27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada. Menurut Sukmadinata (2012) penelitian deskriptif dalam bidang pendidikan dan kurikulum pengajaran merupakan hal yang cukup penting, mendeskripsikan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan, pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang dan satuan pendidikan. Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel, tetapi semua kegiatan, keadaan, kejadian, aspek komponen atau variabel berjalan apa adanya. Hal yang perlu diperhatikan, dalam penelitian deskriptif tidak hanya berhenti pada pengumpulan data, pengorganisasian, analisis, penarikan interpretasi serta penyimpulan, tetapi juga dilanjutkan dengan pembandingan, mencari persamaan dan perbedaan serta hubungan kausal dalam berbagai hal. Penemuan makna adalah fokus dari keseluruhan proses yang dilakukan. (Best, John dalam Sukmadinata, 2012). Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan pengembangan keterampilan proses sains (KPS) siswa SMA pada materi Titirasi Asam Basa dengan menggunakan model Problem Solving.
28 B. Alur Penelitian Alur penelitian dibuat sebagai pedoman kegiatan penelitian agar penelitian berlangsung secara terarah dan terstruktur. Alur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1. Menganalisis materi titrasi asam basa yang disesuaikan dengan standar isi pada KTSP Menganalisis model Problem Solving Menganalisis Keterampilan Proses Sains Tahap Persiapan Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Membuat Instrumen Penelitiaan Lembar Observasi, Lembar Kerja Siswa, Soal Pilihan Ganda, Angket, dan Pedoman Wawancara Validasi Memperbaiki Instrumen Penelitian Mengobservasi Proses Pembelajaran Melaksanakan Pretes Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Model Problem Solving Tahap Pelaksanaan Melaksanaan Posttes Mewawancara Guru dan Angket Siswa Mengolah data Menganalisis data Tahap Penyelesaian Menyimpulkan Gambar 3.1 Alur Penelitian
29 C. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, mencakup tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini peneliti melakukan analisis materi titrasi asam basa yang disesuaikan dengan standar isi pada KTSP, analisis model pembelajaran Problem Solving sebagai model yang akan digunakan, dan analisis KPS siswa sebagai aspek yang akan dikembangkan kemudian dilanjutkan dengan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan artikel permasalahan titrasi asam basa yang bersifat kontekstual. Perangkat pembelajaran RPP dan artikel dapat dilihat pada lampiran A.1 dan A.2. Pada tahap persiapan, peneliti juga menghubungkan tahapan model pembelajaran Problem Solving dengan KPS siswa yang akan dimunculkan. Tujuannya untuk mempermudah peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran dan dalam pembuatan instrumen penilaian. Tabel hubungan model Problem Solving dengan KPS dapat dilihat pada lampiran A.5. Setelah penyusunan perangkat pembelajaran dilanjutkan dengan penyusunan dan validasi instrumen yang mencakup lembar observasi, LKS, soal tes, angket siswa, dan pedoman wawancara guru, menentukan subjek penelitian, serta mengurus surat izin penelitian.
30 2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini peneliti menentukan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian, pembagian kelompok siswa sebanyak 6 kelompok, pemberian pretes sebelum pembelajaran pada siswa, pengarahan teknik pembelajaran yang akan dilakukan, implementasi pengembangan KPS siswa pada pembelajaran titrasi asam basa dengan model Problem Solving di kelas XI IPA, observasi selama proses pembelajaran oleh rekan satu jurusan pendidikan kimia atau oleh guru, pemberian posttes setelah pembelajaran, serta wawancara guru dan angket siswa setelah pembelajaran dilaksanakan. 3. Tahap Penyelesaian Pada tahap ini peneliti melakukan pengolahan data hasil observasi, LKS siswa, soal tes tertulis, hasil wawancara guru, dan angket siswa. Kemudian menentukan hasil dan menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. D. Subjek Penelitian Subjek Penelitian yang diteliti adalah 31 siswa kelas XI di salah satu SMA Negeri di kota Bandung, Jawa Barat yang mempelajari materi Titrasi Asam Basa menggunakan model Problem Solving. E. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan penelitian, digunakan instrumen sebagai berikut:
31 1. Lembar Observasi Pelaksanaan Problem Solving Lembar observasi digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama, yaitu menjaring data pelaksanaan pembelajaran titrasi asam basa menggunakan model Problem Solving. Model Problem Solving yang diterapkan di kelas diawasi oleh 3 orang observer. Format lembar observasi dapat dilihat pada lampiran B.1, berupa format cheklist yang di dalamnya terdapat tahapan pembelajaran menggunakan 9 tahapan model Problem Solving dari awal sampai akhir pembelajaran. 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS digunakan untuk menjawab rumusan masalah kedua, yaitu KPS siswa SMA selama proses pembelajaran titrasi asam basa menggunakan model Problem Solving. Pokok uji yang terdapat pada LKS adalah sebanyak 7 pokok uji. LKS diberikan untuk mengukur KPS siswa yang tidak dapat diukur dengan tes tertulis. Kisi-kisi, rubrik serta format LKS yang diujikan pada siswa dapat dilihat pada lampiran B.2 dan B.3. 3. Tes tertulis (Pretes dan Posttes) Tes tertulis digunakan untuk menjawab rumusan masalah ketiga, yaitu KPS siswa SMA setelah pembelajaran titrasi asam basa menggunakan model Problem Solving. Bentuk tes yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa tes tertulis tipe pilihan ganda, dengan 20 butir soal yang setiap butirnya mewakili masing-masing indikator KPS yang dapat diukur dengan tes tertulis. Kisi-kisi tes tertulis dan format tes tertulis untuk diujikan pada siswa dapat dilihat pada lampiran B.4 dan B.5.
32 Soal tes ini juga diukur tingkat validitasnya agar soal tes layak digunakan dalam penelitian. Validitas merupakan suatu ukuran tingkat kevalidan atau kesahihan suatu tes (Firman, 2000). Menurut Arikunto (2006) suatu instrumen dikatakan valid apabila telah memiliki validitas isi yaitu dapat mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi pelajaran yang diberikan. Untuk menentukan validitas isi instrumen dilakukan dengan meminta pertimbangan kepada orang yang ahli atau berkompeten di bidang yang diukur (Firman, 2000). Hasil validitas isi dapat dilihat pada lampiran B.8. 4. Angket Angket digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan penelitian keempat, yaitu tanggapan siswa tentang pembelajaran titrasi asam basa menggunakan model Problem Solving untuk mengembangkan KPS. Format angket berupa format checklist yang dapat dilihat pada lampiran B.6. 5. Pedoman wawancara Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan penelitian keempat, yaitu data verbal atau konfirmasi dari guru untuk mengetahui tanggapan guru terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Solving. Format pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran B.7. Secara lebih jelas, instrumen penelitian, data yang dikumpulkan, serta sumber data dapat dilihat pada tabel 3.1.
33 Tabel 3.1 Jenis Instrumen, Data yang Dikumpulkan dan Sumber Data No Instrumen Data yang dikumpulkan Sumber Data 1. Lembar Observasi Aktivitas siswa selama proses Problem Solving Data hasil observasi dari observer 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) Skor hasil jawaban siswa dalam LKS Jawaban siswa dalam LKS 3. Tes tertulis (Pretes Skor hasil tes siswa Jawaban hasil tes dan Posttes) 4. Angket Tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran 5. Pedoman Wawancara Tanggapan guru mengenai penerapan model Problem Solving siswa Data hasil angket siswa Data hasil wawancara guru F. Teknik Pengolahan Data Prosedur untuk pengolahan data hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Lembar Observasi adalah: Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis lembar observasi a) Mengumpulkan lembar observasi dari 3 orang observer. b) Menganalisis pelaksanaan model Problem Solving yang diterapkan. c) Mendeskripsikan hasil pengamatan. Lembar hasil observasi dapat dilihat pada lampiran D.5. 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis LKS adalah: a) Memberi skor mentah terhadap setiap jawaban siswa berdasarkan kriteria penilaian yang telah dibuat.
34 b) Mengubah skor mentah kedalam bentuk persentase (Firman, 2000): Nilai = skor mentah skor maksimal x 100% c) Menentukan kategori kemampuan untuk masing-masing siswa berdasarkan skala kategori kemampuan pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Tafsiran Persentase Persentase (%) Tafsiran 0 Tidak ada 1-25 Sebagian kecil 26-49 Hampir separuhnya 50 Separuhnya 51-75 Sebagian besar 76-99 Hampir seluruhnya 100 Seluruhnya (Koentjaraningrat, 1994) Hasil pengolahan data LKS dapat dilihat pada lampiran C.1. LKS juga digunakan untuk menghitung relevansi atau kesesuaian rumusan pertanyaan yang diajukan siswa dengan materi titrasi asam basa. Langkah analisisnya adalah: a) Mengumpulkan jawaban siswa dari LKS. b) Mengategorikan jawaban yang relevan dan tidak relevan. c) Memberi skor mentah. d) Mengubah skor mentah ke dalam bentuk persentase (Firman, 2000): Nilai = skor mentah skor maksimal x 100% e) Menafsirkan persentase data relevansi siswa yang disesuaikan dengan tafsiran pada tabel 3.2.
35 3. Soal Tertulis (Pretes dan Posttes) Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis soal tertulis adalah: 1) Menskor tiap jawaban siswa sesuai dengan kriteria kunci jawaban. 2) Menghitung skor mentah dari setiap jawaban tes awal dan akhir siswa. 3) Melihat keterampilan proses sains siswa dengan, a) Menghitung Normalized Gain setiap siswa dengan menggunakan rumus: (Hake, 1998) Normalized Gain = skor tes akhir skor tes awal skor maksimum skor tes awal b) Menginterpretasikan rata-rata nilai N-gain ke dalam kategori yang telah dirumuskan oleh Hake (1998). Tinggi = N-gain > 0,7 Sedang = 0,7 > N-gain > 0,3 Rendah = N-gain < 0,3 Hasil perhitungan N-gain dapat dilihat pada lampiran C.2. 4. Angket Siswa adalah: Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis angket siswa a) Menganalisis data angket dilakukan dengan memberi nilai 1 untuk yang menjawab ya dan 0 untuk yang menjawab tidak (Arikunto, 2007). b) Menghitung jumlah siswa yang menjawab ya dan tidak. c) Mengubah nilai yang diperoleh menjadi presentase dengan rumus: Persentase = Jumlah siswa yang menjawab "ya" jumlah siswa seluruhnya x 100%
36 d) Menafsirkan persentase data angket siswa yang disesuaikan dengan tafsiran pada tabel 3.3. e) Menghubungkan tafsiran yang diperoleh dengan data hasil tes tertulis dan penerapan Problem Solving pada proses pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil pengolahan angket dapat dilihat pada lampiran C.3. 5. Hasil Wawancara Guru Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis hasil wawancara guru adalah: a) Mentranskripsikan hasil wawancara. b) Menganalisis hasil wawancara. c) Menghubungkan tafsiran yang diperoleh dengan data hasil tes tertulis dan penerapan Problem Solving pada proses pembelajaran yang telah dilakukan.