Tr ll JAUAil PEllDuDUl(tll IRAK ATAS KUTYAIT DAII UPAYA. UPAYA PEfIYETESAITI{YA DARI SEGI HUKUM IIITER]IASI(II{AI ABSTRAK SKRIPSI 44 //tsl /9 44 dr OLEH RETtrlO SUSILOWATI t{rp 2860065 iltrm 86.7.OOa.1206r.448:lO FAI(UI.TAS HUKUM UIIIVERSITAS SURABAYA SURABAYA l9 9l
SurabaYa' 14 Mahasiswa Yang Maret 19 91 be rs ang kutan rl u Retno Susilowat i Meng e tahu i Daniel Djoko Tarlinan, S'H' dy' Suhariwanto t
ABSTRAKSI SKRIPSI Seballainana diketahuj. pendudukan Irak terhadap Kuwait telah nelahirkan ketegangan' tidak hanya di kawasan Teluk tetapi dunia internasional. Krisis Teluk yang bersentral pada pendudukan Irak atas Kuwait yang nelanggar Hukun Internasionalr ternyata rneniadi rurnit yang disebabkan oleh para pihak yang terlibat. Di satu sisi Irak dengan para pendukungnya telah nengkaitkan pendudukan Irak atas Kuwait dengan nasalah Palestina secara keseluruhan dan kepentingan Barat dan sekutunya di Tinur Tengah dan dunia Areb. Menurut Saddam Hussein penyelesaian Krisis Teluk tidak dalan pengertian keluarnya frak dari Kuwait sebab Kuwait telah nenjadi bagian dari wilayah Irak. Sernentara itu terhadap resolusi Dewan Keananan PBB sebagai upaya penyelesaian ternyata nengandung kelemahan, karena tidak disertai den$an perintah yanel tegas negara-negara mana yang ditugaskan untuk mengirinkan pasukannya dalan rangka pelaksanaan resolusi Dewan Keamanan PBB. Akibatnya adalah tidak salah bila ditafsirkan bahwa yang tergabung dalan pasukan multinasional yang dikirin di kawasan teluk adalah pasukan Anerika Serikat dengan sekutunya. Sedang Liga Arab sebagai Hukun Internasional Regional yang
2 pembentukannya dilandasi oleh keinginan mereka.untuk mengkons il idas ikan ikatan antar negara Arab' menskoordinasikan rencana-rencana politikr nel indung i kedaulatan negara-negara anggota dari agresi musuh dan nenyelesaikan pernasalahan-pernasalahan negara-negara Arab. Tetapi dalan kenyataannva hingga saat ini' LiEla Arab belu:n pernah berhasil nenjalankan fungsi dan peranannya. Fungsi maksinal yang berhasil dilaksanankanaya hanyalah pertemuan-pertemuan yang tidak nencerminkan Persanaan pendapat' Dalam masalah pendudukan Irak atas wilayah Kuwait juga tinbul perbedaan pendapat di antara anggota Liga Arab' Oleh karena Krisis Teluk telah menimbulkan nasalah-nasalah yang cukup konrpleks bagi dunia internasional naka senua pihak mempunyai kewajiban untuk nengupayakan secepatnya Pendudukan Irak atas Kuwait. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menberikan sumbangan pendapat atau Penikiran sebagai' ikut serta untuk memecahkan masalah dalan upaya penyeleseian pendudukan Irak atas Kuwait ' Penyelesaian masalah ini dengan menggunakan metode yuridis normatif, yakni pendekatan masalah dengan neninjau ketentuan-ketentuan Hukum Internasional yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dikaii
3 dalan skripsi ini. Sumber data dalarn skripsi ini adalah surnber data sekunder. pengolahan data nenggunakan netode deduksi, yakni berpijak pada dasar-dasar dan prinsip-prinsip Hukum Internasional yang bersifat unun sebagai premis nayor kemudian dikaitkan dengan masalah yang terjadi antara Irak dengan Kuwait sebagai prernis rninor. Dari kedua prenis dikonklusikan atau disiurpulkan. Analisis data menggunakan metode kualitatif, selanjutnya dipaparkan sesuai dengan kenyataan-kenyataan yang ada, pemaparan derrikian lazin disebut dengan deskriptif anal isis. Jadwal waktu penelitian terdiri dari tiga fase yaitu : Fase pertarna pengunpulan data : 6 Agustus - 31 Agustus 1990 Fase kedua analisi data : 1 Septenber - 15 September 1990 Fase ketiga laporan : 16 Septenber - 20 Februari 1991. Adapun pokok dari hasil penelitian bahwa Pendudukan Irak atas Kuwait dan rnemasukkan Kuwait sebaelai propinsi ke 19 sebagai basian dari wilayahnya, secara yuridis adalah tidak sah neskipun secara de facto kekuasaan politik telah jatuh ke tangan Irak tanggal 2 Agustus 1990 lalu. Irak telah melanggar ketentuan llukum fnternasional Yaitu : 1. Pasal 2 ayat' 4 Piagan PBB.
2. Piagan Bogota OAS/1948 Pasal 17. 3. Draft Declarations on the Rights and Duties of State tahun 1949 pasal 11. 4. Declaiation on Principles of lnternasional Law Concerning Friendly Relations and Cooperation Anong States in Accordance with United Nations Charterr' yang diterina Maielis Unun tahun 1970. 5. Ayat 3 pasal 5 tentang Definisi Resolusi Agresi tahun 1974. Penentangan frak atas resolus i - resolus i Dewan Keamanan PBB serta pelaksanaannya terutarna ditujukan terhadap Amerika Serikat r Inggrj-s dan Zionisme fsrael. Secara psikologis dan politis-sosiologis Dewan Keemanan dalarn pelaksanaan resolusi tersebut hendaknya menugaskan kepada negara-negara yang tidak nenpunyai kepentingan terhadap r'rilayah Timur Tengah dan tidak ada pertentangan kepentingan dengan negara-negara Arab. Di sinilah salah satu kekurangan dari Dewan Keanran'an dalan pelaksanaan resolusi tersebut. Adapun keputusan Dewan Keamanan PBB yang berisikan uftinatum bagi digunakannya kekerasan militer terhadap Irak nelalui resolasi No.678 dan merupakan keduabelas yang dituiukan kepada Irak. Resolusi tersebut rnerupa.kan alat terakhir digunakannya kekuatan niliter dengan jalan perang dan
merupakan ketentuan hukurn yang harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh Irak. Penyangkalan terhadap resolusi tersebut merupakan Pelanggaran berat terhadap Hukun Internasional. iadi secare yuridis intervens pasukan nultinasional yang dipiurpin oleh Anerika Serikat berupa peranel terhadap Irak disebabkan sampai batas waktu yan8 telah ditentukan tanggal 15 ianuari 1991 Irak tidak nau keluar dari Kuwait berdasarkan Piagan PBB adalah bener' Betapapun pernbentukan tiga Arab dinraksudkan untuk menberikan kerangka bagi terciptanya sistem kerja sama Arab secara utuh, narnun dalan kenyataannya nenjadi ajang persaingan laten yang senantiasa nuncul kepermukaan. Di mana faktor utamanya adalah politik Arab yang beragan serta adanya kepemimpinan dengan aneka ke-pentingan dan anbisi yang saling berbenturan' Di dalan konflik Irak Kuwait timbul perbedaan pendapat dan ketegangan yang dapat meninbulkan perpecahan dalant anggota Liga Arab. Akhirnva diarnbil suatu kesimpulan bahwe Krisis Teluk adalah menyangkut masalah politik tetapi tidak nenge sampi,ngkan segi yuridisnya dan pendudukan frak atas wilayah Kuwait jelas nelangga! ketentuan Hukum Internasional umum dan Hukun Internasional Regional' Krisis Teluk telah meni.nbulkan masalah-masalah yang
6 cukup konpleks, senua pihak hendaknya mengerahkan upaya-upaya penyelesaian denglan mendasarkan diri pada aturan Hukurn Internasional yang ada dan nenjauhkan diri dari penikiran untuk nendapatkan keuntungan nasingmasing. Dihadapan kita terbentangl kehancuran senua pihak pecah perang. Keberadaan Liga Arab sebagei Organisasi Internasional Regional ternyata fungsi dan peranannya kurang efektif. Dewan keamanan di dafam nenghadapi Krisis Teluk ternyata cukup kompak terutama kelima anelgota tetapnya, di nana telah nelahirkan duabelas resolusi sebagai upaya menelakhiri pendudukan Irak atas wilayah Kuwait.