Boyolali Juni Disusun oleh: Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STMIK Sinar Nusantara DPU ESDM Kabupaten Boyolali

dokumen-dokumen yang mirip
3 MEMBUAT DATA SPASIAL

Instruksi Kerja Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan INSTRUKSI KERJA. PROGRAM ArcGIS 9.3

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

Pengertian Sistem Informasi Geografis

Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki enam kemampuan berikut dalam mengangani data yang bereferensi geografis :

BAB 4 DIGITASI. Akan muncul jendela Create New Shapefile

BAB 3 KOREKSI KOORDINAT

BAB IV BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH PENELITIAN

BAB IX. Ringkasan Modul:

BAB VI. Ringkasan Modul. Mengedit Data Vektor Membuat Setting Snap Menambah Feature Linier Menambahkan Feature Titik Menggunakan Koordinat Absolut

XVIII. LAYOUT PETA. out, pan, fix zoom in dan out, zoom to whole page (full extent)

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ArcGIS 10.2 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Pengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS

MODUL DASAR ArcGIS ver Pelatihan Software Himpunan Mahasiswa Sipil UNS

1. Buka ArcCatalog dengan mengklik button pada main menu, maka akan tampil tayangan sebagai berikut:

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA V MEMBUAT LAYOUT PETA

Latihan 2 : Displaying data

I. Digitasi (Digitizing) Daftar Isi. 1) Aktifkan extension JPEG (JFIF) Image Support : FILE EXTENSIONS

Bab VI Digitasi. Tujuan pembelajaran dari bab ini adalah:

2. GEO REFERENCING. A. Georeferencing menggunakan koordinat yang tertcantum dalam peta analog.

MEMBUAT PETA POTENSI LONGSOR DAN RAWAN BANJIR BANDANG MENGGUNAKAN ArcGIS 10.0

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA II TRANSFORMASI PROYEKSI DAN DIGITASI ON SCREEN

3. DIGITASI ON SCREEN. 1. Pastikan data raster yang akan didigitasi telah melalui proses Geo Referencing

BAB II. Ringkasan Modul:

16) Setelah layer contour masuk pilihan, pada kolom height_field pilih Elevation, dan pada kolom tag_field pilih <None>. Klik tombol OK.

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

Bab I Pengenalan ArcGIS Desktop

BAB IV. Ringkasan Modul:

8. LAYOUT. Fixed zoom out / in, Zoom whole pages, 100%

No Titik JL (m) Azimuth (o) Slope(%) dst

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Dekstop Mapping (Bagian 1)

LAMPIRAN PROSEDUR ANALISA DENGAN ARCGIS

IX. DIGITASI ON SCREEN (Bagian I)

Modul Pelatihan Membuat Peta Potensi Longsor dan Rawan Banjir Bandang

Bab III Keluaran dari SIG

3. Pilih A new existing map, klik ceckbox Do not show this dialog again dan akhiri dengan klik Button OK. Maka layar ArcMap akan terbuka.

Registrasi Image dengan ARC VIEW

Digitasi Peta. Practical Module Geographic Information System STMIK-STIKOM Balikpapan Firmansyah, S.Kom. Page 1

BAB 10 LAYOUT PETA. Pada tab General, atur units map ke meter, display ke meter, klik OK. Rubahlah simbol warnanya

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

MAP VISION citrasatelit.wordpress.com MEI

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA IV DIGITASI POLYGON

MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA

BAB VII. Ringkasan Modul:

Bab IV File Geodatabase

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

Bab 9 Membuat Data Spasial

Gambar 1. prinsip proyeksi dari bidang lengkung muka bumi ke bidang datar kertas

LATIHAN : DIJITASI PETA

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

Bab IV. Pengenalan ArcGIS

PANDUAN CARA MENGHITUNG LUAS INDONESIA DALAM SISTEM PROYEKSI UTM MENGGUNAKAN SOFTWARE ARCGIS 9.3

Bab I Pengenalan ArcGIS Desktop

Masukkan CD Program ke CDROM Buka CD Program melalui My Computer Double click file installer EpiInfo343.exe

adalah jenis-jenis tombol-tombol (buttons) yang dipakai di dalam system ini : Gambar 4.63 : Tombol ruler

Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang

Dekstop Mapping (Bagian 2)

P e n g e n a l a n 1 1. PENGENALAN. a. Sistem Informasi Geografi (SIG)

Siswanto, Kemal W., UPN Veteran Jawa Timur 42. Zoom Out. Zoom Control. Zoom to 100%

LOCUS GIS. Oleh : IWAN SETIAWAN

SIFAT DAN FORMAT DATA TITIK GEOARKINDO 2016

Bab IV File Geodatabase

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA III DIGITASI GARIS ATAU LINE

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

MATA KULIAH SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. MODUL PEMBELAJARAN ArcGIS

Latihan Membuat Peta Tematik Sistem Koordinat Data Frame, TOC, Layer Pada Software Arc GIS 10.1

Lampiran 1. Perbandingan Guna Lahan Eksiting Kota Palembang tahun 2004 Terhadap Rencana Guna Lahan tahun

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN: Pengantar Aplikasi Arcview 3.3

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang digunakan untuk perancangan ArcGis 9.3. a. Processor Intel Pentium IV atau lebih tinggi

5 BEKERJA DENGAN FEATURES

ARCVIEW GIS 3.3. Gambar 1. Tampilan awal Arcview 3.3

PENGANTAR : GEODATABASE 2. Personal Geodatabase 3 Komponen Geodatabase 3 Feature Class 4 ShapeFile 5 Tabel 6 LATIHAN : MEMBANGUN GEODATABASE 7

Bab 13 Print Composer Map Layout dan Cetak

Bab 8 Georeference Data Raster

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

MODUL PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFI OLEH YUSTINA RETNO WAHYU UTAMI, ST, M.CS

Bab 3- Pengenalan QGIS

BAB III. Ringkasan Modul:

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN


BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING

LAYOUT. A. Membuat Layout dari sebuah View. B. Membuat Layout melalui Window Project

REGISTRASI PETA TUTORIAL I. Subjek Matter: 1.1 GEOFERENSING 1.2 COORDINAT GEOMETRIK (COGO)

Tutorial ArcGIS 10. BAB Digitasi On Screen

PEMBUATAN PETA TEMATIK LAYOUT, SISTEM KOORDINAT, DAN GRID

C. Prosedur Pelaksanaan

Misalnya akan dilakukan pada peta Indikasi Pemanfaatan Kawasan Hutan Kalimantan Timur 2013.

Modul Praktikum Geographic Information System 1. Oleh Team Asisten

Sesi Pokok Bahasan TIK Sub Pokok Bahasan Durasi Pre requisite Metoda/alat Referensi 1. Pengenalan

PEMBUATAN NETWORK DATABASE

Mendeteksi Kebakaran Hutan Di Indonesia dari Format Data Raster

OpenOffice Writer Aplikasi perkantoran OpenOffice.org Writer

Sistem Tampilan Data

SCREEN DIGITIZING. A. Digitasi Point (Titik)

PERTEMUAN 12 PEMBUATAN PETA TEMATIK QUERY DATA. Oleh: Andri Oktriansyah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

M O D U L PENYUSUNAN PETA STATUS KERUSAKAN TANAH

Pengantar Saat ini terdapat beberapa aplikasi pemetaan yang digunakan di dunia baik yang berbayar maupun yang sifatnya gratis. Beberapa nama besar apl

Transkripsi:

MATERI PELATIHAN Boyolali 16 18 Juni 2014 Disusun oleh: Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STMIK Sinar Nusantara DPU ESDM Kabupaten Boyolali

DAFTAR ISI DASAR PEMETAAN DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI... 3 Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi... 3 Data Spasial... 3 Format Data Spasial... 3 Sumber Data Spasial... 4 Sistem Koordinat... 5 PENGENALAN ARCGIS... 9 REGISTRASI PETA (GEOREFERENCING)... 11 Kegunaan Registrasi Peta... 11 Registrasi Peta dengan Input Koordinat... 11 DIGITASI DAN INPUT ATRIBUT... 14 Digitasi... 14 Kegunaan... 14 Menghapus Fitur Titik... 17 Input Data Atribut... 18 Penyajian Data... 19 INPUT DATA TABULAR... 21 PENGENALAN GLOBAL POSITIONING SATELITE (GPS)... 27 Global Positioning Satelite (GPS)... 27 Langkah-langkah pengolahan data GPS... 27 LAYOUT PETA... 28 Peta... 28 Membuat Layout Peta... 28 Menambahkan Text/Titles... 30 Menambahkan Legend... 30 Menambah North Arrow... 31 Memberi Skala... 32 Menambah Grid... 32 TRANSFORMASI SISTEM KOORDINAT... 35 Tranformasi Sistem Koordinat Pada Data Raster... 35 Transformasi Sistem Koordinat pada Data Vektor... 37 MENGEDIT DATA VEKTOR... 41 Menggabungkan Fitur Garis... 41 Memotong fitur garis.... 42 Menggabungkan polygon... 43 Membagi polygon... 45 Snapping... 46 STMIK Sinar Nusantara 2

DASAR PEMETAAN DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi Data yang merepresentasikan dunia nyata (real world) dapat disimpan, dimanipulasi, dan dipresentasikan dalam bentuk yang lebih sederhana dengan layer layer tematik yang direalisasikan dengan lokasi lokasi geografi di permukaan bumi. Hasilnya dapat digunakan untuk pemecahan berbagai masalah perencanaan dan pengambilan keputusan berkaitan dengan data kebumian. Aplikasi SIG menjawab beberapa pertanyaan seperti: lokasi, kondisi, trend, pola, dan pemodelan. Data Spasial Data spasial mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi dan informasi atribut yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Informasi lokasi atau informasi spasial. Contoh yang umum adalah informasi lintang dan bujur, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial. Suatu lokalitas bisa mempunyai beberapa atribut atau properti yang berkaitan dengannya; contohnya jenis vegetasi, populasi, pendapatan per tahun, dsb. Format Data Spasial Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu: 1) Vektor, berupa titik, garis, dan polygon. 2) Raster Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid STMIK Sinar Nusantara 3

yang disebut dengan pixel (picture element). Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah, dsb. Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya. Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisis. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam komputasi matematik. Sebaliknya, data raster biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan secara matematis. Sumber Data Spasial 1) Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah, dsb.) Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin dsb. Referensi spasial dari peta analog memberikan koordinat sebenarnya di permukaan bumi pada peta digital yang dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan dalam format vektor. 2) Data dari sistem Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara, dsb.) Data Pengindraan Jauh dapat dikatakan sebagai sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediaanya secara berkala. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster. STMIK Sinar Nusantara 4

3) Data hasil pengukuran lapangan. Contoh data hasil pengukuran lapang adalah data batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan, podes, dsb., yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut. 4) Data GPS. Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format vektor. Sistem Koordinat Apa yang dimaksud koordinat Peta? Pada peta, terlihat garis-garis membujur (menurun) dan melintang (mendatar) yang membantu untuk menentukan posisi di muka bumi. Garis-garis koordinat memiliki ukuran (dalam bentuk angka) yang dibuat berdasarkan kesepakatan. Perpotongan antara garis bujur dan garis lintang tersebut dinamakan KOORDINAT PETA. Sistem Koordinat merupakan kesepakatan tata cara menentukan posisi suatu tempat di muka bumi ini. Terdapat dua sistem koordinat yang digunakan yaitu sistem koordinat BUJUR-LINTANG dan sistem koordinat UTM (Universal Transverse Mecator) Mengapa ada 2 Sistem? Tidak semua sistem koordinat cocok untuk dipakai di semua wilayah. Sistem koordinat bujur-lintang tidak cocok digunakan di tempat-rempat yang berdekatan dengan kutub sebab garis bujur akan menjadi terlalu pendek. STMIK Sinar Nusantara 5

1) Sistem Koordinat Bujur-Lintang Sistem koordinat bujur-lintang (atau dalam bahasa Inggris disebut Latitude-Longitude), terdiri dari dua komponen yang menentukan, yaitu: - Garis dari atas ke bawah (vertikal) yang menghubungkan kutub utara dengan kutub selatan bumi, disebut juga garis bujur. - Garis mendatar (horizontal) yang sejajar dengan garis khatulistiwa, disebut juga garis lintang. Untuk membagi wilayah dunia menjadi bagian utara dan selatan, maka di tentukan sebuah garis yang tepat berada di tengah yaitu garis khatulistiwa (ekuator). Untuk membagi wilayah timur dan barat, ditentukan sebuah garis PRIME MERIDIAN yang terletak di kota Greenwich (Inggris). Karena bentuk dunia seperti bola, maka ketentuan yang mengatur koordinat bujur-lintang mirip dengan ketentuan matematika yang mengatur lingkaran. Dengan demikian, cara menentukan koordinat bujurlintang adalah sama dengan perhitungan lingkaran yaitu: derajat ( o ), menit ('), dan detik ("). Contoh: 4 o 42' 30" LS cara membacanya 4 derajat 42 menit 30 detik lintang selatan Konversi derajat menit detik ke kilometer/meter: 1 (derajat) bujur / lintang = 111,322 km = 111.322 meter 1' (menit) bujur / lintang = 1.885,37 meter 1" (detik) bujur / lintang = 30,9227 meter Konversi derajat ke menit detik: 1 (derajat) bujur / lintang = 60' (menit) = 3600" (detik) 1' (menit) bujur / lintang = 60" (detik) 2) Sistem Koordinat UTM (Universal Transverse Mercator) Pembagian Zona Dalam Koordinat UTM seperti gambar berikut: STMIK Sinar Nusantara 6

Seluruh wilayah yang ada di permukaan bumi dibagi menjadi 60 zona bujur. Zona 1 dimulai dari lautan teduh (pertemuan antara garis 180 Bujur Barat dan 180 Bujur Timur), menuju ke timur dan berakhir di tempat berawalnya zona 1. Masing-masing zona bujur memiliki lebar 6 (derajat) atau sekitar 667 kilometer. Garis lintang UTM dibagi menjadi 20 zona lintang dengan panjang masing-masing zona adalah 8 (derajat) atau sekitar 890 km. Zona lintang dimulai dari 80 LS - 72 LS diberi nama zona C dan berakhir pada zona X yang terletak pada koordinat 72 LU - 84 LU. Huruf (I) dan (O) tidak dipergunakan dalam penamaan zona lintang. Dengan demikian penamaan setiap zona UTM adalah koordinasi antara kode angka (garis bujur) dan kode huruf (garis lintang). Dalam koordinat UTM, setiap zona memiliki sumbu-sumbu tersendiri, berbeda dengan koordinat bujur-lintang yang menggunakan satu sumbu yang berpusat pada Kutub Utara dan Kutub Selatan. Berbeda dengan koordinat bujur-lintang yang menggunakan perhitungan lingkaran (derajat, menit, dan detik). Koordinat UTM menggunakan perhitungan JARAK. Angka-angka yang tertera dalam peta dengan koordinat UTM menunjukkan jarak sebenarnya di lapangan (dalam satuan meter). Dalam sistem koordinat UTM garis bujurnya hanya menggunakan arah timur dalam bahasa Inggris ditulis "East" dan dalam peta disingkat (E), atau dalam bahasa Indonesia ditulis "Timur dan disingkat (T). STMIK Sinar Nusantara 7

Cara menulis koordinat UTM. 48 M 0817750 mt UTM 9070450 mu Artinya... Letak koordinat UTM itu berada berada di zona 48M UTM. Memiliki koordinat bujur 0817750 mt (terletak 817 km dari sebelah Timur awal zona 48). Memiliki koordinat Lintang 9070450 (terletak 9070 km ke arah selatan garis khatulistiwa). STMIK Sinar Nusantara 8

PENGENALAN ARCGIS Aplikasi SIG yang akan digunakan adalah ArcGIS 9.x. Penggunaan aplikasi SIG adalah sebagai berikut. a. Cara membuka perangkat lunak ArcMap Mulai ArcMap dengan klik Start > Programs > ArcGIS > ArcMap atau dengan klik icon ArcMap pada desktop. b. Mengenal Lingkungan Kerja ArcMap Membuka ArcCatalog Tool Navigasi Table Of Contents Arc Toolbox Map View Table of Contents berisi layer-layer yang akan ditampilkan pada map view. Salah satu fungsi Table of contents adalah mengatur legenda peta yang akan ditampilkan. Untuk mengaktifkan / menampilkan Table of Contents, masuk ke dalam menu Windows Table Of Contents. ArcToolbox berisi Tools yang dapat digunakan untuk proses geoprocessing dan berbagai fungsi spasial lainnya. MapView berisi tampilan peta yang terdapat pada Table of Contents. Pada MapView inilah terjadi proses digitasi, editing dan sebagainya. Tampilan pada MapView dikendalikan pada Table of Contents, dalam hal ini adalah Data Frame pada Table of Contents. STMIK Sinar Nusantara 9

Tools Navigasi Zoom in Zoom out Fixed Zoom in Fixed Zoom out Pan Full Extent Previous Extent Next Extent Zoom in : Digunakan untuk menampilkan peta lebih besar pada area yang kita inginkan. Zoom out : Digunakan untuk menampilkan peta lebih kecil. Fixed Zoom in dan Fixed Zoom Out : Memiliki fungsi yang mirip dengan Zoom In dan Zoom Out. Pan : Digunakan untuk menggeser tampilan Map View. Full Extent : Digunakan untuk menampilkan peta keseluruhan. Prev Extent dan Next Extent : Digunakan untuk menampilkan peta pada tampilan sebelumnya atau sesudahnya. ArcCatalog ArcCatalog digunakan untuk mengelola data-data yang dimiliki. Salah satu fungsinya adalah membuat file baru. Selain itu, dalam ArcCatalog, kita dapat melihat dan membuat informasi tentang data (meta data). Add Data Add Data : Digunakan untuk menambahkan peta pada Mapview. Data bisa berupa data raster, data vector, dan data tabular. Open File Open file *.mxd, digunakan untuk membuka file ber-extension mxd (map document), dimana file ini memiliki link dengan file-file peta yang telah dibuka sebelumnya. STMIK Sinar Nusantara 10

REGISTRASI PETA (GEOREFERENCING) Kegunaan Registrasi Peta Registrasi peta/georeferencing adalah menyamakan/memberi koordinat suatu data raster sesuai koordinat bumi/aslinya. Data vektor maupun data raster yang belum memiliki koordinat bumi diolah sehingga data tersebut memiliki koordinat bumi. Perlu diperhatikan untuk sistem koordinat lintang bujur bahwa bila daerah tersebut terletak pada bujur barat atau lintang selatan, beri tanda negatif(-). Terdapat beberapa cara untuk melakukan georeferencing terhadap data, yaitu: a. Georeferencing data Raster dengan metode input titik kontrol koordinat b. Georeferencing data Raster menggunakan Objek yang sama c. Georeferencing data Cad Berkaitan dengan data raster yang dimiliki, dalam workshop ini akan dilakukan georeferencing data Raster dengan metode input titik kontrol koordinat. Registrasi Peta dengan Input Koordinat Tahapan untuk melakukan georeferencing dengan input koordinat adalah: 1. Add data raster yang akan diregistrasi. Tambahkan data raster boyolali.jpg. Koordinat yang masih belum tergeoreferensi STMIK Sinar Nusantara 11

2. Aktifkan Tools Georeferencing. Klik menu View Toolbar, pilih Georeferencing. Akan muncul toolbar Georeferencing seperti berikut. 3. Zoom pada perpotongan grid yang telah diketahui koordinatnya. Pada toolbar Georeferencing, klik Add Control Point untuk menambahkan control point pada perpotongan grid tersebut. Klik kiri, kemudian klik kanan pada perpotongan grid dan masukkan nilai koordinatnya. Add Control Point Masukkan titik koordinat pada perpotongan grid. STMIK Sinar Nusantara 12

4. Lakukan hal yang sama untuk titik-titik lainnya. Cari 3 titik lainnya yang menyebar. Untuk melihat control point yang telah dimasukkan, klik link table pada toolbar Goereferencing. Link Table 5. Klik Pada Toolbar Georeferencing, kemudian pilih Update Georeferencing STMIK Sinar Nusantara 13

DIGITASI DAN INPUT ATRIBUT Digitasi Digitasi merupakan proses menjadikan data raster menjadi data vektor. Dapat dikatakan bahwa proses ini adalah penggambaran kembali data raster sehingga diperoleh data vektor. Data vektor dapat berupa point, polyline, dan polygon. Kegunaan Data dalam format vektor dapat diolah lebih mudah dan penyimpanannya tidak memerlukan kapasitas yang besar. Selain itu, dengan data vektor, kita dapat menambahkan data-data atribut dalam bentuk kolom-kolom pada databasenya. Sebagai contoh kasus, digitasi yang dilakukan kali ini adalah digitasi dari data raster ke data vector point (titik). Data raster yang digunakan adalah boyolali.jpg yang telah teregistrasi (sudah bergeoreferensi). Titik / point yang dipilih adalah lokasi suatu bangunan. Langkah- langkah untuk digitasi point adalah sebagai berikut: 1. Tampilkan data raster yang telah bergeoreferensi. Data yang sudah teregistrasi 2. Masuk ke dalam ArcCatalog, dan pilih folder yang akan dijadikan sebagai tempat untuk menyimpan file hasil digitasi. Klik kanan, kemudian pilih new Shapefile. STMIK Sinar Nusantara 14

3. Pada window dialog, Isi nama file, type dan sistem koordinatnya. STMIK Sinar Nusantara 15

Sistem koordinat yang digunakan dalam kasus ini adalah sistem koordinat lintang bujur (Geographic Coordinates System), WGS_1984. 4. Keluar dari ArcCatalog, kembali pada ArcMap. 5. Tambahkan data shapefile yang baru dibuat di ArcCatalog. 6. Aktifkan Toolbar Editor. Klik menu View - Toolbar, pilih Editor. Pada Toolbar Editor, pilih Start Editing. 7. Pastikan target editingnya adalah data yang baru ditambahkan tadi. 8. Mulailah mendigit menggunakan skecth tool (icon pencil). STMIK Sinar Nusantara 16

9. Setelah proses digitasi selesai, klik Editor Stop Editing, akan ada konfirmasi untuk save data hasil editing, Klik Yes. Untuk membuat digitasi data vektor garis ataupun area, caranya sama dengan membuat data vektor titik, di mana data vektor yang dibuat dalam ArcCatalog bertipe polyline untuk garis dan polygon untuk area. Menghapus Fitur Titik Untuk menghapus fitur yang ada dalam tabel, tahapannya adalah sebagai berikut: 1. Buka tabel atribut dari data vector, dengan klik kanan peta titik, kemudian pilih Open Attribute Table. 2. Pilih fitur yang akan dihapus, bisa dilakukan dengan klik Select Feature kemudian pilih titik yang akan dihapus. Select Features Baris pada Tabel Atribut terkait dengan objek di peta STMIK Sinar Nusantara 17

3. Klik kanan pada baris tabel, pilih Delete Selected, atau tekan tombol Del pada keyboard. Klik Stop Editing, kemudian Yes untuk menyimpan. Input Data Atribut Penambahan data atribut pada bangunan.shp melalui langkah-langkah berikut: 1. Klik kanan pada boyolali.shp yang akan ditambahkan data atributnya, pilih open atribut table. Maka akan tampil tabel atribut. 2. Tambahkan kolom dengan cara klik pada Option yang berada di kanan bawah. Pilih Add Field. Maka akan muncul dialog untuk menambah kolom, isikan nama kolom dan jenis datanya. STMIK Sinar Nusantara 18

Pada kolom Name, ketik Nama dengan Type diisi dengan Text dengan panjang 50. Kemudian klik OK. 3. Isi data atribut dengan cara mengaktifkan dulu Editor menjadi Start Editing, kemudian isi kolom Nama sesuai lokasi titik. 4. Setelah selesai mengisi data atribut, Stop Editing pada editor, kemudian klik Yes untuk menyimpan hasil editing atribut. Penyajian Data Hasil digitasi dan penambahan atribut tabel dapat ditampilkan dalam peta. Untuk menampilkan label tersebut: 1. Klik kanan bangunan.shp, pilih Properties. 2. Pada tab Labels, beri tanda pada Label features in this layer. STMIK Sinar Nusantara 19

3. Pada tab Symbology, Klik Categories. Value Field, pilih Nama. Kemudian klik Add All Values. 4. Klik OK. Akan ditampilkan hasil seperti gambar berikut. STMIK Sinar Nusantara 20

INPUT DATA TABULAR Penggunaan data tabular dimungkinkan di ArcGIS. Sebagai contoh, bila terdapat titik gempa yang terjadi di Indonesia tahun 2010 dalam format.xls. Isi dari file titik gempa dalam Ms. Excel seperti gambar berikut: Yang perlu diperhatikan adalah dalam tabel tersebut harus terdapat koordinat lintang (Y) dan bujur (X). Tahapan pembuatan data vektor dari data tabular adalah sebagai berikut: 1. Buka file Indonesia.shp. STMIK Sinar Nusantara 21

2. Buka file titikgempa.xls Sheet1$. 3. Buka file titikgempa.xls, pilih Sheet1$. 4. Klik kanan Sheet1$, pilih Display XY Data. 5. Isi X Field dengan garis bujur, dan Y Field dengan garis lintang. STMIK Sinar Nusantara 22

6. Klik Edit untuk menentukan sistem koordinat yang digunakan. 7. Kemudian klik Select-Geographics Coordinate System. Pilih World, kemudian pilih WGS 1984. Klik OK. STMIK Sinar Nusantara 23

Klik OK. 8. Klik kanan pada Sheet1$ Events, pilih Data-Export Data. Beri nama data_gempa.shp STMIK Sinar Nusantara 24

Klik OK, kemudian klik Yes untuk menampilkan di layer. 9. Untuk menyajikan data, klik kanan pada data_gempa, pilih Properties. 10. Untuk menampilkan label ukuran gempa dapat setiap titik, pada tab Labels beri tanda centang ( ) pada Label all the features the same way. Pada Label Field pilih uk_gempa. 11. Untuk mengganti simbol titik dan ukurannya, klik simbol pada layer data_gempa. Akan muncul Symbol Selector. Pilih simbol yang diinginkan beserta ukurannya. Kemudian klik OK. STMIK Sinar Nusantara 25

Hasil akhir dari tahapan di atas adalah seperti gambar berikut. STMIK Sinar Nusantara 26

PENGENALAN GLOBAL POSITIONING SATELITE (GPS) Global Positioning Satelite (GPS) Dalam survei GIS salah satu hal yang terpenting adalah koordinat (posisi). Dalam menentukan posisi geografis suatu tempat atau objek saat ini dipermudah dengan adanya teknologi GPS. Teknologi GPS ini mulai dipergunakan secara umum pada tahun 1980-an. GPS merupakan sistem navigasi dengan memanfaatkan 24 satelit. Untuk mendapatkan suatu posisi yang akurat diperlukan minimal 3 satelite yang diterima GPS. Dari ketiga satelite tersebut kemudian diinterpolasi dengan metoda triangulare untuk menentukan posisi yang benar. Semakin banyak satelit yang bisa diterima oleh GPS maka semakin akurat lokasi yang kita dapat. GPS ini merupakan salah satu produk hand GPS / Navigation GPS yang dikeluarkan Garmin. GPS ini memiliki akurasi optimum hingga 5 m (namun pada kondisi tertentu akurasinya bisa lebih detail lagi). GPS Map 6.0 CSx dapat menerima hingga 24 satelit. Langkah-langkah pengolahan data GPS Sambungkan GPS garmin dengan komputer Jalankan software MapSource Receive Data Simpan dalam *.txt Copy koordinat dalam excel ( bentuk tabular ) Pastikan kolom x untuk bujur dan kolom y untuk lintang, Kemudian simpan. Tampilkan titik tersebut pada ArcMap. Lakukan pengolahan data seperti input data tabular (seperti pada kasus titik gempa.xls) STMIK Sinar Nusantara 27

LAYOUT PETA Peta Peta adalah alat peraga yang bertujuan untuk menyampaikan/menunjukan informasi kepada orang lain dengan cara yang benar, cepat dan mudah dalam memahami atau memperoleh gambaran informasi yang ingin disajikan tersebut dengan kedudukannya dalam ruang muka bumi. Peta memiliki beberapa komponen, yaitu: Isi Peta Proyeksi Skala Peta dan Simbol Arah Kartografer Legenda atau Keterangan Waktu Pembuatan Sumber Sistem Grid dan Koordinat Judul Peta Insert, Indeks, dan Petunjuk Peta Membuat Layout Peta 1. Buka peta Indonesia.shp dan data_gempa.shp 2. Pada layout hal pertama yang harus dilakukan adalah setting kertas (Paper Setting). Buka toolbar File>Page and Print Setup Pada Map Page Size atur ukuran page yang akan digunakan, kemudian satuan kita ubah menjadi milimeter. STMIK Sinar Nusantara 28

Kemudian orientasi paper yang digunakan dipilih (Potrait, Landscape) Yang perlu diperhatikan sebelum memulai layout adalah kita harus membedakan tool yang akan digunakan, untuk mengontrol layout view seperti dibawah ini dan untuk mengontrol data menggunakan tools sebagai berikut : Untuk memulai layout perhatikan apakah tampilan peta yang telah dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan, dan yang diinginkan. 1. Pilih View > Layout View 2. Atau pilih tools pada bawah view peta. 3. Kemudian kita dapat menambahkan elemen pada peta tersebut, yaitu dengan memilih menu insert. STMIK Sinar Nusantara 29

Menambahkan Text/Titles 1. Pilih Insert > Titles. Tulis judul peta yang anda inginkan. 2. Untuk memodifikasi klik pada judul lalu muncul editor properties. 3. Ubah jenis font dan besar huruf melalui change symbol. 4. Begitu juga apabila ingin menambah kata atau kalimat dengan menggunakan Insert > Text. Menambahkan Legend 1. Pilih Insert > Legend. 2. Ikuti kotak petunjuk (legend wizard). 3. Hasilnya tampak pada gambar berikut. STMIK Sinar Nusantara 30

Klik Next. Anda dapat memodifikasi dengan klik pada legend tersebut. Setelah selesai, klik OK. Menambah North Arrow Pilih Insert > North Arrow. Ikuti kotak petunjuk (North Arrow Selector). Hasilnya tampak pada gambar berikut. STMIK Sinar Nusantara 31

Anda dapat memodifikasi dengan meng-klik pada element tersebut. Memberi Skala Pilih Insert > Scale bar Insert > scala Text. Ikuti kotak petunjuk (Scale Bar Selector dan Scale Text Selector). Hasilnya tampak pada gambar berikut. Anda dapat memodifikasi dengan meng-klik pada element tersebut. Menambah Grid Atur grid menggunakan View > Data Frame Properties Pilih New Grid. Ada dua tipe yaitu Graticule untuk degree dan measured untuk meter/feet atau menggunakan reference grid. Kita pilih graticule. STMIK Sinar Nusantara 32

Kemudian klik Next, Finish. STMIK Sinar Nusantara 33

Kemudian OK. Contoh Layout: STMIK Sinar Nusantara 34

TRANSFORMASI SISTEM KOORDINAT Suatu sistem koordinat dapat ditransformasikan ke sistem koordinat bujur lintang ke UTM atau sebaliknya. Hal ini berlaku baik untuk data raster maupun data vektor. Tranformasi Sistem Koordinat Pada Data Raster Transformasi sistem koordinat bujur lintang ke UTM pada data raster adalah: - Buka file boyolali2.jpg yang sudah teregistrasi/georeferencing. - Pada ArcToolbox, Pilih Data Management Tools Projection and Transformation - Raster. Klik ganda Project Raster. - Pada kotak dialog Project Raster, isikan : Input Raster = boyolali2.jpg Input Coordinate System = GCS_WGS_1984 Output Coordinate System = WGS_1984_UTM_Zone_49S Klik OK. STMIK Sinar Nusantara 35

- Untuk melihat hasilnya, klik kanan pada Layer, pilih Properties. - Pada Tab Coordinate System, klik Layers, pilih sistem koordinat peta dari layer. STMIK Sinar Nusantara 36

Klik OK. - Hasilnya seperti berikut. Koordinat UTM Transformasi Sistem Koordinat pada Data Vektor 1. Transformasi sistem koordinat bujur lintang ke UTM Untuk mentransformasikan sistem koordinat bujur lintang ke UTM adalah sebagai berikut: - Buka file bangunan.shp, data vektor yang memiliki sistem koordinat UTM. - Pada ArcToolbox, Pilih Data Management Tools Projection and Transformation - Feature. Klik ganda Project. - Pada kotak dialog Project, isikan : Input Feature = bangunan.shp Input Coordinate System = GCS_WGS_1984 Output Coordinate System = WGS_1984_UTM_Zone_49S Klik OK. STMIK Sinar Nusantara 37

- Atur property Layer sehingga layer memiliki sistem koordinat UTM. Klik kanan Layer, pilih Properties. Pada Tab Coordinate Systems, pilih Layers. Klik sistem koordinat pada bangunan_project. Kemudian klik OK. - Hasilnya sistem koordinat layer adalah UTM. Koordinat UTM 2. Konversi sistem koordinat UTM pada data vektor ke sistem koordinat bujur lintang - Buka file bangunan blok.shp - Pada ArcToolbox, Pilih Data Management Tools Projection and Transformation - Feature. Klik ganda Project. - Isikan : Input Feature = bangunan.shp Input Coordinate System = WGS_1984_UTM_Zone_49S Output Coordinate System = GCS_WGS_1984 STMIK Sinar Nusantara 38

Klik OK. - Atur property Layer sehingga layer memiliki sistem koordinat Bujur lintang. Caranya adalah dengan klik kanan Layers, pilih Properties. - Pada tab Coordinate System, pilih Layers. Kemudian klik sistem koordinat bangunanblok_project. Klik OK. STMIK Sinar Nusantara 39

STMIK Sinar Nusantara 40

MENGEDIT DATA VEKTOR Menggabungkan Fitur Garis Bila terdapat dua garis yang ingin digabung menjadi satu garis, dapat digunakan fasilitas Merge pada Editor. Untuk menggabungkan fitur garis, lakukan langkah-langkah berikut: - Pada toolbar Editor, klik Start Editing. Pilih Select Feature dari toolbar Tools. Select Features - Klik pada garis-garis yang akan digabung. Bila akan memilih garis klik tombol SHIFT + Garis. - Klik Editor, pilih Merge. - Klik Ok untuk menggabungkan fitur. Hasil akhir berupa satu garis yang merupakan penggabungan dari beberapa garis. STMIK Sinar Nusantara 41

- Klik Stop Editing Yes untuk menyimpan. Memotong fitur garis. Bila terdapat satu garis yang ingin dipotong, misalnya di perempatan jalan, bisa menggunakan Split tool. Proses pemotongan garis melalui langkah-langkah berikut: - Pada toolbar editor klik Start Editing. Pilih fitur garis yang akan dipotong. Gunakan Select Features untuk memilih fitur. - Pilih Split tool. Arahkan kursor mouse ke titik potongnya. Kemudian klik di titik potong. STMIK Sinar Nusantara 42

Split Tool Hasilnya, garis sudah terpotong - Klik Stop Editing Yes untuk menyimpan. Menggabungkan polygon Seperti pada penggabungan fitur garis, bila terdapat polygon yang akan digabungkan, dapat menggunakan Merge pada Editor. Langkah-langkah menggabungkan polygon adalah: - Buka data vektor polygon yang akan digabungkan. STMIK Sinar Nusantara 43

- Pilih polygon yang akan digabungkan, menggunakan Select Feature. - Pilih polygon menggunakan SHIFT + polygon. Kemudian klik Editor Merge. Hasilnya pada tabel atribut terlihat yang tadinya terdapat 4 poligon, setelah di-merge menjadi 3 poligon. STMIK Sinar Nusantara 44

Membagi polygon Bila terdapat suatu polygon yang ingin kita potong, dapat dilakukan dengan cara: - Pada toolbar Editor Start Editing. Pada Task, pilih Cut Polygon Features. Kemudian pilih polygon yang akan dipotong menggunakan Select Features. - Gunakan Sketch Tool. Tarik garis untuk memotong polygon. STMIK Sinar Nusantara 45

Sistem Informasi Geografi dengan ArcGIS Tingkat Dasar 2014 Poligon sudah terpotong. Hal ini terlihat di tabel atribut, bila sebelumnya hanya terdapat 3 poligon, setelah terpotong menjadi 4 poligon. Kemudian klik Stop Editing. Snapping Snapping yang berfungsi untuk melekatkan garis pada vertex (titik/node), edge ataupun end (titik akhir) dari garis berdasarkan data vector acuan. Snapping dapat membantu dalam mendigitasi area ataupun jalan. Contoh penggunaan snap dalam modul ini digunakan untuk membuat polygon dari data vektor point (titik). Terdapat file dalam bentuk tabular seperti berikut. STMIK Sinar Nusantara 46

Buatlah data vector dari file tersebut (lihat caranya dalam Input Data Tabular). Kemudian file tersebut akan menjadi seperti gambar berikut: STMIK Sinar Nusantara 47

Untuk membuat polygon dari data vektor point (titik), lakukan langkah-langkah sebagai berikut: - Buat file di ArcCatalog bertipe polygon. - Tambahkan file yang dibuat ke dalam ArcMap. - Aktifkan toolbar Editor- Start Editing. Pastikan data vektor yang akan diedit ada dalam folder yang dipilih. Klik OK. Pastikan folder yang dipilih terdapat file untuk menyimpan data vektor polygon. - Klik Editor, pilih Snapping. - Setting snap. Bila diinginkan membuat polygon dari data vector titik_utm, beri tanda centang ( ) pada layer titik_utm di vertex, edge dan end point. STMIK Sinar Nusantara 48

- Pilih Sketch Tool, arahkan pada salah satu titik. Bila tanda pada titik sudah ada titik merah ditengah titik biru (sudah pas), maka klik pada titik tersebut. - Lanjutkan ke titik berikutnya. Lakukan sampai selesai. STMIK Sinar Nusantara 49

- Bila sudah selesai, klik Stop Editing. Klik Yes untuk menyimpan. STMIK Sinar Nusantara 50