PENGUKURAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN METODE RTK (GPS TRACKING) DAN METODE TONGKAT PENDUGA

dokumen-dokumen yang mirip
UJI KETELITIAN DATA KEDALAMAN PERAIRAN MENGGUNAKAN STANDAR IHO SP-44 DAN UJI STATISTIK (Studi Kasus : Daerah Pantai Barat Aceh)

Simulasi pemodelan arus pasang surut di kolam Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta menggunakan perangkat lunak SMS 8.1 (Surface-water Modeling System 8.

Simulasi Pemodelan Arus Pasang Surut di Luar Kolam Pelabuhan Tanjung Priok Menggunakan Perangkat Lunak SMS 8.1

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

PENGGUNAAN TEKNOLOGI GNSS RT-PPP UNTUK KEGIATAN TOPOGRAFI SEISMIK

Pengaruh Penambahan Jumlah Titik Ikat Terhadap Peningkatan Ketelitian Posisi Titik pada Survei GPS

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL

URGENSI PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS LAUT DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DAN GLOBALISASI. Oleh: Nanin Trianawati Sugito*)

COASTLINE MODELLING IN SEMARANG USING SHUTTLE RADAR TOPOGRAPHY MISSION (SRTM) AND COASTAL MAP OF INDONESIA (LPI)

PROSES DAN TIPE PASANG SURUT

SURVEI HIDROGRAFI PENGUKURAN DETAIL SITUASI DAN GARIS PANTAI. Oleh: Andri Oktriansyah

PROSES DAN TIPE PASANG SURUT

Pembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi

KOMPARASI HASIL PENGAMATAN PASANG SURUT DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA DAN KABUPATEN PATI DENGAN PREDIKSI PASANG SURUT TIDE MODEL DRIVER

Pengaruh Waktu Pengamatan Terhadap Ketelitian Posisi dalam Survei GPS

Perbandingan Akurasi Prediksi Pasang Surut Antara Metode Admiralty dan Metode Least Square

ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP

Simulasi Pola Arus Dua Dimensi Di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Pada Bulan September 2004

sensing, GIS (Geographic Information System) dan olahraga rekreasi

PERBANDINGAN AKURASI PREDIKSI PASANG SURUT ANTARA METODE ADMIRALTY DAN METODE LEAST SQUARE

BAB I PENDAHULUAN I.1

Jl Pasir Putih 1 Ancol Timur Jakarta Telp : (021) , Fax : (021)

Oleh : Ida Ayu Rachmayanti, Yuwono, Danar Guruh. Program Studi Teknik Geomatika ITS Sukolilo, Surabaya

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Aplikasi GPS RTK untuk Pemetaan Bidang Tanah

Puncak gelombang disebut pasang tinggi dan lembah gelombang disebut pasang rendah.

Penggunaan Egm 2008 Pada Pengukuran Gps Levelling Di Lokasi Deli Serdang- Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara

GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Mulkal Razali, M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SPESIFIKASI PEKERJAAN SURVEI HIDROGRAFI Jurusan Survei dan Pemetaan UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Pengamatan Pasang Surut Air Laut Sesaat Menggunakan GPS Metode Kinematik

PELATIHAN PONDOK SURVEYOR

BAB IV ANALISIS Analisis Terhadap Jaring Kontrol Geodesi

PETA TERESTRIAL: PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CB NURUL KHAKHIM

Praktikum M.K. Oseanografi Hari / Tanggal : Dosen : 1. Nilai PASANG SURUT. Oleh. Nama : NIM :

BAB 2 DATA DAN METODA

Studi Tipe Pasang Surut di Pulau Parang Kepulauan Karimunjawa Jepara, Jawa Tengah

BAB II METODE PELAKSANAAN SURVEY BATHIMETRI

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS UNTUK SURVEI TERUMBU KARANG. Winardi Puslit Oseanografi - LIPI

BAB III PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA

KOMPARASI HASIL PENGAMATAN PASANG SURUT DI PERAIRAN PULAU PRAMUKA DAN KABUPATEN PATI DENGAN PREDIKSI PASANG SURUT TIDE MODEL DRIVER

PEMETAAN BATIMETRI PERAIRAN PANTAI PEJEM PULAU BANGKA BATHYMETRY MAPPING IN THE COASTAL WATERS PEJEM OF BANGKA ISLAND

PENGUKURAN LOW WATER SPRING (LWS) DAN HIGH WATER SPRING (HWS) LAUT DENGAN METODE BATHIMETRIC DAN METODE ADMIRALTY

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar

KARAKTERISTIK PASANG SURUT DI PERAIRAN KALIANGET KEBUPATEN SUMENEP

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-Titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di :

ANALISA PETA LINGKUNGAN PANTAI INDONESIA (LPI) DITINJAU DARI ASPEK KARTOGRAFIS BERDASARKAN PADA SNI

TERBATAS 1 BAB II KETENTUAN SURVEI HIDROGRAFI. Tabel 1. Daftar Standard Minimum untuk Survei Hidrografi

II TINJAUAN PUSTAKA Pas Pa ang Surut Teor 1 Te Pembentukan Pasut a. Teor i Kesetimbangan

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas

ANALISIS SURUT ASTRONOMIS TERENDAH DI PERAIRAN SABANG, SIBOLGA, PADANG, CILACAP, DAN BENOA MENGGUNAKAN SUPERPOSISI KOMPONEN HARMONIK PASANG SURUT

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN Data survey Hidrografi

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013

PEMBUATAN MODEL TIGA DIMENSI (3D) HASIL INTEGRASI DATA LiDAR DAN DATA SURVEI HIDROGRAFI Studi Kasus Pelabuhan Jayapura

BAB I PENDAHULUAN I-1

Pengaruh Perubahan UU 32/2004 Menjadi UU 23/2014 Terhadap Luas Wilayah Bagi Hasil Kelautan Terminal Teluk Lamong antara

BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jl. A. H. Nasution No. 264 Bandung

BAB II Studi Potensi Gempa Bumi dengan GPS

ANALISA PENENTUAN POSISI HORISONTAL DI LAUT DENGAN MAPSOUNDER DAN AQUAMAP

III-11. Gambar III.13 Pengukuran arus transek pada kondisi menuju surut

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA Oleh : Winardi & Abdullah S.

Penentuan Batas Pengelolaan Wilayah Laut Antara Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Bali Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

PEMETAAN BATHYMETRIC LAUT INDONESIA

METODE PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

BAB III KOREKSI PASUT UNTUK MENUJU SURVEI BATIMETRIK REAL TIME

AKURASI PENGUKURAN GPS METODE RTK-NTRIP MENGGUNAKAN INA-CORS BIG Studi Kasus di Sumatera Utara

BAB III Penutup. Kesimpulan

IDA AYU RACHMAYANTI T.GEOMATIKA FTSP-ITS 2009

Analisis Perbandingan Ketelitian Hasil Pengukuran GCP... (Safi i, et al.)

PENGANTAR OCEANOGRAFI. Disusun Oleh : ARINI QURRATA A YUN H

Perbandingan Hasil Pengolahan Data GPS Menggunakan Hitung Perataan Secara Simultan dan Secara Bertahap

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Prinsip Kerja GPS (Sumber :

BAB I PENDAHULUAN I-1

MODUL PELATIHAN PEMBANGUNAN INDEKS KERENTANAN PANTAI

3. METODOLOGI PENELITIAN

PEMETAAN ARUS DAN PASUT LAUT DENGAN METODE PEMODELAN HIDRODINAMIKA DAN PEMANFAATANNYA DALAM ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang langsung bertemu dengan laut, sedangkan estuari adalah bagian dari sungai

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Geodesi dan Keterkaitannya dengan Geospasial

BAB 3 PENENTUAN POSISI DAN APLIKASI ROV

Pemodelan Aliran Permukaan 2 D Pada Suatu Lahan Akibat Rambatan Tsunami. Gambar IV-18. Hasil Pemodelan (Kasus 4) IV-20

Tipe Pasang Surut Dan Arah Arus Di Pantai Bosnik Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua

MODUL 3 GEODESI SATELIT

ANALISIS PASANG SURUT PERAIRAN MUARA SUNGAI MESJID DUMAI ABSTRACT. Keywords: Tidal range, harmonic analyze, Formzahl constant

Mekanisme Persetujuan Peta untuk RDTR. Isfandiar M. Baihaqi Diastarini Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas Badan Informasi Geospasial

KAJIAN ASPEK TEKNIS TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DASAR DALAM PERSPEKTIF BIDANG KELAUTAN

STUDI PEMETAAN BATIMETRI DAN ANALISIS KOMPONEN PASANG SURUT UNTUK PENENTUAN ALUR PELAYARAN DI PERAIRAN PULAU GENTING, KARIMUNJAWA

Pengaruh Koneksitas Jaring Terhadap Ketelitian Posisi Pada Survei GPS

Analisis Harmonik Pasang Surut untuk Menghitung Nilai Muka Surutan Peta (Chart Datum) Stasiun Pasut Sibolga

BAB II PENENTUAN BATAS LAUT DAERAH

Transkripsi:

Jurnal Ilmiah Geomatika Volume 20 No.2 Desember 2014: 109-114 PENGUKURAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN METODE RTK (GPS TRACKING) DAN METODE TONGKAT PENDUGA (Measurement Coastal Line Using RTK Method and Estimator Sticks Method) Nadya Oktaviani, Nursugi, Lufti Rangga Saputra Badan Informasi Geospasial (BIG) Jln. Raya Jakarta-Bogor Km 46, Cibinong Bogor E-mail: nadya.oktaviani@big.go.id Diterima (received): 17 Oktober 2014; Direvisi (revised): 31 Oktober 2014; Disetujui dipublikasikan (accepted): 11 November 2014 ABSTRAK Kajian ini menyajikan hasil analisis perbandingan pengukuran garis pantai dengan menggunakan metode RTK (GPS tracking) dan metode tongkat penduga. Area kajian dilaksanakan di wilayah Pantai Marina, Ancol, Jakarta Utara. Tujuan utama kajian ini adalah untuk melakukan penilaian metode yang lebih efisien dalam melakukan pengukuran garis pantai, mengingat tugas pokok mengenai garis pantai telah tertulis dalam UU no. 4 tentang Informasi Geospasial Tahun 2011. Ketelitian pengukuran dipengaruhi oleh metode serta alat yang digunakan. Hasil dari kajian ini menunjukan bahwa pengukuran dengan menggunakan metode RTK (GPS tracking) menghasilkan nilai pengukuran dengan tingkat ketelitian dan efisiensi waktu yang lebih baik. Kata kunci: Garis pantai, metode RTK, GPS ABSTRACT This study presents a comparative analysis of the results of measurements of the shoreline by using RTK (GPS tracking) and conventional method. Area studies conducted in the area of Marina Beach, Ancol, North Jakarta. This study purpose to conduct a more efficient method of assessment in measuring shoreline, given the fundamental duty of the coastline has been written in the Act no. 4 on Geospatial Information year 2011. Accuracy of measurement is influenced by the methods and tools. The Result of this study showed that measurement using RTK (GPS tracking) generate value measurements by level of accuracy and time efficiency. Keywords: Coastline, RTK, GPS PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang membentang dari ujung barat Sabang hingga ujung timur Merauke. Dua per tiga wilayah Indonesia adalah perairan, sehingga wilayah daratan kepulauan Indonesia dikelilingi oleh lautan. Segala perairan yang berada diantara atau yang mengililingi daratannya menjadi bagian yang tersatukan dengan wilayah Kedaulatan Indonesia. Hal ini jelas tercantum dalam Undang-undang No. 6 tahun 1996 tentang perairan Indonesia serta dipertegas dengan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut UNCLOS 1982. Dikelilingi oleh wilayah perairan, maka Indonesia menjadi salah satu Negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia (Gambar 1). Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai (PPKLP) yang dulunya bernama Pusat Pemetaan Dasar Kelautan dan Kedirgantaraan (PPDKK) di Badan Informasi Geospasial, sejak diberlakukannya UU No. 4 Tahun 2011 Tentang Informasi Geospasial memiliki tugas pokok yakni melakukan pemetaan dasar kelautan dan lingkungan pantai seluruh Indonesia. Untuk itu perlu adanya kajian mengenai metode yang lebih efisien yang dapat digunakan dalam pemetaan. Salah satunya metode survey untuk melakukan pengukuran garis pantai. Melalui survey hidrografi dan oceanografi dasar sebagai pembekalan bagi CPNS PPKLP, maka dilakukan perbandingan hasil pengukuran garis pantai menggunakan metode GPS RTK dengan metode rambu penduga. Tujuan Tujuan dari kegiatan analisis perbandingan metode pengukuran garis pantai ini adalah untuk menilai metode mana yang paling efisien digunakan dari segi waktu, biaya maupun ketelitian hasil pengukuran.sehingga diharapkan dapat menjadi acuan untuk pelaksanaan survey garis pantai oleh PPKLP. METODE Metode yang digunakan dalam kajian ini dibagi atas 4 bagian utama, yakni: 1. Persiapan : Personil dan setting alat 2. Studi Pustaka 3. Pengukuran 4. Analisis Hasil 109

Pengukuran Garis Pantai Menggunakan Metode RTK... (Oktaviani, N., dkk) Persiapan (Personil dan Alat) Perlu beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum melaksanakan survey hidrografi. Persiapan tersebut meliputi persiapan teknis, yaitu pengecekan kelengkapan dan kelayakan alat survey serta persiapan non teknis yang meliputi administrasi, pembagian personil/tim lapangan dan tim pengolahan, persiapan formulir pengukuran, pembahasan dana survey dan pembahasan Kerangka Acuan Kerja (KAK). Studi Pustaka Titik Kontrol Metode Pelaksanaan pengukuran titik kontrol horizontal dalam pekerjaan survey hidrografi mengikuti SNI No. 19-6724-2002 tentang jaring kontrol horizontal. Titik kontrol tersebut merupakan titik yang nilai posisinya terikat dalam koordinat nasional pada titik tetap BIG yang menggunakan Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI) 2013. Penentuan lokasi titik kontrol dilakukan diatas peta kerja yang ada kemudian dicek keberadaan titiknya di lapangan. Pada Gambar 2. Gambar 1. Peta Indonesia (http://tanahair.indonesia.go.id) Difference Carrier Beat Phase yaitu pengamatan dengan menghitung panjang vektor baseline. Pada pengukuran ini receiver mengamati data selama 180 menit dan minimum menangkan 6 sinyal satelit dengan epoch 15 detik. Pedoman waktu pengamatan untuk alat jenis single frekuensi dan dual frekuensi sesuai dengan tabel 1. Tabel 1. Pedoman waktu pengamatan untuk alat jenis single frekuensi dan dual frekuensi Panjang Minimum Minimum/L1 Baseline Teknik L1+L2 (menit) (km) (menit) 0 5 Statik 30 15 5-10 Statik 50 25 10-30 Statik 90 60 30-50 Static 180 120 Sumber: Hasanudin Z. Abidin dkk, 1995 Hingga kini pengukuran teristris masih dilakukan, seperti untuk pengukuran garis pantai karena tidak memungkinkan sebuah kapal dapat menjangkau kedalaman tertentu.terdapat 2 metode yang digunakan untuk melakukan pengukuran garis pantai. Kedua metode ini hanya dibedakan berdasarkan tipe alat yang digunakan, yakni pengukuran dengan metode GPS RTK dan metode pengukuran dengan rambu penduga. Gambar 2. (SRGI 2013) Titik Kontrol Lokasi Titik Kontrol yang digunakan Metode Pengukuran Pengukuran titik kontrol menggunakan metode Static Relative Positioning dengan pengematan Pengamatan Pasang Surut Pasang surut air laut yang selanjutnya disebut pasut adalah suatu gejala fisik yang selalu berulang dengan periode tertentu. Hal yang mempengarui fenomena ini adalah pergerakan bulan yang mengelilingi bumi dan peredaran bulan yang mengelilingi matahari. Adapun gerakan dari benda luar angkasa lainnya juga ikut mempengaruhi, namun tidak terlalu signifikan sehingga dapat diabaikan (www.digilib.itb.ac.id). Frekuensi terjadinya pasut di suatu wilayah, menunjukan tipe pasut di wilayah tersebut (Rawi, 2003). Ada 4 jenis pasut secara umum, yakni; 110

Jurnal Ilmiah Geomatika Volume 20 No.2 Desember 2014: 109-114 pasut harian ganda (semidiurnal tide), pasut harian tunggal (diurnal tide), pasut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal), pasut campuran condong ke haian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal). Fenomena ini tentunya mempengaruhi posisi garis pantai, sehingga dalam hal ini memperhitungkan nilai tunggang pasut yakni nilai jarak vertkal yang dihitung dari kedudukan permukaan air tertinggi dan kedudukan air terendah (Poerbandono dan Djurnarsjah, 2005) Pengukuran Garis Pantai a. Metode GPS RTK Pengukuran dengan metode ini menggunakan GPS RTK Trimble R4 (Base dan Rouver).Prinsip dasar penentuan posisi dengan GPS seperti halnya pengukuran pemotongan ke muka pada survey konvensional.pengukuran dengan GPS yang diukur adalah jarak antara receiver dengan sekurang-kurangnya 3 satelit agar dapat mengetahui posisi pada stasiun pengamatan.jarak tersebut tidak dapat diukur secara langsung, tetapi diukur dengan menghitung waktu rambat sinyal dari satelit ke stasiun pengamat atau jumlah fase gelombang sinyal yakni fungsi waktu rambat sinyal.pada metode RTK kedua receiver harus ada hubungan telekomunikasi secara langsung dan kontinyu. Pada kajian ini metode RTK yang digunakan adalah metode kinematik absolute, dimana satu receiver dijadikan sebagai base yang sudah diketahui posisinya kemudian dihubungkan dengan radio terhadap receiver lainnya. Kemudian receiver yang telah dihubungkan dengan base bisa digunakan untuk mendapatlkan nilai ketinggian dan nilai koordinat posisi titik pengamatan. pengukuran garis pantai dengan menggunakan tongkat penduga dilengkapi dengan GPS handheld.gps ini berfungsi untuk mengetahui koordinat posisi titik pengamatan, sedangkan rambu ukur digunakan untuk menghitung ketinggian permukaan air. Pengukuran (Pengambilan Data) a) Menggunakan metode RTK (GPS Trackcing) Survei ini dilakukan untuk menentukan titik posisi (X, Y, Z) yang mana posisi Z nya ini ditentukan dari tiga titik yang mempunyai nilai elevasi mendekati >= 1,40 m, kemudian nilai elevasi yang mendekati 0,70 m, dan nilai elevasi <= 0 m dihitung dari Chart Datum. Ketinggian 1,39 m didapat dari tinggi tunggang yang diketahui. Alat yang digunakan untuk pengukuran dengan Metode RTK adalah: i. GPS RTKTrimble R4 (Base and Rouver) ii. iii. Meteran Titik BM tempat mendirikan Base GPS (Gambar 3.). Gambar 4. Titik BM DMG 02, Pantai Marina Ancol (Sumber : Album PPKLP) Berikut adalah ilustrasi pelaksanaan sounding dengan menggunakan GPS RTK. Beberapa titik yang harus di survey dan direkam data pengukurannya. Gambar 3. Acuan ketinggian permukaan bumi a. Metode tongkat penduga Tongkat penduga/rambu ukur adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian suatu tempat.dalam pekerjaan survey garis pantai, ketinggian dibaca berdasarkan batas air yang menempel pada rambu.metode Gambar 5. Titik Sounding dengan metode RTK. (Sumber: KAK Survei Hidrografi dan Pembuatan Peta LPI PPKLP) 111

Pengukuran Garis Pantai Menggunakan Metode RTK... (Oktaviani, N., dkk) Sehingga saat dilapangan pengambilan nilai pada setiap titik stasiun pengamatan dilakukan seperti pada Gambar 5. Berikut gambaran sounding yang dilakukan (Gambar 6.) : Alat yang digunakan pada pengukuran dengan Metode Tongkat Penduga adalah: 1) Tongkat penduga/ Rambu ukur 2) GPS Handheld Montana Series Sehingga pengukuran pada setiap titik stasiun pengamatan dilakukan seperti pada Gambar 7. Gambar 7. Titik sounding dengan rambu ukur/tongkat penduga. (Sumber : KAK Survei Hidrografi dan Pembuatan Peta LPI PPKLP) Gambar 6. Pengukuran garis pantai dengan metode RTK (Sumber: Album PPKLP) Menggunakan tongkat penduga Pengukuran garis pantai berikutnya menggunakan tongkat penduga. Posisi pengamatan yang diambil sama halnya dengan posisi pengamatan dengan menggunakan metode RTK yakni pada ketinggian >= 1,39 meter; 0,7 meter ; 0 meter. Pengukuran menggunakan tongkat penduga dilengkapi dengan GPS handheld untuk mengetahui posisi X dan Y pada tiap-tiap titik pengamatan. Kegiatan yang dilakukan untuk setiap stasiun antara lain sebagai berikut : Menentukan posisi titik yang tidak terkena air kemudian ditentukan nilai koordinat X, Y dengan GPS Handheld. Menentukan posisi air tertinggi ketika waktu pasang kemudian ditentukan koordinat X, Y dengan mengggunakan GPS Handheld. Menentukan posisi titik pertemuaan muka air dan darat pada saat pengukuran, kemudian ditentukan koordinat X, Y dengan menggunakan GPS Handheld. Menetukan posisi titik yang memiliki kedalaman pada saat tertentu kemudian koordinat X,Y dengan menggunakan GPS Handheld, kemudian kedalamanya dengan menggunakan bacaaan dari rambu ukur. Gambar 8. Pengukuran menggunakan tongkat penduga (Sumber : Album PPKLP) HASIL PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengukuran garis pantai dengan 2 metode tersebut, terdapat hasil yang cukup berbeda.terutama setelah dimodelkan untuk melihat bentuk garis pantai hasil pengukuran masing-masing metode. Pada Gambar 8 terlihat garis pantai hasil pengukuran dengan metode RTK.Ketiga garis pantai hasil pengukuran terlihat tergambar secara kontinyu.masing-masing garis mewakili ketinggian berdasarkan kriteria LAT, MSL, dan HAT yang dihitung dari nilai tunggang pada wilayah tersebut. Sedangkan hasil pengukuran dengan menggunakan metode tongkat penduga setelah dimodelkan menghasilkan gambar yang tidak kontinyu.garis pantai masing-masingnya 112

Jurnal Ilmiah Geomatika Volume 20 No.2 Desember 2014: 109-114 tergambar terputus-putus.terdapat beberapa titik yang menunjukan kesalahan yang cukup jauh, yakni pada garis pantai berdasarkan surut terendah. pengukuran kedalaman memiliki ketelitian dalam unit centimeter. Sedangkan pengukuran dengan menggunakan metode RTK memiliki tingkat ketelitian posisi X dan Y yang baik karena GPS yang digunakan telah diikatkan dengan koordinat BM terdekat.hasil garis pantai yang dihasilkan dapat dilihat dari perbandingan visualisasi pada Gambar 8.dan Gambar 9. Untuk pengukuran garis pantai sebaiknya menggunakan metode RTK, karena dinilai lebih baik dan lebih efisien untuk survei.selain itu jika dimungkinkan untuk menghasilkan pengukuran lebih baik dilakukan dengan menggabungkan alat RTK dan rambu ukur untuk pengecekan ukuran kedalaman. UCAPAN TERIMA KASIH Gambar 9. Visualisasi hasil pengkuran dengan menggunakan metode RTK (GPS Tracking) Kajian ini dapat terselenggara berkat program pelatihan survey oceanografi dan hidrografi dasar yang diselenggarakan oleh Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai (PPKLP) bagi semua CPNSnya. Terimakasih kepada Bapak Bisma Jaja Zakaria, ST yeng telah menjadi pendamping survei serta teman-teman CPNS PPKLP yang menjadi tim dalam pengumpulan data pada pelaksanaan survei. DAFTAR PUSTAKA Gambar 10. Visualisasi hasil pengkuran dengan menggunakan metode rambu penduga KESIMPULAN Pada dasarnya kedua metode teristris diatas memiliki prinsip pengukuran yang sama. Hanya saja alat yang digunakan memiliki ketelitian yang berbeda.pengukuran menggunakan metode tongkat penduga memiliki tingkat ketelitian nilai posisi X dan Y yang kurang baik, karena menggunakan GPS handheld dengan tingkat akurasi dalam unit meter.namun untuk Abidin, ZA. 1995. Penentuan Posisi Dengan GPS Dan Aplikasinya. Jakarta. Pranya Paramita. Abidin, Z, 2002, Survei Dengan GPS, Jakarta. Pranya Paramita. Badan Informasi Geospasial, 2002, SNI 19-6724- 2002 Jaring Kontrol Horizontal, Cibinong Jawa Badan Informasi Geospasial (BIG), 2014, Peta Indoensia, Mengutip gampar pada http://tanahair.indonesia.go.id, diakses pada 10 Mei 2014. Badan Informasi Geospasial (BIG), 2014, Lokasi titik kontrol horizontal Indonesia diakses pada http://srgi.big.go.id/peta/jkg.jsp, pada 10 November 2014. Indonesia Fly Rodders. 2009. Pasang surut laut dan keadaannya di Indonesia. www.digilib.itb.ac.id. 20 September 2014. Poerbandono dan Djurnarsjah. 2005. Survei Hidrografi. Refika Aditama-Bandung PPKLP. 2014. Kerangka Acuan Kerja Survei Hodrografi dan Pembuatan Peta Lingkungan Pantai (LPI) Berbasis Sistem Informasi Geografi (SIG) Skala 1:50.000. Badan Informasi Geospasial (BIG).Cibinong-Jawa PPKLP. 2014. Kerangka Acuan Kerja Survei Hodrografi dan Pembuatan Peta Lingkungan Pantai (LPI) Berbasis Sistem Informasi Geografi (SIG) Skala 1:25.000. Badan 113

Pengukuran Garis Pantai Menggunakan Metode RTK... (Oktaviani, N., dkk) Informasi Geospasial (BIG).Cibinong-Jawa PPKLP. 2014, Dokumentasi Kegiatan, Badan Informasi Geospasial (BIG), Cibinong Jawa Rawi, S. 1992. Oseanografi. Bandung : Pendidikan Survei Laut dan Rekayasa ITB Bakosurtanal. 114