OR=6,192 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara Hubungan kadar hemoglobin ibu hamil anemia dengan kejadian BBLR, dan kadar hemoglobin ibu hamil yang anemia beresiko melahirkan bayi BBLR 6,192 kali lipat dibanding yang tidak anemia. Pembahasan a. Umur Berdasarkan hasil penelitian terhadap 108 responden, responden paling banyak berumur (20-35 tahun) yaitu sebanyak 48 responden (44,4%). Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi di bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur (11). Meskipun kehamilan dibawah umur sangat berisiko tetapi kehamilan di atas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan karena sangat berbahaya. Mengingat mulai usia ini sering muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak peranakan atau penyakit degenerative pada persendian tulang belakang dan panggul. Kesulitan lain kehamilan di atas usia 35 tahun ini yakni bila ibu ternyata mengidap penyakit seperti diatas yang ditakutkan bayi lahir dengan membawa kelainan (11). Dalam proses persalinan sendiri, kehamilan di usia lebih ini akan menghadapi kesulitan akibat lemahnya kontraksi rahim serta sering timbul kelainan pada tulang panggul tengah. Mengingat bahwa faktor umur memegang peranan penting terhadap derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil serta bayi, maka sebaiknya merencanakan kehamilan pada usia antara 20-30 tahun (12). b. Paritas Paritas secara luas mencakup gravid (jumlah kehamilan), premature (jumlah kelahiran), dan abortus (jumlah keguguran). Paritas dalam arti khusus yaitu jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas dikatakan tinggi bila seorang ibu melahirkan anak ke empat atau lebih (13). Berdasarkan hasil penelitian, responden paling banyak mengalami paritas kurang dari 3 kali yaitu sebanyak 67 responden (62,03%). Hal ini berarti responden paling banyak termasuk paritas yang bisa dikatakan rendah. c. Jarak Kelahiran Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, kerena jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian, responden paling banyak memiliki jarak kehamilan kurang dari 2 tahun sebanyak 59 responden (54,6%). Hal ini berarti sebagian besar responden memiliki jarak kelahiran yang pendek (tidak ideal). 27

d. Menderita Sakit Komplikasi Saat Hamil Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden tidak sakit saat kehamilan yaitu sebanyak 67 responden (62,03%). Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden tidak mengalami sakit pada saat kehamilan. Adapun penyakit yang umumnya terjadi pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir diantaranya adalah Diabetes Melitus (DM), cacar air, dan penyakit infeksi. e. Status Gizi Menurut Sunita Almatsier (14), status gizi dapat diartikan sebagai keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Berdasarkan pengertian diatas status gizi ibu hamil berarti keadaan sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi sewaktu hamil. Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung (15). Berdasarkan gambar 6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki berat badan kurang yaitu sebanyak 69 responden (63,8%). Ibu yang memiliki berat badan kurang selama kehamilan disertai penambahan berat badan yang rendah atau turun sampai 10 kg, mempunyai resiko paling tinggi untuk melahirkan bayi dengan Sehingga ibu hamil harus mengalami kenaikan berat badan berkisar 11-12,5 Kg atau 20% dari berat badan sebelum hamil (16). f. Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil Berdasarkan dari hasil penelitian terhadap 108 responden 2 kelompok kasus maupun kontrol, dari 54 kelompok kasus terdapat 30 ibu hamil (27,7%) yang kenaikan berat badan yang tidak sesuai, beresiko melahirkan bayi BBLR, sedangkan kelompok kontrol hanya 9 ibu hamil (8,3%) yang kenaikan berat badan yang tidak sesuai, beresiko melahirkan bayi Dari penelitian ini responden terbanyak dari kelompok kasus yaitu kenaikan berat badan yang tidak sesuai sebanyak 30 orang (27,7%), hal ini dikarenakan ketidakseimbangnya asupan pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu dan janin, dapat dilihat berdasarkan dari hasil paritas 67 orang (62,03%) yaitu ibu yang memiliki banyak anak kurang mengkonsumsi makanan, seorang ibu biasanya mengorbankan dirinya dan lebih mementingkan anak-anaknya, sehingga ibu beserta janin tidak dapat pemenuhan asupan zat gizi yang seimbang. Kurangnya asupan pemenuhan zat gizi bagi ibu akan banyak membawa dampak negatif yaitu kenaikan berat badan yang tidak sesuai, sedangkan kenaikan berat badan ibu yang tidaksesuai akan berpengaruh terhadap janin yang akan dilahirkan salah satunya g. Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil Berdasarkan dari hasil penelitian terhadap 108 responden 2 kelompok kasus maupun kontrol, dari 54 kelompok kasus terdapat 34 ibu hamil (31,48%) yang KEK, beresiko melahirkan bayi BBLR, sedangkan kelompok kontrol hanya 11 ibu hamil (10,1%) yang KEK, beresiko melahirkan bayi Dari penelitian ini didapatkan responden terbanyak adalah dari kelompok kasus KEK 34 responden (31,48%). Hal ini disebabkan karena kenaikan berat badan yang tidak sesuai 30 orang (27,7%) dan paritas 34 orang (31,4%). Tidak seimbangnya asupan baik pemenuhan kebutuhan maupun pengeluaran energi dan KEK merupakan akibat kekurangan energi kronis dalam jangka yang cukup lama (17). Mekanisme akibat Kekurangan Energi Kronis (KEK) yaitu diawali dengan hamil menderita KEK yang menyebabkan volume dalam darah ibu menurun dan pemenuhan asupan ibu tidak tercukupi, sehingga menyebabkan penurunan aliran darah ke plasenta. Menurunnya aliran darah ke plasenta menyebabkan dua hal yaitu, berkurangnya transfer zat-zat makanan dari ibu ke plasenta yang dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan janin dan pertumbuhan plasenta lebih kecil yang menyebabkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) (18). Kondisi kesehatan bayi yang d ilahirkan sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi ibu hamil. KEK pada ibu perlu diwaspadai kemungkinan ibu melahirkan bayi BBLR, pertumbuhan dan perkembangan otak janin terhambat sehingga mempengaruhi kecerdasan anak 28

dikemudian hari dan kemungkinan premature (19). h. Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Berdasarkan dari hasil penelitian terhadap 108 responden 2 kelompok kasus maupun kontrol, dari 54 kelompok kasus terdapat 28 ibu hamil (26%) yang anemia, beresiko melahirkan bayi BBLR, sedangkan kelompok kontrol hanya 8 ibu hamil (7,5%) yang anemia, beresiko melahirkan bayi Menurut Proverawati dan Asfuah (20) anemia dalam kehamilan disebabkan oleh karena penurunan kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl selama masa kehamilan pada trimester 1 dan 3, dan kurang dari 11 g/dl selama masa post partum dan trisemester 2. Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia, akan tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. Kesimpulan 1. Ibu hamil yang kenaikan berat badan tidak sesuai beresiko BBLR sebesar 36,1%. 2. Ibu hamil yang KEK beresiko BBLR sebesar 41,7% 3. Ibu hamil yang anemia beresiko BBLR sebesar 33,3% 4. Ada hubungan bermakna antara kenaikan berat badan ibu hamil yang tidak sesuai terhadap kejadian BBLR sampai 6 kali lebih beresiko dibandingkan dengan kenaikan berat badan ibu hamil yang sesuai (p=0,000 dan OR=6,250). 5. Ada hubungan bermakna antara ibu hamil yang KEK terhadap kejadian BBLR sampai 6,645 kali lebih beresiko dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak KEK (p=0,000 dan nilai OR=6,645). 6. Adanya hubungan bermakna antara ibu hamil yang anemia terhadap kejadian BBLR sampai 6,192 kali lebih beresiko dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak anemia (p=0,000 α=0,05 dan nilai OR=6,192). Daftar Pustaka 1. Hardinsyah. 2011. Review Status Gizi Ibu Hamil, Dampak BBLR dan Implikasinya pada Program Gizi dan Kesehatan. Kumpulan Makalah Diskusi Pakar Bidang Gizi tentang ASI, MP-ASI, Antropometri dan Kerjasama antara PERSAGI, LIPI dan UNICEF:Cipanas. 2. Pratiwi, Agni H. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember. Laporan Magang. Jember: Universitas Jember. 3. Lubis S. 2007. Profil Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2006. Medan: RSU Dr. PirngadiKota Medan. 4. Adriani M. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Cetakan ke-1, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 5. Courtney. 2009. Perspective in nutrition. 7th ed.mcgraw-hill, New York USA. 6. Proverawati A, Siti A. 2011. Buku kehamilan dan Gizi. Cetakan I. Yogyakarta : Nuha Medika. 7. Setianingrum, Susiana. 2006. Hubungan antara Kenaikan Berat Badan, Lingkar Lengan Atas, dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas Ampel I Boyolalo Tahun 2006. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Negeri Semarang. 8. Departemen Kesehatan RI. 2007. Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak HSP-Health Services Program. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 9. Mutalazimah. 2007. Hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Kadar Hemoglobin (Hb) Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Fakultas Ilmu Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 10. Murti. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Gizi. Jakarta: Salemba Medika. 11. Smith A. 2010. Mengatasi Mual-mual & Gangguan Lain Selama Kehamilan. Jogjakarta: DIGLOSSIA. 29

12. Ratna. 2010. Penelitian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 13. Hadini, Purwadani S. 2010. Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum Di RSUD DR Moewardi Surakarta. Skripsi. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. 14. Almatsier S. 2009. Prinsip dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 15. Sulistyani. 2010. Gizi Masyarakat 1. Jember : Jember Press University. 16. Depkes RI. 2008. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Depkes. 17. Albugis. 2008. Panduan Buku Kehamilan. Jakarta : Gramed Tania. 18. Kemar. 2008. Study of Risk factor For Diabetic Foot ulcer.the Seattle. 19. Mulyaningrum. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di DKI Jakarta Tahun 2007. Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia. 20. Proverawati dan Asfuah. 2009. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya. 30