BAB III PEMBAKARAN PADA MOTOR DIESEL. Pembakaran adalah Reaksi kimia dari komposisi bahan bakar terhadap oksigen.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENGERTIAN - PENGERTIAN

BAB VI PENATAAN PIPA BAHAN BAKAR MFO UNTUK MAIN DIESEL

BAB II MOTOR BENSIN DAN MOTOR DIESEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Diagram P - V ( Diagram Theoritis )

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

BAB V PERHITUNGAN MOTOR MENGGUNAKAN SATUAN INTERNASIONAL (SI)

BAB VII PENDINGINAN MOTOR

BAB I MOTOR PEMBAKARAN

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

BAB VI Aliran udara dan gas buang II. Pembilasan

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

BAB III PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I MOTOR DIESEL ( DIESEL ENGINE ) Motor diesel untuk perkapalan ( Marine Diesel Engine ) dikelompokan kepada :

BAB III LANDASAN TEORI

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL

BAB V Aliran bahan bakar II. Pompa bahan bakar BOSCH

Pengaruh Temperatur Pendingin Mesin terhadap Kinerja Mesin Induk di KM TRIAKSA

Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S195

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor Diesel Tipe 4 JA 1

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB XVII PENGISIAN TEKAN

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

Ma ruf Ridwan K

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel antara lain:

UNJUK KERJA MESIN DIESEL MITSUBISHI 4DR5 SEBAGAI PENGGERAK KAPAL PADA KONDISI TRIM

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 3.2 Hukum Utama Termodinamika Penjelasan Umum


BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka)

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif, perkembangan dari bidang otomotif sendiri sangat pesat

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

BAB II LANDASAN TEORI

SEJARAH MOTOR BAKAR DALAM/INTERMAL

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T

No. Karakteristik Nilai 1 Massa jenis (kg/l) 0, NKA (kj/kg) 42085,263

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB IV PERHITUNGAN. 4.1 Siklus Gabungan (dual combustion Cycle) Pada Turbocharger ini memakai siklus gabungan yang disebut juga

MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A

PENGARUH PENGGUNAAN WATER COOLANT TERHADAP PERFORMANCE MESIN DIESEL. Gatot Soebiyakto 1)

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

BAB II LANDASAN TEORI

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (SATUAN ACUAN PERKULIAHAN) : Teknologi Bahan Bakar dan Pelumasan Kode MK/SKS : TM 333/2

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

I. PENDAHULUAN. produksi minyak per tahunnya 358,890 juta barel. (

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

BAB Latar Belakang Ketersediaan bahan bakar minyak yang berasal dari minyak bumi semakin hari semakin menipis, sedangkan kebutuhan akan bahan ba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

Oleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

Transkripsi:

BAB III PEMBAKARAN PADA MOTOR DIESEL Pembakaran adalah Reaksi kimia dari komposisi bahan bakar terhadap oksigen. Komposisi bahan bakar dimaksud adalah : - Zat arang (carbon) dengan unsur kimia C - Zat air (hydrogen) dengan unsur kimia H 2 - Zat lumas (netrogen) dengan unsur kimia N 2 - Zat belerang (sulp hair) dengan unsur kimia S 2 Reaksi kimia tersebut adalah C + O 2 2C + O 2 2H 2 + O 2 N 2 + O 2 S + O 2 CO 2 (CO 2 akan menghasilkan pembekaran sempurna) 2CO (CO mengakibatkan pembakaran tidak sempurna) 2H 2 O 2NO SO2 Sebagaimana diketahui bahwa yang menonjol dari udara adalah oksigennya, yang dapat dilihat konsentrasinya: Dalam prosentase berat : 23% O 2 dan 77% N 2 Dalam prosentasi volume : 21% O 2 dan 79%N 2 ) Berikut adalah langkah-langkah (tahap-tahap) dari proses pembakaran yaitu: a. Infeksi (penyemprotan) bahan bakar oleh injector b. Cracking prosesn (proses pemecahan) bahan bakar dari partikel-partikel besar menjadi partikel-partikel kecil c. Pengabutan bahan bakar, partikel-partikel kecil berubah bentuk,menjadi kabut (tog). d. Penguapan bahan bakar, setelah kabut langsung menguap-uap inilah sebagai penyabab pembakaran e. Penyalaan bahan bakar f. Pembakaran bahan bakar

Pada kenyataannya langkah-langkah tersebut diatas kita dapat diteksi depan mata kaset (mata telanjang) atau secara visual, karlus putaran diesel paling rendah hanya 90 RPM. Kejadian- kejadiannya hanya diteliti di laboratorium saja. Sebagaimana diketahui bahasa pengelompokan putara-putaran pada motor diesel adalah sebagai berikut: a. Putaran 0-120 RPM disebut diesel putaran rendah (slow speed diesel) biasa dijumpai pada diesel 2 takt. b. Putaran 120-600 RPM disebut diesel putaran menengah (medium speed diesel) biasa dijumpai pada diesel 2 takt dan 4 takt. c. Putaran diatas 600 RPM disebut putaran tinggi (high speed diesel) biasa dijumpai pada diesel 4 takt. Diagram Tekanan dan Waktu Diagram pembakaran kita gambarkan dalam dua sumbu oramat adalah tekanan (pressure) dan sumbu absis adalah waktu (time) seperti dibawah ini : Gambar 20

Timing injection sesuai instruction book (manual book) dari pembuat engine (maker) misalnya: 20 0 sebelum TMA hingga 10 0 sesudah TMA. Pada diagram pembakaran terlihat bahwa 2-2-TMA adalah pembakaran pada volume tetap (V=C) sedangkan TMA-2-3 adalah pembakaran pada tekanan tetap (P=C), dimana diesel terdapat 2 pembakaran yaitu pembakaran pada volume tetap dan pembakaran pada tekanan tetap, yang lebih dikenal dengan proses ganda (diesel proscess). Bila timing injection kita rubah misalnya : 30 0 sebelum TMA, apa yang terjadi? Pada 30 0 sebelum TMA, jelas tekanan akhir kompresi belum mencapai 35kg/cm dan suhu udara akhir kompresi belum mencapai 550 0 C karena torak belum mencapai TMA, sehingga pembakaran sulit terjadi, dan bila kondisi ini dijalankan, engine cenderung mati atau putaran engine terbalik, untuk mencegah hal ini : - tining injection dikembalikan ke 20 sebelum TMA. Sedangkan bila dirubah manjadi 5 0 sebelum TMA (titik 1) maka pembakaran baru terjadi setelah TMA dititik 1n, pada kondisi tersebut tekanan udura akhir kompresi sudah menurun dari 35kg/cm2, begitu juga suhu udara akhir kompresi sudah menurun dari 550 0 C, kedua torak bergerak ke RMB. Kondisi ini disebut detonasi (terlambatnya pembakaran), dengan akibat seperti : pembakaran tidak sempurna, tenaga motor menurun, suhu gas buang tinggi, motor panas dan pemakaian BBM boros. Untuk mencegah hal ini maka diusahakan memperendah kelambatan penyaluran. a. Tining injection dikembalikan ke 20 0 sebelum TMA. b. Saat bunker lakukas full treat ment (perawatan bahan bakar) dengan mencampurkan zat kimia (chenical) kedalam bahan bakar didalam tangki dengan ratio 1:4000 liter (1 adalah chenical sedang 4000 liter adalah bahan bakar). c. Bahan bakar dipanaskan secara rutine khususnya bila memakai MFO (Marnie ful oil) dan disesuaikan pada diagram viscosity Temperature Chart yang ada dikapal. d. Tekanan kompresi ditinggikan sesuaikan dengan manual book. e. Pendingin engine diturunkan (blanding). f. Rakukas campuran bahan bakar antara MFO dengan MDO (marine diesel oil), khususnya saat kapal pada putaran berubah-ubah (pada saat olah gerak), sedangkan pada jalan/ layar panjang (full away) gunakan langsung MFO pada motor-motor 2 takt putaran slow dengan kepala silang (CROSSHEAD).

Evaluasi Hasil Pembelajaran 1. Tuliskan komposisi kimia dari bahan bakar perkapalan dengan unsur-unsur kimianya dan reaksi kimianya. 2. Jelaskan tahapan - tahapan (prosedur) dari pembakaran bahan bakar secara berurutan. 3. Gambarkan diagram tekanan waktu dari proses kompresi, pembakaran normal, awal penyemprotan, akhir penyamprotan, kelambatan penyalaan, pembakaran explosif, pembakaran defosif, pembakaran susulan dan detonasi (tentukan sendiri tining injectionnya). 4. Jelaskan sebab, akibat dan antisipasi dari proses detonasi yang terjadi dalam ruang pembakaran (cambustion chamber) NERACA PANAS (Heat Balancing) 1. Pendahuluan Pada motor diesel, pembakaran yang terjadi didalam silinder karena adanya pencampuran bahan bakar dengan udara. Bahan bakar yang dipakai adalah jenis bahan bakar untuk perkapalan yaitu : MFO ( Marine Full Oilc ), MDF ( Marine Diesel Full ), MDO (Marine Diesel Oil ) dan MGO ( Marine Gas Oil ). Sifat-sifat yang merugi pada bahan bakar perkapalan adalah bahan bakar tersebut terlambat menyala kedua titik nyala ( Flash Point ) nya tinggi diatas 43 0 C (bensin mempunyai nyala dibawah 43 0 C). Pembakaran pada motor diesel karena beberapa faktor seperti:: - Tekanan udara akhir kompresi =35-40 bar. - Suhu udara akhir kompresi =550 0-600 ) C. - Tekanan injector =250-400 bar dalam bentuk kabut / uap. - Kecepatan baham bakar keluar injector =200 m/detik. Dengan ke 4 faktor tersebut secara bersamaan terjadi, mengakibatkan terjadinya pembakaran dan suhu pembakaran ini mencapai 1600 0 C. Akibat dari pengaruh kondisi suhu pembakaran yang begitu tinggi ini, minyak pelumasnya menjadi encer, sehingga efek viscosity pelumas terganggu menjadi encer, dengan kondisi yang encer ini oil film akan hilang, sehingga terjadi kontak antara metal-metal yang bergerak mengakibatkan keduanya menjadi rusak.

Bila panas pembakaran ini dihasilkan panas sebanyak 100%, panas ini akan diserap oleh media-media ( gas buang, radiasi, air pendingin, silinder, pompa bilas, gesekan mekanis dan oleh poros). Penyerapan panas oleh media-media tersebut terhadap panas pembakaran disebut DIAGRAM SANKEY. Berikut skets dari Diagram dimaksud adalah sbb : - Panas diserap gas = Qgas = 32% - Panas hilang radiasi = Qrad = 2% - Panas diserap air = Qair = 19% - Panas diserap p.bilas = Q p.bilas = 5% - Panas diserap poros = Qporos =42% 2. Diagram Sankey

Gambar 21 3. Analisa Perhitungan Neraca Panas a. Panas yang diserap oleh gas buang. Bila untuk pembakaran sempurna tiap kg bahan bakar diperlukan 14,5 kg udara, berarti berat udara theoritis (guth)=14,5 kg tiap kg bahan bakar sehingga: Gupr = fu. Guth 1 Namun bila komposisi bahan bakar diketahui yang mengandung Carbon (C), Hydrogen (H) Oksigen (O), Nitrogen (N) Dan Sulphy (S) maka Guth =100 ( 8 C + 8 H-O+S) 23 3 kg / kg b, bakar.2 G gas = Gupr + G bb Q gas = G gas. Pj gas. T gas 3 4 Bila diketahui kelebihan udara x %, maka, Gupr = (100%+x%) fu. Guth 5 dimana : Guth dalam kg/kg b. bakar Gupr dalam kg/kg. Bahan bakar Qgas dalam kj/kg 0 C Tgas dalam 0 C Ggas dalam kg/kg b. bakar C,H,O,N dan S dalam %. b. Panas yang diserap air pendingin Q AIR =100% - ( th + Q gas + Q rad ) c. panas yang hilang karena gesekan mekanis Q gesekan mekanis = th - tot = P I - P e = Q sil - Q poros d. Kapasitas pompa air pendingin Kapasitas pompa air = Gair Jair..6 G air = Q air. B. NO Pj air. t air

e. Kapasitas pompa minyak pelumas Kapasitas pompa pelumas = G minyak minyak.7 G minyak = Q gas mekanis. B.NO Pj minyak. t minyak Keterangan : Q air = panas yang hilang terikut air pendingin dalam %. Kapasitas pompa air pendingin dalam dm 3 /jam atau ton/jam G air = berat air dalam kg/jam. J air = berat jenis air dalam kg/dm 3. B = berat BBM dalam kg/jam. No = nilai apak bahan bakar dalam kj/kg bb. Pj air = panas jenis air dalam kj/kg 0 C T air = beda suku air yang keluar terhadap yang masuk motor ( 0 C ) Kapasitas pompa minyak pelumas dalam dm 3 / jam atau ton / jam G minyak = berat minyak dalam kg/jam minyak = berat jenis minyak dalam kg/dm 3 pj minyak = panas jenis minyak dalam kj/kg 0 C t minyak = beda suku minyak yang diizinkan dalam 0 C Q gesekan mekanis = panas hilang akibat gesekan mekanis dalam % termasuk minyak pelumas.