BAB I PENDAHULUAN. Memperoleh pelanggan-pelanggan yang setia adalah cita-cita terbesar bagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor - faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih tinggi kepada pelanggan atau konsumen. Di dalam perekonomian yang kreatif ini,

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku bisnis. Agar

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak besar terhadap pemasaran perusahaan. berbagai produk dan jasa yang semakin hari semakin homogen.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah kemajuan komunikasi dan teknologi informasi, serta perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pastry yang semakin meningkat memicu pelaku bisnis untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kaitannya dengan sikap masyarakat yang semakin kritis dalam memilih makanan. Makan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah experiential marketing. Konsep ini berusaha menghadirkan

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau pelaku bisnis adalah mempertahankan pelanggannya. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. konsep pemasaran tradisional yang berfokus pada keistimewaan dan manfaat dari produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jasanya dengan merangsang unsur unsur emosi konsumen yang menghasilkan

Konsep pemasaran terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor-faktor seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk dan juga pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk melakukan perubahan orientasi terhadap cara mereka melayani

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP REVISIT INTENTION WISATAWAN SAUNG ANGKLUNG UDJO

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi terus berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dikelola sendiri yang biasa disebut sebagai guet house. Menurut AHMA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan meningkatnya edukasi yang berhubungan dengan pemasaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bidang usaha yang terjadi di era globalisasi adalah salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman lebih yang melibatkan emosi, perhatian personal dan panca indera.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis makanan dan minuman berkembang dengan pesat di

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggannya. Perusahaan berlomba-lomba menerapkan strategi

BAB I PENDAHULUAN. objek wisata menjadi kebutuhan primer sebagai penyeimbang kesibukan. mereka tersebut. Tempat hiburan maupun objek wisata mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Bangunan Wiki Koffie Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. awal abad 21 dan digunakan sebagai ukuran yang reliabel terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Keterangan Jumlah kendaraan yang masuk via gerbang tol 1. Jumlah pengun jung melalui gerban.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap orang untuk selalu mengikuti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB V PENUTUP. Didasarkan pada hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. disuguhkan para pengusaha bisnis kepada konsumen. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini juga tidak lepas dari kemajuan ekonomi di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis makanan berkembang dengan semakin banyaknya. dalam industri ini demi mencapai tujuan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat melalui sarana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis kafe di Indonesia saat ini khusunya dikota-kota besar semakin

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

public service yang menyediakan kebutuhan penunjang, khususnya bagi para

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam organisasi yang berhadapan langsung dengan pelanggan. Individu tersebut

BAB V PENUTUP. Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil dan pembahasan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalamnya, tetapi dalam memberikan kreativitas, pengelola restoran harus dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe

BAB I. PENDAHULUAN. kebutuhan, dan selera konsumen. Salah satu usaha fashion yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. dan inovatif untuk menciptakan suatu bisnis yang berkelas dan bisa bersaing dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan bisnis telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan Lawangwangi Creative Space

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan usaha pada era globalisasi saat ini banyak diminati dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran tradisional menuju konsep pemasaran modern. Perkembangan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor faktor seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang memiliki prospek yang cukup menjanjikan oleh para pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk lebih cermat dalam menentukan strategi bisnisnya, bukan

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan kesehatan, pebisnis mulai melirik jenis olahraga lain, karena

BAB I PENDAHULUAN. suasana, ataupun menjalin keakraban, bahkan saat ini komoditas pekerbunnan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara untuk tetap bertahan dan mengembangkan usahanya. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan suatu bisnis tergantung pada ide, peluang dan pelaku bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini perekonomian Indonesia mengalami masa yang cukup sulit. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, perkembangan bisnis bakery di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis restoran dan kafe hingga saat ini masih diyakini sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumen merupakan salah satu penentu sebuah bisnis untuk dapat terus bertahan dalam persaingan yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. baru bagi setiap perusahaan. Terutama dalam bisnis waralaba (franchise) yang

2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada pasar dan harus mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya. persaingan merek untuk memberikan citra khusus bagi pelanggan.

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha kuliner. Banyak para pengusaha berpikir kreatif dan inovatif

BAB I PENDAHULUAN. Pada kondisi pasar seperti sekarang ini, kosumen memiliki. berbagai alasan memilih suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia atau basic needs.

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki peran

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. minuman salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh semua orang.

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Persepsi konsumen terhadap Experiential Marketing Street Gourmet

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan yang semakin dinamis, meningkatnya aktivitas yang. berkembang, sejalan dengan makin berkembangnya pasar.

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha dihadapkan pada tantangan-tantangan yang baru agar dapat memenuhi

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. usahanya (Peraturan Menteri Kesehatan No.304 Tahun 1989) rumah makan, yang salah satunya adalah rumah makan pondok zam-zam yang

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia usaha pada era globalisasi sekarang ini

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperoleh pelanggan-pelanggan yang setia adalah cita-cita terbesar bagi setiap perusahaan maupun organisasi bisnis. Karena tanpa pelanggan, perusahaan atau organisasi bisnis tidak berarti apa-apa. Dengan memiliki pelangganpelanggan yang setia berarti perusahaan atau organisasi bisnis memiliki mitra bisnis yang sangat potensial untuk keberlangsungan jalannya bisnis perusahaan atau organisasi bisnis tersebut, karena pelanggan-pelanggan yang loyal akan memberikan umpan balik berupa keuntungan (profit) yang besar bagi perusahaan atau organisasi bisnis, efisiensi biaya, dan peluang memperoleh pelanggan baru dari pelanggan yang ada sebelumnya karena perusahaan atau organisasi bisnis memiliki citra yang baik yaitu perusahaan atau organisasi bisnis mampu memberikan banyak pengalaman yang positif di benak pelanggan yang dimiliknya. Untuk mencapai kesetiaan atau loyalitas dari pelanggan, tentu dibutuhkan suatu cara bagi perusahaan atau organisasi bisnis untuk membentuk sikap loyal dari pelanggan dengan cara memberikan nilai-nilai yang berharga kepada pelanggan, salah satunya yaitu melalui proses pemasaran. Memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan atau organisasi bisnis. Demi mencapai profitabilitas, perusahaan atau organisasi bisnis harus memiliki strategi yang tepat dalam menentukan sasaran, target, dan pemosisian serta penghantaran nilai kepada pelanggannya agar pelanggan

mendapatkaan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya. Dengan terpenuhinya kebutuhan dan keinginan pelanggan, maka pelanggan tersebut akan puas dan bisa menjadi loyal kepada perusahaan atau organisasi bisnis dan akhirnya perusahaan atau organisasi bisnis akan mencapai profitabilitasnya. Pemaparan di atas merupakan penjelasan mengenai konsep pemasaran secara garis besar. Lebih lanjut, konsep pemasaran itu sendiri sudah mengalami masa transisi, mulai dari pemasaran tradisional hingga pemasaran modern. Pemasaran tradisional lebih berfokus kepada produksi (product-centric) yang menekankan efisiensi biaya dalam proses pembuatan barang atau jasa, sedangkan pemasaran modern lebih menekankan fokus terhadap pelanggan (costumercentric) dan sampai saat ini pemasaran masih terus mengalami perubahan. Pada pemasaran tradisional, pemasar menganggap bahwa konsumen hanya berpikir secara rasional yang hanya mempertimbangkan feature and benefit semata dalam pembuatan keputusan untuk menggunakan sebuah produk ataupun jasa (Schmitt 1999). Namun, pada era persaingan yang semakin ketat ini, pemasar atau dalam hal ini adalah perusahaan atau organisasi bisnis harus bisa membuka wawasan lebih luas lagi untuk lebih memperhatikan aspek-aspek lainnya yang sebenarnya penting dan berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan konsumen yang selama ini kurang menjadi perhatian bagi sebagian besar pemasar. Disamping kualitas barang atau jasa dan layanan yang baik, pemasar saat ini perlu memperhatikan aspek emosi dan pengalaman (experience) yang unik dan positif dalam menciptakan barang atau jasa untuk dapat masuk ke benak konsumen. Pengalaman yang diciptakan ini adalah pengalaman yang

menyenangkan bagi konsumen, sebab dengan demikian konsumen merasa produk atau jasa tersebut menjadi bagian dari hidupnya. Zarem (2000) mengutip pernyataan Sanders, Direktur Yahoo, yang menyatakan bahwa pengalaman merupakan dasar perekonomian baru untuk semua industri. Lebih lanjut Sanders menyatakan bahwa saat ini adalah masanya experience economy. Hal ini menjadi tantangan yang harus dihadapi perusahaan untuk bisa memenangkan persaingan dalam menciptakan memorable experiences (pengalaman yang tidak terlupakan) bagi konsumennya. Sehingga dengan demikian, konsumen akan menjadi sering menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan kemudian akan menjadi pelanggan yang loyal dan akhirnya akan mendatangkan profit bagi perusahaan. Salah satu bidang dalam dunia bisnis yang sedang mengalami perkembangan pesat saat ini adalah bisnis di bidang kuliner. Misalnya dapat kita lihat saat ini maraknya restoran-restoran maupun rumah-rumah makan di Indonesia yang menciptakan inovasi pada konsep tradisional, contohnya di Kota Medan. Restoran Bumbu Desa Cabang Medan yang merupakan salah satu restoran khas Sunda yang menyediakan berbagai menu khas Sunda dengan cara pemesanan makanan yang berbeda dengan restoran-restoran biasanya, dimana pengunjung dapat melihat langsung menu-menu yang dipajang di tempat khusus yang dekat dengan dapur restoran tersebut dan juga desain interior ruangan yang bernuansa kayu dan dinding yang dipenuhi dengan pajangan foto-foto petani ditambah alunan musik seruling khas Sunda, memberikan pengalaman yang unik bagi setiap pengunjung yang datang ke Restoran Bumbu Desa. Bagi pengunjung

bersuku Sunda yang menetap di kota Medan, dengan berkunjung dan makan di Restoran Bumbu Desa, seakan menjadi pengobat rindu akan kampung halaman mereka. Sedangkan bagi pengunjung yang memang bukan bersuku Sunda, dengan berkunjung dan makan di Restoran Bumbu Desa akan mendapatkan pengalaman berupa cita rasa masakan khas Sunda dan suasana yang mirip dengan ketika kita sedang berada di daerah Jawa Barat. Selain itu contoh lainnya masih di Kota Medan yaitu Toko Roti BreadTalk dan J.Co Cabang Sun Plaza, merupakan salah satu toko roti yang berbeda dari toko-toko roti pada umumnya. Toko Roti BreadTalk dan J.Co memberikan kesempatan bagi para pengunjung maupun pembeli untuk dapat melihat langsung pembuatan roti-roti yang langsung dibuat oleh koki-koki roti handal di dalam dapur yang hanya dibatasi oleh kaca transparan (open kitchen). Pengunjung benarbenar merasakan sensasi fresh from the oven dari roti-roti yang ditawarkan. Selain itu, pengunjung juga dapat melihat kehigienisan roti-roti yang akan mereka konsumsi. Dengan demikian, Toko Roti BreadTalk dan J.Co menawarkan pengalaman kepada pengunjung bahwa setiap roti yang mereka konsumsi adalah roti yang terjamin kebersihan dan kualitasnya. Beberapa contoh perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang telah menerapkan suatu konsep penciptaan pengalaman yang tidak terlupakan (memorable experiences) bagi konsumen yang sekarang dikenal dengan istilah experiential marketing, yaitu suatu konsep pengembangan strategi pemasaran yang menekankan aspek emosional dalam menciptakan pengalaman pelanggan selama menggunakan suatu produk atau jasa. Seperti disampaikan oleh salah satu

pakar marketing Indonesia, Kartajaya (2006: 229) menyatakan bahwa dalam teori experiential marketing, dikatakan bahwa feeling yang bagus akan membuat pelanggan mampu berpikir positif. Kemudian dilanjutkan, tugas experiental marketer adalah melakukan pengaruh eksternal untuk digabungkan dengan kondisi feel dan think yang ada di dalam diri pelanggan untuk menjadi suatu aksi yang memorable experiences. Pine & Gilmore mengatakan pengalaman (experiences) merupakan penawaran ekonomi ke-empat setelah komoditi, barang, dan jasa. Menurutnya, ketika seseorang membeli sebuah pengalaman, ia membayar untuk menghabiskan waktu menikmati rangkaian acara berkesan (seperti dalam pertunjukan teatrikal) dimana perusahaan mengajaknya dengan cara yang melekat dengan pribadinya (Pine & Gilmore, 2011:3). Dapat disimpulkan dari pendapat para ahli diatas bahwa penciptaan pengalaman yang baik merupakan kunci bagi perusahaan dalam merancang produk dan jasanya untuk dapat memikat perasaan dan pikiran pelanggan agar mau menggunakan produk atau jasanya dengan tanpa paksaan melainkan kerelaan dari pelanggan tersebut. Disamping itu konsep experiential marketing ini digunakan oleh perusahaan sebagai alat dalam memperoleh dan mempertahankan pelanggan yang setia (loyal). Schmitt (1999) menyatakan bahwa demi mendekati, mendapatkan dan mempertahankan konsumen loyal, produsen melalui produknya perlu menghadirkan pengalaman-pengalaman yang unik, positif dan mengesankan kepada konsumen. Penerapan konsep experiential marketing ini cukup menarik perhatian beberapa orang peneliti. Dapat diketahui dari banyaknya penelitian yang

mengambil konsentrasi pada experiential marketing dan pengaruh yang ditimbulkannya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Nehemia (2010) yang meneliti tentang pengaruh experiential marketing terhadap loyalitas pelanggan pada sebuah rumah makan di Semarang dan hasil penelitiannya mendapatkan pengaruh yang positif dan signifikan. Kemudian Rifaatul (2010) meneliti tentang pengaruh costumer experiences terhadap kepuasan pelanggan pada sebuah tempat makan franchaise di Medan dan menemukan pengaruh yang positif dan signifikan. Kemudian Reinhard (2011) meneliti tentang pengaruh strategi experiential marketing terhadap costumer loyalty pada sebuah toko roti di Medan dan menemukan pengaruh yang positif dan signifikan. Kemudian Rudi (2011) meneliti tentang pengaruh experiential marketing terhadap loyalitas penumpang kapal pesiar di Bandung dan menemukan pengaruh yang positif dan signifikan. Kemudian Rohmat dan Sri dari (2012) menganalisis experiential marketing dan loyalitas pelanggan jasa wisata di Semarang dan menemukan pengaruh yang positif dan signifikan. Kemudian, Vivi (2012) meneliti tentang pengaruh experiential marketing terhadap costumer loyalty pada sebuah restoran di Pekanbaru dan menemukan pengaruh yang positif dan signifikan. Persaingan bisnis tentunya tidak dapat terelakkan bagi setiap bisnis kuliner yang ada di Jalan Dr. Mansyur sebagai salah satu dari sekian banyak pusat wisata kuliner di Kota Medan. Banyak rumah makan, cafe, dan restoran dengan beragam pilihan menu dan harga yang ditawarkan kepada konsumen. Selain cita rasa dan harga yang ditawarkan, pengalaman (experience) yang unik dan positif juga menjadi kunci dalam memenangkan persaingan antar bisnis kuliner tersebut.

Restoran New Penang Corner salah satu restoran yang terletak di Jalan Dr. Mansyur/SMTK juga ikut bersaing dengan caranya sendiri dalam menghadapi persaingan dengan bisnis kuliner di sekitarnya. Desain restoran, menu dan harga hidangan, sampai dengan pelayanan yang ditawarkan sangat menentukan keberhasilan Restoran New Penang Corner. Restoran yang termasuk cukup lama kehadirannya di Jalan Dr. Mansyur, yaitu sudah berdiri selama kurang lebih lima tahun tentu sudah cukup dikenal oleh masyarakat Medan. Selama kurun waktu lima tahun, Restoran New Penang Corner sudah memiliki pelanggan. Oleh karena itu, seiring berjalannya waktu, demi keberlangsungannya Restoran New Penang Corner harus bisa mempertahankan pelanggannya. Berdasarkan hal ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada Restoran New Penang Corner yang berlokasi di Jalan Dr. Mansyur/SMTK sebagai objek penelitian untuk meneliti bagaimanakah pengaruh antara experiential marketing yang terdiri dari sense (indera), feel (perasaan), think (cara berpikir), act (tindakan), dan relate (pertalian/hubungan) dengan loyalitas pelanggan. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil judul Analisis Pengaruh Experiential Marketing terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi pada Restoran New Penang Corner Jalan Dr. Mansyur/SMTK Medan). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh antara sense (indera) terhadap loyalitas pelanggan? 2. Bagaimanakah pengaruh antara feel (perasaan) terhadap loyalitas pelanggan? 3. Bagaimanakah pengaruh antara think (cara berpikir) terhadap loyalitas pelanggan? 4. Bagaimanakah pengaruh antara act (tindakan) terhadap loyalitas pelanggan? 5. Bagaimanakah pengaruh antara relate (pertalian/hubungan) terhadap loyalitas pelanggan? 6. Bagaimanakah pengaruh variabel experiential marketing (sense, feel, think, act, dan relate) secara serempak terhadap loyalitas pelanggan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis pengaruh sense (indera) terhadap loyalitas pelanggan pada pengunjung Restoran New Penang Corner. 2. Menganalisis pengaruh feel (perasaan) terhadap loyalitas pelanggan pada pengunjung Restoran New Penang Corner. 3. Menganalisis pengaruh think (cara berpikir) terhadap loyalitas pelanggan pada pengunjung Restoran New Penang Corner. 4. Menganalisis pengaruh act (tindakan) terhadap loyalitas pelanggan pada pengunjung Restoran New Penang Corner.

5. Menganalisis pengaruh relate (pertalian/hubungan) terhadap loyalitas pelanggan pada pengunjung Restoran New Penang Corner. 6. Menganalisis pengaruh variabel experiential marketing secara bersama-sama (serempak) terhadap loyalitas pelanggan pada pengunjun Restoran New Penang Corner 7. Menganalisis faktor manakah yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap loyalitas Restoran New Penang Corner. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi akan teori-teori yang menyangkut tentang experiential marketing dan loyalitas pelanggan serta dapat bermanfaat untuk pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pihak Restoran New Penang Corner Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam menentukan langkah dan kebijakan perusahaan khususnya dalam penentuan strategi pemasaran yang berorientasi pada loyalitas pelanggan. b. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan pengetahuan untuk penelitian-penelitian dibidang pemasaran terutama yang berkenaan dengan strategi experiential marketing.

c. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan agar peneliti dapat mengetahui lebih mendalam manfaat dari strategi experiential marketing didalam bisnis untuk diterapkan kedepannya.