PEMANFAATAN SENSOR CAHAYA SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUKUR KADAR HEMOGLOBIN DALAM DARAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

MIKROKONTROLER AT89S52

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

I/O dan Struktur Memori

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

Pendahuluan Mikrokontroler 8051

KARYA TULIS ILMIAH MENGUKLUR TEMPERATUR OTOMATIS MENGGUNAKAN TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER

Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52

BAB II LANDASAN TEORI

ALAT PEMANTAU SUHU RUANGAN MELALUI WEB BERBASISKAN MIKROKONTROLER AT89S51. Robby Candra

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

BAB 2 LANDASAN TEORI

Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Mikrokontroler 89C51 Bagian II :

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer,

PERANCANGAN ALAT PENYINARAN SCREEN SABLON PCB DENGAN PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system.

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA)

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II LANDASAN TEORI

Aplikasi Mikrokontroler sebagai Pemroses Depan Pengambilan Data pada Sensor Jamak Berbasis Komputer

USER MANUAL FLIP-FLOP MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

RANCANG BANGUN PENGUKUR DAN PENGENDALI SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S51 DAN SENSOR SUHU LM 35

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

Beberapa istilah dalam ADC

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL LAMPU OTOMATIS BERBASIS WEB

I. PENDAHULUAN DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. dunia elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silikon

BAB 2 LANDASAN TEORI. bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke Flash,

AT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler

BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

AUTOMATIC ROOF SYSTEM REPLICATION FOR PROTECTING THINGS FROM THE RAIN BASED ON MICROCONTROLLER AT89S52

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGERING JAMUR KUPING DENGAN PEMANAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C51

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC)

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir Controller Aktuator Plant/Process. Gambar 2.1 Sistem Kontrol Closed Loop

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

ALAT PENGUKUR TINGGI MUKA AIR SUNGAI BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

ANALISA ADC 0804 dan DAC 0808 MENGGUNAKAN MODUL SISTEM AKUISISI DATA PADA PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA

SISTEM OTOMATISASI PEMBERIAN MINUM AYAM TERNAK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

DAFTAR PUSTAKA. Paulus Andi Nalwan. Teknik Antarmuka Dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51, Jakarta:

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

PKMT-1-16-1 PEMANFAATAN SENSOR CAHAYA SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUKUR KADAR HEMOGLOBIN DALAM DARAH Supriatna Adhisuwignjo, Akhmad Zainuri, Sandi S Pramono, Lutfi Ariful Chakim Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang, Malang ABSTRAK Darah merupakan dalam tubuh manusia yang sangat penting dimana, darah berfungsi sebagai alat transportasi, salah satunya menyangkut oksigen keseluruh tubuh. Darah itu sendiri terdiri dari beberapa komponen diantaranya elitrosit yang memberikan warna merah pada darah dan didalam elitrosit itu terdapat hemoglobin yang mempengaruhi warna merah darah. Warna merah itu sangat dipengaruhi oleh hemoglobin saat mengikat oksigen dan disebut sebagai oksihemoglobin (HbO2). Berdasarkan perbedaan kepekatan warna darah, kita dapat mengukur kadar hemoglobin dalam darah manusia. Metode yang dipakai untuk menganalisis kadar hemoglobin dalam darah adalah dengan menggunakan parameter kepekatan warna darah. Alat ini merupakan suatu system yang dapat mengukur kadar hemoglobin darah manusia berdasarkan intensitas cahaya yang diterima oleh sensor. Nilai yang ditampilkan melalui LCD disesuaikan berdasarkan HB Sahli yaitu gr%. Kata Kunci: Hemoglobin, darah, mikro kontroler, ADC 0804. PENDAHULUAN Darah merupakan unsur dalam tubuh manusia yang sangat penting dimana, darah berfungsi sebagai alat transportasi, salah satunya mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Oksigen tersebut diikat oleh komponen darah untuk didistribusikan ke seluruh tubuh melalui jantung yang berfungsi sebagai pemompa darah.(2,3) Darah itu sendiri terdiri dari beberapa komponen diantaranya eritrosit yang memberikan warna merah pada darah, dan didalam eritrosit itu terdapat hemoglobin yang mempengaruhi warna merah darah. Warna merah itu sangat dipengaruhi oleh hemoglobin saat mengikat oksigen dan disebut sebagai oksihemoglobin (HbO2). (1,3) Dari uraian di atas, berdasarkan perbedaan kepekatan warna darah, kita dapat mengukur kadar hemoglobin dalam darah manusia. Dengan mengacu pada kepekatan warna darah maka dapat dirancang sebuah alat untuk mengukur kadar hemoglobin dengan menggunakan sensor cahaya. Dan diolah secara digital oleh mikrokontroller (7,8). Dalam pengukuran hemoglobin darah dengan menggunakan Hb Sahli, seringkali membutuhkan waktu yang lama sehingga kondisi darah telah membeku. Apalagi jika darah pasien diambil sebanyak 20 L dengan menyedotnya, pasien akan merasa kesakitan. Sehingga dengan alat yang kami buat, pasien tidak perlu mengeluarkan darah yang terlalu banyak cukup satu tetes hasil dari hemoglobin dapat langsung dilihat. Tujuan Kegiatan Merancang suatu prototipe alat pengukur kadar hemoglobin dalam darah. 1

PKMT-1-16-2 Membantu manusia untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah yang dapat dijadikan sebagai salah satu referensi kesehatan seseorang. Kegunaan Alat ini dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat umum secara optimal serta dengan biaya yang lebih terjangkau bagi setiap lapisan masyarakat. Disamping itu alat ini juga bisa dibawa dengan mudah karena bentuknya yang berukuran kecil. METODE PENELITIAN Metode yang dipakai untuk menganalisis kadar hemoglobin dalam darah adalah dengan menggunakan parameter kepekatan warna darah, semakin tinggi kadar hemoglobin dalam darah maka warnanya akan semakin pekat. Pada awal percobaan mengambil sampel darah dan kemudian diukur dengan menggunakan alat yang disebut HB Sahli (seperti yang ditunjukkan pada gambar 1). Setelah diketahui nilai secara analog dan dicatat, lalu sampel tersebut diukur dengan sensor cahaya dengan satu sisi gelas ukur yang lain dikenai sumber cahaya. Lalu nilai resistansi dari sensor cahaya diukur dengan menggunakan AVOmeter. Hasil percobaan pertama ini lalu dimasukkan ke dalam table. Untuk membuat referensi awal, percobaan diatas diulang sampai beberapa kali dan hasilnya di masukkan ke tabel. Nilai yang terukur kemudian dibuat acuan sementara sebagai nilai penentu dalam pembuatan alat. Gambar 1. pengukuran kadar Hb dengan menggunakan Hb Sahli. Setelah nilai secara elektronis didapat lalu dirancang suatu system alat pengukur kadar Hb dengan menggunakan beberapa komponen elektronik dengan memanfaatkan mikrokontroller AT89S51 sebagai controller dan pengolah data dan ditampilkan dengan LCD M1632. Adapun secara blok diagram ditunjukkan sebagai berikut : Obyek Darah Sensor (LDR) Operational Amplifier ADC Mikrokontroller AT89S51 L C D 2

PKMT-1-16-3 1. Mikrokontroler Atmel AT89S51 Digunakan sebagai pengubah nilai bit dari ADC kemudian diteruskan ke dalam LCD yang dapat dilihat dalam bentuk karakter. Adapun karakteristiknya sebagai berikut. Mikrokontroler AT89S51 adalah mikrokontroler CMOS 8 bit dengan 4KB Flash Programmable and Erasable Read Only Memory (PEROM). Mikrokontroler berteknologi memori non-volatile berkecepatan tinggi dari Atmel ini kompatibel dengan mikrokontroler MCS-51 (seperti mikrokontroler 8031 yang terkenal dan banyak digunakan beberapa waktu lalu) yang telah menjadi standart industri, baik dalam jumlah pin IC maupun set instruksinya. AT89S51 mempunyai memori yang terdiri dari RAM internal dan Special Function Register (SFR). RAM internal berukuran 128 byte dan beralamatkan 00H-7FH serta dapat diakses menggunakan RAM address register. 2. Konfigurasi Pin-pin MCU AT8951 Konfigurasi pin-pin MCU AT89S51 digolongkan manjadi sumber tegangan, pin isolator, pin kontrol, pin I/O dan pin untuk interupsi luar. Gambar berikut ini adalah konfigurasi dari pin-pin T89C51. Tabel 1. Denah Register Fungsi Khusus *) *) Atmel, 2001, Data Sheet, Halaman 6. Fungsi-fungsi pin AT89S51: 1. Vcc, pin positif sumber tegangan 5 Volt DC 2. GND, pin grounding sumber tegangan 3. Port 0, merupakan port input/output 8 bit full duplex (dua arah). Port ini dapat digunakan sebagai multiplex bus ke alamat rendah dan bus data selama adanya akses memori program atau data luar. Port 0 dapat dibebani 8 input TTL. Saat port 0 ditulis, pin-pinnya dapat digunakan sebagai impedansi tinggi. Port 0 juga menerima kode 8 bit selama program pengisian dan pull-ups eksternal dibutuhkan selama pencocokan program. 3

PKMT-1-16-4 4. Port 1, mempunyai fungsi sama dengan port 0 dengan internal pull up. Buffer dari output 1 dapat dibebani 8 pin input TTL. Masing-masing pin tidak tergantung pada pin lainnya. 5. Port 2, mempunyai fungsi yang sama dengan port 0 dan port 1 yaitu 8 bit bidirectional I/O dengan internal pull-ups. Buffer dari port 2 dapat menyerap atau sumber empat input TTL. 6. Port 3 juga sama dengan port 2 tetapi port ini mempunyai keistimewaan antara lain: 3. P3.0 (RXD) masukan penerima data serial (asynchronous), atau sebagai masukan / keluaran data (synchronous). 4. P3.1 (TXD) keluaran pengirim data serial (asynchonous), atau sebagai keluaran clock (synchronous). 5. P3.2 (INT0) interupsi 0 eksternal (masukan interupsi). 6. P3.3 (INT1) interupsi 1 eksternal (masukan interupsi). 7. P3.4 (T0) masukan eksternal waktu / pencacah 0. 8. P3.5 (T1) masukan eksternal waktu / pencacah 1. 9. P3.6 (WR) sebagai penulisan data memori data eksternal. 10. P3.7 (RD) sebagai pembacaan data memori data eksternal. 11. RST, pin ini berfungsi untuk me-reset sistem mikrokontroler AT89S51. perubahan taraf tegangan data rendah ke tinggi akan me-reset mikrokontroler. 12. 7.ALE / PROG (Address Latch Enable) / (Pulsa Program) 13. Pin ini berfungsi untuk mengunci alamat rendah pada saat akses memori program luar. Pin ini merupakan pembeda antara data dan program pada lower byte. Pada operasi normal, pin ini mengeluarkan pulsa sebesar 1/6 dari osilator frekuensi secara terus menerus. 7. PSEN (Program Store Enable) adalah pin yang berfungsi menghubungkan memori program eksternal dengan bus selama proses akses. 8. EA / Vpp, pin pengontrol pokok pada mikrokontroler. Untuk akses internal program EA diharuskan terhubung ke Vcc, sebaliknya untuk akses eksternal EA harus dihubungkan ke ground. 14. 10.XTAL1 [Andrie Kristiyono & Rizal Wahyu, 2004]*), pin ini merupakan masukan ke penguat osilator yang berpenguat tinggi. Pin ini dihubungkan dengan kristal atau software osilator dari luar. 15. [Andrie Kristiyono & Rizal Wahyu, 2004]*) 16. 11.XTAL2, pin ini merupakan keluaran dari penguat osilator. Pin ini dihubungkan dengan kristal atau ground jika menggunakan sumber kristal internal. 3. ADC 0804 (Analog to Digital Converter) Komponen ini berfungsi sebagai pengubah besaran analog menjadi besaran digital yang nantinya akan diolah oleh mikrokontroller. Besaran analog berasal dari pembacaan sensor cahaya. ADC 0804 ini sesuai dengan petunjuk pada datasheet ADC 0804 dalam typical application. Untuk nilai jangkauan pengukuran ADC ditetapkan dari 0 5 Volt, sehingga pada pin V ref/2 diberikan tegangan 2,5 Volt. ADC 0804 mempunyai 8 output digital yaitu D0 D7 pada pin 11-18, output digital yang dihasilkan berada pada range 2 n atau pada range 0 sampai 255. Input analog yang berupa tegangan antara 0 5 4

PKMT-1-16-5 Volt akan dikonversikan menjadi digital dengan range 0 255 yang berarti 5 setiap 1 data ADC diwakili oleh = 0,0196volt. 256 Gambar 2. Rangkaian ADC PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tempat pelaksanaan dilakukan di PMI cabang Malang (percobaan pengukuran hemoglobin darah). Waktu pelaksanaan pukul 08.00 10.00 (diambil di waktu senggang kuliah). Untuk pembuatan board alat dan box dilakukan di bengkel elektronika Politeknik Negeri Malang. No. Lokasi Alamat Pemilik 1 Bengkel Elektronika Jl. Veteran PO. BOX. 04 Malang Politeknik Negeri Malang 2 PMI Jl. Buring No. 4 Malang PMI 3 RSUD Saiful Anwar Jl. Jaksa Agung Suprapto No.2 Malang RSUD 2. Tahapan Pelaksanaan Pengambilan sampel pendonor darah kemudian di ukur nilai hemoglobin dengan menggunakan HB sahli. (seperti yang ditunjukkan pada gambar 1). Beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan diantaranya ialah: 1. Hb sahli yang digunakan sebagai referensi kalibrasi dari sistem ini. 2 PCB sebagai tempat meletakkan komponen. 3. Object glass sebagai tempat untuk darah yang diteteskan. Darah yang akan digunakan ialah darah yang terdapat pada kantong darah dan sudah tercampur dengan anti koagulan sehingga darah tidak mudah membeku. Mempersiapkan referensi buku yang dibutuhkan. Nilai yang terukur kemudian dibuat acuan sementara sebagai nilai penentu dalam pembuatan alat. 5

PKMT-1-16-6 Pemilihan sensor yang peka terhadap perubahan intensitas cahaya, akhirnya terpilih LDR sebagai sensor pengukur intensitas cahaya. 3. Instrumen Pelaksanaan Pembuatan board PCB Perencanaan komponen yang dibutuhkan. Beberapa komponen yang digunkan diantaranya ialah : 1. Mikrokontroller (MCU) AT89S51 digunakan sebagai pusat kontrol dari sistem ini. 2. ADC 0804 yang digunakan untuk mengubah data analaog ke data digital. 3. IC 7805 dapat menghasilkan tegangan keluaran yang dibutuhkan MCU yaitu 5 Vdc. 4. LCD digunakan untuk menampilkan informasi tertentu. Adapun gambar board tata letak komponennya adalah sebagai berikut : Gambar 3. Rangkaian elektronik Pembuatan program mikrokontroller Pembuatan model box instrumen, sehingga sesuai dengan karakter yang dibutuhkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah alat selesai dibuat lalu diadakan pengkalibrasian dan percobaan untuk menguji kepresisisan alat. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil seperti berikut : Sampel Darah Hb Sahli (gr %) 1 11,7 2 10,6 3 12,4 4 13,6 5 12,2 6 10,4 Hemoglobin Measure (gr percent) 11,8 10,8 12,0 13,0 11,8 10,2 6

PKMT-1-16-7 Menurut data yang diperoleh diatas maka : Nilai yang tertera di Hb sahli dengan alat ada perbedaan, hal ini dikarenakan percobaan pada Hb sahli kurang sempurna. Sensor yang ada kurang begitu sensitif terhadap intensitas cahaya sehingga terjadi perbedaan. Karakter darah yang mudah kering, sehingga pembacaan pada alat berubah-ubah meskipun tidak terlalu mencolok. KESIMPULAN Dari seluruh rangkaian percobaan dalam pembuatan alat pengukur hemoglobin ini, maka penulis mendapat kesimpulan sebagai berikut : 1.Alat ini merupakan suatu sistem yang dapat mengukur kadar hemoglobin darah manusia berdasarkan intensitas cahaya yang diterima oleh sensor. 2.Nilai yang ditampilkan oleh LCD disesuaikan berdasarkan HB Sahli yaitu gr%. 3.Tingkat perbedaan antara nilai yang terukur di Hb Sahli dengan alat tidak begitu jauh. Saran 1. Sebaiknya menggunakan sensor yang lebih peka dengan warna (RGB). 2. Dalam melakukan percobaan, sebaiknya secara langsung begitu darah diteteskan agar kondisi darah tidak mengering. 3. Untuk pengembangan lebih lanjut dapat dicoba penggunaan jalur data 16 bit tentunya komponen dan programnya ikut menyesuaikan, dengan harapan bahwa resolusi dan kepresisian dapat ditingkatkan. Hambatan yang ditemukan dan penanggulangannya: a. Sulitnya mencari jenis darah yang mempuyai kadar Hb rendah dan tinggi dan diharapkan dengan bekerjasama RSUD dapat mempermudah masalah penyedian sampel darah yang dibutuhkan. b. Sulitnya pemilihan sensor cahaya yang tepat yang memiliki karakteristik linear dan peka terhadap perubahan cahaya. Sehingga penulis mengubah fototransistor menjadi LDR dengan pertimbangan bahwa LDR lebih linear. c. Mengganti komponen mikrokontroller AT89C2051 menjadi AT89S51 karena kurangnya fasilitas pin pada AT89C2051. DAFTAR PUSTAKA De Robertis EDP, De Robertis EMF, Jr. Cell and Moleculer Biology,eigth editon,philadelphia: Lea & Febiger;2004. Kurikulum. 2004. Standar Kompetensi. Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional; 2004. Retno Widjajanti, Wicahyaning Putri. 2004. Biologi Sekolah Menengah Atas, Jakarta: Erlangga. Andi Nalwan P. 2003. Teknik Antarmuka dan Pemrograman mikrokontroler AT89C51, Jakarta: Eleks Media Computindo. 7

PKMT-1-16-8 D.Cooper Wiliam. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta: Erlangga; 1994. Malvino A. P, Prinsip-Prinsip Elektronika,Edisi Kedua, diterjemahkan oleh Hanapi Gunawan, Jakarta: Erlangga;1996. Robert F Coughlin, Fredrrick F Driscoll, Penguat Operational dan Rangkaian Terpadu Linier, Jakarta: Erlangga; 1992. ATMEL. AT89C51 Datasheet Book, 8 bit microcontoller with 4 Kbytes Flash, California;2001.