KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

dokumen-dokumen yang mirip
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK

III.A.1.b.3).(2) ARTIKEL JKPM VOL 1N0 1

Unnes Journal of Mathematics Education Research

Jl. Kedungmundu Raya No 18 Semarang, b Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Semarang

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. 2015/2016, dengan pokok bahasan Lingkaran. eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

JKPM,VOLUME 1 NOMOR 1 JANUARI 2014 ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama

Volume 1 Nomer 2 Desember 2015

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER DENGAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION BERPENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 1 Febuari 3 Maret 2014, pada semester

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEEFEKTIFAN METODE GUIDEDDISCOVERY LEARNING BERNUANSA MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

LEMBAR KEGIATAN SISWA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksprimen semu (quasi eksprimen ),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melibatkan dua kelompok yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

BAB III METODE PENELITIAN. masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

III.A.1.b.3).(9) ARTIKEL JKPM SEP 2016

Contextual Spelling. Grammar. Punctuation. Sentence Structure. Style. Vocabulary enhancement. of 100. Checking disabled. No errors SCORE DOCUMENT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

multimedia, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

PENGKONSTRUKSIAN KONSEP FISIKA MELALUI PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TAI

Analisis Perangkat Pembelajaran Group Investigation Berbasis RME untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Kalkulus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk melihat hubungan sebab-akibat antara

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI BAHAN AJAR PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN LINEVER PADA MATAKULIAH PROGRAM LINEAR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Penelitian quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu

BAB III METODE PENELITIAN

JKPM, VOLUME 3 NOMOR 1, APRIL 2016 ISSN:

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

JURNAL SKRIPSI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (PTK

xiii DAFTAR LAMPIRAN Halaman

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk eksperimen dengan hanya mengambil satu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III DESAIN PENELITIAN

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATIONS PADA PEER GROUP DAN NON PEER GROUP MATERI STATISTIKA KELAS X

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

Transkripsi:

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF Dwi Sulistyaningsih 1, Venissa Dian Mawarsari 2 (1,2) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Muhammadiyah Semarang 1 dsulistyaningsih@gmail.com, 2 venissa@unimus.ac.id ABSTRAK Banyak siswa kesulitan dan mendapat nilai rendah pada pembelajaran materi trigonometri. Diantara sebab yang ada adalah materi ini berisi banyak rumus dan guru belum menggunakan perangkat pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan model kooperatif tipe TAI (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbasis konstruktivisme. Isntrumen penelitian meliputi lembar angket motivasi, lembar pengamatan keaktifan dan tes kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil penelitian menunjukkan ketuntasan klasikal yang mencapai 85,7 % dan kemampuan berfikir kreatif matematik (KBKM) dipengaruhi oleh keaktifan siswa sebesar 78,4 %. Nilai tes KBKM kelas uji coba lebih baik dari kelas kontrol. Berdasarkan hasil uji coba lapangan, perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan mengikuti model kooperatif tipe TAI berbasis konstruktivisme dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Kata kunci: model kooperatif; konstruktivisme; TAI, berpikir kreatif matematik. PENDAHULUAN Hasil pembelajaran matematika di Indonesia khususnya materi trigonometri sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai matematika UAN untuk materi trigonometri yang sangat rendah jauh dari memuaskan. Kebiasaan siswa yang hanya cenderung menghafal rumusrumus dalam pelajaran trigonometri merupakan salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada materi tersebut (Rusdi dkk, 2013) Observasi awal terhadap siswa SMA kota Semarang menunjukkan bahwa siswa beranggapan matematika merupakan salah satu pelajaran yang kurang diminati oleh siswa. Hasil wawancara dengan pengajar di SMA kota Semarang diperoleh penjelasan bahwa materi trigonometri merupakan materi yang selalu mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kenyataan yang ada dalam pembelajaran guru juga tidak menggunakan perangkat pembelajaran yang mendukung, artinya guru tidak menggunakan perangkat pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif 38 mengkontruksi pengetahuanya. Menurut Nur (2002) bahwa perangkat pembelajaran memberikan kemudahan dan dapat membantu guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Sementara itu, metode pembelajaran yang digunakan kurang melibatkan peran aktif siswa sehingga kurang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa. Hal ini juga didukung oleh kondisi siswa antara lain; siswa tidak mampu menjawab dengan sejumlah jawaban, siswa tidak mampu memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu masalah, siswa sulit mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban dan siswa tidak dapat mengorganisasikan informasi yang ada secara kreatif dengan menggunakan strategi-strategi tertentu untuk menemukan kemungkinan penyelesaian. Kenyataan tersebut memerlukan perhatian dan kreativitas guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dan model pembelajaran yang akan membuat siswa lebih aktif dan dapat mengkontruk pemikiranya sehingga dapat memunculkan ide-ide baru, gagasan-

gagasan baru serta berbagai strategi untuk menyelesaikan masalah. Pembelajaran berbasis konstruktivisme merupakan pembelajaran yang dirancang agar siswa dapat mengkonstruk pemikiranya. Teori konstruktivisme menyatakan bahwa dalam pembelajaran siswa harus diberi kesempatan untuk menemukan ide-ide mereka sendiri, mengecek informasi baru dengan aturan- aturan lama dan merevisinya apabila aturan itu tidak lagi sesuai dan menerapkannya dalam pembelajaran secara sadar maupun tidak sadar (Trianto, 2009) Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) berbasis konstruktivisme merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat membuat siswa lebih aktif. Menurut Slavin (2005) dalam model pembelajaran kooperatif, siswa ditempatkan sebagai subjek pembelajaran (student oriented). Pada model pembelajaran kooperatif tipe TAI siswa yang lebih pintar diharapkan mampu untuk menjadi pembimbing (tutor sebaya) secara individu bagi temannya yang kurang memahami suatu materi, sehingga dalam kelompok tersebut akan terbentuk suatu pemahaman yang sama dengan tingkat kemampuan yang sama terhadap materi yang dipelajari. Konsep pembelajaran dengan mengunakan model koooperatif tipe TAI berbasis konstruktivisme sangat tepat diterapkan untuk menghasilkan pembelajaran yang efektif dan dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa materi trigonometri. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang pelaksanaannya menggunakan jenis quasi experiment dengan desain nonequivalent control group design. Subyek uji coba dibagi menjadi dua kategori yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik pada kedua kelas tersebut. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas X SMA Teuku Umar Semarang tahun ajaran 2011/2012. Kelas kontrol adalah kelas X.2 sedangkan yang menjadi kelas 39 eksperimen adalah kelas X.1. Pengambilan kelas sampel dilakukan dengan sistem sample ramdom sampling karena anggota populasi dianggap homogen (Sugiyono, 2009). Kondisi kemampuan awal peserta didik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen diperoleh dari data prestasi belajar sebelumnya maupun dari tes awal yang dilakukan oleh peneliti. Tes akhir dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe CIRC. Instrumen pengumpul data yang digunakan adalah lembar observasi (pengamatan) keaktifan peserta didik dan TKKM. Lembar pengamatan keaktifan peserta didik digunakan untuk mengamati keaktifan peserta didik dalam pembelajaran matematika model kooperatif tipe CIRC. Hasil belajar peserta didik diukur dengan TKKM yang berisi butir tes koneksi matematik. Butir tes kemampuan koneksi matematik diuji kelayakanya dengan uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda sebelum digunakan. Analisis butir tes yang digunakan adalah uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Untuk mengetahui tingkat validitas butir digunakan rumus korelasi product moment (Arikunto,2010) dengan Kriteria penilaian koefisien korelasi antara 0,00-1,00. Reliabilitas instrumen tes dihitung untuk mengetahui ketetapan hasil tes, untuk menghitung reliabilitas perangkat tes bentuk uraian (essay) digunakan rumus Alpha (Arikunto, 2010: 109). Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar pada suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu dan dinyatakan dalam bentuk indeks. Indek tingkat kesukaran dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 1,00. Semakin besar indeks tingkat kesukaran maka semakin mudah soal itu. TKKM yang sudah dinyatakan valid kemudian diujicobakan kepada responden. Hasil dari uji coba digunakan untuk mencari reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal.

Analisis data hasil keaktifan peserta didik dilakukan berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh pengamat. Pembemberian penilaian pada pengamatan keaktifan digunakan petunjuk penilaian (rubrik) yang telah disiapkan sebelumnya agar pengamat dapat menilai keaktifan peserta didik dengan obyektif. Analisis data yang digunakan dalam pengamatan keaktifan peserta didik selama pembelajaran berlangsung menggunakan kriteria penilaian yang terdiri dari 5 skor, yaitu skor 1, skor 2, skor 3, skor 4, dan skor 5. Analisis data keefektifan model pembelajaran dilakukan dengan uji ketuntasan, uji pengaruh dan uji banding. Uji ketuntasan individual digunakan untuk mengetahui apakah untuk kompetensi dasar yang diujikan rata-rata kemampuan koneksi matematik kelas eksperimen telah mencapai nilai KKM. Uji ketuntasan klasikal dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan koneksi matematik tiap peserta didik memenuhi syarat ketuntasan belajar secara individual yaitu lebih besar 75 % peserta didik mencapai KKM. Uji pengaruh untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (keaktifan) terhadap variabel terikat (kemampuan koneksi matematik), Untuk menguji pengaruh variabel bebas keaktifan peserta didik ( X ) terhadap variabel terikat kemampuan koneksi matematik (Y ) digunakan uji regresi linier sederhana. Uji banding yang digunakan untuk membandingkan rata rata hasil TKKM peserta didik dengan pembelajaran matematika model CIRC dengan pendekatan konstruktivisme (kelas eksperimen) dengan rata rata hasil TKKM peserta didik dengan pembelajaran konvensional (kelas kontrol). Sebelum dipilih rumus untuk uji banding yang akan digunakan dahulu diuji normalitas dan homogenitas. Setelah diuji homogenitas kemudian dilakukan uji banding 2 sampel. Analisis uji peningkatan TKKM berdasar pada nilai pretes dan postes, dilakukan dengan menggunakan rumus Normalitas Gain (Hake, 1998) berikut: nilai postes nilai pretes (ɡ)=.100% nilai maksimal nilai pretes Kriteria besarnya peningkatan TKKM berdasarkan interval, jika (ɡ) < 0,3 termasuk criteria rendah, 0,3 ( g ) 0,7 kriteria sedang, dan (ɡ) > 0,7 kriteria tinggi. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji coba perangkat pembelajaran dilapangan menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dihasilkan telah memenuhi kriteria efektif. Keefektifan perangkat dapat dilihat dari pertama hasil ketuntasan individual berdasarkan hasil perhitungan dengan uji satu pihak diperoleh nilai t hitung = 2,59 lebih besar dari nilai t tabel = 1,721, artinya rata-rata nilai tes KBKM siswa kelas eksperimen mencapai KKM. Sedangkan ketuntasan klasikal dengan uji satu pihak diperoleh diperoleh nilai z hitung = 1,13 lebih besar dari nilai z tabel = 0,226. Ini berarti H 0 ditolak, artinya proporsi siswa yang mendapat nilai 65 lebih dari 75%. Perolehan nilai tes berpikir kreatif siswa disajikan pada gambar 2. 40

Gambar 2. Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Uji pengaruh keaktifan siswa terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik digunakan uji regresi sederhana. Hasil yang diperoleh dari uji regresi linier Y -17.112 1.145 X, artinya setiap penambahan variabel keaktifan (x) sebesar satu satuan maka akan menambah nilai tes KBKM ( y sebesar 1.145. Perhitungan dengan distribusi F diperoleh nilai sig = 0.000 = 0% kurang dari 5% artinya keaktifan siswa berpengaruh terhadap nilai tes KBKM siswa. Besarnya pengaruh keaktifan terhadap KBKM sebesar 78,4%. Pengaruh keaktifan siswa terhadap nilai tes KBKM disajikan pada gambar 3. Gambar. 3. Pengaruh keaktifan siswa terhadap nilai KBKM Hasil analisis uji banding diperoleh nilai sig = 0,001= 0,1% kurang dari 5%, maka H 0 ditolak, berarti kedua kelas mempunyai rata-rata nilai tes KBKM yang berbeda. 41

Keefektifan Perangkat Pembelajaran dilakukan dengan melakukan uji ketuntasan individual maupun ketuntasan klasikal, uji pengaruh dan uji banding. Uji ketuntasan hasil belajar diukur dari uji ketuntasan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa Uji ketuntasan individual dilakukan menggunakan uji rata-rata satu pihak. Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematik siswa kelas uji coba perangkat mencapai KKM artinya bahwa kelas uji coba mencapai ketuntasan individual. Untuk mengetahui ketuntasan klasikal maka dilakukan uji proporsi satu pihak. Kamampuan berpikir kreatif siswa dikatakan tuntas jika memenuhi syarat ketuntasn individual yaitu lebih dari 75%. Dari seluruh jumlah siswa sebanyak 21, dengan KKM sebesar 65 diperoleh 18 (85,7%) siswa tuntas. dengan demikian diperoleh bahwa proporsi siswa yang tuntas lebih besar dari 75%. Uji pengaruh menunjukkan terdapat pengaruh keaktifan terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik siswa. Hasil uji banding nilai tes kemammpuan berpikir kreatif matematik siswa dengan pembelajaran matematika model kooperatif tipe TAI berbasis kontruktivisme ( rata-rata 70,7) lebih baih dibandingkan kelas yang memakai pembelajaran konvensional (ratarata 61,6). KESIMPULAN Secara umum dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika yang dengan model kooperatif tipe TAI berbasis konstruktivisme adalah efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif materi trigonometri siswa SMA kelas XI IPA. Hal ini dapat diketahui dari hasil ketuntasan belajar siswa mencapai 85,7%, uji pengaruh keaktifan siswa terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik menunjuhkan terdapat pengaruh keaktifan terhadap kemampuan kreatifitas siswa sebesar 78,4 % dan uji perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematik menunjuhkan terdapat perbedaan hasil antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas. 2008a. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Nur, M. 2002. Contoh Kisi-Kisi Tes dan Butir Assesmen Kinerja. Surabaya : Pusat Sains dan Matematika UNESA. 42

Rusdi, Maulidiya, D., dan Susanto, E. 2013. Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Trigonometri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktifitas Siswa Kelas X 2 SMAN 1 Kota Bengkulu: Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Slavin. 2005. Cooperatif Learning Theory. Second Edition. Massachusetts: Allyn and Bacon Publisher. Thiagarajan, S., Semmel, D., & Semmel, M. 1974. Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children: A Sourcebook. Washington DC: National Center for Improvement of Educational Systems (DHEW/OE). Trianto. 2009. Mendesaian Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Kencana Media Group. 43