Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Mahasiswa Akper Kuliah D-III Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Indrawati Bahar (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

BAB IV METODE PENELITIAN

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

ERY SANDI NIM I

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

*Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB. 4 METODOLOGI PENELITIAN. dependen diambil secara bersamaan ketika penelitian dilaksanakan.

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

Eunike Relsye Umboh Billy J. Kepel Rivelino S. Hamel

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

BAB 5 METODOLOGI PENELITIAN

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

KARYA ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BARATAN KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2014

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control.

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

HUBUNGAN ANTARA STATUS DEMOGRAFI DENGAN KEPUASAN DALAM PELAYANAN PASIEN JAMKESMAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016 Reni Yatnasari Silaban Hendro Bidjuni Rivelino Hamel

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. (variabel dependen) dilakukan pada saat yang sama yaitu tiap subyek hanya

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

BAB III METODE PENELITIAN

Patria Asda STIKES Wira Husada Yogyakarta ABSTRACT

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

METODE PENELITIAN. wawancara terstruktur dengan panduan kuisioner. Waktu penelitian : Bulan Desember 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. bersifat survey analitik, dengan menggunakan desain penelitian cross sectional,

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan potong lintang (cross

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INDEKS PRESTASI MAHASISWA SEMESTER III JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

Pendahuluan. *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Abstrak

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI MAHASISWA D3 TINGKAT III UNTUK MELANJUTKAN KE S1 KEPERAWATAN

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan (K4) Ibu Hamil di Puskesmas Bambu Apus, Jakarta Timur

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DALAM KEHAMILAN DENGAN STATUS EKONOMI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERNIKAHAN WANITA DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis dan Rencana Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif degan metode pendekatan diskriptif

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

Oleh : Dra. Hj. Syarifah, M.Kes. ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL EVALUASI BELAJAR TERHADAP MATA KULIAH ANATOMI DI AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PRABUMULIH PALEMBANG

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

*Korespondensi Penulis. Telp: , ISSN: ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN MAHASISWA BELAJAR DI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN U BUDIYAH BANDA ACEH TAHUN 2012

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

BAB III METODE PENELITIAN. sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Desain penelitian ini digunakan

Transkripsi:

Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Akper Kuliah D-III Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon Factors Affecting Motivation Nursing Student Class D - III Nursingin the District and City of Cirebon Casmadi Akademi Keperawatan Saifuddin Zuhri Indramayu Abstrak Akademi keperawatan merupakan institusi yang mendidik tenaga keperawatan. Di Kabupaten dan Kota Cirebon sendiri terdapat empat institusi pendidikan D-III keperawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kuliah D-III keperawatan. Penelitian ini dilakukan diempat institusi pendidikan keperawatan yang ada di wilayah Kabupaten dan Kota Cirebon tahun 2009. Penelitian ini non eksperimental dimana datanya bersifat primer dan dikumpulkan secara potong lintang (cross sectional), sedangkan sample penelitian diambil dari populasi mahasiswa tingkat satu dari empat institusi akademi keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon berjumlah 170 responden. Analisis univariat dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (71,2%) responden memiliki tingkat motivasi rendah untuk kuliah D-III keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon tahun 2009. Analisa bivariat didapatkan tidak adanya hubungan antara umur dengan motivasi mahasiswa (p-value = 0,900), tidak adanya hubungan jenis kelamin dengan motivasi mahasiswa (p-value = 0,702 pada alpha < 0,05), tidak adanya hubungan pekerjaan dengan motivasi mahasiswa (p-value = 0,381), dan adanya hubungan antara informasi pendidikan kesehatan dengan motivasi mahasiswa (p-value = 0,053). Kata Kunci: mahasiswa, Umur, Jenis Kelamin, Informasi Pendidikan Abstrac Nursing academy is institution that educates nursing student. In n the District and the City of Cirebon have four D-III nursing institutions. The purpose of this study was to determine and explain the factors that affect motivation D-III college of nursing. This research was conducted in four nursing institutions in the district and the city of Cirebon in 2009. This non-experimental research in which data are collected primary and cross-sectional, while samples were taken from the student population level of one to four academic institutions nursing in the county and the city of Cirebon amounted 170 respondents. Univariate analysis of the results showed that the majority (71.2%) of respondents had a low level of motivation to study nursing D-III in the county and the city of Cirebon in 2009. Analysis of bivariate no correlation between age and student motivation (p-value = 0.900), no relationship sex with student motivation (p-value = 0.702 at alpha <0.05), no employment relationship with student motivation (p-value = 0.381), and the relationship between health education information with student motivation (p-value = 0.053). Keyword: Motivation student, Age, Sex, Education of Information Pendahuluan Pendidikan sangat penting dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat maupun bangsa dan negara. Oleh karena itu pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memberi hasil sesuai dengan yang diharapkan. Untuk melaksanakan pendidikan mutlak diperlukan input utama yaitu peserta didik, pendidik dan sarana pendidikan. Hal ini berlaku umum termasuk pendidikan dibidang kesehatan. 1 Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan, Bab I Pasal 1, tertulis bahwa tenaga kesehatan adalah orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan. Sedangkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan menyebutkan bahwa jenis tenaga kesehatan salah satu diantaranya tenaga keperawatan. 2 Akademi Keperawatan, sebagai institusi yang ditugaskan untuk mendidik tenaga keperawatan diharapkan mampu mendidik para calon tenaga perawat yang dapat diterima oleh masyarakat dan bersaing dalam era globalisasi. 3 Saat ini Akademi Keperawatan yang ada di Kabupaten dan Kota Cirebon berjumlah empat institusi pendidikan, terdiri dari satu Akademi Keperawatan milik Depertemen Kesehatan yaitu Akper Depkes Cirebon dan tiga Akper milik swasta diantaranya: Akper Buntet Pesantren, Akper Muhammadiyah, dan Akper Dharma Husada. 38

Untuk mendapatkan calon peserta didik yang memenuhi standar, maka untuk menjadi mahasiswa Akademi Keperawatan dilakukan seleksi penerimaan mahasiswa baru pendidikan tenaga kesehatan dengan persyaratan dasar pendidikan (SMA/SMU dan sederajat), dengan umur maksimal 27 tahun dan tinggi badan untuk laki-laki = 155 cm dan perempuan = 150 cm. 3 Menyoroti kontribusi peserta didik sebagai salah satu faktor input yang menentukan keberhasilan belajar. Mengingat hakekat belajar sebagai aktivitas yang disadari, mempunyai tujuan dan didasarkan kebutuhan yang perlu dipuaskan. 4 Oleh karena itu keputusan untuk menjadi perawat dikalangan mahasiswa baru, dirasakan perlu dipahami untuk selanjutnya dijadikan bahan masukan bagi pemerhati dan pengelola pendidikan keperawatan dalam mengoptimalkan kualitas para lulusan Akademi keperawatan. Sampai tahun 2010, sesuai data dari Biro Perencanaan Depkes, menunjukkan bahwa kebutuhan tenaga kesehatan secara keseluruhan untuk menunjang program kesehatan berjumlah 1.305.395 orang, diantaranya kebutuhan tenaga keperawatan sebesar 203.959 orang. Apabila ditambah dengan permintaan tenaga keperawatan untuk keluar negeri sesuai proyeksi Depnaker tahun 2001, bahwa permintaan tenaga keperawatan tahun 2002, sebanyak 37.810 orang, sedangkan untuk tahun 2003 sebanyak 68.058 orang. 5 Tenaga keperawatan di wilayah Kabupaten dan Kota Cirebon tahun 2009 berjumlah 2548 orang, sedangkan jumlah penduduk Kabupaten dan Kota Cirebon per Pebruari 2009 sebanyak 2.403.447 atau rasio perbandingan 1 perawat berbanding 943 atau baru sekitan 0,11 %, angka ini jauh dari nilai standar. 6 Pada tahun ajaran 2007/2008 sebanyak 612 pendaftar yang diterima di Cirebon sendiri sebanyak 339 mahasiswa atau sekiatr 55,1%, pada tahun ajaran 2008/2009 jumlah pendaftar 655 orang yang diterima 354 atau sekitar 53.2%. 6 Adapun jumlah secara keseluruhan yang mengikuti kuliah dari ke empat akper tersebut sebanyak 966 mahasiswa hal ini dikarenakan selain daya tampung terbatas, yang ditetapkan berdasarkan hasil akreditasi dari masing-masing institusi oleh Pusdiknakes. Adanya perbedaan jumlah calon peserta didik ini. Berdasarkan data tersebut bahwa animo masyarakat terlihat masih cukup tinggi walaupun persaingan untuk menjadi calon mahasiswa di Akademi Keperawatan cukup ketat. Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi mahasiswa Akper terhadap kuliah DIII keperawatan di Kabupaten Cirebon serta faktor apa saja yang paling dominan berhubungan dengan motivasi mahasiswa Akper terhadap kuliah D-III keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon. Metode Penelitian ini dilakukan di laksanakan Akademi Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon. Desain penelitian ini adalah Cross Sectional yaitu yaitu suatu rancangan penelitian dimana variabel independen dan variabel dependen diukur pada waktu penelitian berlangsung. 7 Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa tingkat I sampai dengan tingkat III tahun ajaran 2008/2009 pada Akademi Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon. Dengan jumlah 966 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan cara random sampling sebanyak 170 responden. Ada 2 variabel yang digunakan yaitu variabel dependen adalah motivasi mahasiswa Akper terhadap kuliah D-III keperawatan, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, pekerjaan orang tua dan informasi pendidikan keperawatan. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner/angket dengan proses pengambilan data menyebarkan kuisioner/angket tersebut kepada mahasiswa Akper TK I sampai TK II di wilayah Kabupaten dan Kota Cirebon sebanyak 170 orang. Data yang peneliti kumpulkan adalah data mentah yang harus diolah agar dapat disajikan dalam bentuk tabel/grafik sehingga mudah dianalisa dan diambil kesimpulannya. Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan data dengan beberapa proses yaitu editing (penyuntingan data), coding (pengkodean), entry data (memasukan data), cleaning (pembersihan data), dan mengeluarkan informasi yang dinginkan. Analisa data dilakukan untuk menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan serta untuk menguji statistik 39

kebenaran hipotesis yang diterapkan. Analisis penelitian ini menggunakan analisis univariat untuk memperoleh gambaran masing-masing variabel, yang meliputi motivasi, umur, jenis kelamin, pekerjaan dan informasi pendidikan keperawatan. Analisis bivariat ini dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square yaitu untuk mengetahui hubungan antara umur responden dengan motivasi mahasiswa, hubungan antara jenis kelamin responden dengan motivasi mahasiswa, hubungan antara pekerjaan orang tua responden dengan motivasi mahasiswa dan hubungan antara informasi pendidikan keperawatan dengan motivasi mahasiswa. Hasil Penelitian ini mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi mahasiswa akper Kuliah D-III Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon sebanyak 170 orang yang diambil dari seluruh mahasiswa TK I sampai III Akper di Kabupaten dan Kota Cirebon. Berikut ini adalah analisis hasil penelitian yang ditampilkan dalam bentuk tabel yang menggambarkan distribusi frekuensi motivasi, umur, jenis kelamin, pekerjaan orang tua dan informasi pendidikan keperawatan Analisis Univariat Berikut ini hasil distribusi frekuensi tentang motivasi mahasiswa. Berdasarkan tabel 1 bahwa responden yang mempunyai motivasi terhadap kuliah D-III keperawatan dengan motivasi rendah sebesar (71,2%) dan yang memiliki motivasi tinggi sebesar (28,8%). Berdasarkan tabel 2 bahwa analisis umur dikelompokan menjadi 2 yaitu umur 19 tahun sebanyak 129 responden (79,9%), sedangkan mahasiswa dengan umur > 19 tahun sebanyak 41 responden (24,1%). Jenis kelamin bahwa sebagian besar dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 109 responden (64,1%), dan sebagian kecil dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 61 responden (35.9%). Pekerjaan orang tua bahwa persentase terbesar pada mahasiswa dengan orang tua yang bekerja di sektor non formal, yaitu sebanyak 104 (61,2%), sedangkan mahasiswa dengan orang tua bekerja di sektor formal hanya ada sebanyak 66 (38,8%). Informasi pendidikan DIII keperawatan bahwa persentase terbesar pada mahasiswa dengan informasi rendah, yaitu sebanyak 137 (80,6%), sedangkan mahasiswa yang memperoleh informasi tinggi hanya ada sebanyak 33 (19,4 %). Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan motivasi dengan umur, hubungan motivasi dengan jenis kelamin, hubungan motivasi dengan pekerjaan dan hubungan motivasi dengan informasi pendidikan DIII keperawatan. Hasil uji chi square mengenai hubungan umur dengan motivasi kuliah DIII keperawatan bahwa hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,900 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan motivasi mahasiswa kuliah di Akper. Analisis lebih lanjut didapatkan nilai OR = 0,88 berarti mahasiswa berumur > 19 tahun mempunyai peluang motivasi tinggi sebesar 0,88 kali lebih rendah dibandingkan mahasiswa yang berumur 19 tahun. Hasil uji statistik untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan motivasi didapatkan p-value = 0,702 pada alpha < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan jenis kelamin dengan motivasi mahasiswa Akper terhadap kuliah D-III keperawatan artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan motivasi mahasiswa kuliah di Akper. Analisis lebih lanjut didapatkan nilai OR = 1,22 berarti mahasiswa perempuan mempunyai peluang motivasi tinggi sebesar 1,22 kali lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa laki-laki. Hasil uji statistik hubungan pekerjaan dengan motivasi didapatkan p-value = 0,381 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan orang tua dengan motivasi mahasiswa kuliah di Akper. Analisis lebih lanjut didapatkan nilai OR = 0,69 berarti mahasiswa dengan orang tua bekerja disektor formal mempunyai peluang motivasi sebesar 0,69 kali lebih rendah dibandingkan mahasiswa dengan orang tua yang bekerja di sektor non formal. Disimpulkan tidak ada hubungan antara pekerjaan orang tua dengan motivasi mahasiswa Akper terhadap kuliah D-III keperawatan. Hasil uji statistik hubungan informasi pendidikan keperawatan dengan motivasi didapatkan p-value = 0,053 artinya ada hubungan yang signifikan antara informasi pendidikan 40

perawat dengan motivasi mahasiswa kuliah di Akper. Analisis lebih lanjut didapatkan nilai OR=0,38 berarti mahasiswa yang mendapatkan informasi yang tinggi/banyak mempunyai peluang motivasi tinggi sebesar 0,38 kali lebih rendah dibandingkan mahasiswa yang mendapatkan informasi yang kurang/rendah. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Mahasiswa Akper terhadap Kuliah D-III Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon No. Variabel Kategori N % 1. kuliah D-III keperawatan 0. Rendah 1. Tinggi Tabel 2. Distribusi Frekuensi Umur, Jenis kelamin, Pekerjaan dan Informasi Pendidikan Keperawatan Mahasiswa Akper terhadap Kuliah D-III keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon No. Variabel Kategori N % 1. Umur responden 0. 19 tahun 1. > 19 tahun 129 41 79,9 24,1 2. Jenis kelamin 0. Laki-laki 1. Perempuan 61 109 35,9 64,1 3. Pekerjaan orang tua 0. Non formal 104 61,2 4. Informasi pendidikan D-III keperawatan 1. Formal 0. Rendah 1. Tinggi 121 49 66 137 33 71,2 28,8 38,8 80,6 19,4 Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin dan Mahasiswa Akper terhadap Kuliah D-III Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon Umur Total P- Rendah Tinggi OR value F % F % 0,3-1,9 19 th 91 70,5 38 29,5 129 0,88 0,900 > 19 th 30 73,2 11 26,8 41 Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin dan Mahasiswa Akper terhadap Kuliah D-III Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon Jenis P- Total kelamin Rendah Tinggi value OR F % F % 0.6-2.4 Pria 45 73.8 16 26.2 61 0.702 1.22 Wanita 76 69.7 33 30.3 109 Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Orang Tua dan Mahasiswa Akper terhadap Kuliah D-III Keperawatan Kabupaten dan Kota Cirebon Pekerjaan Total P- Rendah Tinggi OR Orang tua value F % F % 0,3-1,3 Non formal 71 68,3 33 31,7 104 0,69 0,381 Formal 50 75,8 16 24,2 66 41

Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Informasi dan Mahasiswa Akper terhadap Kuliah D-III Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon Informasi Total pendidikan Rendah Tinggi P- OR keperawatan F % F % value 0,13-1,04 Rendah 93 67,9 44 32,1 19 0,053 0,38 Tinggi 28 84,8 5 15,2 151 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian bahwa responden yang mempunyai motivasi terhadap kuliah D-III keperawatan dengan motivasi rendah sebesar (71,2%) dan yang memiliki motivasi tinggi sebesar (28,8%), Mc Donald dalam Sardiman, menyebutkan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Sedangkan motivasi kuliah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat atau tinggi, akan memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar, akan tetapi sebaliknya seorang siswa yang tidak memiliki motivasi (motivasi rendah) atau karena paksaan/ajakan (boleh jadi) gagal dalam belajar karena kekurang motivasi. 8 Hasil penelitian didapatkan bahwa proporsi umur responden 19 tahun sebesar (79,9%) dan < dari 19 tahun sebesar (24,1%), hasil analisis bivariat antara umur dengan motivasi mahasiswa terhadap kuliah di D-III keperawatan didapatkan nilai p-value 0,900 pada alpha < 0,05 dari hasil tersebut dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan motivasi mahasiswa. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Knowless,yang menyatakan bahwa usia makin dewasa maka makin berubah konsep diri dan pengarahan dirinya, dan makin dewasa kesiapan makin dirasakan. 9 Akan tetapi hal ini tidak sejalan dengan pendapat dari Sri, bahwa pendidikan sejalan dengan masa perkembangan, dimana untuk pendidikan perguruan tinggi/akademik dialami pada usia 18-24 tahun. Adapun yang menyebabkan hubungan umur ini tidak bermakna secara statistik hal ini dimungkinkan karena pada saat ini jenis pendidikan yang ditawarkan oleh pemerintah sebagai pengambil kebijakan kepada masyarakat sangat banyak ragamnya termasuk pendidikan bidang kesehatan makin bervariasi sehingga sangat banyak pilihan mengikuti pendidikan kesehatan selain akademi keperawatan. 10 Hasil analisis juga diperoleh nilai P-value 0,702 pada alpha < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan jenis kelamin dengan mahasiswa Akper terhadap kuliah D-III keperawatan tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan motivasi kuliah di Akper. Hal ini dimungkinkan karena pada saat ini jenis pendidikan kesehatan sangat beragam sehingga sangat bayak pilihan untuk mengikuti pendidikan kesehatan selain akademi keperawatan. Tingginya jenis kelamin perempuan yang masuk Akper sangat dimungkinkan karena dianggap seseuai dengan pekerjaan perawat yang membutuhkan sifat mather insting, membutuhkan kesabaran, ketekunan dan ketelitian, dan disamping itu juga adanya sifat religius dan budaya masyarakat dimana perawat perempuan (suster) dapat lebih leluasa untuk berperan sedangkan perawat laki-laki (bruder) terbatas merawat lakilaki. 11 Hubungan pekerjaan orang tua dengan keputusan mengikuti pendidikan secara teori memang harus berhubungan karena masalah pendidikan berhubungan dengan masalah sosial ekonomi, status sosial ekonomi berkaitan dengan pendapatan yang biasanya menggunakan indikator pekerjaan orang tua. 12 Analisis lebih lanjut didapatkan nilai OR= 0,33 berarti mahasiswa yang mendapatkan informasi yang tinggi/banyak mempunyai peluang motivasi tinggi sebesar 0,38 kali lebih rendah dibandingkan mahasiswa yang mendapatkan informasi yang kurang/rendah. Sehingga hipotesis adanya hubungan antara informasi pendidikan dengan motivasi mahasiswa Akper terbukti. Hal ini sesuai dengan pendapat Green dalam Notoatmodjo 42

menyatakan promosi kesehatan (penerimaan mahasiswa baru) sebagai pendekatan terhadap perilaku, maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang menentukan perilaku tersebut. Dengan perkataan lain kegiatan promosi (penerimaan mahasiswa baru) harus disesuaikan dengan determinan yaitu faktor predisposisi, pemungkin dan penguat, melalui strategi ini sasaran promosi lebih terkena. Salah satu faktor deteminan terjangkaunya informasi akan berpengaruh terhadap tindakan seseorang yang akan diambil. 13 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi mahasiswa D-III Keperawatan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa D-III keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon memiliki motivasi rendah sebanyak (71,2%) untuk kuliah di akademi keperawatan dan hanya sebagian kecil (28,8%) responden memiliki motivasi tinggi untuk kuliah di D-III keperawatan sehingga dari (170 responden) sudah menjadi mahasiswa akademi keperawatan tetapi secara deskriptif terbukti tidak seluruh responden memiliki motivasi yang tinggi/kuat. Berdasarkan hasil analisis didapatkan variabel yang signifikan berhubungan dengan motivasi mahasiswa akper terhadap kuliah D-III keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon tahun 2009, adalah variabel informasi pendidikan keperawatan 7. Soekidjo Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. 8. Sardiman. 2008. Interaksi dan Belajar Mengajar. PT. Rajagrafindo: Jakarta. 9. Knowless, Malcom S. 1977. The Modern Practice of Adult Education Andragogy Versus Pedagogy, Jossey-Bass Publisher. Newyork. 10. Astuti Yunani Sri. 2001. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perawat Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Untuk Mengikuti Pendidikan: suatu studi kasus di tiga RSJP di Jawa Barat. Universitas Indonesia: Jawa Barat 11. Anonim. 2005. Direktorat Persatuan PerawatNasonal Indonesia.President Continuing Nurse Education Centre. http://www.president.ac.id/id/president-continuingnurse-education-centre/ 12. Sanikhan. 2009. Minat Belajar Siswa. http://sanikhan.multyply.com/journal.item.1206 13. Soekidjo Notoatmodjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta: Jakarta. Daftar Pustaka 1. Undang-Undang tentang Kesehatan. 2008. UU Nomor 32 tahun 1996. Lembaran Negara RI No. 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3495 2. Anonim. 2005. Kurikulum Nasional Pendidikan D- III Keperawatan.Departemen Kesehatan. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan. 3. Muhaimin. 1999. Manajemen Perawatan Kesehatan. EGC: Jakarta. 4. Anonim. 2005. Pembimbing Klinik Keperawatan. Pusat Pengembangan Keperawatan Carolus 5. Biro Perencanaan Depkes. 2008. Arah Kebijakan dan Program Depkes. http://hpm.fk.ugm.ac.id/ 6. Dinas Kesehatan Cirebon. 2011. Profil Kesehatan Kabupaten Cirebon. http://dinkes.cirebonkab.go.id/ 43