STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SOP BUAH NAGA KABUPATEN BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR MUTU BUAH NAGA. Standar mutu buah naga yang dijadikan acuan untuk menghasilkan mutu buah naga yang baik adalah seperti pada Tabel 1 berikut :

sentra produksi buah naga untuk dapat menyusun SOP sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. TARGET

:Agronomi dan agroindustri sebagai pembudidaya dan supplier komoditas buah naga segar.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

III. BAHAN DAN METODE

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji)

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

Karya Tulis Ilmiah. Pengaruh Penggunaan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Buah Naga Merah Pada Tiang Panjat Beton di Balai Pelatihan Pertanian Jambi

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

MODUL BUDIDAYA SEMANGKA

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

MODUL BUDIDAYA MELON

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

Transkripsi:

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SOP BUAH NAGA KABUPATEN BANDUNG PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN Jalan Surapati 7 Tlp. (022) 2503884 Fax. (022) 250073 B A N D U N G 206

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv PENDAHULUAN... TARGET... 2 STANDAR MUTU BUAH NAGA... 3 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)... I- I. Pemilihan Lokasi... I- II. Penyiapan Tiang/Panjatan... II- III. Pengolahan Lahan... III- IV. Sistem Pengairan... IV- V. Persiapan Benih... V- VI. Penanaman... VI- VII. Penyulaman... VII- VIII. Pengaturan Letak dan Pengikatan Cabang atau Batang... VIII- IX. Pengairan... IX- X. Pemupukan... X- XI. Pemangkasan... XI- XII. Pengendalian OPT... XII- XIII. Panen... XIII- XIV. Penyortiran Buah... XIV- XV. Pengemasan Buah... XV- CONTOH FORM CATATAN KEGIATAN... 4 TIM PENYUSUN... v ii

KATA PENGANTAR Buah naga merupakan salah satu buah yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan potensi pasar yang baik. Sebagai komoditas yang baru dikembangkan di Indonesia, teknologi budidaya yang diterapkan oleh petani produsen masih berdasarkan pengalaman, belum ada acuan standar dalam budidaya buah naga. Dalam rangka mendorong pengembangan buah naga, perlu adanya teknologi budidaya maju disamping dukungan rantai pasok yang efisien dan transparan serta kelembagaan tani yang kuat. Salah satu upaya untuk menghasilkan produk buah naga yang memenuhi standar mutu sesuai tuntutan konsumen, diperlukan panduan baku budidaya atau Standar Operasional (SOP) Buah Naga. Buku Pedoman Baku Budidaya (Standar Operasional /SOP) Buah Naga ini memuat alur proses budidaya, panen sampai penanganan pasca panen buah naga segar yang disusun sebagai pedoman petani produsen untuk memproduksi buah naga bermutu. Buku ini dapat dijadikan acuan bagi daerah sentra produksi untuk menyusun SOP buah naga sesuai dengan daerahnya masing-masing. Kami menyadari sepenuhnya buku ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan masukan untuk perbaikan. Semoga buku ini bermanfaat. Bandung, 4 Agustus 206 Kepala Bidang Produksi Tanaman Buah Ir. HENDY JATNIKA, MM Pembina Tingkat I NIP. 96002 98603 00 i

DAFTAR TABEL Tabel. Standar Mutu Buah Naga iv

TIM PENYUSUN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BUAH NAGA KABUPATEN BANDUNG I. PENANGGUNG JAWAB : Ir. Hendy Jatnika, MM Kepala Bidang Produksi Tanaman Hortikultura II. KETUA PELAKSANA : Adang, SP.MP Kepala Seksi Buah-buahan dan Tanaman Hias III. TIM PENYUSUN/NARASUMBER : NO NAMA JABATAN Adang, SP.MP Kepala Seksi Buah-buahan dan Tanaman Hias, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat 2 H. Undang Herianto, SP. MP Bidang Hortikultura Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung 3 Asep Sonny Sudrajat, SP Pelaksana Bidang Hortikultura Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung 4 Rizaldy Akhbarico. H THL Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung 5 Muhammad Ishak, SP Koordinator PPL Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung 6 Jajang Rustandi Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 7 Rudi Yanto Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 8 Ade. A Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 9 Oman Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 0 E. Mahpudin Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung Emul Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 2 Undang Saepudin Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung v

NO NAMA JABATAN 3 Empar Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 4 Adun Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 5 Jaka Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 6 Dede Saepul Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 7 Agus Suryana Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 8 Iwan Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 9 Anam Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 20 Agus Rudi. B Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 2 Hasim Petani Buah Naga, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 22 Iyep Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 23 Sheka Kabul Hidayatuloh Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 24 Kusnadi Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 25 Toto Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 26 Ece Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 27 Acep Deni Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 28 Sofiyan Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 29 Dadang Rohendi Pikal Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 30 Haya Erlangga Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 3 Nanang Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung 32 Ayeng Petani Buah Naga, Desa Mandalawangi, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung

NO NAMA JABATAN 33 Siti Fatimah, SP Pelaksana pada Bidang Produksi Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat 34 Doddy Muchlis, SP Pelaksana pada Bidang Produksi Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat 35 Harry Yudhitama, ST Pelaksana pada Bidang Produksi Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat 36 Andi Supandi Pelaksana pada Bidang Produksi Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat 37 Gian Lukisandy K, SP.MP Pelaksana pada Bidang Produksi Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat IV. EDITOR :. Andi Supandi Pelaksana Pada Bidang Produksi Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat 2. Gian Lukisandy K, SP.MP Pelaksana Pada Bidang Produksi Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

PENDAHULUAN Tanaman buah naga berasal dari Amerika Tengah yang baru dikembangkan di Indonesia. Buah naga yang yang dibudidayakan ada empat jenis yaitu : kulit merah berdaging buah putih (Hylocerous undatus), kulit merah berdaging buah merah (Hylocerous polyrhizus), kulit merah berdaging buah super merah (Hylocerous costaricensis) dan kulit kuning (Hylocerous megalanthus). Dari keempat jenis buah naga tersebut, yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah jenis yang berdaging putih dan berdaging super merah. Di Cina disebut Feny Long Kwa dan Than Long sedangkan di Thailand disebut Kaew Mangkorn sedangkan di Taiwan disebut Shien Mie Kou dan di Israel disebut Pitahaya. Buah naga dengan rasa yang enak dan sehat untuk dikonsumsi, serta memiliki khasiat seperti menguatkan fungsi ginjal, tulang dan kecerdasan otak serta meningkatkan ketajaman mata disamping sebagai pencegah kanker usus, menguraikan kolesterol, keputihan dan sebagai anti oksidan, serta areal tenaman yang masih terbatas, sehingga harganya cukup tinggi. Untuk mendorong pengembangan buah naga, Direktorat Budidaya Tanaman Buah memfasilitasi penyusunan Standar Operasional (SOP) Buah Naga agar dapat menjadi panduan budidaya yang baik bagi para petani, sehingga produk yang dihasilkan bermutu dengan produktivitas yang optimal. Disamping itu, penyusunan SOP ini diharapkan dapat mendorong daerah sentra produksi buah naga untuk dapat menyusun SOP sesuai dengan kondisi daerah masing-masing.

TARGET Target merupakan acuan utama yang digunakan untuk menyusun SOP yang akan diterapkan di kebun petani sesuai dengan pasar yang dituju. Pada saat ini target yang akan dicapai melalui penerapan SOP buah naga kulit merah berdaging buah putih (Hylocereus undatus) Kabupaten Bandung adalah: a. Jumlah Kelas Super dengan bobot di atas 700 g sebanyak 20 % b. Jumlah kelas A dengan bobot buah antara >500-700 g sebanyak 35 %. c. Jumlah kelas B dengan bobot buah antara 350-500 g sebanyak 40 %. d. Jumlah diluar bobot standar (reject) maksimal 0 % e. Warna buah sesuai varietas dan nampak segar. 2

STANDAR MUTU BUAH NAGA Standar mutu buah naga yang dijadikan acuan untuk menghasilkan mutu buah naga yang baik adalah seperti pada Tabel berikut : Tabel. Standar Mutu Buah Naga Kulit Merah Daging Merah (Super Red) Standar (Grade) No. Kriteria Super A B Bobot (kg) > 0,7 > 0,50-0,70 0,30-0,50 2 Kadar Gula min. 3 min. 3 min. 3 /Brix (%) 3 Kulit Buah normal normal normal 3 i

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BUAH NAGA Standar Operasional Pemilihan Lokasi I. PEMILIHAN LOKASI BNBD I / 2 4 Agustus 206 A. Definisi : Rangkaian kegiatan memilih lokasi tanam untuk mencegah kegagalan proses produksi, serta tercapainya produksi buah naga yang optimal dan sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan. B. Tujuan : Agar tersedia kawasan/lahan untuk pertumbuhan tanaman yang ideal sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman buah naga. C. Sasaran a. Curah hujan yang cukup. b.suhu udara yang ideal antara 22-34 C dan kelembaban 70-90%. c. Rata-rata ph tanah antara 6,5-7. d.ketinggian lahan sekitar 846-900 m dpl. D. Alat dan Bahan : Data iklim 0 tahun terakhir, ph-meter, Altimeter. E Fungsi : a. Data iklim untuk mengetahui tingkat curah hujan dan suhu udara tahunan di suatu daerah. b.ph meter untuk mengukur tingkat keasaman tanah. c. Altimeter digunakan sebagai alat mengukur ketinggian lahan. I i

Pemilihan Lokasi F. Pelaksanaan BNBD I 2 / 2 4 Agustus 206 a. Menghubungi Stasiun Meteorologi/Dinas Pertanian terdekat untu mendapatkan data iklim 0 tahun terakhir. b. Mengukur ph tanah. c. Mengukur ketinggian lokasi. d. Mengetahui ketersediaan air. G. Referensi : a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. Praktisi Buah Naga c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat I 2 i

Penyiapan Tiang Panjatan BNBD II / 2 4 Agustus 206 II. PENYIAPAN TIANG PANJATAN A. Definisi : Membuat media sebagai panjatan tanaman buah naga berupa tiang panjatan untuk tegakan tanaman. B. Tujuan : Menopang tanaman buah naga C. Sasaran : Tersedianya tiang panjatan yang siap untuk menopang rambatan tanaman buah naga. D. Alat dan Bahan : a. Tiang beton atau tanaman seperti kayu jaran dan Cebreng. b. Besi/ Ban bekas/palang beton E. Fungsi : a. Tiang beton, tanaman seperti kayu jaran, dan Cebreng. digunakan sebagai panjatan tanaman buah naga untuk menahan beratnya tanaman. b. Besi/ban bekas/palang beton berbentuk + digunakan untuk tempat bertenggernya cabang dan anak cabang atau tunas. II i

Penyiapan Tiang Panjatan BNBD II 2 / 2 4 Agustus 206 a. Tiang panjatan berupa panjatan dari tiang beton : - Panjatan berbentuk segi empat berukuran 0 cm x 0 cm dengan tinggi 80-200 Cm. Selain berbentuk segi empat, dapat pula berbentuk bulat. - Pada ujung tiang bagian atas diberi besi sepanjang 0 cm untuk menempatkan piringan penyangga sulur atau cabang. - Panjatan ditancapkan kedalam tanah sedalam sekitar 50 cm. - Diatas tiang diberi penyangga sulur dari beton berbentuk + dan ban bekas b. Tiang panjatan berupa tanaman hidup : - Tanaman yang digunakan sebagai panjatan hidup seperti kayu jarandan Cebreng. - Tanaman harus tahan terhadap pemangkasan berat karena buah naga harus terkena sinar matahari. - Pertumbuhan tanaman panjatan harus lurus dengan tinggi minimal 2 m, diameter batang minimal 0 cm. - Tanaman panjatan ditanam sebelum benih ditanam F. Pelaksanaan : G. Referensi : a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. Praktisi Buah Naga c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat II 2 i

Pengolahan Lahan III. PENGOLAHAN LAHAN BNBD III / 2 4 Agustus 206 A. Definisi : Rangkaian kegiatan mempersiapkan lahan agar kondisinya sesuai untuk pertumbuhan tanaman buah naga. B. Tujuan : Agar tersedia lahan untuk pertumbuhan tanaman yang ideal sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman buah naga. C. Sasaran : Tersedianya lahan yang siap untuk ditanami buah naga. D. Alat dan Bahan : a. Parang b.cangkul c. Tugal E. Fungsi : a. Parang digunakan untuk memotong dan membersihkan gulma dan rerumputan. b. Cangkul berfungsi untuk menggemburkan tanah c. Tugal digunakan untuk membuat lubang tanam F. Pelaksanaan : a. Gulma dibersihkan. b. Dibuat pengajiran untuk jarak antar lubang tanam. Jarak antar lubang tanam sekitar 2,5 m x 2,5 m. c. Kemudian dibuat lubang tanam. Lubang tanam dibuat sesuai cara tanamnya. Masing-masing cara memerlukan pengolahan tanah dan pembuatan lubang tanam yang berbeda. III i

Pengolahan Lahan BNBD III 2 / 2 4 Agustus 206 d. Pengolahan tanah : - Menyiapkan lubang sebagai tempat berdirinya tiang panjatan dengan kedalaman lubang sekitar 40-50 cm, dan lebar lubang 60 x 60 cm. - Membuat lagi lubang kedua untuk tiang panjatan berukuran 0 cm x 0 cm dengan kedalaman 0 cm pada bagian tengah dasar lubang pokok. Lubang kedua dibuat menggunakan linggis. - Memasang tiang panjatan pada lubang kedua - Membuat alur atau parit diantara lubang antar baris sedalam 20 cm, agar air dapat mengalir dan tidak tergenang di lahan. - Membuat media tanam dengan mencampurkan tanah galian lubang pupuk kandang sebanyak 5-20 kg perlubang dan dapat ditambahkan kapur dolomit sebanyak 200 300 gram per tiang. - Memasukkan media tanam ke dalam lubang tanam. - Menyiram media tanam dan biarkan terkena sinar matahari hingga kering. Penyiraman hanya dilakukan pada lubang tanam saja. G. Referensi : a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. Praktisi Buah Naga c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat III 2 i

Sistem Pengairan IV. SISTEM PENGAIRAN BNBD IV / 2 4 Agustus 206 A. Definisi : Rangkaian kegiatan membuat sistem pengairan untuk tanaman buah naga. B. Tujuan : Untuk mendapatkan sistem pengairan yang sesuai dengan lahan yang digunakan untuk menanam buah naga. C. Sasaran : Mendapatkan sistem pengairan yang sesuai dengan areal lahan yang digunakan. D. Alat dan Bahan : Cangkul, Tandon/penampung air, ember/alat penyiram, slang Hand Sprayer. E. Fungsi : a. Cangkul digunakan untuk membuka atau menutup saluran air dengan tanah. b. Tandon digunakan untuk menyimpan air. c. Ember/alat penyiram digunakan untuk mengambil air untuk menyiram. d. Slang penyalur air e. Hand Sprayer untuk penyiraman batang atas IV -

Sistem Pengairan BNBD IV 2 / 2 4 Agustus 206 F. Pelaksanaan : a. Sistem pengairan untuk budidaya buah naga dapat menggunakan sistem cor. b. Pengairan sistem siram : - Penyiraman dilakukan dengan mengambil air dari sumber air terdekat/tandon penampung air G. Referensi : a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. Praktisi Buah Naga c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat IV - 2

Persiapan Benih V. PERSIAPAN BENIH BNBD V / 4 4 Agustus 206 A. Definisi : Rangkaian kegiatan menyediakan benih buah naga bermutu dari varietas unggul dalam jumlah yang cukup dan waktu yang tepat. B. Tujuan : a. Menyediakan benih bermutu dari varietas unggul sesuai kebutuhan. b. Menjamin benih bebas dari hama dan penyakit. c. Menjamin benih dapat tumbuh baik dan berproduksi optimal. C. Sasaran : Mendapatkan benih yang sesuai syarat tumbuh agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. D. Alat dan Bahan : a. Pestisida (Fungisida, Insektisida) b. Sprayer c. Polibag d. Dolomit e. Pupuk Organik (Pupuk Kandang) f. Zat Perangsang Tumbuh g. Alkohol 70% h. Batang atau cabang tanaman buah naga yang sehat, keras, tua, sudah berbuah dan berwarna hijau kelabu dengan panjang batang/cabang 80-20 cm. i. Gunting/pisau V -

Persiapan Benih BNBD V 2 / 4 4 Agustus 206 E. Fungsi : a. Pestisida (Fungisida, Insektisida) digunakan untuk mencegah benih terserang OPT. b. Sprayer digunakan untuk penyemprotan. c. Polibag digunakan untuk tempat meletakkan benih. d. Dolomit digunakan untuk menyetabilkan ph tanah. e. Pupuk Organik untuk memenuhi kebutuhan unsur hara benih. f. Zat Perangsang Tumbuh untuk merangsang pertumbuhan benih. g. Alkohol untuk mensterilkan alat h. Batang atau cabang sebagai bahan untuk membuat Stek yang akan digunakan sebagai benih. i. Gunting/pisau digunakan untuk memangkas/memotong batang/cabang yang akan dijadikan benih. F. Pelaksanaan : Perbanyakan vegetatif - Stek diambil dari sulur yang telah berproduksi minimal 2 kali - Pangkas cabang/sulur - Sulur dipotong-potong sepanjang 20-30 cm. - Bagian yang akan ditanam dibentuk runcing, caranya pada sepanjang -2 cm di salah satu sisi batang dipotong miring ke arah batang pokok. - Stek dikering-anginkan agar getah mengering. V - 2

Persiapan Benih BNBD V 3 / 4 4 Agustus 206 Pembuatan bedengan untuk menanam stek: a. Ukuran tinggi 5 cm, lebar m, dan panjang sesuai keadaan lahan. b. Tambahkan pupuk kandang kering sebanyak 3 kg/m 2 dan dolomit 250 g/ m 2 c. Media pada permukaan bedeng diaduk merata sedalam 0 cm dan diratakan. d. Disiram hingga basah merata dan dalam. e. Media dibiarkan selama semalam. f. Stek ditanam dengan jarak 0-5 cm - Stek dapat ditanam dengan atau tanpa menggunakan naungan. - Pilih satu tunas yang berbentuk kekar, kokoh dan besar dengan posisi terletak pada ujung atau mendekati ujung Stek. - Jika muncul tunas lagi, segera pangkas. Demikian seterusnya sampai benih siap ditanam dan sisakan satu tunas yang bagus. - Bekas luka pangkas disemprot larutan fungisida 2 g/l air. - Benih siap tanam setelah tumbuh tunas setinggi 0-20 cm. Benih dapat pula dibesarkan dalam polibag: a. Ukuran polibag diameter minimal 0 cm. b. Media berupa campuran tanah, pupuk kandang dan dolomit. Dengan perbandingan 0:3:. c. Media disiram dan benih ditanam d. Bila terserang hama dan penyakit, benih disemprot insektisida cc/l air, Fungisida 2 g/l air, perekat agristik 2 cc/l air. Diberikan seminggu sekali sampai gejalanya hilang. V - 3

Persiapan Benih BNBD V 4 / 4 4 Agustus 206 G. Referensi : a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. Praktisi Buah Naga c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat V - 4

Penanaman VI. PENANAMAN BNBD VI / 2 4 Agustus 206 A. Definisi : Rangkaian kegiatan menempatkan benih di lahan yang telah dipersiapkan sesuai dengan jarak tanam. B. Tujuan : Untuk memberikan lingkungan yang optimal terhadap pertumbuhan tanaman, sehingga memberikan hasil yang optimal. C. Sasaran : Melakukan penanaman sesuai prosedur. D. Alat dan Bahan : a. Benih b. Tugal c. Tali Rafia/majun E. Fungsi : a. Benih sebagai bahan utuk menghasilkan buah. b. Tugal digunakan untuk membuat lubang tanam. c. Tali Rafia/majun untuk mengikat benih pada tiang panjatan. F. Pelaksanaan : a. Siapkan empat batang Stek untuk setiap tiang panjatan b. Benih ditanam dengan kedalaman 5-0 cm merapat pada tiang panjat. c. Stek diikat dengan tali rafia/majun pada panjatan. VI -

Penanaman BNBD VI 2 / 2 4 Agustus 206 G. Referensi : a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. Praktisi Buah Naga c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat VI - 2

Penyulaman VII. PENYULAMAN BNBD VII / 2 4 Agustus 206 A. Definisi : Rangkaian kegiatan mengganti tanaman yang mati, busuk pada pangkal batang, tidak tumbuh, atau kerusakan fisik lainnya. B. Tujuan : Agar jumlah tanaman yang dapat berproduksi mencapai optimal. C. Sasaran : Tanaman dapat berproduksi secara optimal. D. Alat dan Bahan : a. Stek benih baru. b. Rafia/Majun E. Fungsi : a. Stek benih baru digunakan untuk mengganti Stek yang mati, busuk pada pangkal batang, tidak tumbuh, atau kerusakan fisik lainnya. b. Tali Rafia/Majun digunakan untuk mengikat benih ke tiang panjatan F. Pelaksanaan : a. Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati. b. Stek baru ditanam dengan perlakuan seperti pada proses penanaman. VII -

Penyulaman BNBD VII 2 / 2 4 Agustus 206 G. Referensi : a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. Praktisi Buah Naga c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat VII - 2

Pengaturan Letak dan Pengikatan Cabang atau Batang BNBD VIII / 2 4 Agustus 206 VIII. PENGATURAN LETAK DAN PENGIKATAN CABANG ATAU BATANG A. Definisi : Rangkaian kegiatan mengatur letak cabang atau batang dengan cara pengikatan. B. Tujuan : Supaya batang atau cabang dapat diarahkan pertumbuhannya sehingga pertumbuhan tanaman menjadi normal dan membentuk kanopi yang baik. C. Sasaran : Terwujudnya pertumbuhan tanaman yang diharapkan. D. Alat dan Bahan : a. Tali rafia/majun. E. Fungsi : a. Tali raffia/majun digunakan sebagai bahan untuk mengikat cabang. F. Pelaksanaan : a. Setiap pertambahan ketinggian sekitar 30 cm dilakukan pengikatan cabang. b. Agar cabang atau batang tidak terjepit atau patah sebaiknya ikatan tidak terlalu kencang. c. Pengikatan dihentikan setelah tunas mencapai tiang panjatan atau ban penyangga VIII -

Pengaturan Letak dan Pengikatan Cabang atau Batang BNBD VIII 2 / 2 4 Agustus 206 G. Referensi : a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. Praktisi Buah Naga c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat VIII - 2

Pengairan BNBD IX / 2 4 Agustus 206 IX. PENGAIRAN A. Definisi : Rangkaian kegiatan memberikan air sesuai dengan kebutuhan tanaman/ sesuai fase pertumbuhan. B. Tujuan : Untuk menyediakan air yang cukup dalam rangka memenuhi kebutuhan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. C. Sasaran : Memenuhi kebutuhan air tanaman. D. Alat dan Bahan : a. Tandon. b. Pipa air c. Slang d. Hand Sprayer e. Ember E. Fungsi : a. Tandon berfungsi sebagai alat menampung/wadah air sebelum didistribusikan. b. Pipa air berfungsi sebagai alat penyalur/distribusi air c. Slang untuk menyalurkan air d. Hand Sprayer digunakan untuk menyiram bagian atas tanaman e. Ember digunakan untuk penampungan air sementara IX -

Pengairan BNBD IX 2 / 2 4 Agustus 206 F. Pelaksanaan : a. Penyiraman dilakukan jika tanaman membutuhkan air. b. Bila air berlebih, maka air harus dialirkan melalui saluran drainase. G. Referensi : a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. Praktisi Buah Naga c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat IX - 2

Pemupukan X. PEMUPUKAN BNBD X / 2 4 Agustus 206 A. Definisi : Rangkaian kegiatan memberikan pupuk organik /anorganik untuk memenuhi unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang sehat. B. Tujuan : d. Memasok hara yang diperlukan tanaman untuk mencapai produksi optimal. e. Mempertahankan kesuburan tanah. C. Sasaran: Kebutuhan unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman terpenuhi. D. Alat dan Bahan : a. Cangkul b. Ember c. Skop d. Roda dorong e. Pupuk organik (pupuk kandang) f. Tugal E. Fungsi : a. Cangkul digunakan untuk membumbun setelah tanaman dipupuk. b. Ember sebagai tempat pupuk c. Skop untuk memindahkan dan mengambil pupuk organik d. Roda dorong untuk mengangkut pupuk organik X -

Pemupukan BNBD X 2 / 2 4 Agustus 206 e. Pupuk organik untuk memenuhi kebutuhan unsur hara, mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. f. Tugal untuk membuat lubang tempat meletakkan pupuk. F. Pelaksanaan : a. Pada awal tanam diberikan pupuk dasar dengan pupuk organik sebanyak 0-20 kg per tiang panjatan. b. Pemupukan berikutnya dilakukan : i. Untuk tanaman yang menggunakan tiang panjatan dari beton pemberian pupuk kandang dilakukan setiap 4 bulan sekali sebanyak 0 kg. ii. Untuk tanaman dengan tiang panjatan hidup pemberian pupuk kandang dilakukan setiap 4 bulan sekali sebanyak 0 kg. c. Setelah diberi pupuk, tanaman dibumbun. d. Bila diperlukan, tanaman diberikan pupuk daun. G. Referensi : a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. Praktisi Buah Naga c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat X - 2

Pemangkasan XI. PEMANGKASAN BNBD XI / 2 4 Agustus 206 A. Definisi : Rangkaian kegiatan membuang batang/cabang, untuk membentuk percabangan dan membentuk cabang produktif. B. Tujuan : Memperoleh keseimbangan pertumbuhan. C. Sasaran : Mendapatkan tanaman yang seimbang pertumbuhannya sehingga produktivitasnya tinggi. D. Alat dan Bahan : Gunting pangkas E. Fungsi : a. Gunting pangkas digunakan untuk memotong batang dan cabang. F. Pelaksanaan : Pemangkasan dilakukan terhadap : a. Cabang sekunder (cabang tumbuh dari cabang utama /primer) yang tumbuh dibawah tajuk. b. Cabang yang tidak produktif (siwing). c. Cabang yang telah berumur lebih dari 2 tahun. d. Sulur-sulur yang terhalang mendapatkan sinar matahari. XI -

Pemangkasan BNBD XI 2 / 2 4 Agustus 206 G. Referensi : a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. Praktisi Buah Naga c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat XI - 2

Pengendalian OPT XII. PENGENDALIAN OPT BNBD XII / 7 4 Agustus 206 A. Definisi : Rangkaian kegiatan untuk mengendalikan hama/penyakit dan gulma tanaman dengan satu atau lebih teknik pengendalian agar tanaman tumbuh optimal, produksi tinggi dan mutu buah baik. B. Tujuan : a. Untuk menghindari kerugian ekonomi berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu (kualitas) produk. b. Menjaga kesehatan tanaman dan kelestarian lingkungan hidup. C. Sasaran. Mendapatkan tanaman yang sehat dengan produktivitas tinggi. D. Alat dan Bahan : a. Pestisida nabati, agens hayati. b. Hand Sprayer. c. Ember. d. Pengaduk. e. Takaran (skala cc, ml, dan liter). f. Alkohol 70%. g. Ditergen h. Pisau. i. Alat/sarana pelindung : sarung tangan, masker, topi, sepatu boot, baju lengan panjang. XII -

Pengendalian OPT BNBD XII 2 / 7 4 Agustus 206 E. Fungsi Bahan dan Alat : a. Pestisida nabati untuk mengendalikan OPT (menurunkan populasi dan intensitas serangan OPT); b. Hand Sprayer untuk mengaplikasikan pestisida pada tanaman; c. Ember untuk mencampur pestisida dan air; d. Pengaduk untuk mengaduk pestisida nabati dan air; e. Takaran (gelas ukur) untuk menakar pestisida nabati dan air (skala cc/ml, dan liter); f. Deterjen untuk mencuci alat aplikator, mengendalikan hama dan penyakit tertentu, serta pencampur bahan pestisida nabati; g. Alkohol 70 % untuk mencucihamakan (disinfektan) pisau. h. Pisau untuk memotong bagian tanaman yang terserang OPT; i. Alat pelindung untuk melindungi bagian tubuh dari cemaran pestisida nabati. F. Waktu : a. Pengendalian OPT dilaksanakan setiap waktu, disesuaikan dengan kondisi serangan OPT dan fase/stadia tanaman terutama pada stadia kritis. b. Keputusan tindakan pengendalian dilakukan berdasarkan pengamatan terutama apabila OPT dipandang perlu untuk dikendalikan. XII - 2

Pengendalian OPT BNBD XII 3 / 7 4 Agustus 206 G. Pelaksanaan : a. Lakukan pembersihan lahan dan pengendalian gulma agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. b. Lakukan pengamatan OPT secara berkala (seminggu sekali) terhadap OPT utama. c. Kenali dan identifikasi gejala serangan, jenis OPT, dan musuh alaminya. Untuk mengenali hama atau penyebab penyakit (bila tersedia) gunakan alat bantu berupa contoh hama atau gejala (symptom) dari penyakit. Apabila ragu konsultasi dengan petugas Pengamat Hama dan Penyakit (PHP)/POPT/Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit/Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH). d. Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan dikendalikan. e. Daftar OPT utama antara lain adalah: Penyakit a. Busuk pangkal batang Penyakit busuk pangkal batang disebabkan oleh kelembaban tanah yang berlebihan sehingga muncul jamur penyebab penyakit ini, yaitu Sclerotium rolfsii Sacc. Gejalanya : Pada awal penanaman tanaman mengalami pembusukan pada pangkal batang, berwarna kecokelatan, dan terdapat bulu putih. Sering terjadi pada benih Stek yang tidak bertangkai atau bentuk potongan maupun Stek yang belum berakar. XII - 3

Pengendalian OPT BNBD XII 4 / 7 4 Agustus 206 Pengendalian yang dianjurkan adalah :. Dilakukan penyemprotan Fungisida 2 g/liter 4 hari sekali selama satu bulan atau hanya dua kali penyemprotan. Bila ada gejala kekuningan pada bagian pangkal batang maka bagian yang disemprot adalah seluruh cabang atau batang, diutamakan pada bagian pangkal batang. 2. Fungisida dapat diberikan dengan cara kocoran pada pangkal batang sebanyak 00-50 cc. b. Busuk bakteri Penyakit busuk bakteri disebabkan oleh jamur Pseudomonas sp. Gejalanya : tanaman tampak layu, kusam, dan terdapat lendir putih kekuningan di batang yang berwarna cokelat atau batang pokok. Pengendalian yang dianjurkan adalah dengan cara tanaman yang sakit dicabut, lalu lubang bekas tanaman tersebut diberi fungisida dengan dosis 0,5- g dalam bentuk serbuk. Seminggu kemudian, lubang tersebut ditanami benih baru. c. Fusarium Penyakit fusarium disebabkan oleh Fusarium oxysporium Schl. Gejalanya : cabang tanaman berkerut, layu, dan berwarna busuk coklat. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara segera disemprot dengan Fungisida berkonsentrasi 2 g/liter air tujuh hari sekali hingga tiga kali peyemprotan. Penyemprotan dilakukan pada bagian cabang atau batang. XII - 4

Pengendalian OPT BNBD XII 5 / 7 4 Agustus 206 Hama a. Tungau (Tetranychus sp.) Gejala : tungau menyerang kulit cabang sehingga jaringan klorofil pada permukaan kulit cabang berubah warna menjadi cokelat. Pengendalian : dilakukan dengan menyemprotkan Insektisida berkonsentrasi -2 g/liter air. Penyemprotan Insektisida dilakukan tujuh hari sekali sebanyak 2-3 kali penyemprotan. Penyemprotan dilakukan pada bagian cabang atau batang. b. Kutu Putih Gejala : kutu putih atau mealy bug menyerang tanaman sehingga permukaan kulit cabang berselaput kehitaman atau tampak kotor. Pengendalian : dengan menyemprotkan Insektisida sistemik berkonsentrasi -2 cc/liter air. Penyemprotan Insektisida dilakukan tujuh hari sekali dengan memperhatikan jumlah tanaman yang terserang, umumnya hanya dua kali pengulangan. Penyemprotan dilakukan terutama di sela-sela tanaman yang ternaungi cabang lainnya. XII - 5

Pengendalian OPT BNBD XII 6 / 7 4 Agustus 206 c. Kutu batok (Aspidiotus sp.) Gejala : Kutu batok menyebabkan cabang tanaman buah naga berubah warna dari hijau menjadi kuning akibat cairan tanaman diisap. Pengendalian : menggunakan insektisida sistemik tujuh hari sekali. Dengan melihat keadaan tanaman yang terserang, penyemprotan Insektisida sistemik umumnya dilakukan dua kali pada seluruh permukaan cabang secara merata. d. Kutu sisik (Pseudococcus sp.) Gejala : kutu sisik sering dijumpai pada percabangan tanaman. Di tempat ini pula sering terdapat semut dan permukaan cabang menjadi kusam. Pengendalian : tanaman yang terserang disemprot dengan Insektisida sistemik -2 cc/liter air tujuh hari sekali. Penyemprotan dilakukan dua kali secara merata pada bagian dalam dan di sela-sela sulur tanaman. e. Bekicot Gejala : tunas tanaman menjadi rusak karena digerogoti. Bahkan, terkadang tunas membusuk. Pengendalian : dengan cara sanitasi kebun. Kebersihan kebun harus diperhatikan, terutama keberadaan gulma harus disingkirkan, karena gulma menjadi sarang hama untuk berkembang biak. XII - 6

Pengendalian OPT BNBD XII 7 / 7 4 Agustus 206 f. Semut Gejala : semut bermunculan pada saat tanaman buah naga mulai muncul kuntum bunga mengakibatkan kulit buah menjadi berbintik-bintik. Bintik kasar berwarna cokelat. Jika serangan parah maka pentil buah akan menjadi kerdil dan mudah rontok. Pengendalian : dilakukan dengan penyemprotan Insektisida 2 cc per liter air. g. Tikus Biasanya menyerang buah yang telah berwarna merah dan terletak di bagian atas. Serangan hama ini menimbulkan kerusakan yang parah, sehingga tidak dapat diabaikan. h. Uret Gejala : pertumbuhan stagnan. Pengendalian : dilakukan dengan manual H. Referensi : a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. Praktisi Buah Naga c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat XII - 7

XIII. PANEN Panen BNBD XIII / 2 4 Agustus 206 A. Definisi : Rangkaian kegiatan memetik buah sesuai dengan kriteria masak optimal. B. Tujuan : Untuk mendapatkan buah dengan tingkat kematangan sesuai permintaan pasar dengan mutu buah yang baik sesuai standar pasar yang dituju. C. Sasaran : Panen dapat dilakukan tepat waktu dan tepat cara. D. Alat dan Bahan : a. Gunting pangkas ranting b. Keranjang panen E. Fungsi : a. Gunting pangkas ranting digunakan untuk memotong buah. b.keranjang panen digunakan untuk meletakkan buah hasil yang belum disortir. F. Pelaksanaan : a. Pemilihan Buah Siap Panen. - Kulit buah sudah berubah warna menjadi merah tua atau merah mengkilap. - Sulur pada tangkai buah telah retak. - Umur buah 40 65 hari sejak duri pecah. XIII -

Panen BNBD XIII 2 / 2 4 Agustus 206 b. Cara Panen. - Dilakukan dengan cara memotong buah pada tangkainya tanpa merusak sulur yang merupakan tempat buah tumbuh. - Buah yang akan dipetik dipegang, lalu digunting miring berbentuk huruf V pada bagian atas dan bawah tangkai buah G. Referensi : a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. Praktisi Buah Naga c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat XIII - 2

Penyortiran Buah XIV. PENYORTIRAN BUAH BNBD XIV / 2 4 Agustus 206 A. Definisi : Kegiatan menyeleksi dan memisahkan buah berdasarkan ukuran dan kondisi buah. B. Tujuan : Memisahkan buah berdasarkan ukuran dan kondisi buah. C. Sasaran : Terpisahnya antara buah yang rusak dengan yang utuh dan dikelompokkannya buah yang utuh berdasarkan bobot. D. Alat dan Bahan a. Timbangan b. Keranjang buah c. Koran/Kertas E. Fungsi a. Timbangan sebagai alat menimbang buah b. Keranjang buah digunakan untuk tempat buah sesuai dengan ukuran lingkar/bobot buah c. Kertas koran/kertas untuk membungkus/sebagai alas buah XIV -

Penyortiran Buah F. Pelaksanaan : BNBD XIV 2 / 2 4 Agustus 206 - Buah dipisahkan antara yang rusak, busuk atau cacat dan yang utuh. - Buah yang utuh dipisahkan berdasarkan bobot buah dengan standar sebagai berikut : Kelas Super dengan bobot di atas 700 g kelas A dengan bobot buah antara > 500-700 g kelas B dengan bobot buah antara 300-500 g - Buah yang sudah disortir dimasukkan dalam kardus yang sudah disiapkan. G. Referensi : a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. Praktisi Buah Naga c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat XIV - 2

Pengemasan Buah XV. PENGEMASAN BUAH BNBD XV / 2 4 Agustus 206 A. Definisi : Kegiatan pengemasan/penyusunan buah dalam suatu wadah. B. Tujuan : Melindungi buah dari kerusakan fisik selama proses penyimpanan dan pengangkutan. C. Sasaran Mempertahankan penampakan buah agar kulit buah tetap utuh dan segar D. Alat. Kotak karton/kardus bersekat atau dibungkus kertas 2. Keranjang panen E. Fungsi. Kotak karton/kardus bersekat/kertas berguna untuk menempatkan buah yang telah siap untuk di pasarkan 2. Keranjang panen untuk alat pengiriman F. Pelaksanaan : a. Buah yang mememiliki kelas yang sama dikemas dengan karton yang berventilasi. b. Karton yang sudah berisi buah dapat disimpan atau dikirim. c. Keranjang panen yang sudah berisi buah langsung dikirim XV -

Pengemasan Buah BNBD XV 2 / 2 4 Agustus 206 G. Referensi : a. Pengalaman Petani Buah Naga Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. PT Camelindo Nagreg Hill Dragon Fruit Farm, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung b. Praktisi Buah Naga c. Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB d. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung e. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat XV - 2

CONTOH FORM CATATAN KEGIATAN Salah satu prinsip dari diterapkannya GAP dan SOP adalah kemampuan untuk dilakukan pelacakan dan konfirmasi kegiatan atau telusur balik. Berdasarkan hal tersebut, maka diupayakan seluruh kegiatan penting dicatat dan untuk memudahkan pencatatan sebaiknya dilakukan berdasarkan blok. Bentuk form/tabel isian catatan kegiatan dapat diubah dan disesuaikan dengan kondisi serta informasi yang dibutuhkan. Jumlah tabel isian dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan di lapang. 4

I. Pemilihan Lokasi Nama Pemilik :... Alamat Kebun :... Catatan Kegiatan Pemilihan Lokasi Luas Kondisi Blok (ha) Lahan*) Riwayat Penggunaan **) Nama Petugas Keterangan : *) Catat informasi mengenai tinggi tempat, kesuburan tanah, ph tanah, kelembaban, suhu udara, curah hujan, komposisi bulan basah-kering, intensitas penyinaran, tektur tanah, dll. **) Catat informasi mengenai jenis tanaman yang pernah ditanam, kapan terakhir lahan dimanfaatkan, dll. Rencana penanaman tidak bertentangan dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan Rencana Detail Tata Ruang Daerah (RDTRD).

II. Penyiapan Pancang/Panjatan Nama Pemilik :... Alamat Kebun :... Catatan Kegiatan Penyiapan Panjatan Luas Jumlah Blok (ha) Panjatan Cara Nama Petugas

III. Pengolahan Lahan Nama Pemilik :... Alamat Kebun :... Catatan Kegiatan Pengolahan Lahan Luas Kendala Blok (ha) di Lahan Cara Kondisi Kebun setelah diolah Nama Petugas

IV. Sistem Pengairan Nama Pemilik :... Alamat Kebun :... Catatan Kegiatan Penyiapan Panjatan Luas Sistem yang Blok (ha) dipakai Cara Nama Petugas

V. Persiapan Benih/Bibit Nama Pemilik :... Alamat Kebun :... - Catatan Kegiatan Persiapan Bibit, Perbanyakan Vegetatif Asal Jumlah Nama Cara Bibit*) Bibit Petugas Keterangan : *) Catat asal bibit. Pilih batang atau cabang tanaman buah naga yang sehat, keras, tua, sudah berbuah dan berwarna hijau kelabu dengan panjang batang/cabang 80-20 cm - Catatan Kegiatan Persiapan Bibit, Perbanyakan Generatif Sumber Jumlah Nama Cara Benih*) Benih Petugas Keterangan : *) Benih yang digunakan harus berasal dari buah yang sehat, tua dan matang di pohon. Apabila diperlukan, sebelum ditanam, lakukan perlakuan terhadap benih (seed treatment).

VI. Penanaman Nama Pemilik :... Alamat Kebun :... Catatan Kegiatan Penanaman Blok Luas (Ha) Kendala di lahan*) Cara **) Kondisi benih setelah ditanam ***) Nama Petugas Keterangan : *) Kendala dilahan dijelaskan jenis-jenis gangguan yang ditemui, cara mengatasi gangguan dan hasil akhir dari penerapan cara penanggulangan. **) Tanam benih sesuai dengan anjuran dan jarak tanamnya. Kesehatan benih perlu dijaga dari serangan OPT, dengan cara merendam benih dalam larutan yang telah dicampur dengan agensia hayati sebelum penanaman. ***) Hindari bibit dari cekaman seperti banjir, kekeringan, tergenang atau cekaman abiotik lainnya.

VII. Penyulaman Nama Pemilik :... Alamat Kebun :... Catatan Kegiatan Penyulaman Luas Blok (Ha) Umur Tanaman Cara *) Nama Petugas Keterangan : *) Lakukan penyulaman dengan benar.

VIII. Pengaturan Letak dan Pengikatan Cabang atau Batang Nama Pemilik :... Alamat Kebun :... Catatan Kegiatan Pengaturan Letak dan Pengikatan Cabang atau Batang Luas Kondisi Tanaman Nama Blok Cara (ha) setelah diikat Petugas

IX. Pengairan Nama Pemilik :... Alamat Kebun :... Catatan Kegiatan Pengairan Blok Umur Tanaman Luas (Ha) Cara Pengairan Jumlah Air yang diberikan Nama Petugas

X. Pemupukan Nama Pemilik :... Alamat Kebun :... Catatan Kegiatan Pemupukan Blok Umur Tanaman *) Luas (Ha) Jenis Pupuk **) Cara ***) Nama Petugas Keterangan : *) Fase pertumbuhan mencakup umur dari tumbuhan. **) Gunakan pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk anorganik seperti Urea, KCl dan SP 36. ***) Catat semua pemakaian pupuk dan cara aplikasinya. Berikan pupuk secara bertahap, sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan umur tanaman.

XI. Pemangkasan Nama Pemilik :... Alamat Kebun :... Catatan Kegiatan Pemupukan Luas Blok (Ha) Jumlah Tunas Letak Tunas Cara Nama Petugas

XII. Pengendalian OPT Nama Pemilik :... Alamat Kebun :... Tgl Catatan Kegiatan Pengendalian OPT Blok Umur tanaman Luas (Ha) Jenis OPT Nama Bahan Pengendali OPT*) Do Sis **) Cara Aplika si Cuaca Nama Petugas Keterangan : *) Gunakan pestisida yang terdaftar. **) Berikan pestisida sesuai dengan dosis anjuran.

XIII. Panen Nama Pemilik :... Alamat Kebun :... Catatan Kegiatan Panen Luas Blok (Ha) Cara Panen*) Jumlah Hasil Panen (kg/buah) Nama Petugas Keterangan : *) Gunakan pisau yang bersih dan tajam. Setelah dipanen, buah diletakkan pada wadah yang bersih dan aman, untuk menghindari terjadinya kontaminasi.

XIV. Penyortiran Buah Nama Pemilik :... Alamat Kebun :... Catatan Kegiatan Pengkelasan Buah Jumlah dalam Kelas Jumlah buah Tgl Lokasi Mutu*) (kg/buah) A B C D % Rusak Nama Petugas Keterangan Keterangan *) Kelas Super : bobot buah > 700 g *) Kelas A : bobot buah antara > 500 700 g *) Kelas B : bobot buah antara 300 500 g

XV. Pengemasan Buah Nama Pemilik :... Alamat Kebun :... Catatan Kegiatan Pengemasan Buah Jumlah Buah yang dikemas Cara Pengemasan *) Lokasi Pengemasan **) Nama Petugas Keterangan : *) Lakukan pengemasan dengan baik, agar buah tidak rusak. Gunakan wadah pengemas yang bersih serta memiliki ventilasi untuk pertukaran udara. **) Lokasi pengemasan hendaknya terlindung, bersih dari hama dan pengganggu lainnya serta terpisah dari tempat penyimpanan pupuk dan pestisida.