LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL AIR

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I DIAGRAM TERNER (SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

Fraksi mol tiga komponen dari sistem terner (C = 3) sesuai dengan X A + X B + Xc =

PERCOBAAN 3 PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II ENERGI KESETIMBANGAN FASA Sabtu, 19 April 2014

Sistem tiga komponen

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN IX ENTALPI DAN ENTROPI PELEBURAN

Widya Kusumaningrum ( ) Page 1

Rima Puspa Aryani : A1C311010

HUKUM RAOULT. campuran

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KADAR KOEFISIEN DISTRIBUSI SELASA, 22 MEI 2014

VISKOSITAS DAN TENAGA PENGAKTIFAN ALIRAN

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

Kesetimbangan Fasa Cair-Cair dan Cair Uap

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN PROGRAM STUDI S-1 KIMIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL. Nama : Ardian Lubis NIM : Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

LAPORAN V KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

2. Fase komponen dan derajat kebebasan. Pak imam

BAB I PENDAHULUAN A. KENAIKAN TITIK DIDIH DAN PENURUNAN TITIK BEKU

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

ENERGI KESETIMBANGAN FASA

Jurnal sains kimia Vol.II No.2,2010 PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN

Laporan Praktikum Kimia Fisik

C. ( Rata-rata titik lelehnya lebih rendah 5 o C dan range temperaturnya berubah menjadi 4 o C dari 0,3 o C )

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II. Kesetimbangan Fasa. 22 April 2014

PEMBUATAN BIODIESEL. Disusun oleh : Dhoni Fadliansyah Wahyu Tanggal : 27 Oktober 2010

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI. Indah Desi Permana Sari

Titik Leleh dan Titik Didih

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK. Subtitle

MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN PENENTUAN BERAT MOLEKUL SENYAWA BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I ENTALPI PELARUTAN. Nama : Muhammad Ilham Fahruzi NIM : Kelompok : 4/B Asisten : Winda Intan Novialia

BAB I DISTILASI BATCH

I. TUJUAN Menentukan konstanta kecepatan reaksi dengan menggunakan polarimeter.

BAB II PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

KATA PENGANTAR. Wassalamualaikum Wr. Wb. Palembang, Oktober Penyusun

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair. Distilasi dan Titik Didih. Nama : Agustine Christela Melviana NIM :

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

Laporan Praktikum ph Meter, Persiapan Larutan Penyangga

LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

KELARUTAN DAN GEJALA DISTRIBUSI. Oleh : Nur Aji, S.Farm., Apt

PENENTUAN BERAT MOLEKUL MELALUI METODE PENURUNAN TITIK BEKU (CRYOSCOPIC)

LAPORAN PRATIKUM II PRATIKUM PH METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April September 2013 bertempat di

Percobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR. Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang

1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat

Laporan Praktikum Kimia

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

KALORIMETER PF. 8 A. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan panas jenis berbagai logam B.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI Sabtu, 26 April 2014

pendinginan). Material Teknik Universitas Darma Persada - Jakarta

XI IA 4 SMA Negeri 1 Tanjungpinang

I Sifat Koligatif Larutan

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

Revisi BAB I PENDAHULUAN

BAB II. KESEIMBANGAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN 5 Penentuan Tegangan Permukaan Cara Cincin Du Nouy. Dosen Pembina Bapak Sumari dan Bapak Yahmin

BAB 1 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN. STANDART KOMPETENSI Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran serta terapannya.

tetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada

Stoikiometri. Berasal dari kata Stoicheion (partikel) dan metron (pengukuran). Cara perhitungan dan pengukuran zat serta campuran kimia.

Kimia Fisika Bab 6. Kesetimbangan Fasa OLEH: RIDHAWATI, ST, MT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

BAB IV PROSEDUR KERJA

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

BAB III METODE PENELITIAN

TITIK DIDIH LARUTAN. Disusun Oleh. Kelompok B-4. Zulmijar

MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

DAFTAR LAMPIRAN...xi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL AIR I. TUJUAN 1. Memperoleh kurva komposisi sistem fenol-air terhadap suhu pada tekanan tetap 2. Menentukan suhu kritis kelarutan timbal balik sistem fenol-air II. DASAR TEORI Kelarutan adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible. Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun campuran (Darmaji, 2005). Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian bila temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika mencapai temperatur kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika temperaturnya telah melewati temperatur kritis maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu contoh dari temperatur timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang berdasarkan pada bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan temperatur baik di bawah temperatur kritis (Sukardjo, 2003). Jika temperatur dari dalam kelarutan fenol aquadest dinaikkan di atas 50 C maka komposisi larutan dari sistem larutan tersebut akan berubah. Kandungan fenol dalam air untuk lapisan atas akan bertambah (lebih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan bawah akan berkurang (kurang dari 62,6 %). Pada saat suhu kelarutan mencapai 66 C maka komposisi sistem larutan tersebut menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan sempurna.temperatur kritis adalah kenaikan temperatur tertentu dimana akan diperoleh komposisi larutan yang berada dalam kesetimbangan. (Karyadi,2002). Sistem biner fenol - air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat kelarutan timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Disebut sistem biner karena jumlah komponen campuran terdiri dari dua zat yaitu 1

fenol dan air. Fenol dan air kelarutanya akan berubah apabila dalam campuran itu ditambahan salah satu komponen penyusunnya yaitu fenol atau air. Jika komposisi campuran fenol air dilukiskan terhadap suhu akan diperoleh kurva sebagai berikut. T L 1 L 2 A 2 A 1 B 2 B 1 T 1 T 2 T 0 X A = X C Mol X F = Gambar 1. Komposisi campuran fenol air L 1 adalah fenol dalam air, L 2 adalah air dalam fenol, X A dan X F masingmasing adalah mol fraksi air dan mol fraksi fenol, X C adalah mol fraksi komponen pada suhu kritis (T c ). Sistem ini mempunyai suhu kritis (T c ) pada tekanan tetap, yaitu suhu minimum pada saat dua zat bercampur secara homogen dengan komposisi C c. Pada suhu T 1 dengan komposisi di antara A 1 dan B 1 atau pada suhu T 2 dengan komposisi di antara A 2 dan B 2, sistem berada pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar daerah kurva (atau diatas suhu kritisnya, T c ), sistem berada pada satu fase (jernih). Temperatur kritis atas T c adalah batas atas temperatur dimana nterjadi pemisahan fase.diatas temperatur batas atas, kedua komponen benar-benar bercampur.temperatur ini ada gerakan termal yang lebih besar menghasilkan kemampuan campur yang lebih besar pada kedua komponen, (Atkins PW, 1999). 2

III. ALAT DAN BAHAN a) Alat 1. Tabung reaksi diameter 4 cm 1 buah 2. Pemanas 1 set 3. Pengaduk 1 buah 4. Gelas kimia 1 L 1 buah 5. Buret 50 ml 1 buah 6. Statif dan klem 1 buah 7. Termometer 1 buah b) Bahan 1. Fenol 2. Aquades IV. CARA KERJA Menimbang Fenol 4 gram terlebih dahulu ke dalam tabung Susunan alat Mentiitrasi dengan aquades hingga keruh, catat ml aquades yang didapat Ulangi beberapa kali Panaskan dalam penangas, sambil aduk, catat suhu saat campuran berubah dari keruh menjadi jernih (T1) 3

Suhu ( o C) V. HASIL DAN PEMBAHASAN T ( o C) Mol Fraksi Air T ( o C) Mol Fraksi Air 36 0,76547312 56 0,90844391 39 0,78520362 53 0,92950881 40,5 0,80686765 50 0,95172342 44 0,8284904 47 0,97299742 48,5 0,8488036 44 0,98273555 51 0,8694238 42 0,98741572 54,5 0,88844172 39 0,9905281 Suhu vs Mol Fraksi Air 60 50 40 30 20 10 0 Tc Mol Fraksi Air Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menetapkan (mencari) suhu kelarutan kritis (titik konsulat) system biner air- phenol. Pada percobaan ini dilakukan beberapa perbandingan empat belas perbandingan yaitu 4:2,5 ; 4:2,8 ; 4:3,2 ; 4:3,7 ; 4:4,3 ; 4:5,1 ; 4:6,1 ; 4:7,6 ; 4:10,1 ; 4:15,1 ; 4:27,6 ; 4:43,6 ; 4:60,1 ; 4:80,1. Dari perbandingan tersebut kita dapat menentukan titik kritis (titik konsulat) dari system biner air-phenol. Temperatur kritis atas T c adalah batas atas temperatur dimana nterjadi pemisahan fase. Diatas temperatur batas atas, kedua komponen benarbenar bercampur. Temperatur ini ada gerakan termal yang lebih besar menghasilkan kemampuan campur yang lebih besar pada kedua komponen Tabung yang berisi air dan fenol dengan perbandingan yang telah ditentukan, dipanaskan sampai kedua zat tersebut bercampur atau membentuk system satu fasa yang ditandai dengan perubahan campuran dari keruh menjadi 4

jernih. Dalam proses pemanasan campuran dilakukan pengocokan yang dimaksudkan untuk mencampurkan secara sempurna antara air dan phenol. Ketika dilakukan pengocokan tidak terbentuk campuran keruh dan tidak terbentuk dua lapisan, pemanasan dihentikan dan dicatat suhunya sebagai suhu dimana terbentuk system satu fasa. Ketika campuran kembali keruh suhunya juga dicatat sebagai suhu dimana terbentuk kembali system dua fase atau air dan phenol kembali tidak bercampur. Dalam percobaan ini, diperoleh larutan yang tidak saling bercampur, yang membentuk dua lapisan, lapisan atas air dan lapisan bawah adalah fenol, hal ini di sebabkan karena air memiliki massa jenis yang lebih rendah dari pada fenol. Setelah terjadi percampuran antara air dan fenol dalam tabung yang berbeda dengan perbandingan kompsisi yang berbeda pula, di lakukan pemanasan yang menyebabkan larutan menjadi bening yang sebelumnya keruh karena penambahan aquades kemudian dilakukan pendinginan yang menyebabkan larutan menjadi keruh kembali. Larutan keruh ini akan berubah kembali menjadi jernih (ketika dipanaskan) dan sebaliknya larutan jernih akan keruh kembali (ketika didinginkan). Hal ini menandakan kalau zat mengalami perubahan kelarutan yang dipengaruhi oleh perubahan suhu. Pada percobaan ini komponen air selalu ditambahkan dan jumlah fenolnya tetap sehingga perubahan larutan dari jernih menjadi keruh atau sebaliknya terjadi pada suhu yang berubah-ubah. Perubahan suhu bergantung pada komposisi atau fraksi mol kedua zat. Kelarutan Fenol dan air akan berubah apabila ke dalam campuran itu ditambahkan dengan salah satu komponen penyusunnya. Beradasarkan data percobaan, dapat dibuat grafik sistem biner fenol air, yaitu antara fraksi mol vs suhu (T). Grafik ini berbentuk parabola dimana puncaknya merupakan suhu kritis (Tc) yang dicapai pada saat komponen mempunyai fraksi mol tertentu. Suhu kritis dalam percobaan ini adalah 56ºC dengan komposisi campurannya adalah fraksi mol fenol 0,091556 dan fraksi mol airnya 0,90844391. Grafik parabola yang diperoleh berdasarkan data percobaan sesuai dengan teori. Hal ini dibuktikan dengan naiknya temperature yang dihasilkan ketika ke dalam fenol ditambahkan air dengan volume yang berbeda. Semakin banyak volume air yang ditambahkan, semakin tinggi pula temperaturnya. 5

VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa : a. Keadaan dimana terjadinya perubahan warna dari keruh menjadi jernih dan sebaliknya merupakan contoh kelarutan timbal balik b. Dalam percobaan ini, temperatur berbanding lurus dengan volume air yang digunakan c. Suhu kritis dalam percobaan kelarutan timbal balik sistem biner fenol-air yaitu 56 o C dengan fraksi mol airnya 0,90844391 Saran a. Sebelum melakukan percobaan, sebaiknya praktikan hendaknya melakukan persiapan secara matang b. Saat melaksanakan percobaan, praktikan sebaiknya lebih teliti dalam melakukan pengamatan c. Praktikan harus lebih hati-hati selama percobaan berlangsung, karena zat yang digunakan adalah fenol yang apabila terkena kulit dapat menyebabkan luka VII. DAFTAR PUSTAKA Atkins PW. 1999. Kimia Fisika. Ed ke-2 Kartahadiprodjo Irma I, penerjemah ; Indarto Purnomo Wahyu, editor. Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari : Physichal Chemistry. Darmaji.2005.Kimia Fisika I.Jambi : Universitas Jambi. Sukardjo.2003.Dasar-Dasar Kimia Fisika.Jogjakarta : Universitas Gajah Mada. Karyadi, Beny.2002.Kimia Fisika.Jakarta : Erlangga. Mengetahui, Semarang, 6 Oktober 2012 Dosen Pengampu Praktikan, Ir. Sri Wahyuni, M.Si Ana Yustika NIM. 4301410005 6

VIII. JAWABAN PERTANYAAN 1. Tuliskan rumus kimia fenol dan hitung massa molekulnya (Mr)! Fenol mempunyai rumus kimia C 6 H 5 OH dengan nilai Mr = 94. Rumus strukturnya sebagai berikut. 2. Jika fenol yang digunakan berkadar 95% (b/b) dan massa yang ditimbang sebesar 5,140 gram, hitung jumlah mol fenol! Massa fenol = 95% x 5,140 = 4,883 g Mol fenol = 4,883 = 0,052 mol 94 3. Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud dengan fase? Adakah perbedaan dengan wujudnya? Fase adalah bagian serba sama dari suatu zat yang dapat dipisahkan secara mekanik serta serba sama dalam sifat fisika dan kimia, sedangkan wujud merupakan bentuk zat pada suhu tertentu. Zat pada suhu yang berbeda mungkin mempunyai wujud yang berbeda. Misal air pada suhu -10ºC wujudnya padat, sedangkan pada suhu 10ºC wujudnya cair. 4. Berapa komposisi campuran fenol dan air dalam % (b/b) pada suhu kritis larutannya? Massa fenol = 5 g Fraksi mol fenol = 0,059 Massa air = 15,1 g Fraksi mol air = 0,041 Komposisi campuran dalam % Fenol : 5 x 100%= 24,876% air : 15,1 x 100% = 75,124% 5+15,1 5+15,1 5. Berapa komposisi campuran fenol dan air dalam satuan mol fraksi pada suhu 50ºC, dimana sistem berada pada satu fase dan dua fase? Komposisi campuran pada suhu 50ºC (diambil dari T rata2 = 50,5 o C) X fenol = 0,219 X air = 1-0,219 = 0,781 Sistem berada dalam 2 fase pada suhu di atas 64ºC. Sistem berada dalam 2 fase pada suhu di bawah 64ºC. 7

IX. LAMPIRAN Data Massa fenol yang ditimbang = 4 gram 1. Penambahan aquades, sampai terjadi kekeruhan pertama No. Aquades (ml) Pengamatan T 1 T 2 T rata-rata 1. 2,3 keruh 42 29 35,5 2. Penambahan aquades, setelah terjadi kekeruhan NO Aquades Massa (g) Suhu ( 0 C) % Massa (ml) Fenol Air T 1 T 2 T Fenol Air 1 0,2 4 2,5 42 30 36 61,54 38,46 2 0,3 4 2,8 45 33 39 58,82 41,18 3 0,4 4 3,2 47 34 40,5 69,44 30,56 4 0,5 4 3,7 52 36 44 51,95 48,05 5 0,6 4 4,3 57 40 48,5 48,19 51,81 6 0.8 4 5,1 59 43 51 43,96 56,04 7 1,0 4 6,1 61 48 54,5 39,60 60,40 8 1,5 4 7,6 62 50 56 34,48 65,12 9 2,5 4 10,1 57 49 53 28,37 71,63 10 5,0 4 15,1 56 44 50 20,94 79,06 11 12,5 4 27,6 52 42 47 12,66 87,34 12 15,0 4 43,6 48 42 44 8,58 91,52 13 17,5 4 60,1 43 41 42 6,24 93,76 14 20,5 4 80,1 40 38 39 4,76 95,24 Menghitung % massa fenol dan air No 1. 2. 3. n 1 2 3 % massa fenol % massa air x 100 % = 61,54 x 100 % = 38,46 x 100 % = 58,82 x 100 % = 41,18 x 100 % = 69,44 x 100 % = 30,56 8

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. x 100 % = 51,95 x 100 % = 48,05 x 100 % = 48,19 x 100 % = 51,81 x 100 % = 43,96 x 100 % = 56,04 x 100 % = 39,60 x 100 % = 60,40 x 100 % = 34,48 x 100 % = 65,12 x 100 % = 28,37 x 100 % = 71,63 x 100 % = 20,94 x 100 % = 79,06 x 100 % = 12,66 x 100 % = 87,34 x 100 % = 8,58 x 100 % = 91,52 x 100 % = 6,24 x 100 % = 93,76 x 100 % = 4,76 x 100 % = 95,24 Menghitung Fraksi mol Fenol dan Fraksi mol Air Kadar Fenol = 99,5% Massa Fenol = 99,5 % x 4 = 3,98 gram Mol Fenol = 0,042553 mol Mr Fenol = 94 Mr air = 18 Contoh : Mol air = = 0,1389 0,76547312 9

Mol air = = 0,155556 0,785203623 Mol air = = 0,177778 0,806867654 Mol air = = 0,205556 0,828490396 Mol air = = 0,238889 0,848803601 Mol air = = 0,283333 0,869423797 Mol air = = 0,338889 0,888441723 Mol air = = 0,422222 0,908443914 10

Mol air = = 0,561111 0,929508813 Mol air = = 0,838889 0,95172342 Mol air = = 1,533333 0,972997418 Mol air = = 2,422222 0,982735545 Mol air = = 3,338889 0,987415723 Mol air = = 4,45 0,990528103 11