18 Prosiding Seminar Nasional Masif II Tahun 216 Studi Komparasi Estimasi Dosis Janin dengan Perhitungan Manual dan Simulasi pada Pemeriksaan Radiografi Pelvis Satriya Ary Hapsara 1, Giner Maslebu 2, Jodelin Muninggar 3 1,2,3Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 1642115@student.uksw.edu, 2 ginmaslebu@gmail.com, 3 jodelin.muninggar@staff.uksw.edu Abstrak - Janin memiliki radiosensitivitas terhadap radiasi pengion, sehingga perhitungan dosis yang diserap oleh pasien perlu dilakukan agar janin memperoleh dosis dibawah 1 mgy seperti yang direkomendasikan oleh International Comission on Radiological Protection (ICRP). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil estimasi dosis janin pada pemeriksaan radiografi pelvis dengan metode perhitungan manual dan simulasi berbantukan program FetDose V4 pada faktor eksposi sebesar kv, kv, kv, kv, kv, kv dan kv, beban tabung 1 mas pada Focus to Film Distance (FFD) yaitu 1 cm, 11 cm, 12 cm, 13 cm, 14 cm dan 15 cm. Sampel penelitian adalah solid water phantom dengan tebal 18 cm yang mewakili ketebalan Pelvis dan X-Ray Multimeter sebagai alat ukur Entrance Surface Dose (ESD). Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang bermakna (p <,5) pada pemeriksaan radiografi dengan FFD berturut - turut 1 cm, 11 cm, 12 cm, dan 13 cm dan tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p >,5) pada pemeriksaan radiografi dengan FFD 14 cm dan 15 cm. Hasil uji korelasi Pearson antara dan ESD menghasilkan hubungan yang kuat dengan nilai r berada pada rentang, 1,. perhitungan manual dan simulasi pada setiap FFD berada dibawah nilai 1 mgy. Dengan demikian, FFD yang digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai refrensi pemeriksaan radiodiagnostik. Kata kunci : Focus to Film Distance (FFD), Normalized to Uterine Dose (NUD), Entrance Surface Dose (ESD), FetDose V4 I. PENDAHULUAN Sinar-X telah menjadi sumber radiasi pengion yang dibuat oleh manusia untuk kepentingan diagnostik dan terapi [1][2][3]. Sebagai sarana penunjang, sinar-x sangat membantu dalam pemeriksaan diagnostik [4], salah satunya pemeriksaan radio diagnostik yang memberikan manfaat berupa informasi diagnosis yang dibutuhkan oleh pasien [3][5][6][7]. Meskipun memberikan manfaat, paparan radiasi pengion yang dihasilkan oleh sinar-x memiliki dampak buruk terhadap pasien yang sedang berada dalam masa kehamilan, mengingat radiosensitivitas janin dan efek biologis yang buruk terhadap perkembangan janin [8][9][1][11], seperti malformasi organ pada usia kehamilan 3 8 minggu [8][12][13][2], retardasi mental pada usia kehamilan 9 25 minggu hingga sterilitas ataupun kanker pada usia kehamilan 26 minggu sampai kelahiran [2]. Osei et al., telah mencoba menghitung estimasi dosis janin pada rentang waktu selama 5 tahun pada 5 wanita hamil dengan pemeriksaan radiografi abdomen dan pelvis dan diperoleh dosis janin antara <,1μGy 117 mgy [21]. Dosis merupakan parameter tunggal untuk memperoleh risiko relatif dari paparan radiasi ionisasi [14], sehingga dosimetri merupakan dasar yang digunakan untuk memberikan penaksiran risiko yang diakibatkan oleh paparan radiasi ionisasi dan untuk keperluan kalibrasi instrumentasi medis [7]. Oleh karena itu, perhitungan dosis yang diserap oleh pasien selama proses kehamilan sangat perlu dilakukan untuk menjaga agar janin memperoleh dosis yang cukup minim[12][13]. Berdasarkan The International Comission on Radiological Protection (ICRP) nilai batas dosis (threshold dose) janin yang diizinkan ialah kurang dari,1 Gy atau 1 mgy. Beberapa penelitian dengan beragam metode dalam menentukan estimasi dosis janin untuk beberapa pemeriksaan telah dilakukan. Pada pemeriksaan yang memanfaatkan Computed Tomography (CT) penelitian estimasi dosis janin telah dilakukan oleh Damilakis, John et al., (2) pada pemeriksaan thoraks, abdomen dan pelvis dengan phantom antromorpik wanita hamil sebagai sampel dan Thermoluminescene Dosimetry (TLD) sebagai alat ukur dosis. Penelitian serupa juga telah dilakukan Jaffe, Tracy A et al., (28) yang mengambil sampel phantom antromorpik wanita dan dosimeter Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor (MOSFET) sebagai alat ukur estimasi dosis yang diserap oleh janin FPMIPATI, Universitas PGRI Semarang ISBN 978-62-74268-1-8
Prosiding Seminar Nasional Masif II Tahun 216 1 pada pemeriksaan dada, abdomen dan pelvis. Penelitian Huda, Walter et al., (29) yang menggunakan ImPACT CT Patient Dosimetry Calculator untuk menentukan estimasi dosis yang diserap oleh embrio. Estimasi dosis janin pada pemeriksaan X-Ray konvensional telah dilakukan oleh Chaparian, Ali et al., (213) dengan alat ukur dosis solidstate dosimeter dan pemograman berbasis Monte Carlo yaitu PCXMC. Penelitian Abdalla, Ibrahim et al., (213) dengan TLD sebagai alat ukur dosis dan 2 ekor kelinci (1 ekor mewakili pasien dan 1 ekor mewakili pekerja radiasi). Penelitian Osei, Ernest K., et al (212) yang menggunakan 367 pasien ibu hamil dan TLD sebagai alat ukur dosis, dimana program FetDose V4 sebagai program yang membantu menentukan estimasi dosis janin. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perolehan estimasi dosis janin pada pemeriksaan pelvis dengan metode perhitungan manual dan simulasi berbantukan FetDose V4 dengan menggunakan solid water phantom dan Multimeter X-Ray sebagai alat ukur Entrance Surface Dose (ESD). II. METODE PENELITIAN a. Bahan Gambar 2. Solid water phantom yang digunakan sebagai sampel pengukuran estimasi dosis janin b. Metode Secara manual estimasi dosis yang diserap oleh janin pada beberapa pemeriksaan radiografi (D f ) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (1) [5]. D f Dd, ESD, i ESDrad, SF (1) dengan ESD rad FSD FSD QA EX EX QA 2 i output mas i (2) dimana NUD merupakan Normalized to Uterine Dose yang diperoleh dari program FetDose V4, n merupakan banyaknya pemeriksaan radiografi, NUD d,esd,i adalah dosis uterus pada rata rata kedalaman janin d, FSD adalah Focus to Skin Distance dan SF i adalah faktor ukuran janin (faktor konversi dosis uterus ke janin). Gambar 1. Multimeter X-Ray yang digunakan sebagai alat ukur Entrance Surface Dose (ESD) Multimeter X-Ray digunakan sebagai alat ukur Entrance Surface Dose (ESD) dan solid water phantom sebagai sampel pengukuran estimasi dosis janin. Gambar 3. Multimeter X-Ray diletakkan pada titik sentral phantom solid water. Untuk mengukur ESD, Multimeter X-Ray diletakkan pada titik sentral phantom solid water seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3. Program FetDose V4 digunakan sebagai software yang membantu menentukan besarnya estimasi dosis janin dengan memasukkan hasil ISBN 978-62-74268-1-8 FPMIPATI, Universitas PGRI Semarang
182 Prosiding Seminar Nasional Masif II Tahun 216 Tabel 1. Estimasi Dosis Janin pada FFD = 1 cm ESD 1 D f1 ESD 2 D f2, 571, 621, 691, 764, 842, 943 1,, 62, 74, 92, 111, 135, 167, 211, 62, 74, 92, 111, 135, 167, 211, 72, 86, 16, 129, 156, 194, 244 pengukuran ESD. FetDose V4 merupakan program yang dikembangkan untuk penentuan estimasi dosis radiasi pada janin [5]. Menurut rekomendasi the European Comission (19) bahwa besarnya tegangan (kv) yang dapat digunakan adalah 8 kv 1 kv dan FFD sebesar 1 cm 15 cm [24]. Dalam penelitian ini, pegukuran ESD dilakukan dengan besar tegangan QA sebesar 125 dan, EX [15] berturut turut adalah,,,,, dan dengan beban tabung sebesar 1 mas, nilai Focus to Film Distance (FFD) yang digunakan adalah 1 cm, 11 cm, 12 cm, 13 cm, 14 cm dan 15 cm. Ketebalan solid water phantom yang digunakan adalah 18 cm yang mewakili ketebalan Pelvis/AP thickness [22], sehingga, besarnya Focus to Skin Distance (FSD), baik FSD EX dan FSD QA yang digunakan merupakan selisih dari FFD dengan AP thickness yaitu berturut-turut 82 cm, 92 cm, 12 cm, 112 cm, dan 132 cm. Besarnya output (mgy/mas) diperoleh dari hasil uji linearitas dengan menggunakan Multimeter X-Ray pada masing masing FFD. Penentuan estimasi dosis janin secara manual dihitung dengan menggunakan persamaan (1) dimana nilai ESD diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan persamaan (2). Penentuan dosis janin secara simulasi diperoleh dengan menggunakan program FetDose V4 dengan memasukkan nilai ESD hasil pengukuran X-Ray Multimeter yang diletakkan pada titik pusat solid water phantom. Baik perhitungan manual maupun simulasi, besar NUD diperoleh dari program FetDose V4. Uji t dengan program SPSS digunakan untuk membandingkan hasil estimasi dosis janin yang diperoleh dari perhitungan manual dan simulasi, dengan hipotesis nol (H ) adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil estimasi dosis janin dengan perhitungan simulasi dan manual, dan hipotesis alternatif (H a ) adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil estimasi dosis janin dengan perhitungan simulasi dan manual. Apabila pada uji t diperoleh p >,5 maka H diterima dan H a ditolak dan jika p <,5 maka H ditolak dan H a diterima [23]. III. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Estimasi Dosis Janin pada FFD = 1 cm Gambar 4 adalah grafik yang menunjukkan bahwa ESD yang diperoleh dari perhitungan manual dan simulasi mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan besar tegangan tabung (). merupakan hasil perhitungan manual dengan menggunakan persamaan (2) dan merupakan hasil pengukuran Multimeter X-Ray. Besar output (mgy/mas) berdasarkan hasil uji linearitas dengan menggunakan Multimeter X-Ray pada FFD sebesar 1 cm adalah,182 mgy/mas. Hasil uji korelasi Pearson antara dan ESD 1 dengan menggunakan program SPSS menghasilkan r =,999 dan uji korelasi Pearson antara dan ESD 2 menghasilkan nilai r yang sama yaitu sebesar,999. Karena nilai r yang dihasilkan berada pada rentang, 1, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat [23] antara dan ESD 1 juga terhadap ESD 2. 1 cm Tabel 1 merupakan data hasil estimasi dosis janin dengan metode perhitungan manual dan simulasi. D f1 merupakan estimasi dosis janin hasil dari perhitungan manual dan D f2 merupakan estimasi dosis janin hasil dari perhitungan simulasi janin dengan program FetDose V4. Hasil uji t menghasilkan nilai FPMIPATI, Universitas PGRI Semarang ISBN 978-62-74268-1-8
ESD ESD Prosiding Seminar Nasional Masif II Tahun 216 183 significancy,1 dimana p <,5 sehingga H ditolak dan H a diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil perhitungan manual dan simulasi pada FFD sebesar 1 cm. 1,5 1,5 6 8 1 Gambar 4. Grafik ESD hasil perhitungan manual (ESD 1 ) dan pengukuran (ESD 2 ) pada FFD =1 cm perhitungan manual sebesar,122 mgy dan rerata hasil estimasi dosis janin dengan perhitungan simulasi sebesar,141 mgy. Rerata estimasi dosis janin dengan kedua metode berada dibawah nilai batas dosis janin sehingga FFD dengan besar 1 cm dapat dijadikan acuan sebagai refrensi prosedur diagnostic. b. Estimasi Dosis Janin pada FFD = 11 cm Gambar 5 adalah grafik yang memperlihatkan bahwa ESD yang diperoleh dari perhitungan manual dan simulasi mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan besar tegangan tabung (). merupakan hasil perhitungan manual dengan menggunakan persamaan (2) dan me- Tabel 2. Estimasi Dosis Janin pada FFD = 11 cm ESD 1 D f1 ESD 2, 4, 51, 563, 512, 61, 612, 569, 76, 676, 629, 92, 75, 694, 111, 828, 8, 138, 931, 8, 174 1, 49 rupakan hasil pengukuran Multimeter X-Ray. 1,2 1,8,6,4,2 6 8 1 Gambar 5. Grafik ESD hasil perhitungan manual (ESD 1 ) dan pengukuran (ESD 2 ) pada FFD = 11 cm. Besar output (mgy/mas) berdasarkan hasil uji linearitas dengan menggunakan Multimeter X- Ray pada FFD sebesar 11 cm adalah,15 mgy/mas. Hasil uji korelasi Pearson antara dan ESD 1 dengan menggunakan program SPSS menghasilkan r =,999 dan uji korelasi Pearson antara dan ESD 2 menghasilkan nilai r yang sama yaitu sebesar,999. Karena nilai r yang dihasilkan berada pada rentang, 1, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat [23] antara dan ESD 1 juga terhadap ESD 2. Tabel 2 merupakan data hasil estimasi dosis janin dengan metode perhitungan manual dan simulasi. D f1 merupakan estimasi dosis janin hasil dari perhitungan manual dan D f2 merupakan estimasi dosis janin hasil dari perhitungan simulasi janin dengan program FetDose V4. Hasil uji t menghasilkan nilai significancy,1 dimana p <,5 sehingga H ditolak dan H a diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil perhitungan manual dan simulasi pada FFD sebesar 1 cm. D f2, 57, 67, 82, 11, 122, 152, 191 ISBN 978-62-74268-1-8 FPMIPATI, Universitas PGRI Semarang
184 Prosiding Seminar Nasional Masif II Tahun 216 Tabel 3 Estimasi Dosis Janin pada FFD = 12 cm ESD 1 D f1 ESD 2 D f2, 552, 6, 668, 9, 4, 912 1, 38, 6, 72, 89, 18, 131, 162, 25, 419, 457, 53, 559, 618, 693, 782, 46, 55, 67, 82, 99, 123, 154 perhitungan manual sebesar,122 mgy dan rerata hasil estimasi dosis janin dengan perhitungan simulasi sebesar,141 mgy. Rerata estimasi dosis janin dengan kedua metode berada dibawah nilai batas dosis janin sehingga FFD dengan besar 1 cm dapat dijadikan acuan sebagai refrensi prosedur diagnostik. c. Estimasi Dosis Janin pada FFD = 12 cm Gambar 3 adalah grafik yang memperlihatkan bahwa ESD yang diperoleh dari perhitungan manual dan simulasi mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan besar tegangan tabung (). ESD 1 merupakan hasil perhitungan manual dengan persamaan (2) dan ESD 2 merupakan hasil pengukuran Multimeter X-Ray. Besar output (mgy/mas) berdasarkan hasil uji linearitas dengan menggunakan Multimeter X-Ray pada FFD sebesar 12 cm adalah,176 mgy/mas. Hasil uji korelasi Pearson antara dan ESD 1 dengan menggunakan Program SPSS menghasilkan r =,999 dan uji korelasi Pearson antara dan ESD 2 menghasilkan r yang sama yaitu sebesar,9999. Karena nilai r yang dihasilkan berada pada rentang, 1, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat [23] antara dan ESD 1 juga terhadap ESD 2. Tabel 3 merupakan data hasil estimasi dosis janin dengan metode perhitungan manual dan simulasi. D f1 merupakan estimasi dosis janin hasil dari perhitungan manual dan D f2 merupakan estimasi dosis janin hasil dari perhitungan simulasi dengan program FetDose Tabel 4 Estimasi Dosis Janin pada FFD = 13 ESD 1 D f1 ESD 2, 339, 368, 45, 453, 499, 559, 637, 37, 44, 54, 66, 8, 99, 126, 349, 382, 419, 466, 516, 579, 653 D f2, 38, 46, 56, 68, 84, 13, 134 FPMIPATI, Universitas PGRI Semarang ISBN 978-62-74268-1-8
ESD ESD Prosiding Seminar Nasional Masif II Tahun 216 1 1,4 1,2 1,8,6,4,2 6 8 1 Gambar 6. Grafik ESD hasil perhitungan manual (ESD 1 ) dan pengukuran (ESD 2 ) pada FFD = 12 cm. Hasil uji t menghasilkan nilai significancy,1 dimana p <,5 sehingga H ditolak dan H a diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil perhitungan manual dan simulasi pada FFD sebesar 1 cm. perhitungan manual sebesar,112 mgy dan rerata hasil estimasi dosis janin dengan perhitungan simulasi sebesar,89 mgy. Rerata estimasi dosis janin dengan kedua metode berada dibawah nilai batas dosis janin sehingga FFD dengan besar 12 cm dapat dijadikan acuan sebagai refrensi prosedur diagnostik. d. Estimasi Dosis Janin pada FFD = 13 cm Gambar 7 adalah grafik yang memperlihatkan bahwa ESD yang diperoleh dari perhitungan manual dan simulasi mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan besar tegangan tabung ().,8 ESD 1 merupakan hasil perhitungan manual dengan menggunakan persamaan (2) dan ESD 2 merupakan hasil pengukuran Multimeter X-Ray. Besar output (mgy/mas) berdasarkan hasil uji linearitas dengan menggunakan Multimeter X- Ray pada FFD sebesar 13 cm adalah,18 mgy/mas. Hasil uji korelasi Pearson antara dan ESD 1 dengan menggunakan program SPSS menghasilkan r =,9 dan uji korelasi Pearson antara dan ESD 2 menghasilkan nilai r yang sama yaitu sebesar,999. Karena nilai r yang dihasilkan berada pada rentang, 1, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat [23] antara dan ESD 1 juga terhadap ESD 2. Tabel 4 merupakan data hasil estimasi dosis janin dengan metode perhitungan manual dan simulasi. D f1 merupakan estimasi dosis janin hasil dari perhitungan manual dan D f2 merupakan estimasi dosis janin hasil dari perhitungan simulasi dengan program FetDose V4. Hasil uji t menghasilkan nilai significancy,1 dimana p <,5 sehingga H ditolak dan H a diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil perhitungan manual dan simulasi pada FFD sebesar 1 cm. Rerata hasil estimasi dosis janin dengan perhitungan manual sebesar,72 mgy dan rerata hasil estimasi dosis janin dengan perhitungan simulasi sebesar,76 mgy. Rerata estimasi dosis janin dengan kedua metode berada dibawah nilai batas dosis janin sehingga FFD dengan besar 13 cm dapat dijadikan acuan sebagai refrensi prosedur diagnostik. e. Estimasi Dosis Janin pada FFD = 14 cm Gambar 8 adalah grafik yang memperli-hatkan bahwa ESD yang diperoleh dari perhitungan manual dan simulasi mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan besar tegangan tabung ().,6,4,2 6 8 1 Gambar 7. Grafik ESD hasil perhitungan manual (ESD 1 ) dan pengukuran (ESD 2 ) pada FFD = 13 cm. Gambar 8. Grafik ESD hasil perhitungan manual (ESD 1 ) dan pengukuran (ESD 2 ) pada FFD = 14 cm. ISBN 978-62-74268-1-8 FPMIPATI, Universitas PGRI Semarang
ESD 186 Prosiding Seminar Nasional Masif II Tahun 216 Tabel 5 Estimasi Dosis Janin pada FFD = 14 cm ESD 1 D f1 ESD 2 D f2, 289, 314, 349, 386, 425, 4, 543, 32, 37, 47, 57, 69,, 17, 2, 317, 35, 388, 429, 4,544, 46, 38, 47, 57, 69,, 17 ESD 1 merupakan hasil perhitungan manual dengan menggunakan persamaan (2) dan ESD 2 merupakan hasil pengukuran Multimeter X-Ray. Besar output (mgy/mas) berdasarkan hasil uji linearitas dengan menggunakan Multimeter X- Ray pada FFD sebesar 14 cm adalah,92 mgy/mas. Hasil uji korelasi Pearson antara dan ESD 1 dengan menggunakan program SPSS menghasilkan r =,9 dan uji korelasi Pearson antara dan ESD 2 menghasilkan nilai r yang sama yaitu sebesar,999. Karena nilai r yang dihasilkan berada pada rentang, 1, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat [23] antara dan ESD 1 juga terhadap ESD 2. Tabel 5 merupakan data hasil estimasi dosis janin dengan metode perhitungan manual dan simulasi. D f1 merupakan estimasi dosis janin hasil dari perhitungan manual dan D f2 merupakan estimasi dosis janin hasil dari perhitungan simulasi dengan program FetDose V4. Hasil uji t menghasilkan nilai significancy,321 dimana p >,5 sehingga H ditolak dan H a diterima, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil perhitungan manual dan simulasi pada FFD sebesar 14 cm. perhitungan manual sebesar,62 mgy dan rerata hasil estimasi dosis janin dengan perhitungan simulasi sebesar,64 mgy. Rerata estimasi dosis janin dengan kedua metode berada dibawah nilai batas dosis janin sehingga FFD dengan besar 14 cm dapat dijadikan acuan sebagai refrensi prosedur diagnostik. f. Estimasi Dosis Janin pada FFD = 15 cm Gambar 6 adalah grafik yang memperli-hatkan bahwa ESD yang diperoleh dari perhitungan manual dan simulasi mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan besar tegangan tabung (). Gambar 9. Grafik ESD hasil perhitungan manual (ESD 1 ) dan pengukuran (ESD 2 ) pada,5,4,3,2,1 6 8 1 FFD = 15 cm ESD 1 merupakan hasil perhitungan manual dengan menggunakan persamaan (2) dan ESD 2 merupakan hasil pengukuran Multimeter X-Ray. Besar output (mgy/mas) berdasarkan hasil uji linearitas dengan menggunakan Multimeter X- Ray pada FFD sebesar 15 cm adalah,8 mgy/mas. Hasil uji korelasi Pearson antara dan ESD 1 dengan menggunakan program SPSS menghasilkan r =,9 dan uji korelasi Pearson antara dan ESD 2 menghasilkan nilai r yang sama yaitu sebesar,999. Karena nilai r yang dihasilkan berada pada rentang, 1, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat [23] antara dan ESD 1 juga terhadap ESD 2. D f1 merupakan estimasi dosis janin hasil dari perhitungan manual dan D f2 merupakan estimasi dosis janin hasil dari perhitungan simulasi dengan program FetDose V4. Hasil uji t menghasilkan nilai significancy,172 dimana p >,5 sehingga H ditolak dan H a diterima, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil perhitungan manual dan simulasi pada FFD sebesar 15 cm. FPMIPATI, Universitas PGRI Semarang ISBN 978-62-74268-1-8
Prosiding Seminar Nasional Masif II Tahun 216 187 Tabel 6 Estimasi Dosis Janin pada FFD = 14 ESD 1 D f1 ESD 2 D f2, 251, 2, 34, 336, 369, 415, 472, 27, 32, 4, 5, 59, 74, 93, 249, 272, 3, 333, 369, 414, 468, 27, 32, 4, 4, 59,, 92 perhitungan manual sebesar,54 mgy dan rerata hasil estimasi dosis janin dengan perhitungan simulasi sebesar,53 mgy. Rerata estimasi dosis janin dengan kedua metode berada dibawah nilai batas dosis janin sehingga FFD dengan besar 15 cm dapat dijadikan sebagai refrensi diagnostik. IV. KESIMPULAN 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa estimasi dosis janin pada pemeriksaan radiografi Pelvis dengan perhitungan manual dan simulasi memiliki perbedaan yang signifikan (p <,5) pada besar FFD berturut turut 1 cm, 11 cm, 12 cm dan 13 cm. Sementara, pada FFD 14 cm dan 15 cm tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil perhitungan manual dan simulasi (p>,5). 2. Berdasarkan uji korelasi Pearson antara dan nilai Entrance Surface Dose (ESD), diperoleh nilai r berada pada rentang, 1, untuk setiap FFD, sehingga terdapat hubungan yang kuat antara dan nilai ESD yang diperoleh baik dengan menggunakan metode perhitungan manual dan pengukuran multimeter X-Ray. 3. Dengan faktor eksposi,,,,, dan serta arus tabus 1 mas pada setiap FFD yang digunakan, dosis janin yang diperoleh berada dibawah nilai batas dosis janin yang ditetapkan oleh The International Comission on Radiological Protection (ICRP). Jadi, faktor eksposi dan FFD yang digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai refrensi pemeriksaan diagnostik pada pemeriksaan radiografi pelvis. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Tuhan yang penuh kasih untuk kekuatan dan kesempatan yang diberikan dalam penyelesaian penelitian ini. Kepada Bapak Giner Maslebu, S.Pd, S.Si, M.Si dan Ibu dr Jodelin Muninggar, M.Sc selaku dosen Fisika FSM- UKSW yang bersedia menyediakan waktu dan buah pikirnya dalam penyelesaian penelitian ini serta kepada pihak yang berada di Training Center Universitas Diponegoro (UNDIP) untuk kesempatan yang diberikan bagi penulis dalam pengambilan data penelitian ini. V. DAFTAR PUSTAKA [1] K, Ademola. et al. (213). Assessment of Entrance Skin Dose in Routine X Ray Examinations of Chest, Skull, Abdomen and Pelvis of Children in Five Selected Hospitals in Nigeria. IOSR Journal of Applied Physcis (IOSR JAP). 5(2), 47-5. [2] U, Ibrahim. et al. 214. Determination of Entrance Skin Dose from Diagnostic X Ray of Human Chest at Federal Medical Centre Keffi, Nigeria. Science World Journal. 9 (1). [3] Hall, E J dan Brenner, D J. et al. (28). Cancer Risks from Diagnostic Radiology. the British Journal of Radiology. : 362 378. [4] Osei, Ernest K dan Darko, Johnson. (213). Foetal Radiation Dose and Risk from Diagnostic Radiology Procedures : A Multinational Study. Hindawi Publishing Corporation. ISRN Radiology. [5] Huda, Walter. et al. (21). Embryo Dose Estimates in Body CT. 194:874-88. [6] Halme, KH dan Nilson, Mats. (213). the Effects on Absorbed Dose Distribution in Intraoral X Ray Imaging When ISBN 978-62-74268-1-8 FPMIPATI, Universitas PGRI Semarang
188 Prosiding Seminar Nasional Masif II Tahun 216 Using Tube Voltages of 6 and kv for Bitewing Imaging. Journal of Oral Maxillofacial Research. 4 (3). [7] Xie, Tianwu dan Habib, Zaidi. (214). Fetal and Maternal Absorbed Dose Estimates for Positron Emitting Molecular Imaging Probes. The Journal of Nuclear Medicine. 55 : 1459 1466. [8] Abdalla, Ibrahim dan Elshikh, Mohamed. et al. 215. Efect of Radiation on Pregnancy. International Journal of Medicine and Medical Sciences. 7(5), 98-11. [9] Kaasalainen, Touko. et al. (214). Limiting CT Radiation Dose in Children with Craniosynostosis : Phantom Study Using Model Based Iterative Reconstruction. Pediatr Radiol. Springer Verlag Berlin Heidelberg. [1] Ebina, Satoko. et al. (212). the Effects of Maternal Exposure to Radiation on the Fetus. Radiation Emergency Medicine. 1 (1-2) : 27-32. [11] Chaparian, Ali. Dan Aghabagheri, Mahdi. (213). Fetal Radiation Doses and Subsequent Risks From X Ray Examinations : Should We be Concerned?. Iran J Reprod Med. 11(11), 899-4. [12] Atarod, M., Shrokani, P., Pourmoghadas, A. (212). Design of a Generally Applicable Abdominal Shield for Reducing Fetal Dose during Radiotherapy of Common Malignancies in Pregnant Patients. Iran. J. Radiat. Res. 1(3-4) : 151 156. [13] Christner, Jodie A., Kofler, J M., dan McCollough C H. (21). Estimating Effective Dose for CT Using Dose Length Product with Using Organ Dose : Consequences of Adopting [14] International Comission on Radiological Protection Publication 13 or Dual Energy Scanning. 194 : 8-889. [15] Ofori, Eric K.. et al. (213). Optimization of Patient Radiation Protection in Pelvic X- Ray Examination in Ghana. Journal of Applied Clinical Medical Physics. 13(4). [16] Damilakis, John. et al. (2). Estimation of Fetal Radiation Dose from Computed Tomography Scanning in Late Pregnancy. Investigative Radiology. 35(9), 527-533. [17] Jaffe, Tracy A. et al. (28). Early First- Trimester Fetal Radiation Dose Estimation in 16-MDCT without and with Automated Tube Current Modulation. 1 : 86-864. [18] International Comission on Radiological Protection 6. (1991) Recomendations of the International Comission on Radiological Protection. Annals of the ICRP Vol. 21 (1-3). [19] Shaw, Palma. et al. (211). Radiation Exposure and Pregnancy. Journal of Vascular Surgery. 53(15s). [2] Brookfield, Hannah., Stanley, A M. dan England, Andrew. (215). Light Beam Diaphragm Collimation Errors and Their Effects on Radiation Dose for Pelvic Radiography. Radiologic Technology. 86(4). [21] Jackson, Sherri L. 26. Research Methods and Statistics ; a Critical Thinking Approach. International Student Edition : USA. [22] Ofori, Eric Kwasi. et al. (216). Relationship between Patient Anatomical Thickness and Radiographic Exposure Factors for Selected Radiographic Examinations. Journal of Health, Medicine and Nursing. ISSN 2422-8419. Vol FPMIPATI, Universitas PGRI Semarang ISBN 978-62-74268-1-8