PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2014 SEBESAR 102,10

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2016 SEBESAR 103,94

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 102,54

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Tabel1 Nilai Tukar Petani PerSubsektor dan Perubahannya November 2014 Desember 2014 (2012=100)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Transkripsi:

No. 62/09/51/Th. IX, 1 September 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. AGUSTUS 2015, NTP BALI TURUN 0,34 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan Agustus 2015 tercatat mengalami penurunan sebesar 0,34 persen, dari 104,60 pada bulan Juli 2015, menjadi 104,25. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat kenaikan sebesar 0,12 persen, dari 122,11 di bulan sebelumnya menjadi 122,27. Sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat kenaikan sebesar 0,46 persen, dari dari 116,74 menjadi 117,28. Pada bulan Agustus 2015, dari lima subsektor, dua diantaranya mengalami penurunan NTP, yaitu Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,19 persen dan Hortikultura 1,38 persen. Sementara itu, tiga subsektor lainnya, yaitu Tanaman Pangan, Peternakan dan Perikanan mengalami kenaikan, masing-masing sebesar 1,79 persen, 0,28 persen, dan 0,22 persen. NTP Nasional bulan Agustus 2015 mencapai 101,28, mengalami kenaikan sebesar 0,31 persen terhadap bulan sebelumnya. Kenaikan ini secara umum didorong oleh indeks harga yang diterima petani (It) yang naik sebesar 0,66 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,36 persen. Berdasarkan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) Agustus 2015, daerah pedesaan di Bali tercatat inflasi sebesar 0,64 persen. Sedangkan secara nasional daerah perdesaan mengalami inflasi sebesar 0,47 persen. Bulan Agustus 2015, tercatat inflasi perdesaan di 27 provinsi, sedangkan 6 provinsi mengalami deflasi. Inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Provinsi Gorontalo, yaitu sebesar 1,23 persen dan inflasi terendah terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua sebesar 0,03 persen. Sementara itu, deflasi terbesar tercatat di Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai 0,57 persen, sedangkan deflasi terendah tercatat di Papua Barat dan Sumatera Utara masing-masing sebesar 0,01 persen. NTP (Farmers Term of Trade) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumahtangganya maupun untuk biaya produksi produk pertanian. Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase). Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Pada Agustus 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali tercatat mengalami penurunan sebesar 0,34 persen, dari 104,60 pada bulan lalu, menjadi 104,25. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat kenaikan sebesar 0,12 persen, dari 122,11 di bulan sebelumnya menjadi 122,27. Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 62/09/51/Th. IX, 1 September 2015 1

Sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat kenaikan sebesar 0,46 persen, dari 116,74 menjadi 117,28. 1. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (Padi & Palawija/NTP-P) NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) pada bulan Agustus 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,79 persen dibanding bulan sebelumnya, yaitu dari 95,86 menjadi 97,57. Nilai NTP-P masih tetap berada dibawah 100 ini menunjukkan bahwa biaya produksi dan konsumsi rumahtangga petani di subsektor pertanian tanaman pangan masih lebih besar dibandingkan hasil yang diterima dari usaha pertaniannya. Indeks harga yang diterima petani (It) pada subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 2,35 persen. Kenaikan ini terjadi pada kelompok Padi dan Palawija masing-masing sebesar 2,62 persen dan 1,63 persen. Di sisi lain, indeks harga yang dibayar petani (Ib) tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,55 persen, namun masih lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan It. Kenaikan pada Ib dipengaruhi oleh naiknya Indeks Harga Konsumsi Rumah Tangga (IHKP) dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) masing-masing sebesar 0,64 persen dan 0,13 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) NTP Subsektor Hortikultura (NTP-H) merupakan salah subsektor yang mengalami penurunan NTP pada bulan Agustus 2015. NTP-H turun sebesar 1,38 persen, yaitu dari 103,54 pada bulan lalu menjadi 102,11. Penurunan ini terjadi karena indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,90 persen, sementara indeks harga yang harus dibayar oleh petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen. Penurunan yang terjadi pada It dipengaruhi oleh turunnya harga-harga pada kelompok buah-buahan dan tanaman obat masing-masing sebesar 2,11 persen, dan 0,92 persen. Secara umum, komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain jeruk, pisang, salak, sawo, jahe dan kunyit. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,63 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,06 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) pada bulan Agustus 2015 mengalami penurunan sebesar 2,19 persen dari 101,39 menjadi 99,17. NTP-Pr pada bulan Agustus 2015 kembali berada di bawah nilai 100, yang menunjukkan bahwa biaya yang harus dikeluarkan petani di subsektor ini lebih besar daripada pendapatan yang diterima dari hasil perkebunannya. Secara umum, penurunan NTP-Pr dipicu oleh turunnya indeks yang diterima petani (It) sebesar 1,72 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,49 persen. Beberapa komoditas perkebunan yang memberikan andil atas turunnya It di subsektor ini yaitu kopi, kakao, cengkeh, dan kelapa. Di sisi lain, kenaikan pada Ib dipengaruhi oleh indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM yang naik masing-masing sebesar 0,63 persen dan 0,02 persen. 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 62/09/51/Th. IX, 1 September 2015

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Perubahannya Menurut Subsektor Juli 2015 - Agustus 2015 (2012=100) Subsektor Bulan Persentase Juli 2015 Agustus 2015 Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan (NTP-P) 95.86 97.57 1.79 a. Indeks Diterima Petani 114.96 117.66 2.35 - Padi 112.24 115.18 2.62 - Palawija 122.92 124.92 1.63 b. Indeks Dibayar Petani 119.93 120.59 0.55 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 120.64 121.41 0.64 - Indeks BPPBM 116.63 116.79 0.13 2. Hortikultura (NTP-H) 103.54 102.11-1.38 a. Indeks Diterima Petani 121.80 120.70-0.90 - Sayur-sayuran 130.21 132.25 1.57 - Buah-buahan 118.04 115.54-2.11 - Tanaman Obat 123.95 122.81-0.92 b. Indeks Dibayar Petani 117.64 118.21 0.48 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 119.54 120.29 0.63 - Indeks BPPBM 112.48 112.55 0.06 3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) 101.39 99.17-2.19 a. Indeks Diterima Petani 118.41 116.38-1.72 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 118.41 116.38-1.72 b. Indeks Dibayar Petani 116.78 117.35 0.49 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 119.95 120.70 0.63 - Indeks BPPBM 107.27 107.29 0.02 4. Peternakan (NTP-Pt) 114.09 114.41 0.28 a. Indeks Diterima Petani 129.74 130.56 0.63 - Ternak Besar 131.58 133.28 1.30 - Ternak Kecil 132.52 132.18-0.26 - Unggas 127.45 127.00-0.36 - Hasil Ternak 116.75 115.96-0.68 b. Indeks Dibayar Petani 113.72 114.12 0.36 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 120.14 120.94 0.66 - Indeks BPPBM 108.09 108.15 0.06 5. Perikanan (NTP-Pi) 105.08 105.32 0.22 a. Indeks Diterima Petani 125.23 126.20 0.78 - Tangkap 137.74 139.35 1.17 - Budidaya 106.68 106.70 0.03 b. Indeks Dibayar Petani 119.17 119.83 0.56 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 123.57 124.52 0.77 - Indeks BPPBM 111.13 111.21 0.07 NTP Gabungan 104.60 104.25-0.34 a. Indeks Diterima Petani 122.11 122.27 0.12 b. Indeks Dibayar Petani 116.74 117.28 0.46 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 120.12 120.89 0.64 - Indeks BPPBM 110.84 110.92 0.07 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 62/09/51/Th. IX, 1 September 2015 3

d. Subsektor Peternakan (NTP-Pt) Subsektor Peternakan terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas, dan hasil ternak. NTP Subsektor Peternakan (NTP-Pt) bulan Agustus 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,28 persen, yaitu dari 114,09 menjadi 114,41. Secara umum kenaikan ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,63 persen, sementara kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani (Ib) lebih rendah, yaitu sebesar 0,36 persen. Terjadinya kenaikan It dipicu oleh naiknya harga pada kelompok ternak besar mencapai 1,30 persen, yaitu komoditas sapi potong. Sebaliknya kelompok ternak kecil, unggas dan hasil ternak mengalami penurunan harga masing-masing sebesar 0,26 persen, 0,36 persen, dan 0,68 persen. Sementara itu, kenaikan pada Ib dipicu oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,66 persen dan indeks BPPBM 0,06 persen. e. Subsektor Perikanan (NTP-Pi) Subsektor Perikanan mencakup kegiatan perikanan tangkap dan budidaya perikanan. Pada bulan Agustus 2015, NTP Subsektor Perikanan juga mengalami kenaikan, yaitu sebesar 0,22 persen, dari 105,08 menjadi 105,32. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan yang lebih besar daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani. It mengalami kenaikan sebesar 0,78 persen, sementara Ib naik sebesar 0,56 persen. Kenaikan It dipicu oleh naiknya hargaharga pada kelompok perikanan tangkap dan budidaya perikanan masing-masing sebesar 1,17 persen dan 0,03 persen. Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga, yaitu tongkol, tuna, cakalang, nila, mas, dan gurame. Sementara itu, adanya kenaikan pada Ib didorong oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga dan BPPBM masing-masing sebesar 0,77 persen dan 0,07 persen. 2. Perbandingan Terhadap Angka Nasional Pada bulan Agustus 2015, NTP gabungan secara nasional mengalami kenaikan sebesar 0,31 persen. Secara umum, kenaikan tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) secara nasional mengalami kenaikan sebesar 0,66 persen, lebih tinggi daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,36 persen. Nilai NTP Bali pada bulan Agustus 2015 masih berada di atas NTP gabungan Nasional. Indeks Tabel 2 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Nasional serta Persentase Perubahannya, Agustus 2015 (2012=100) Provinsi Bali Nasional Juli 2015 Agustus 2015 % Juli 2015 Agustus 2015 % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Indeks yang Diterima Petani 122.11 122.27 0.12 120.58 121.38 0.66 Indeks yang Dibayar Petani 116.74 117.28 0.46 119.42 119.85 0.36 NTP 104.60 104.25-0.34 100.97 101.28 0.31 3. Perbandingan NTP di Jabalnusra Pada bulan Agustus 2015, dari sembilan provinsi di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabalnusra), hampir semua mengalami kenaikan NTP, kecuali Jawa Barat dan Bali yang turun masing-masing sebesar 0,06 persen dan 0,34 persen. Kenaikan tertinggi tercatat di Jawa Timur sebesar 1,22 persen, disusul oleh Jawa Tengah dan Banten masing-masing sebesar 0,85 persen dan 0,65 persen. NTP di Jabalnusra lebih lengkap disajikan pada tabel 3 dibawah ini. 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 62/09/51/Th. IX, 1 September 2015

Tabel 3 Nilai Tukar Petani Antar Provinsi di Jabalnusra Agustus 2015 (2012=100) Provinsi Bulan Persentase Juli 2015 Agustus 2015 Perubahan (1) (2) (3) (4) DKI Jakarta 96.98 97.56 0.60 Jawa Barat 104.17 104.11-0.06 Jawa Tengah 98.99 99.83 0.85 Yogyakarta 100.96 101.53 0.56 Jawa Timur 103.87 105.14 1.22 Banten 103.28 103.95 0.65 Bali 104.60 104.25-0.34 NTB 103.86 104.14 0.27 NTT 101.66 102.15 0.48 4. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dari komponen Ib, NTUP dapat lebih mencerminkan margin usaha pertanian, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. NTUP Agustus 2015 masih mengalami kenaikan sebesar 0,06 persen yaitu dari 110,17 menjadi 110,23. Kenaikan NTUP terjadi pada Subsektor Tanaman Pangan sebesar 2,21 persen, Perikanan 0,71 persen, dan Peternakan 0,58 persen. Sementara NTUP Subsektor Hortikultura dan Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,96 persen dan 1,73 persen. Tabel 4 Nilai Tukar Usaha Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya, Agustus 2015 (2012 = 100) Subsektor Bulan Juli 2015 Agustus 2015 Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan 98.57 100.75 2.21 2. Hortikultura 108.28 107.25-0.96 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 110.38 108.47-1.73 4. Peternakan 120.04 120.73 0.58 5. Perikanan 112.68 113.48 0.71 a Perikanan Tangkap 120.50 121.94 1.20 b. Perikanan Budidaya 100.23 100.04-0.19 Gabungan 110.17 110.23 0.06 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 62/09/51/Th. IX, 1 September 2015 5

5. Indeks Harga Konsumen Perdesaan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) dapat ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumsi Rumahtangga Petani yang merupakan komponen dalam Indeks Harga yang Dibayar Petani. IHK perdesaan terdiri dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, serta kelompok transportasi dan komunikasi. Perubahan IHK perdesaan mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara nasional terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,47 persen. Berdasarkan pengamatan IHK perdesaan pada bulan Agustus 2015, terjadi inflasi pada 27 provinsi sementara 6 provinsi mengalami deflasi. Inflasi perdesaan tertinggi di laporkan di Gorontalo mencapai 1,23 persen dan inflasi terendah tercatat di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua sebesar 0,03 persen. Sementara itu, provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tercatat mengalami deflasi terbesar mencapai 0,57 persen, sedangkan provinsi Sumatera Utara dan Papua Barat mengalami deflasi terendah sebesar 0,01 persen. Grafik 1 Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) Menurut Provinsi di Indonesia, Agustus 2015 Pada Agustus 2015, Provinsi Bali mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,64 persen yang disebabkan oleh naiknya harga-harga di semua kelompok komoditas. Kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,30 persen, disusul oleh kelompok kesehatan 0,61 persen, kelompok makanan jadi 0,33 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,29 persen, kelompok sandang 0,25 persen, kelompok perumahan 0,07 persen, serta kelompok transportasi dan komunikasi 0,07 persen. Secara umum, komoditas pada kelompok bahan makanan penyumbang inflasi pada bulan Agustus 2015, antara lain beras, cabai rawit, cabai merah, dan ikan pindang tongkol. Sedangkan penyumbang inflasi pada kelompok kesehatan, antara lain biaya dokter gigi, biaya dokter, dan biaya gunting rambut. 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 62/09/51/Th. IX, 1 September 2015

Tabel 5 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Bali dan Nasional, Agustus 2015 Kelompok Bali Perubahan IHK Perdesaan (%) Nasional (1) (2) (3) Bahan Makanan 1.30 0.83 Makanan Jadi 0.33 0.29 Perumahan 0.07 0.15 Sandang 0.25 0.12 Kesehatan 0.61 0.21 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 0.29 0.42 Transportasi dan Komunikasi 0.07 0.11 Gabungan 0.64 0.47 B. HARGA GABAH BULAN AGUSTUS 2015 NAIK Berdasarkan hasil pemantauan harga gabah bulan Agustus 2015, tercatat rata-rata harga gabah pada kualitas kering panen (GKP) di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 1,89 persen dibandingkan bulan Juli 2015, sedangkan di tingkat penggilingan naik sebesar 1,72 persen. Rata-rata harga gabah kualitas GKP pada bulan Agustus masih berada diatas HPP yaitu sebesar Rp 4.363,01 per kg di tingkat petani dan Rp 4.424,41 per kg di tingkat penggilingan. Transaksi Gabah Kering Panen (GKP) dengan harga tertinggi di tingkat petani tercatat di Kabupaten Tabanan sebesar Rp 4.700,00 per Kg untuk varietas Ciherang, sementara transaksi terendah tercatat di Kabupaten Buleleng dengan harga Rp 3.800,00/Kg untuk varietas Ciherang. Berdasarkan hasil pencatatan harga gabah di 7 kabupaten, yaitu Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Karangasem dan Buleleng selama bulan Agustus 2015, harga gabah (GKP) di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 1,89 persen, dari Rp 4.281,91 per kg pada bulan sebelumnya menjadi Rp 4.363,01 per kg. Sementara itu, rata-rata harga GKP di tingkat penggilingan naik sebesar 1,72 persen dari Rp 4.349,42 per kg menjadi Rp 4.424,41 per kg. Transaksi Gabah Kering Panen (GKP) tertinggi di tingkat petani tercatat di Kabupaten Tabanan sebesar Rp 4.700,00 per kg untuk varietas Ciherang, sedangkan transaksi terendah tercatat di Kabupaten Buleleng dengan harga Rp 3.800,00 per kg untuk varietas yang sama, yaitu Ciherang. Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 62/09/51/Th. IX, 1 September 2015 7

Ags '14 Sep '14 Okt '14 Nov '14 Des '14 Jan '15 Feb '15 Mar '15 Apr '15 Mei '15 Jun '15 Jul '15 Ags '15 Grafik 2 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Agustus 2014 Agustus 2015 4,600.00 4,400.00 4,200.00 4,000.00 3,800.00 3,600.00 3,400.00 3,200.00 3,000.00 Tk. Petani Tk. Penggilingan HPP Tk. Petani HPP Tk. Penggilingan Tabel 6 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Agustus 2014 Agustus 2015 No Bulan Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg) Perubahan (%) Harga di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Agustus 2014 3,870.13 0.16 3,930.18 0.31 2 September 2014 3,960.54 2.34 4,034.95 2.67 3 Oktober 2014 4,091.44 3.31 4,164.42 3.21 4 Nopember 2014 4,121.61 0.74 4,189.88 0.61 5 Desember 2014 4,182.87 1.49 4,258.66 1.64 6 Januari 2015 4,341.58 3.79 4,414.58 3.66 7 Februari 2015 4,419.29 1.79 4,486.79 1.64 8 Maret 2015 4,310.36-2.46 4,456.36-0.68 9 April 2015 3,785.53-12.18 3,857.96-13.43 10 Mei 2015 3,797.24 0.31 3,861.71 0.10 11 Juni 2015 4,161.03 9.58 4,217.76 9.22 12 Juli 2015 4,281.91 2.90 4,349.42 3.12 13 Agustus 2015 4,363.01 1.89 4,424.41 1.72 *) HPP GKP (Mulai Maret 2015) Rp 3.700,00/kg di tingkat petani Rp 3.750,00/kg di tingkat penggilingan 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 62/09/51/Th. IX, 1 September 2015

2013 Tahun Tabel 7 Perkembangan Inflasi Perdesaan Bulanan dan Kumulatif Provinsi Bali dan Nasional Tahun 2013 2015 Bali Nasional Bulanan Kumulatif Bulanan Kumulatif (1) (2) (3) (4) (5) Januari 1.66 1.66 1.21 1.21 Februari 0.68 2.35 0.66 1.88 Maret 0.91 3.28 0.76 2.65 April 0.10 3.38-0.02 2.63 Mei -0.18 3.20-0.03 2.60 Juni -0.03 3.17 0.58 3.20 Juli 3.18 6.45 3.36 6.66 Agustus 0.39 6.87 0.96 7.69 September -0.03 6.84 0.08 7.78 Oktober 1.05 7.96 0.31 8.11 Nopember 0.24 8.22 0.14 8.26 Desember 0.32 8.57 0.39 8.69 2014 Januari 0.88 0.88 1.16 1.16 Februari 0.32 1.20 0.45 1.62 Maret 0.42 1.63 0.19 1.81 April 0.05 1.68-0.05 1.76 Mei 0.39 2.07 0.23 1.99 Juni 0.36 2.44 0.74 2.74 Juli 0.56 3.01 0.82 3.58 Agustus 0.49 3.51 0.37 3.96 September 0.49 4.02 0.45 4.43 Oktober 0.24 4.27 0.43 4.88 November 1.52 5.85 1.49 6.41 Desember 2.85 8.86 2.72 9.30 2015 Januari -0.90-0.90-0.03-0.03 Februari -0.53-1.42-0.73-0.76 Maret 0.88-0.55 0.48-0.29 April 0.25-0.30 0.21-0.08 Mei -0.20-0.49 0.60 0.52 Juni 0.17-0.32 0.82 1.35 Juli 0.64 0.31 0.89 2.24 Agustus 0.64 0.96 0.47 2.72 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 62/09/51/Th. IX, 1 September 2015 9

Informasi lebih lanjut hubungi: I Gede Nyoman Subadri, S.E. Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Bali Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail: bps5100@bps.go.id