BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani (yang berarti terengah-engah) dan pertama kali

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi asma semakin meningkat dalam 30 tahun terakhir ini terutama di

BAB 1 PENDAHULUAN. negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. World Health Organization (WHO) memperkirakan, pada tahun 2020

kekambuhan asma di Ruang Poli Paru RSUD Jombang.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan. penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. paru-paru. Penyakit ini paling sering diderita oleh anak. Asma memiliki gejala berupa

BAB I PENDAHULUAN. reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli

BAB I PENDAHULUAN. masih cenderung tinggi, menurut world health organization (WHO) yang bekerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari

BAB I PENDAHULUAN. Asma bronkial merupakan penyakit kronik yang sering dijumpai pada anak

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Asma adalah penyakit saluran nafas kronis yang penting

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang menderita asma hingga saat ini. Prevalensi asma di Indonesia tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak terjadi di masyarakat adalah penyakit asma (Medlinux, (2008).

BAB I PENDAHULUAN. maju maupun di negara-negara sedang berkembang. berbagai sel imun terutama sel mast, eosinofil, limposit T, makrofag, neutrofil

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB 1 PENDAHULUAN. Asma adalah suatu penyakit jalan nafas obstruktif intermitten,

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. 8,7% di tahun 2001, dan menjadi 9,6% di tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asma adalah penyakit saluran pernafasan obstruktif intermitten, reversible dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. imunologis, yaitu akibat induksi oleh IgE yang spesifik terhadap alergen tertentu,

BAB I PENDAHULUAN. timbul yang disertai rasa gatal pada kulit. Kelainan ini terutama terjadi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB 1 PENDAHULUAN. Asma adalah suatu inflamasi kronik dari saluran nafas yang menyebabkan. aktivitas respirasi terbatas dan serangan tiba- tiba

BAB I PENDAHULUAN. dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease)

BAB I PENDAHULUAN. satunya sehat secara fisik. Tujuan tersebut memicu seseorang untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu diteliti dan diatasi (Suyono, 2005). Namun tidak demikian

M.D. : Faculty of Medicine, University of Indonesia, Pulmonologist: Faculty of Medicine, Univ. of Indonesia, 2007.

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan semakin tingginya penjanan faktor resiko, seperti faktor pejamu

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN : ASMA BRONKIAL DI BANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN juta orang di seluruh dunia (Junaidi, 2010). Asma bronkial bukan hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. immunoglobulin E sebagai respon terhadap alergen. Manifestasi yang dapat

2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Definisi klinis rinitis alergi adalah penyakit. simptomatik pada hidung yang dicetuskan oleh reaksi

BAB I PENDAHULUAN. Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

DI SOGATEN RT 3 RW 15 PAJANG LAWEYAN DI WILAYAH PUSKESMAS PAJANG SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA LAMA SENAM ASMA DENGAN FREKUENSI SERANGAN ASMA DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang lebih dari 25% populasi dewasa. (Smeltzer & Bare, 2001)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

menunjukkan 19,7% diderita oleh perempuan dewasa perkotaan, 13,1% lakilaki dewasa, dan 9,8% anak-anak. Anemia pada perempuan masih banyak ditemukan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan aliran udara yang menetap pada saluran napas dan bersifat progresif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. dan paling banyak ditemui menyerang anak-anak maupun dewasa. Asma sendiri

BAB I PENDAHULUAN. batuk, mengi dan sesak nafas (Somatri, 2009). Sampai saat ini asma masih

BAB I PENDAHULUAN. asma di dunia membuat berbagai badan kesehatan internasional. baik, maka akan terjadi peningkatan kasus asma dimasa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN. dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit hati di Indonesia umumnya masih tergolong tinggi. Berdasarkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasanudin, No. 806 Salatiga, Jawa Tengah. Sesuai dengan SK

BAB I PENDAHULUAN. mengi, sesak nafas, batuk-batuk, terutama malam menjelang dini hari. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. berfokus dalam menangani masalah penyakit menular. Hal ini, berkembangnya kehidupan, terjadi perubahan pola struktur

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Alsagaff,H, 2006). Penyakit ini juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat di

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A DENGAN MASALAH UTAMA KARDIOVASKULER : HIPERTENSI KHUSUSNYA NY. S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS)

DI RT 06 RW 02 DESA KUDU KELURAHAN BAKI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. diobati, ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus yang

BAB I PENDAHULUAN. sering timbul dikalangan masyarakat. Data Report Word Healt Organitation

BAB 1 PENDAHULUAN. pada saluran napas yang melibatkan banyak komponen sel dan elemennya, yang sangat mengganggu, dapat menurunkan kulitas hidup, dan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. ringan dan gangguan jiwa berat. Salah satu gangguan jiwa berat yang banyak

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) atau COPD (Chronic

BAB I PENDAHULUAN. hidup biasanya memiliki arti yang berbeda-beda tergantung dari konteks yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada setiap individu (Schmidt-Martin dan Quigley, 2011; Mahadeva et al., 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BALAKANG. sedang berkembang. Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. resistensi insulin, serta adanya komplikasi yang bersifat akut dan kronik (Bustan,

BAB I PENDAHULUAN. negara maju tetapi juga di negara berkembang. Menurut data laporan dari Global

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN ASMA BRONKHIAL DI RUANG ANGGREK BOUGENVILLE RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. pada paru-paru terhadap partikel asing maupun gas (GOLD, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. umumnya. Seseorang bisa kehilangan nyawanya hanya karena serangan

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Rinitis alergi merupakan penyakit peradangan pada. sistem pernapasan yang disebabkan oleh reaksi alergi

PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kasus baru TB BTA positif dengan kematian Menurut. departemen kesehatan sepertiga penderita tersebut ditemukan di RS dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit asma telah dikenal sejak dimulainya ilmu kesehatan. Kata asma berasal dari bahasa Yunani (yang berarti terengah-engah) dan pertama kali digunakan oleh Bapak Kesehatan, yakni Hipocrates, seorang dari Yunani, lebih dari 200 tahun yang lalu. Kesulitan untuk mendefinisikan asma timbul dari sebagian ciri khas utamanya. Pertama dan yang utama adalah penyakit yang hilang dan timbul, bahkan pada penderita yang berat penyakit ini tidak terusmenerus hadir. Yang kedua, semua usia dapat menderita pentyakit asma, terutama dijumpai pada usia dini sekitar separuh kasus timbul sebelum usia 10 tahun dan sepertiga kasus lainnya terjadi sebelum usia 40 tahun. Pada usia kanak-kanak terdapat predisposisi antara laki-laki atau perempuan 2:1, yang kemudian sama pada usia 30 tahun (Sinclair, 1995). Perubahan patologik ini terjadi karena meningkatnya reaktivitas jalan napas terhadap bermacam-macam stimulus. Penyakit asma adalah segolongan penyakit alergi yang diperantarai (mediated) oleh IgE dan asma termasuk dalam penyakit atopi. Telah lebih dari satu abad diketahui bahwa asma dapat disebabkan oleh karena sering menghirup alergen. Tetapi baru setengah abad yang lalu diketahui bahwa komponen debu rumah merupakan salah satu penyebab terpenting. Alergen ini didapatkan pada debu rumah dalam bentuk suatu spesies Dermatophagoides (sejenis tungau) (Donosepoetro, 1984 dikutip dari Mahdi, 1999).

Asma adalah penyakit saluran napas kronik yang penting dan menjadi masalah kesehatan yang serius. Penyakit ini dapat tersebar pada seluruh lapisan masyarakat, baik masyarakat dengan status sosial ekonomi lemah maupun dengan status sosial ekonomi baik. Terdapat pada semua negara dengan prevalensi yang berbeda-beda. Di Amerika Serikat didapatkan 6 sampai 8 juta penderita, sedangkan dinegara-negara lain, seperti Eropa, Jepang, Australia, frekuensi berkisar antara 10% sampai 20% dari penduduk (Somantri, 2008). DiIndonesia penyakit paru kelima terbesar adalah penyakit asma. Walaupun tidak merupakan penyebab kematian utama, tetapi dampaknya terhadap produktivitas kerja terasa cukup mengganggu dan angka kejadian meningkat terus dari waktu ke waktu. Pada tahun 1996 didapatkan bahwa lebih dari 36 % pengunjung Poliklinik Alergi Unit Pelayanan Fungsionil, bagian Ilmu Penyakit dalam Rumah Sakit dr. Soetomo adalah penderita asma bronkhial dan berjumlah 3066 penderita. Data jumlah pasien asma yang masuk Ruang Gawat Darurat RS Persahabatan Jakarta mengalami peningkatan dari 1.653 pasien pada tahun 1998 menjadi 2.210 pasien pada tahun 2002. Ini menunjukkan penderita asma belum mengenal penyakitnya dan asmanya belum terkontrol (Hariadi, 2006). Menurut Badan Kesehatan Dunia, WHO, penderita asma pada tahun 2007 mencapai 2025 diperkirakan mencapai 400 juta. Prevalensi asma di dunia sangat bervariasi dan penelitian epidemiologi menunjukkan adanya peningkatan kejadian asma, terutama di negara-negara maju. Kondisi di Indonesia, pasien asma yang benar-benar yang terkontrol tidak ada dan ini dapat menyebabkan kematian karena napas bisa tiba-tiba terhenti. Asma tidak bisa disembuhkan, walaupun

sembuh hanya gejalanya saja yang hilang. Hal ini juga berkorelasi positif dengan minimalnya penanganan awal ketika timbul serangan asma dan penggunaan obat pengontrol (inhaler kortikosteroid) (Ikarowina, 2008). Pada penderita asma, saluran udara normal mengalami perubahan sehingga menyebabkan hambatan udara disaluran napas dengan memberikan gambaran klinis, yaitu sesak napas, suara napas mengi dan gejala-gejala asma lainnya. Salah satu bentuk dari kegawatan asma adalah status asmatikus. Sedangkan yang dimaksud dengan status asmatikus adalah asma yang intensitas serangan yang tinggi dan tidak memberikan reaksi dengan obat-obatan yang konvensional. Keadaan ini dapat menyebabkan hipoksemia yang berat dan komplikasi yang terjadi baik pada susunan saraf pusat berupa hilangnya kesadaran (koma), gangguan kardiovaskuler dimana terjadi hipotensi disertai dengan gangguan keseimbangan asam basa respiratorik maupun metabolik (Rab, 1992). Penyakit asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktivitas, akan tetapi dapat bersifat menetap dan menggaggu aktivitas bahkan kegiatan harian. Produktivitas menurun akibat ketidakhadiran dalam bekerja atau sekolah, dan dapat menimbulkan disability (kecacatan) yang dapat berlangsung seumur hidup, sehingga dapat menurunkan kualitas hidup. Kemajuan ilmu dan teknologi di belahan dunia ini tidak sepenuhnya diikuti dengan kemajuan penatalaksanaan asma, hal ini tampak dari data berbagai negara yang menunjukkan peningkatan kunjungan ke gawat darurat, rawat inap, kesakitan dan bahkan kematian. Oleh karena itu, untuk mengurang prevalensi dari peningkatan penyakit asma maka diperlukan bagi keluarga mengetahui perawatan asma dirumah (Hariadi, 2006).

Asma sangat merugikan penderita karena dapat meghalangi aktivitas sehari-hari, sehingga bagi anak-anak menjadi lama absensi sekolah, pada pekerja lama absensi dari pekerjaan dan adanya pengeluaran dari keluarga untuk ongkos pengobatan serta perawatan. Adapun penderita asma di Aceh yang terdapat di Kabupaten Bireuen Kecamatan Jeumpa banyak masyarakat yang masih sedikit mengetahui tentang penyakit asma, belum mengetahui cara perawatan yang baik untuk penderita asma di rumah dan sebagian besar rata-rata penduduk ekonomi menegah ke bawah. Dari survei awal didapatkan penderita asma pada tahun 2008 sebanyak 100 orang dan selama ini melakukan pengobatan dengan berobat jalan ke puskesmas (Puskesmas Jeumpa, 2008). Perawatan asma di rumah yang diberikan oleh keluarga untuk mencegah serangan asma yang tiba-tiba, memberikan pertolongan awal agar gejala asma tidak semakin memburuk dan meningkatkan motivasi anggota keluarga yang menderita asma. Keluarga harus memahami tentang penyakit asma dan gejalagejala yang ditimbulkan. Penatalaksanaan asma yang dapat diberikan oleh keluarga diantaranya dengan olah raga yang rutin, menghindar dari hal-hal yang dapat memicu timbulnya asma, latihan pernapasan dan pemberian obat saat terjadinya serangan asma (Ikhsan, 1998). Pengaruh penyakit asma dengan serangan yang bervariasi dan kadangkadang tidak dapat diduga sebelumnya atau pengobatan yang menimbulkan banyak kecemasan, terutama bagi keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang menderita asma. Pengetahuan tentang penanganan asma oleh keluarga masih belum sempurna walaupun hal ini telah dipublikasikan secara besar-besaran.

Dengan mengetahui kondisi ini, maka peneliti melakukan pengkajian lebih lanjut tentang seberapa dalam pengetahuan keluarga tentang perawatan anggota keluarga yang menderita asma di rumah di Kabupaten Bireuen Kecamatan Jeumpa. 2. Tujuan Penelitian Untuk mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang perawatan anggota keluarga yang menderita asma di rumah. 3. Pertanyaan Penelitian Bagaimana pengetahuan keluarga tentang perawatan anggota keluarga yang menderita asma di rumah di Kabupaten Bireuen Kecamatan Jeumpa? 4. Manfaat Penelitian Praktek Keperawatan Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat dijadikan sebagai data dasar dalam melakukan intervensi pada keluarga dengan anggota keluarga yang menderita asma yang berkaitan dengan peningkatan kesembuhan anggota keluarga dan sebagai peningkatan motivasi terhadap perawatan untuk melakukan kunjungan rumah. Penelitian Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang berharga bagi peneliti sehingga dapat menerapkan pengalaman ilmiah yang diperoleh untuk

penelitian yang akan datang mengenai program perawatan klien yang menderita asma di rumah beserta keluarga. Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan di bagian keperawatan keluarga dan keperawatan komunitas dalam hal pemberian perawatan pada keluarga yang memiliki anggota keluarga yang menderita asma di rumah.