HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BENGKEL DI CV. KOMBOS KOTA MANADO TAHUN 2013 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal.

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

ABSTRACT. Key words : age, length of employment, vibration, musculoskeletal complaints ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN MANADO

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA SOPIR TRAYEK KOTAMOBAGU MANADO DI CV PARIS 88 KOTAMOBAGU

HUBUNGAN ANTARA SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI PASAR 45 MANADO Victoria P. Pinatik*,,A. J. M. Rattu*, Paul A. T.

BAB I PENDAHULUAN.

HUBUNGAN ANTARA UMUR, LAMA KERJA DAN GETARAN DENGAN KELUHAN SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA SOPIR BUS TRAYEK MANADO LANGOWAN DI TERMINAL KAROMBASAN

HUBUNGAN ANTARA POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUKULOSKELETAL PADA EKSTREMITAS BAWAH TENAGA KERJA MATAHARI MEGA MALL DI MANADO

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN BITUNG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENGEPAKAN DI PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

Putri AS, Saftarina F, Wintoko R Faculty of Medicine of Lampung University

BAB 1 PENDAHULUAN. mendukung satu sama lain dari tiap-tiap bagian yang ada di dalamnya. Sistem

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

BAB 1 PENDAHULUAN. (Azhar, 2011). Banyak ditemui keluhan dari para pekerja terkait masalah

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN MASA KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN LAUT MANADO

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

As'Adi, et al, Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Manual Material Handling dengan Keluhan...

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi


Riana Gustarida Jamal 1 Hendra 2. Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH SKRIPSI. DisusunGunaMemenuhi Salah SatuSyaratUntuk MemperolehIjazah S1 Kesehatan Mayarakat. Disusunoleh :

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN INDEKS KESEGARAN KARDIOVASKULER PEGAWAI PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

BAB I PENDAHULUAN. permanen dalam bekerja. Pada tahun 2010 World Health Organization

GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan ilmu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : Beban Kerja Fisik, Keluhan Nyeri Punggung Bawah

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

HUBUNGAN TEKNIK ANGKAT BEBAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DI INDUSTRI PAVING BLOK DESA MEKARWANGI KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUATAN BATU BATA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN SIKAP KERJA DINAMIS DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT BAGIAN BANGSAL KELAS III DI RSUD DR. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. kematian termasuk 37% back pain, 15% hearing loss, 13% chronic obstructive

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang industri dan perdagangan, globalisasi menyebabkan arus

HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA ANGKAT-ANGKUT PT. BAHAMA LASAKKA CEPER KLATEN

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA NELAYAN DI DESA TUADA KECAMATAN JAILOLO KABUPATEN HALMAHERA BARAT

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA PEGAWAI PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) CABANG MANADO TAHUN 2015

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR

ANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG

Kata Kunci: Lama Kerja, Penggunaan Alat Pelindung Diri, Kapasitas Vital Paru

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh : RIA NUR ELLYANA J

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat

HUBUNGAN MASA KERJA DAN POSISI TANGAN SAAT MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI BAHU PADA SOPIR BUS DI KABUPATEN BOYOLALI

BEBAN ANGKUT, POSISI ANGKUT, MASA KERJA DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BONGKAR MUAT

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

keluhan nyeri punggung bawah pada pengemudi mikrolet jurusan karombasan pusat kota di

terjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN OTOT SENDI PADA OPERATOR KOMPUTER BAGIAN KEUANGAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel,

BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja

Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pemecah Batu

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BENGKEL DI CV. KOMBOS KOTA MANADO TAHUN 2013 Stanley Jovito Alphaputra Wenur*, Paul A. T Kawatu*, Johan Josephus*, *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Latar Belakang: Aktifitas fisik disebut juga aktifitas eksternal adalah suatu yang menggunakan tenaga atau energy untuk melakukan berbagai kegiatan fisik, seperti berjalan, berlari, berolahraga dan lain-lain. Setiap kegiatan fisik membutuhkan energy yang berbeda menurut lamanya intensitas dan sifat kerja otot. Aktifitas fisik dapat diartikan juga sebagai aktifitas angkat angkut yang dilakukan secara manual didefinisikan sebagai suatu pekerjaan yang berkaitan dengan mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik, dan memindahkan beban dengan pengerahan seluruh anggota tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara aktifitas fisik dengan keluhan musculoskeletal pada pekerja bengkel di CV. Kombos Manado. Metode penelitian: merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional study (potong lintang), jumlah sampel pada penelitian ini seluruh pekerja bengkel di CV. Kombos kota Manado yang berjumlah 51 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan mengguakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel menggunakan spearman. Hasil penelitian: menunjukan bahwa pekerja yang mengalami keluhan musculoskeletal rendah 66.67%, keluhan musculoskeletal sedang 25,49%, keluhan musculoskeletal tinggi 7,84% dan yang mengalami keluhan musculoskeletal sangat tinggi 0%. Kesimpulan: hasil analisis data menunjukan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara aktifitas fisik dengan keluhan musculoskeletal, p value= 0,749 (p value > 0,05). Kata kunci: Aktifitas fisik, Keluhan musculoskeletal 1

THE RELATIONSHIP BETWEEN PHYSICAL ACTIVITY WITH MUSCULOSCELETAL DISORDERS TO MECHANIC IN CV. KOMBOS MANADO CITY 2013 Stanley Jovito Alphaputra Wenur *, Paul A. T Kawatu *, Johan Josephus *, *Public Health, University of Sam Ratulangi ABSTRACT Background: Physical activity is also called external activities is one that uses force or energy to perform various physical activities, such as walking, running, exercising and others. Any physical activity that requires a different energy intensities according to the length and nature of muscle work. Physical activity can be defined as well as lift transport activities are carried out manually defined as a job related to lifting, lowering, pushing, pulling, and shift the burden to the deployment of the whole body. This study was conducted to determine the relationship between physical activity and musculoskeletal disorders in the garage working on the CV. Kombos Manado. Musculoskeletal disorders is a sekeletal pain associated with muscle tissue, tendons, ligaments, cartilage, nervous system, bone structure and blood vessels. Research methods: an analytical study with a cross-sectional study design (cross-sectional), the number of samples in this study all workers in the CV. Kombos Manado city, amounting to 51 people. The data was collected through interviews with uses the questionnaire. The statistical test used to analyze the relationship between variables using Spearman. Results of the study: to show that workers who experience low 66.67% musculoskeletal disorders, musculoskeletal disorders were 25.49%, 7.84% higher musculoskeletal disorders and musculoskeletal disorders are experiencing very high 0%. Conclusion: The results of the analysis of the data showed there was no significant association between physical activity and musculoskeletal disorders, p value = 0.749 (p value> 0.05). Keywords: Physical activity, musculoskeletal disorders 2

PENDAHULUAN Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan individu dalam melakukan aktivitas sehari hari, jika sistem muskuloskeletal terganggu maka dapat menimbulkan nyeri/sakit pada sistem muskuloskeletal. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot, tendon, ligament dan jaringan jaringan khusus yang menghubungkan struktur struktur ini. Menurut data BLS (Bureau of Labour Statistics) Amerika melaporkan jumlah penyakit akibat kerja berupa MSDs selama tahun 2007 sebesar 29% dibandingkan penyakit akibat kerja lainnya dan data EODS (Eurostat figures on recognised occupational diseases) tentang penyakit akibat kerja di Eropa pada tahun 2005, MSDs menempati urutan pertama sebesar 38,1 %. Selain itu, sebuah survey yang juga dilakukan pada pekerja di Eropa menyebutkan bahwa 24,7% pekerja mengeluh sakit punggung, 22,8% nyeri otot,dan 45,5% dilaporkan bekerja pada keadaan nyeri dan lelah dimana 35% diantaranya bekerja dengan beban berat (Annisa, 2013). Di Indonesia, gangguan otot rangka pada pekerja merupakan 60% dari penyakit akibat kerja yang dilaporkan. Kepustakaan melaporkan pada tahun 2005 persentase pekerja di Indonesia dengan keluhan kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaan sebesar 40,5% dan keluhan otot rangka sebesar 16%. (Lusianawaty, 2009) Kegiatan di bengkel CV. Kombos terbagi dalam lima bagian yang terdiri dari bongkar pasang, las ketok, pendempulan, service rutin dan painting/pengecetan pekerjaan ini dilakukan oleh teknisi yang ahli di bidangnnya masing masing pekerjaan tersebut melibatkan aktivitas fisik manual material handling seperti mengangkat, menahan, dan memindahkan barang. Berdasarkan hasil survey dan wawancara pada supervisor bengkel bahwa pernah terjadi kecelakaan kerja seperti terpeleset saat membawa barang, jatuhnya mesin yang diangkat dengan katrol yang saat itu dapat menimpa pekerja di area bongkar pasang, tersetrum, dan yang fatal pernah terjadi adalah saat menggerinda body mobil alat yang digunakan / mata gerinda pecah yang mengakibatkan luka robek terkena pecahan alat mata gerinda dan pekerja dilarikan ke rumah sakit. Selain itu juga dari hasil pengamatan langsung bahwa sikap ataupun postur pada saat bekerja yang menjauhi posisi alamiah seperti saat pekerja mengerjakan di bawah mobil yang di angkat menggunakan hidrolik, posisi pekerja saat itu kepala menengadah keatas dan tangan terangkat dengan waktu yang relatif lama, berjongkok dengan waktu yang lama saat bekerja di bagian penggantian ban mobil. Sikap kerja tidak alamiah ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja, dan stasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja (Tarwaka. 2010). METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di CV. Kombos Kota Manado pada bulan September-November 2013. Metode penelitian yang digunakan analitik dengan desain cross sectional (potong lintang). Sampel yang diambil seluruh pekerja bengkel yang bekerja di bengkel CV. Kombos Manado yang berjumlah 51 orang. Uji hipotesis yang digunakan dengan menggunakan korelasi spearman. HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Karakteristik responden yang ada di bengkel CV. Kombos Manado yang berjumlah 51 orang kesemuaannya adalah laki-laki. Berikut adalah karakteristik responden yang bekerja di CV. Kombos Manado. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur No. Umur (Tahun) 1 20-35 37 72.55 2 36-48 14 27.45 TOTAL 51 100 Berdasarkan distribusi frekuensi umur responden lebih banyak pada umur 20-35 tahun yaitu berjumlah 37 responden (72,55%) dan yang paling sedikit pada umur 36-48 tahun yaitu berjumlah 14 responden (27,45%). 2

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Masa kerja No. Masa Kerja (Tahun) 1 1 10 30 58.82 2 11-23 21 41.18 TOTAL 51 100 Berdasarkan hasil yang diperoleh dari 51 responden bahwa diketahui responden dengan masa kerja 1 10 tahun yang memiliki masa kerja paling banyak yaitu 30 responden (58,82%) dibandingkan dengan responden yang memiliki masa kerja 11-23 tahun lebih sedikit yaitu 21 responden (41,18%). Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan NO Tingkat Pendidikan 1 SMP 1 1.96 2 SMA/SMU/SMK/STM 39 76.47 3 D3 11 21.57 Total 51 100 Berdasarkan tabel 3 diketahui responden yang memiliki tingkat pendidikan SMA/SMU/SMK/STM lebih banyak yaitu 39 responden (76,47%) sedangkan responden yang memiliki tingkat pendidikan SMP lebih sedikit yaitu 1 responden (14,5%) Tabel 4. Distribusi Responden berdasarkan Kebiasan Olahraga NO Kebiasaan Olaraga 1 Tidak Pernah 18 35.29 2 Jarang 26 50.98 3 Sering 7 13.73 Total 51 100 Berdasarkan tabel 4 diketahui dari 51 responden penelitian ditemukan tidak semua repsonden memiliki kebiasaan dalam berolahraga hal ini dibuktikan dengan sebanyak 18 responden NO Aktivitas Fisik 1 Ringan 8 15.69 2 Sedang 19 37.25 3 Berat 19 37.25 4 Sangat Berat 5 9.80 Total 51 100 (35,29%) tidak pernah berolahraga, sedangkan 26 responden (50,98%) jarang melakukan kebiasaan berolaraga dan 7 responden (13,73%) yang sering melakukan kebiasaan berolahraga sebelum bekerja. Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Aktifitas fisik Berdasarkan tabel 5 diketahui, yang melakukan aktifitas fisik, sedang dan Berat masing-masing 19 responden (37,25%) lebih banyak sedangkan responden yang memiliki aktifitas fisik Sangat berat lebih sedikit yaitu 5 repsonden (9,80%) Tabel 6. Dsitribusi Keluhan Muskuloskeletal pada bagian tubuh NO Bagian Tubuh Jumlah (Responden) % 1 Leher Bawah 42 82,35 2 Pinggang 41 80,39 3 Leher Atas 40 78,43 4 Punggung 35 68,63 5 Bahu Kiri 34 66,67 6 Bahu Kanan 34 66,67 Dari hasil penelitian pada tabel 6 didapatkan enam bagian tubuh yang paling banyak dikeluhkan oleh pekerja bengkel yaitu; leher bawah sebanyak 42 responden (82,35%), pinggang 41 responden (80,39%), leher atas 40 responden (78,43%), punggung 35 responden (68,63%), bahu kiri dan bahu kanan masingmasing 34 responden (66,67%). 3

Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Muskuloskeletal Keluhan NO Muskuloskeletal 1 Rendah 34 66.67 2 Sedang 13 25.49 3 Tinggi 4 7.84 4 Sangat tinggi 0 0.00 TOTAL 51 100 Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa 34 responden (66,67%) merasakan keluhan muskuloskeletal rendah, sedangkan 13 responden (25,49%) merasakan keluhan muskuloskeletal sedang dan sebanyak 4 responden (7,84) merasakan keluhan muskuloskeletal tinggi. Tabel 8 Analisis Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Keluhan Muskuloskeletal Variabel Aktivitas Fisik Keluhan Muskuloskeletal Korelasi koefisien P value 0,046 0,749 Dengan menggunakan uji korelasi Spearman didapat hasil nilai statistic p value= 0,749 (p value> 0,05), yang berarti tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan keluhan musculoskeletal. Berdasarkan tabel nilai korelasi koefisien termasuk hubungan yang lemah.yang menyatakan bahwa aktivitas fisik tidak berpengaruh terhadap terjadinya keluhan musculoskeletal pada pekerja bengkel CV.Kombos Manado. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis antara aktifitas fisik dengan keluhan musculoskeletal pada pekerja bengkel CV. Kombos manado diperoleh bahwa dari 5 pekerja dengan aktifitas fisik sangat berat dan mengalami keluhan musculoskeletal ringan adalah sebanyak 3 orang, musculoskeletal sedang sebanyak 2 orang, dan tidak ada yang mengalami keluhan musculoskeletal tinggi. Sedangkan dari 19 orang yang mengalami aktifitas fisik berat dan mengalami keluhan musculoskeletal rendah sebesar 13 orang, musculoskeletal sedang 5 orang dan musculoskeletal tinggi 1 orang. Melalui hasil analisis Spearman diperoleh p value= 0,749 (p value> 0,05). Yang menunjukan Ho ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara Aktivitas Fisik dengan keluhan Muskuloskeletal pada pekerja bengkel CV. Kombos kota Manado. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Himawan (2009) p value= 0,272 (p value> 0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara sikap dan posisi kerja dengan low back pain pada perawat RSUD Purbalingga (43,75%). Pada penelitian ini banyak faktor dari individu yang mempengaruhi, tetapi tidak diteliti yang dapat mempengaruhi keluhan musculoskeletal seperti usia, masa kerja, antropometri (ukuran tubuh), dan kebiasaan merokok (Tarwaka, 2010). Penelitian dari Winda (2012) yang meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan musculoskeletal pada pekerja angkat angkut adalah adanya hubungan antara usia pekerja, status gizi, dan kebiasaan merokok dengan timbulnya keluhan musculoskeletal. Namun berbeda dari penelitian Annisa & Setyaningsih (2013) yang mengenai analisis tingkat resiko musculoskeletal disorders bahwa tidak adanya hubungan antara umur, dan kebiasaan merokok pada pekerja. Chaffin (1979) dalam Tarwaka (2010) menyatakan bahwa pada umumnya keluhan muskuloskeletal dirasakan pada umur antara 35 65 tahun. Keluhan pertamanya biasa dirasakan pada saat umur 35 tahun dan tingkat keluhan akan terus meningkat dengan sejalan bertambahnya umur. Pada penelitan yang dilakukan di CV. Kombos Manado umur pekerja kebanyakan berada pada umur 20 35 tahun yaitu berjumlah 37 orang. KESIMPULAN 1. Aktivitas Fisik seperti mengangkat, menahan, dan memindahkan beban yang dimiliki oleh pekerja bengkel di CV. Kombos Manado aktivitas ringan sebanyak 8 orang (15,69%),sedang 19 orang (37,25%), berat 19 orang 4

(37,25%), sangat berat 5 orang (9,80%). 2. Tingkat keluhan muskuloskeletal yang dialami pekerja bengkel di CV. Kombos Manado dengan kategori keluhan rendah sebanyak 34 orang (66,67%), sedang 13 orang (25,49%), tinggi 4 orang (7,84%). 3. Tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja bengkel di CV. Kombos Manado yang berarti aktivitas fisik tidak berpengaruh terhadap keluhan muskuloskeletal pada oleh pekerja bengkel di CV. Kombos Manado SARAN 1. Berolahraga yang teratur untuk memberikan relaksasi otot-otot sehingga mengurangi dampak keluhan/ cidera pada system musculoskeletal. 2. Pengawasan oleh supervisor di lapangan untuk selalu menggunakan alat bantu dan APD dalam aktivitas mengangkat,memindahkan barang ataupun dalam penggunaan peralatan-peralatan yang beresiko dapat mencelakakan pekerja. 3. Memberikan pedoman standar operasional perusahaan di tempat kerja secara tepat,sehingga pencegahan pencegahan awal mengenai keluhan musculoskeletal dapat dihindarkan dari pekerja. DAFTAR PUSTAKA Annisa M, Setyaningsih Y. 2013. Analisis Tingkat Risiko Muskuloskeletal Disorders (MSDs) Dengan The Brief TM Survey dan Karakteristik Individu Terhadap Keluhan MSDs Pembuat Wajan di Desa Cepogo Boyolali. (Jurnal KesMas, Volume 2, No. 2, April 2013) Bukhori, E. 2010. Hubungan Faktor Resiko Pekerjaan Dengan Keluhan Muskuloskeletal Disorders (MSDs) Pada Tukang Angkut Beban Penambang Emas di Kecamatan Cilograng Kabupaten Lebak Banten Tahun 2010. Departemen Gizi dan Kesehatan masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2013. Gizi Dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Fitriningsih, Hariyono. 2011. Hubungan Umur, Beban kerja dan posisi Duduk Saat Bekerja Dengan Keluhan Nyeri Punggung Pada Pengemudi Angkutan Kota di Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah.(Jurnal KesMas Vol. 5, No. 2, Juni 2011 : 162-232) Hendra,Suwandi R. 2009.Risiko Ergonomi dan Keluhan Muskuloskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Panen Kelapa Sawit. Prosiding Seminar Nasional Ergonomi IX, Semarang, 17 18 November 2009 ISBN : 978-979-704-802-0 Himawan, Handoyo. 2009. Hubungan Sikap dan Posisi Kerja Dengan Low back Pain pada Perawat di RSUD Purbalingga. (Jurnal Keperawatan Soedirman, volume 4, No.3, November 2009) Indriastuti M. 2012. Analisis Faktor Risiko Gangguan Muskuloskeletal Dengan Metode Quick Exposure Checklist (QEC) Pada Perajin Gerabah di Kasongan Yogyakarta. (Jurnal KesMas Vol. 1 Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 758 766) Notoadmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta 5

Nurmianto E. 2004. Ergonomi konsep dasar dan aplikasinya.prima printing.surabaya Riyanto A. 2011. Pengolahan dan analisis data kesehatan: Dilengkapi Uji Validitas dan Reliabilitas Serta Aplikasi Program SPSS. Yogyakarta: Nuha Medika Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan.Mitra Cendikia Press.Yogjakarta Tana L. 2009. Hubungan Posisi Kerja dan Tinggi Badan Dengan Keluhan Nyeri Pinggang Pada Pekerja Garmen di Jakarta Utara.(Jurnal Penyakit Tidak Menular Indonesia, Volume 1.2.2009 : 49-57) Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri Dasar- Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di tempat kerja. Harapan Press. Surakarta Winda R. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Angkat-Angkut Industri Pemecahan Batu di kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten. (Jurnal KesMas Volume 1, No. 2, Tahun 2012 : 836 844) Zulfiqor, M. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Musculosceletal Disorders pada Welder di Bagian Fabrikasi PT. Caterpillar Indonesia Tahun 2010. 6