BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, oleh karenanya manusia melakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar siswa. Oleh karena itu, jalannya proses pembelajaran

2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:157). Dari pengertian tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan. pentingnya bahasa asing itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. penting karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi. Oleh karena itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. Hayanah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Afrilia Rahmani R, 2014

2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KETOK PALU UNTUK MEMOTIVASI SISWA D ALAM MENGUASAI HURUF HIRAGANA D AN KATAKANA

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat. Bahasa asing sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga dalam berkomunikasi. Tarigan (1993:2) menyebutkan. membuat kalimat dan berkomunikasi. Begitu pula sebaliknya, semakin

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

BAB I PENDAHULUAN. atau menghasilkan kembali sesuatu yang telah kita pelajari. Secara sederhana,

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran Fisika SMK

NERIS PERI ARDIANSYAH,

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat untuk mencapai tujuan ekonomi-perdagangan, hubungan antar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan menyimak dan kemampuan membaca disebut aspek reseptif atau. produktif atau aspek penggunaan (Danasamita 2009:76).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Kurniawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin orang bisa mengunakan bahasa tersebut (Sartinah, 1988;71).

EFFECTIVENESS OF SCRAMBLE TECHNIQUE IN LEARNING JAPANESE VOCABULARY ON STUDENTS GRAD XI IPS SENIOR HIGH SCHOOL 2 TELUK KUANTAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa

SKRIPSI OLEH: DEO MUKTI PENGKUH ATMO ASWOJO NPM:

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembentukan dan pengembangan generasi bangsa, masyarakat, keterampilan yang cukup memadai dalam pengelolaannya secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata Kunci: minat belajar, hasil belajar, Dasar Otomotif

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa asing untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2016 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METOD E COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) D ALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT BAHASA JEPANG

Surakarta, Indonesia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. baik, karena komunikasi yang baik di tunjang oleh kemampuan bahasa yang

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG

Wakijo Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH : ERIKA DIANTY ASNAWATI

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desi Siti Nuraeni,2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui efektivitas media schedule board dalam meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa, akan tetapi guru

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : ELVA AYU ANDRIANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembelajaran kewirausahaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DI SMK WONGSOREJO GOMBONG JURNAL PENELITIAN

Puger Honggowiyono, Dedy Arif Budiawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA KELAS X SMKN 5 MALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. interaksi tersebut diharapkan tidak hanya terjadi komunikasi satu arah dari guru

BAB I PENDAHULUAN. dan dipelajari oleh berbagai kalangan di Indonesia, karena bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia memiliki perbedaan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

BAB I PENDAHULUAN. yang dikuasai maka keterampilan berbahasanya akan semakin baik. Kosakata

OLEH : BAGUS ANDIK PRADANA NPM : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

BAB I PENDAHULUAN. bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Gorys Keraf 1984:16 ).

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH :

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERMODIFIKASI DAN THINK-PAIR-SHARE

Key words: Influence, model of study, cooperative, type of Two Stay Two Stray, handout

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia. Mulai dari

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI MATRIKS ARTIKEL SKRIPSI

SAMPUL LUAR (HARD COVER)

STKIP persada Khatulistiwa, Jl. Pertamina KM 4- Sengkuang- Sintang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda,

2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat

Anggraini, Jufri, & Juliati p-issn: ; e-issn: Padang, Sumatera Barat, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A-MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. Nurlia Astika, Ngurah Ayu Nyoman M

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial, oleh karenanya manusia melakukan interaksi, bekerja sama, dan menjalin kontak sosial di dalam masyarakat. Dalam melakukan hal tersebut, manusia membutuhkan sebuah alat komunikasi yang berupa bahasa. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi sejak berabad-abad silam. Menurut artikel yang ditulis oleh Novi Lesmana (2007) 1, bahasa adalah dasar pertama dan paling berurat akar pada masyarakat manusia. Oleh karena itu, bahasa adalah tanda yang jelas bagi kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas bagi keluarga dan bangsa, tanda yang jelas bagi budi kemanusiaan, dan merupakan dasar dari kebudayaan. Dengan bahasa juga kita bisa saling bekerja sama dalam menjalani kehidupan di dunia meskipun dengan segala perbedaan yang ada. Sebagai buktinya adalah bangsa kita yang banyak bekerja sama dengan bangsa lain yang jelas sekali berbeda kebudayaan termasuk didalamnya perbedaan bahasa. Agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar, maka pembelajaran bahasa asing dianggap sangat penting. Maka dari itu, di sekolah-sekolah, khususnya di tingkat sekolah menengah, pelajaran bahasa asing, seperti Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Jerman, Bahasa Jepang dan Bahasa Prancis mulai dipelajari. 1 Novi Lesmana, Sistem Maklumat Singkat (SMS), Penggunaan Ragam Bahasa di Ranah IT (Online),2007,<http//bahanamahasiswa.org/index.php?option=com_content&task=view&id=231& Itemid=2>, 7 April 2010. 1

Akhir-akhir ini banyak sekali orang yang mempelajari bahasa Jepang sebagai bahasa asing kedua selain bahasa Inggris baik untuk kepentingan ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi maupun untuk sekedar mengetahui budaya Jepang. Perkembangan pendidikan bahasa Jepang di Indonesia mengalami kemajuan pesat. Hal ini bisa dilihat dari jumlah peminat bahasa Jepang di SMA dan SMK yang semakin meningkat. Di SMK bahasa Jepang dijadikan sebagai bahasa asing pilihan. Mempelajari bahasa Jepang bukanlah hal mudah. Selain huruf kanji yang rumit dan banyak, kosakata dan pola kalimat bahasa Jepang juga sangat sulit dipelajari karena sangat berbeda dengan bahasa ibu yang biasa digunakan seharihari. Hal ini tentu saja bisa menyebabkan minat siswa terhadap pembelajaran bahasa Jepang berkurang. Untuk terus mempertahankan minat siswa terhadap pembelajaran bahasa Jepang diperlukan suatu model pembelajaran yang inovatif dan menarik bagi siswa sehingga pembelajaran bahasa Jepang yang dianggap sulit menjadi menyenangkan untuk dipelajari. Keberhasilan siswa dalam belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru dalam menguasai dan menerapkan metode yang digunakan dalam menyajikan materi pembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan metode pembelajaran sangat penting bagi guru untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat diharapkan dapat menarik minat siswa untuk belajar. Pada umumnya, pengajar di sekolah melakukan proses pembelajaran yang kurang menarik dan membosankan. Pengajar umumnya menerapkan model pembelajaran 2

yang kurang bervariasi, sistem pengajar cenderung instruktif, pengajar memegang kendali, siswa hanya duduk diam menerima informasi, ilmu pengetahuan dan keterampilan secara pasif. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi model-model pembelajaran yang relevan. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mencoba memberikan alternatif model pembelajaran inovatif, yaitu metode talking stick. Metode talking stick ini merupakan salah satu pengembangan dari model pembelajaran kooperatif. Dalam pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah sudah ada yang menerapkan cara belajar dengan berkelompok. Namun, tujuannya hanya untuk menyelesaikan tugas semata. Dalam metode talking stick, siswa diarahkan untuk bisa juga bekerja, mengembangkan diri, dan bertanggung jawab secara individu (Lie, 2005:15) 2. Menurut hasil penelitian Ika Rahmawati (2007) 3, dengan penerapan model pembelajaran inovatif metode talking stick dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas belajar dan kemandirian belajar siswa. Namun, dalam penelitian Ika Rahmawati tersebut tidak dijelaskan apakah peningkatan aktivitas belajar dan kemandirian belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan hal tersebut, penulis akan menguji cobakan metode talking 2 Anita Lie, Mempraktekan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas, Jakarta, PT. Grasindo, 2005, h.15 3 Ika Rahmawati, Penerapan Model Pembelajaran Inovatif (Innovatif Learning) Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Kemandirian Belajar Siswa Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Malang, 2007 (Online), <http//karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/ekonomi pembangunan/article/view/4205>, 19 Januari 2010. 3

stick ini dalam pembelajaran bahasa Jepang dan melakukan penelitian dengan judul: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE TALKING STICK DALAM PEMBELAJARAN POLA KALIMAT BAHASA JEPANG TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMKN 3 Bandung). 1.2 Rumusan dan Batasan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil belajar siswa dalam penguasaan pola kalimat bahasa Jepang sebelum diterapkan metode talking stick? 2. Bagaimana hasil belajar siswa dalam penguasaan pola kalimat bahasa Jepang setelah diterapkan metode talking stick? 3. Bagaimana efektivitas metode talking stick terhadap pembelajaran bahasa Jepang? 4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penerapan metode talking stick dalam pembelajaran bahasa Jepang? 2. Batasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis akan memfokuskan masalah sebagai berikut: 4

1. Penelitian ini hanya akan dilakukan pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Bandung kelas X pada pembelajaran bahasa Jepang yang masih tingkat dasar. 2. Penelitian ini hanya dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam penguasaan pola kalimat bahasa Jepang sebelum dan sesudah diterapkan metode talking stick. 3. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui kesan dan tanggapan siswa terhadap penerapan metode talking stick dalam pembelajaran bahasa Jepang. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini penulis memiliki dua kelompok tujuan, yakni tujuan umum dan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui data empiris tentang penerapan metode talking stick dalam pembelajaran bahasa Jepang. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum diterapkan metode talking stick dalam pembelajaran bahasa Jepang. 2. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Jepang melalui penerapan metode talking stick. 3. Untuk mengetahui efektivitas penerapan metode talking stick dalam pembelajaran pola kalimat bahasa Jepang terhadap hasil belajar siswa. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Metode ini dapat menjadi salah satu rujukan atau alternatif bagi guru dalam 5

pembelajaran pola kalimat bahasa Jepang. 2. Bagi siswa, metode ini dapat dijadikan salah satu pilihan cara belajar dan digunakan untuk mempelajari pola kalimat bahasa Jepang dengan lebih mudah dan menarik. 1.4 Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasikan makna dari kata-kata atau istilah yang digunakan dalam penelitian ini, penulis mencoba mendefinisikan istilah sebagai berikut: 1. Efektivitas : pengaruh yang ditimbulkan/disebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan yang dilakukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003) 4. 2. Metode : suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003) 4. 3. Pembelajaran : proses atau cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003) 4. 4. Talking Stick : suatu metode pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah murid mempelajari materi pokoknya (Kiranawati, 2007) 5. 4 Alwi Hasan et al, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 2003. 5 Kiranawati, Talking Stick (Guru PKn Belajar Menulis.mht), 2007, <http://www.wordpress.com/html>, 7 April 2010. 6

5. Bahasa Jepang : bahasa yang dipakai oleh bangsa Jepang yaitu sekelompok masyarakat yang lahir dan hidup di negara Jepang yang memiliki luas wilayahnya kurang lebih 380.000 km persegi yang terdiri atas pulau-pulau besar yakni Hokkaidoo, Honshuu, Shikoku, Kyuushuu, dan kira-kira 7000 pulau kecil yang ada di sekitarnya (Sudjianto dan Ahmad Dahidi, 2007:4) 6. 6. Hasil Belajar : bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2005) 7. 1.5 Anggapan Dasar Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Dalam proses pembelajaran bahasa, kreatifitas pengajar dalam memilih metode dan teknik pembelajaran berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. b. Siswa memerlukan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan minatnya untuk belajar. c. Metode talking stick melatih siswa untuk dapat saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas dan tanggung jawab. d. Metode talking stick mengarahkan siswa untuk bisa bekerja, mengembangkan diri, dan bertanggung jawab secara individu (Lie, 2005) 8. e. Metode talking stick mampu meningkatkan hasil belajar siswa. 6 Sudjianto dan Ahmad Dahidi, Pengantar Linguistik Bahasa Jepang, Bekasi, Kesaint Blanc, 2007, h.4. 7 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta, Bumi Aksara, 2005. 8 Anita Lie, Mempraktekan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas, Jakarta, PT. Grasindo, 2005, h.15 7

1.6 Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang masih harus diuji kebenarannya (Arikunto, 2006) 9. Dari pengertian tersebut, maka penulis memiliki hipotesis sebagai berikut: HK : adanya perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dalam penguasaan pola kalimat bahasa Jepang setelah diterapkan metode talking stick. HO : tidak ada perbedaan atau pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dalam penguasaan pola kalimat bahasa Jepang setelah diterapkan metode talking stick. Hipotesis yang penulis ajukan adalah penerapan metode talking stick berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Jepang. 1.7 Metode Penelitian 1.7.1 Jenis Metode penelitian Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan (Sugiyono, 2007) 10. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah True Eksperimen Design Pretest Posttest Control Group Design atau desain 9 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Rineka Cipta, 2006. 10 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2007. 8

eksperimen pretest posttest dengan dua kelompok (grup). Pretest Postest Group Design memberi pretest dan posttest kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen dimana pemilihannya dilakukan secara random. 1.7.2 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X PM (Pemasaran) SMKN 3 Bandung. Pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan dengan cara random menurut Arikunto (2006:134) 11, yaitu dalam pengambilan sampelnya, peneliti mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. 1.7.3 Instrumen penelitian Instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Tes yang berupa pretest dan posttest Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal objek penelitian dan menentukan kelas eksperimen. Posttest digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pada objek penelitian setelah mendapat perlakuan berupa penerapan metode talking stick. 2. Angket Angket yang digunakan adalah sejumlah pernyataan mengenai pembelajaran bahasa Jepang sampai penggunaan metode talking stick dalam pembelajaran bahasa Jepang. 11 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Rineka Cipta, 2006, h.134. 9

1.7.4 Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dijaring melalui: 1. Tes yang berupa tes awal atau pretest untuk mengetahui kemampuan awal objek penelitian dan tes akhir atau posttest untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pada objek penelitian setelah mendapatkan perlakuan. 2. Angket yang digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai penggunaan metode talking stick dalam pembelajaran bahasa Jepang. 1.8 Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah dan Batasannya, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Anggapan Dasar dan Hipotesis, Metode Penelitian, serta Sistematika Pembahasan BAB II LANDASAN TEORITIS Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai Pengertian Belajar, Syarat- Syarat Belajar, Hasil Belajar, Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Metode Pengajaran Bahasa Asing, Metode Pengajaran Bahasa Jepang, Metode Talking Stick. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai Metode Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Pengolahan Data dan Rancangan Eksperimen. 10

BAB IV ANALISIS DATA Bab ini menguraikan tentang Objek dan Pelaksanaan Penelitian, Pengolahan Data dan Hasilnya serta Kesimpulan. BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan simpulan mengenai gambaran umum hasil penelitian dan saran-saran. 11