BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

mengorbankan nyawa seminimal mungkin.2

Membahas Kitab Tafsir

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

BAB I PENDAHULUAN. dipahami, sehingga terjadi integrasi antarsesama. manusia, bahasa juga digunakan oleh Allah Swt. untuk menyampaikan ajaran-

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Setelah satu masalah

Al-Ilmu, ILMU MENDAHULUI AMAL Pentingnya menggali ilmu sebagai awal pelaksanaan amalan Ibadah Dirangkum oleh : Yulia Dwi Indriani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI PEMIKIRAN DAKWAH K.H. MUSTOFA BISRI DALAM BUKU MEMBUKA PINTU LANGIT

BAB I PENDAHULUAN. Nabi Muhammad SAW, sangat memiliki kedudukan yang tinggi. kepada umat manusia sejagad, bahkan bagi seisi alam semesta.

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia,

Guru sebagai Ulama. Oleh: Muhammad Kosim. (Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN IB Padang)

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan / (Library Research) mencatat serta mengolah bahan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Istilah profil dalam penelitian ini mengacu pada Longman Dictionary of

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

Hakikat Syafaat dan Tawassul Menurut Al-Quran

: :

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Islam bersumber kepada Al-Qur an dan As-Sunnah.

Bukti Cinta Kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. R. Soetarno, Psikologi Sosial, (Kanisius: Yogyakarta), 1993, hlm. 16.

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan

MENDIDIK ANAK DENGAN NASEHAT. Muzdalifah M Rahman* 1

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

Disebarluaskan melalui: Website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai

UMMI> DALAM AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

Meneladani Kepemimpinan Rosululloh Solawahualaihi wassalam

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

BAB I PENDAHULUAN. Tidak diragukan lagi bahwa al-qur`an merupakan kitab suci dan. pedoman bagi manusia dan orang-orang yang bertaqwa kapanpun dan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

al-musyarrāt Fī tasḥīh Dalāil al-khaīrāt, Menara

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad sebagai pedoman hidup bagi kaum muslimin. Al-Qur an sendiri

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PENDAHULUAN. Allah, karena ajarannya yang penuh dengan kemas}lahatan umat. Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia

POLA HUBUNGAN GURU-MURID DALAM SURAT AL-KAHFI AYAT 65 SAMPAI 70 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI

JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA

BAB I PENDAHULUAN. tulisan ditemukan sekalipun, berbicara tetap lebih banyak digunakan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kitab suci terakhir yang diturunkan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. dan membacanya bernilai ibadah. Oleh karena itu, al-qur an adalah kitab suci umat

BAB II. Karakteristik Kitab Ria>yah al-himmah. perhatian kita terhadap perjuangan dakwah yang dikembangkannya, dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, ia tidak dibatasi tebalnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

Kedudukan Anak Sebagai Wali Nikah Bagi Ibu ( Analisis Terhadap Pendapat Imam Malik )

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Prinsip-prinsip Pemahaman Qaulan dalam Al-Qur an sebagai Komunikasi Pendidikan Akhlak pada Anak

DAFTAR TERJEMAH. No Hal Kutipan Bab Terjemah

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM

BAB 1 PENDAHULUAN. zakat sama dengan perintah sholat. Namun dalam kenyataannya rukun

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam

Pembaharuan.

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Manusia membutuhkan rambu-rambu lalu lintas yang memberinya

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM

STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP TAFSIR TAFSIR FIDZILAL ALQURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR TENTANG SAUDARA SEPERSUSUAN

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga di Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras,

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2008), Cet. III, hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. informasi seperti sekarang ini. Perkembangan teknologi dan informasi ini telah

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. perilakunya terhadap Tuhan dan implikasinya dalam interaksi sosial. 1

Mari Bershalawat Rabu, 07 April 04

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW setelah sekian lama kehidupan umat tidak memiliki seseorang yang menjadi panutan dan suri tauladan sehingga pada zaman itu kehidupan umat mulai berjalan sesuai dengan apa yang dikehendakinya masing-masing. Pada zaman ini manusia berada dikurun yang disebut dengan zaman jahiliyah, kata jahiliyah berasal dari bahasa arab yaitu kata Jahilun yang berarti orang yang bodoh kemudian kata ini ditambah dengan nisbat yang menjadikan lafadz tersebut berarti bangsa kebodohan. Walaupun demikian bukan berarti kehidupan orang-orang di masa itu adalah orang-orang yang bodoh melainkan kurang adanya budi pekerti dan akhlak yang baik yang dimiliki umat oleh karenanya umat dikala itu melakukan apa saja yang dikehendaki tanpa ada penalaran secara akal persis seperti yang dilakukan oleh orang yang bodoh oleh karenanya zaman itu dinamakan zaman jahiliyah. Kemudian diutuslah Nabi Muhammad SAW dengan membawa ajaran agama Islam dari situlah kemudian perlahan lahan keadaan umat mulai memeluk ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Hal ini sesuai apa yang telah disebutkan dalam al-quran bahwa diutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia ini menjadi rahmat bagi alam semesta sebagaimana dalam surat al-anbiyā surat 107 yang berbunyi: $%&'(!"#

2 Artinya: Dan kami tidak mengutus engkau ( Muhammad ) melainkan untuk ( menjadi ) rahmat bagi seluruh alam. ( Qs. Al anbiyā : 107 ) 1 Selain itu keberadaan Nabi Muhammad juga sebagai seri tauladan bagi seluruh umatnya sebagaimana disebutkan dalam Al Qur an Surat Al Ahzāb ayat 21 : 78 &56 34 012*#, / )*+#, / @ "# <=>? 9 ; DIJK 8 FGH#8 +8 A8 CDE $O%( 8MDN / +8 D /*L Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Q.S. Al- Ahzab:21) 2 Akan tetapi dengan beberapa ayat diatas manusia yang hidup di dunia tentu belum puas dengan kehadiran Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw sehingga tak sedikit orang muslim yang memiliki kefahaman yang dangkal dalam agama tetapi memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi seorang pemimpin sehingga terkadang orang tersebut membuat ajaran yang baru yang terkadang sering mempermasalahkan tradisi Islam yang sudah ada yang tidak sefaham dengan dirinya. Sudah menjadi kewajiban bagi setiap hamba untuk memohon dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Untuk mendekatkan diri banyak cara yang digunakan, yang mana biasa disebut wasilah. Dalam mengamalkan 1 Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur an, Al Qur an Dan Terjemahnya, ( Jakarta : Pustaka Al Kautsar ), 2009, hal. 331 2 Ibid, hal. 420

3 wasilah banyak para ulama mengutarakan pendapat, tapi ini bukanlah hal yang baru dalam Islam karena termasuk khilafiyah. Seperti kasus yang baru-baru ini terjadi banyak ajaran agama Islam yang sering mengatakan kata-kata bid ah seperti dalam masalah tawassul. Padahal sebelumnya tidak satupun orang muslim yang menentang diperbolehkannya tawassul. Bertawasul merupakan cara berdoa dan satu diantara pintu-pintu menghadap Allah SWT dengan menggunakan perantara (wasilah ) tujuan hakiki tawasul adalah Allah dan yang dijadikan tawasul adalah hanya perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Orang bertawasul tidak lain karena mencintai apa yang dijadikan tawasul, disamping percaya bahwa Allah Swt juga mencintai apa yang dijadikan tawasul itu. Pemahaman tawassul sebagaimana yang dipahami oleh umat Islam selama ini adalah bahwa tawassul adalah berdoa kepada Allah melalui suatu perantara, baik perantara tersebut berupa amal baik kita ataupun melalui orang sholeh yang kita anggap mempunyai posisi lebih dekat kepada Allah. Jadi tawassul merupakan pintu dan perantara doa untuk menuju Allah SWT. Pembicaraan tentang tawassul dikalangan Islam memang merupakan sesuatu yang diperintahkan oleh al-qur'an, hal ini bisa dirujuk kepada al- Qur'an Surat al-mā idah ayat 35 yang berbunyi: A8 81 T +8 PQERS E A8X1 YZ8 +8 A8UVW8 34 A86)P C *R*8GIH#8?HG*# $_( ]6*H^!W 0U\S!*#[8G\ Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-nya (wasilah), dan berjihadlah pada jalan-nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. Dan Surat al-isrā ayat 57 yang berbunyi:

4 ] )E 4T +8 ` bs *#R; efp Z c3 d ]1 Y\E ijdh 0gh) *R*8GIH#8 ]!*E*m k?y?, CDE ` Z Jj8 G, c ^k?z8 G $'( 81GH o, / Artinya : orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-nya dan takut akan azab-nya; Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti. Ayat-ayat di atas, mendapatkan interpretasi yang berbeda-beda dari para mufassir dan pemikir. Mayoritas ulama mufassir klasik dan pertengahan membolehkan secara mutlak mereka yang yakin akan kebenaran tawassul, menempatkan para nabi, wali dan orang-orang shalih sebagai wasilah (perantara) antara diri mereka dengan Allah. Sementara itu, pemikir kontemporer membolehkan bertawassul dengan syarat dan dalam kondisi tertentu. Di antara mereka adalah Syekh Sayyid Zainni Dahlan, KH. Bisri Musthafa Rembang, Quraish Shihab dan lainnya. Secara semantik tawasul merupakan mengambil sesuatu perantara yang dapat dijadikan perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT guna memperoleh atau memperoleh sesuatu yang diharapkan dari Nya. Secara garis besar bertawassul dapat dilakukan dengan beberapa cara baik berupa tindakan-tindakan, melalui doa, melalui sifat-sifat dan nama-nama Allah (Asma ul Khusna),dengan syafa at Nabi Muhammad SAW, atau melalui cara yang lain seperti panggilan kepada orang-orang yang alim. 3 Secara sosio-kultural, tawassul yang berakar dalam kehidupan umat manusia sangat terkait erat dengan keberadaan infrastruktur suatu masyarakat. 3 Muhammad Nashiruddin Al-Abani, Tawassul, Terj. Annur Rafiq Shaleh, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 1993, cet II,hlm. 21

5 Perubahan-perubahan yang terjadi pun banyak dipengaruhi oleh perubahan infrastruktur dalam masyarakat. pada hakikatnya bertawassul ialah menjaga jalan-nya dengan ilmu dan akidah,dan mencari keutamaan syariat sebagai peribadatan (qurbah). Namun dalam perkembangannya, banyak praktekpraktek tawassul yang mengalami pergeseran dari syariat agama. Banyak umat Islam yang salah memahami hakikat tawassul, oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu dijelaskan terlebih dahulu. Pertama tawassul termasuk salah satu cara berdo a dan salah satu pintu untuk menghadap Allah SWT. Jadi yang menjadi sasaran atau tujuan asli yang sebenarnya dalam bertawassul adalah Allah Swt. Sedangkan yang ditawassuli (al mutawassal bih) hanya sekedar perantara (wasithah dan wasilah) untuk taqarrub dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan demikian, siapa yang berkeyakinan selain demikian, sungguh ia telah menyekutukan Allah. Kedua, sesungguhnya yang bertawassul itu tidak bertawassul dengan menggunakan perantara, kecuali karena ia mencintai perantara itu, seraya berkeyakinan bahwa Allah Swt pun mencintai perantara tersebut. Ketiga, jika yang bertawassul berkeyakinan bahwa yang ditawassuli atau yang menjadi perantara itu berkuasa memberikan manfaat dan menolak mudarat dengan kekuasaannya sendiri seperti Allah atau lebih rendah sedikit maka ia telah menyekutukan Allah Swt. Keempat, bertawassul itu bukan merupakan sesuatu yang lazim atau pokok. Dan ijabah do a itu justru lebih ditentukan oleh berdoa kepada Allah secara mutlak, meskipun tanpa tawassul. 4 Bagaimana halnya dengan penafsiran atau pemikiran para ulama/mufassir di Indonesia tentang masalah tawassul ini. Apakah penafsiranpenafsiran mereka juga mewarisi tradisi dan pemikiran fiqih dan tafsir klasik 4 Dr. Muhammad Al-Maliki Al-Hasani, Meluruskan Kesalahpahaman Seputar Bid ah, syafaat, takfir, tasawuf, tawassul, dan ta zim Ter. Muhammad Al- Baqir, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001,Cet. Pertama, hlm. 101-102.

6 dan pertengahan tersebut. Penelitian ini merupakan upaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Untuk itu penulis tertarik meneliti dan mengkaji permasalahan tersebut. Dan untuk memperoleh gambaran yang jelas, maka penulis tuangkan dalam rencana penelitian ini dengan judul: PANDANGAN PARA MUFASSIR INDONESIA KONTEMPORER TENTANG TAWASSUL. B. Rumusan Masalah Yang dimaksud dengan Pandangan Para Mufassir Indonesia Kontemporer adalah penafsiran-penafsiran para ulama Indonesia lewat karyakarya tafsir yang mereka hasilkan. Tentu saja tidak semua karya tafsir dikaji di sini, tetapi dibatasi pada tiga karya tafsir yang nama-namanya sebagai berikut : Tafsir al-azhar karya Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah (Jakarta, Pustaka Panjimas: 1982), Tafsir Al-Ibriz karya KH. A. Bisri Mustofa (dicetak di Menara Kudus: 1960), dan Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an karya Dr. M. Quraish Shihab, MA (Jakarta, Lentera Hati: 2000). Demikian juga tidak semua penafsiran mereka terhadap ayat-ayat al- Quran menjadi objek kajian ini, tetapi kajian ini hanya mencakup penafsiran mereka terhadap ayat-ayat tentang tawassul yang meliputi ayat 35 Surat al- Mā idah dan ayat 57 Surat al-isrā [17]. Berdasarkan penjelasan diatas, maka masalah yang dikaji disini meliputi: 1. Bagaimana makna tawassul dalam al-qur an? 2. Bagaimana metode/corak pemikiran para mufassir Indonesia kontemporer tentang tawassul? C. Tujuan Penelitian

7 1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana makna tawassul dalam al-qur an? 2. Untuk mengetahui metode/corak pemikiran para mufassir Indonesia kontemporer tentang tawassul? D. Tinjauan Pustaka Sejauh ini karya-karya yang mengkaji segi-segi tertentu dari sejumlah kitab tafsir Indonesia telah banyak bermunculan, baik dalam bentuk karya ilmiah mahasiswa seperti Skripsi, Tesis, Disertasi, maupun karya para ahli yang berbentuk buku. Diantara tulisan yang berbentuk karya ilmiah mahasiswa adalah Studi Komperatif Pendapat Ibnu Taimiyah Dan Asy- Syaukanni Tentang Tawassul (Telaah Dalil-Dalil Hukum), ditulis oleh Zainal Abidin (04360048), tahun 2009, Mahasiswa Fakultas Syari ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Karya yang merupakan Skripsi ini dibahas tentang masalah tawassul serta metode istinbat hukumnya. Pembahasan ini dikaji melalui pemikiran dua tokoh Islam yang berbeda era dan zaman mengenai pengertian tawassul. Ada lagi tulisan yang berjudul Studi Tentang Konsep Tawassul Ibnu Taimiyah oleh DRS. H. Muhammad Nashuha, tahun 1999, Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang. Karya yang merupakan Laporan Penelitian Individual ini membahas tentang pemikiran Ibnu Taimiyah tentang konsep tawassul dalam karya ilmiahnya yaitu Qa idah Jalilah Fit Tawassul wal Wasilah. Masih ada lagi karya berupa skripsi yaitu Ayat-Ayat Tawassul Dalam Perspektif Muhammad Bin Abdul Wahab oleh Lailatul Badriyah, tahun 2009, Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang. Karya yang merupakan skripsi ini membahas tentang masalah pandangan Muhammad Bin Abdul Wahab tentang tawassul. Penelitian yang telah dilakukan diatas merupakan penelitian yang menekankan pada masalah tawassul dalam pandangan masing-masing tokoh

8 yang telah disebutkan diatas, yaitu melalui pendapatnya tentang tawassul. Sedangkan dalam skripsi ini penulis menjelaskan mengenai Pandangan Para Mufassir Indonesia Kontemporer Tentang Tawassul. Hal inilah yang menjadikan penelitian ini berbeda dengan skripsi-skripsi sebelumnya. Maka penelitian ini diyakini bukanlah sebuah plagiasi. E. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library-research) yaitu penelitian melalui riset kepustakaan untuk mengkaji sumber-sumber tertulis yang telah dipublikasikan maupun belum dipublikasikan. karena datadatanya dikumpulkan melalui tela ah literer terhadap buku-buku atau kitabkitab tafsir. 1. Sumber Data Adapun sumber datanya dikelompokkan menjadi dua bagian, sumber primer dan sumber sekunder. a. Sumber Data Primer Sumber Data Primer adalah data autentik atau data yang berasal dari sumber pertama. Dalam hal ini, penulis mengambil data dari karya-karya tafsir mufassir Indonesia yang dibatasi pada tiga karya tafsir, yaitu berdasarkan kronologis: Tafsir Al-Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah, Tafsir Al-Ibriz karya KH. A. Bisri Mustofa, Wawasan Al-Qur an, Tafsir Maudhu i Pelbagai Persoalan Umat dan Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an karya Dr. M. Quraish Shihab, MA. b. Sumber Data Sekunder Sumber Data Sekunder adalah data yang materinya secara tidak langsung berhubungan dengan masalah yang diungkapkan. Sementara, data ini berfungsi sebagai

9 pelengkap data primer. Sedangkan yang terhitung sumber sekunder adalah kitab-kitab tafsir karya ulama lain seperti Qaidah Jalilah fi Tawassul wal-wasilah karya Ibnu Taimiyah, Tawassul dan Wasilah, serta buku-buku karya para pemikir muslim seperti Khazanah Tafsir Indonesia dari Hermeneutika hingga Ideologi karya Ishlah Gusmian, Kajian al-qur an di Indonesia karya Howard Federspiel, dan artikel lain yang berhubungan baik langsung atau tidak langsung dengan pokok pembahasan tema di atas. 2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode maudhu I (tematik), yakni berusaha menghimpun data dengan didasarkan pada topik pembicaraan, yakni tawassul. Dengan metode ini data-data yang ada dipilah dan dikelompokkan sesuai dengan tema kajian yang diangkat dalam penelitian ini. 3. Metode Analisis Data Dalam pada itu untuk menganalisis data digunakan metode analisis isi (content-analisys), yaitu analisis terhadap makna dan kandungan yang ada pada keseluruhan teks. Metode komparatif juga dipakai untuk menganalisis data, yakni berusaha membandingkan berbagai penafsiran dari para mufassir untuk mengungkap segi-segi tertentu didalamnya. Disamping itu, pendekatan kesejarahan juga dipakai untuk memperdalam analisis, Karena dari tinjauan sejarah ini akan dapat diungkap aspek-aspek sosio-historis yang melingkupi kitab-kitab tafsir tersebut. F. Sistematika Penulisan

10 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sistematika pembahasan dengan membaginya ke dalam lima bab. Untuk lebih jelasnya, sistematika tersebut dikemukakan sebagai berikut: Bab satu, merupakan bab pendahuluan, yang meliputi tentang latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab dua, pada bab kedua ini membahas tentang tradisi tawassul. Di dalamnya dikaji pengertian tawassul dan wasilah, pembagian tawassul, Syafa at Nabi Muhammad SAW, lintas sejarah tradisi tawassul, Bab tiga, pada bab ketiga ini membahas sejarah penulisan tafsir di Indonesia dan biografi serta penafsiran mufassir-mufassir Indonesia kontemporer tentang tawassul. Pembahasan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejarah penulisan dan periodesasi tafsir di Indonesia serta pengenalan terhadap ke-3 karya tafsir Indonesia dan penafsiran-penafsirannya yang menjadi objek kajian penelitian ini. Bab empat, Di dalam bab ini membahas Analisis pemikiran mufassirmufassir Indonesia ini tentang tawassul serta anjuran. Pembahasan ini dimaksudkan untuk mengungkap secara detail tentang penafsiran mereka terhadap ayat-ayat tawassul, yakni Surat al-mā idah: 35, dan Surat al-isrā: 57, sehingga dari pembahasan ini terjawab pertanyaan pokok yang diajukan dalam penelitian ini. Bab lima, Di dalam bab ini menyusun kesimpulan pembahasan yang dirumuskan dalam berbagai pernyataan. Pernyataan-pernyataan itu merupakan jawaban atas masalah pokok yang diajukan dalam penelitian ini dan akan diakhiri dengan kata penutup.