BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia ingin untuk melakukan perubahan yang lebih baik pada aspek

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak didik. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ke arah positif maupun negatif, maka intervensi edukatif dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

PENDAHULUAN Latar Belakang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. dicapai demi tercapainya tujuan. Masalah pendidikan telah disebutkan dalam

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan manusia bisa menyikapi keadaan perkembangan zaman

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah program. Program yang melibatkan sejumlah komponen

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang semakin modern seperti ini di dunia pendidikan setiap

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber. daya manusia untuk pembangunan bangsa. Whiterington (1991, h.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB 1. Pendahuluan. Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam rangka

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan pada Pasal 3, disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara di segala bidang. Agar mendapatkan manusia yang

ARIS RAHMAD F

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Model pembelajaran ini juga dapat mengembangkan keterampilan siswa dalam berinteraksi dengan teman sebaya serta aktif berkomunikasi di dalam kelas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mereka dapat menggenggam dunia. mental. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak serta sama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak

BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar (dalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diperkirakan akan semakin kompleks. 1

BAB I PENDAHULUAN. baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil akhir dari pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dalam pendidikan terdapat dua subjek pokok yang saling berinteraksi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik (Syah, 2005).

Kata kunci : Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar, prestasi belajar Sosiologi

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. remaja berkembang gejala yang menghawatirkan bagi para pendidik yaitu krisis

BAB I PENDAHULUAN. dunia ini. Dalam pendidikan formal dan non- formal proses belajar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar perkembangan pendidikannya (Sanjaya, 2005). Menurut UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian dan definisi operasional variabel dalam

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Di tengah-tengah kehidupan moderen dan pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Berkaitan dengan Pendidikan, Musaheri (2007 : 48) mengungkapkan,

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia ingin untuk melakukan perubahan yang lebih baik pada aspek kompetensi dalam hal kognitif, afektif maupun psikomotor. Dalam peningkatan kemampuan salah satunya dengan melakukan kegiatan proses belajar. Karena tidak dapat dipungkiri setiap individu selalu mempunyai harapan atau cita cita, tentunya tak terkecuali bagi peserta didik atau pelajar, sehingga untuk mencapai itu semua terntunya harus dilakukan dalam proses belajar yang sungguh - sungguh. Hal ini bisa dikatakan sebagai proses belajar karena kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam menyelenggarakan setiap jenis dan jenjang pendidikan (Syah, 2011, p. 63). Sebagaimana yang terkandung dalam UU SISDIKNAS (Undang undang Sistem Pendidikan Nasional) No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Inti dari tujuan undang undang tersebut adalah untuk mencerdaskan bangsanya, baik secara akademik maupun non akademik, tentunya dengan berkembangnya ilmu pengetahuan umum yang lebih pesat, maka dalam proses 1

belajar tersebut juga dilandasi dengan pengetahuan yang bersifat kerohanian, hal ini memiliki maksud untuk membentuk karakter bangsa yang lebih baik. Menurut Winkel bahwa belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahanperubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Perubahan tersebut bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Hal ini dikarenakan tidak semua perubahan yang terjadi pada setiap individu adalah hasil dari usaha belajar, namun ada juga yang mengalami perubahan tanpa menyadari dengan sepenuhnya kalau sedang belajar. Sehingga individu yang melakukan aktivitas tertentu mempunyai tujuan untuk mencapai perubahan yang lebih baik dalam diri individu tersebut baik dalam kognitif, afektif maupun psikomotor (Winkel, 1987, p. 36). Menurut John Dewey, seorang ahli pendidikan dari aliran behavioural approach berpendapat bahwa Learning is a change of behaviour as a result of experience, jadi belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang melalui penguatan (reinforcement), sehingga terjadi perubahan yang bersifat permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman. Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif, mengarah kepada kesempurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan (cognitive domain), aspek afektif (afektive domain) maupun aspek psikomotorik (psychomotoric domain). Dari penjelasan tentang belajar yang ada di atas, maka dapat dikemukakan beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian belajar, yaitu bahwa belajar 2

merupakan suatu proses kegiatan yang mempunyai tujuan untuk perubahan kompetensi dan tingkah laku yang lebih baik, hal ini meliputi pada taraf kognitif, afektif dan psikomotor. Bidang pendidikan merupakan suatu wadah untuk mencari ilmu dalam mencapai perubahan kemampuan yakni dengan proses belajar, salah satunya adalah di sekolah menengah atas (SMAN) 1 Kediri. Sekolah yang berdiri sejak 9 September 1946 ini adalah sudah membarikan berbagai lulusan yang berprestasi, serta menjadi sekolah yang terbaik di kota Kediri, sehingga begitu banyak masyarakat Kediri yang menginginkan untuk belajar di bawah arahan para guru SMAN 1 Kediri. Sekolah yang sejak tahun 2005 ini telah menerapkan sistem belajar yang lebih baik yakni dengan sistem Full Day School, dimana peserta didik diarahkan untuk belajar berbagai ilmu baik bersifat akademik dan life skiil. Penerapan pengajaran yang bersifat life skill ini memiliki bertujuan untuk membuat peserta didik agar mempunyai keterampilan yang khusus sesuai dengan minat dan bidangnya masing masing. Keberhasilan sistem belajar Full Day School akan memicu untuk membuat perubahan yang lebih baik lagi, sehingga mulai tahun ajaran 2009-2010 SMAN 1 Kediri menjadi sekolah yang memiliki lulusan yang terbiak di Kota Kediri, dengan program Full Day School merupakan salah satu upaya yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan yang telah diamanatkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 50 Ayat 3, bahwa pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional (dok SMAN 1 Kediri, 2012). 3

Pada saat ini SMAN 1 Kediri adalah sekolah menengah atas terbaik di kediri, hal ini bisa diketahui dengan output (lulusan) yang berprestasi dengan nilai terbaik di kota Kediri, menjuarai olimpiade baik yang bersifat akademik maupun non akademik. Semua itu ditunjang dengan sarana dan prasarana proses belajar yang sangat memadai, sehingga para peserta didik merasa nyaman pada saat proses belajar mengajar berlangsung, hal ini semua dilakukan dengan tujuan untuk mencapai visi dengan sebutan "MUSTIKA" Manusia Unggul Spiritual, Tinggi Intelektual, Kritis dan Analitis. Visi tersebut dengan tujuan untuk membangun serta memperbaharui peradaban manusia secara global. Seperti itulah yang hasil wawancara dinyatakan oleh salah satu guru SMAN 1 Kediri, beserta harapan yang ditujukan kepada peserta didiknya. Dari keunggulan tersebut peneliti memilih tempat penelitian di SMAN 1 Kediri. Namun semua itu tidaklah berjalan sesuai dengan harapan yang sudah direncanakan, kehidupan yang berjalan secara dinamis dan selalu berubah serta berkembang akan mengharuskan individu untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana individu berada, dirumah, di lingkungan masyarakat, bahkan pada lingkungan sekolah. Semua itu mempunyai tujuan yang begitu beragam seperti untuk sekedar menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar mampu bertahan dilingkungan tersebut, untuk bersikap prososial, untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Dari semua tujuan itu akan diperoleh kesimpulan bahwa dengan penyesuaian diri maka akan mengubah individu menjadi lebih baik baik dilingkungan keluarga, lingkungan masyarakat maupun dilingkungan sekolah. Dilain sisi begitu banyak muncul permasalahan di sekolah baik dari sisi akademis maupun non akademis. Salah satunya 4

adalah peserta didik biasanya mengalami permasalahan dalam penyesuaian diri pada setiap jenjang, permasalahan pada mental atau psikis peserta didik, masalah belajar pada peserta didik. Salah satu permasalahan yang sering dijumpai adalah kesulitan peserta didik dalam menyesuaiakan diri dengan lingkungan yang baru. Sehingga apabila dalam proses belajar mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri akan mengganggu peserta didik itu sendiri. Penyesuaian diri bagi peserta didik yang menjalani proses belajar dalam dunia pendidikan sangatlah penting demi memperlancar dalam proses belajar agar mencapai prestasi yang terbaik. Namun masih ada juga kegagalan yang dijumpai di sekolah, bukan karena kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik, melainkan dengan rendahnya penyesuaian diri dengan kondisi disekitarnya. Oleh karena itu, setiap peserta didik diharapkan mampu melakukan adaptasi secara cepat dimanapun individu berada. Dengan kata lain peserta didik memiliki motivasi yang kuat untuk belajar namun tidak mendapatkan bimbingan dan bantuan yang cukup dalam proses belajar tersebut maka proses penyesuaian diri tidak bisa berlangsung dengan baik (Hurlock, 1997, p. 288). Permasalahan permasalahan penyesusaian diri yang dihadapi peserta didik dapat berasal dari suasana psikologis keluaraga. Banyak penelitian membuktikan bahwa peserta didik yang hidup dalam rumah tangga yang retak, mengalami masalah emosi, tampak padanya ada kecendrungan yang besar untuk marah, suka menyendiri, disamping kuran kepekaan terhadap penerimaan sosial dan kurang mampu menahan diri serta lebih gelisah dibandingkan dengan peserta didik yang hidup dalam rumah tangga yang wajar. Terbukti pula bahwa kebanyakan peserta didik yang dikeluarkan dari sekolah karena tidak dapat 5

menyesuaikan diri adalah mereka yang datang dari rumah tangga yang mempunyai masalah. Permasalahan lain yang sering dijumpai dan dialami oleh para peserta didik diantaranya pada pilihan keinginan untuk mengikuti proses belajar. Meskipun individu mempunyai kemampuan penyesuaian diri yang lebih baik dan cepat, tentunya pihak lain tidak memaksakan keinginannya untuk memilihkan jenis sekolah yang akan dijalani oleh peserta didik. Oleh karena itu pihak orang tua sebagai pembimbing hendaknya mengerahkan para peserta didik untuk memilih sekolah atau penjurusan yang sesuai dengan kemampuan, bakat, dan sifat sifat pribadinya. Kemunculan fenomena seperti ini tidak jarang terjadinya individu tidak ingin sekolah, tidak mau belajar, suka membolos ketika saat proses kegiatan belajar dan permasalahan yang lain karena menjalani proses belajar yang tidak sesuai dengan keinginannya, sehingga sebagai akibatnya adalah prestasi belajar peserta didik menurun dibandingkan dengan prestasi sebelumnya (Hartinah, 2008, p. 196). Penyesuaian diri merupakan suatu proses yang dinamis untuk mengubah perilaku individu yang sesuai dengan lingkungannya, sehingga dalam proses penyesuaian diri selalu dikaitkan dengan belajar, karena tidak mudah untuk individu bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang mempunyai tujuan sesuai dengan harapan. Semua itu memerlukan pembelajaran baik dari diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun di sekolah. Namun belajar yang mempunyai sistematis tahapan belajar yang sesuai dengan perkembangan individu adalah di sekolah. Oleh karena itu, belajar merupakan hal yang begitu penting dalam dunia pendidikan. Begitu pentingnya individu untuk terus belajar di 6

sekolah, karena hakikatnya tanpa belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan di sekolah (Syah, 2011, p. 59). Sebagaimana yang dijelaskan oleh Schneiders (1964, p. 51) penyesuaian diri merupakan proses yang meliputi respon mental dan perilaku yang merupakan usaha individu untuk mengatasi dan menguasai kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, frustasi, dan konflik-konflik agar terdapat keselarasan antara tuntutan dari dalam dirinya dengan tuntutan atau harapan dari lingkungan di tempat ia tinggal. Keberhasilan dalam proses belajar di dunia pendidikan seseorang peserta didik terletak pada sejauh mana hal yang telah dipelajari dapat membantunya dalam penyesuaian diri dengan kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan masyarakat. Individu tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri, kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi namun diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau yang salah. Penyesuaian yang sempurna dapat terjadi jika individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya dengan lingkungannya. Namun, penyesuaian diri lebih bersifat dinamis pada setiap individu yang terjadi sepanjang hidupnya, dan manusia terus menerus menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi yang lebih baik. Penyesuaian diri adalah suatu proses yang dapat merubah tingkah laku manusia baik individu mengubah dirinya sesuai dengan keadaan lingkungannya dan mengubah lingkungan yang disesuaikan dengan kebutuhan dirinya (Purwanto, 2010, p. 86). 7

Individu yang belum mampu berperilaku penyesuaian diri dengan baik jika tidak melibatkan faktor faktor psikologis dasar seperti kebutuhan, motivasi, persepsi, kemampuan, dan kepribadian. Pada faktor kebutuhan diharapkan para peserta didik mempu menyelesaikan masalah yang timbul, hal ini merupakan suatu respon dari internal individu. Sedangkan pada faktor motivasi muncul sebagai pengkondisian individu untuk merespon stimulus dalam proses penyesuaian diri. Dalam melibatkan persepsi untuk menyesuaiakan diri maka individu mampu untuk menginterpretasikan terhadap stimulus yang berasal dari lingkungan yang diperoleh dari hasil proses belajar dan pengalaman. Pada kemampuan ini individu mampu menyesuaiakan diri dengan berkembangnya aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan yang terakhir adalah faktor kepribadian, yang mana jika kepribadian berkembang dengan pesat maka akan memudahkan individu dalam merespon stimulus yang ada (Ali & Asrori, 2011, p. 190). Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri pada penjurusan atau bidang studi yang tidak sesuai dengan bakat dari dirinya sendiri masih terdapat di sekolah, sesuai dengan wawancara yang dilakukan dengan salah satu guru bimbingan dan konseling SMAN 1 Kediri bahwa masih ada otoritas dari orang tua dalam menentukan penjurusan yang akan dijalani oleh peserta didik, sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan mata pelajaran yang sebelumnya tidak terlalu diminati oleh peserta didik. Semua orang tua selalu punya alasan kenapa anaknya disuruh untuk menuruti keinginannya dalam bidang studi tertentu. Serta semua orang orang tua berharap prestasi akedemis anaknya mendapatkan nilai yang tinggi, setiap peserta didik diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang memuaskan, namun pada kenyataannya tidak semua peserta didik dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan. Banyak 8

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik antara lain adalah faktor penyesuain diri pada bidang studi yang tidak diminati sebelumnya. Pada penelitian terdahulu yang meneliti terkait penyesuaian diri dilingkungan sekolah diri pada peserta didik kelas XI SMA Pasundan 2 bandung bahwa hasil penelitiannya adalah 52,5% dari peserta didik kelas XI tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik. Dengan demikian penyesuaian diri bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan tanpa adanya proses belajar yang berjalan secara terus menerus. Dalam penelitian yang akan dilakukan adalah mencari kasus bagi peserta didik yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik di SMAN 1 Kediri. Penyesuaian diri yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah penyesuaian diri dalam proses belajar peserta didik kelas XI disebabkan karena pemilihan penjurusan atau bidang studi yang tidak sesuai dengan minat yang dimiliki oleh peserta didik beserta penyelesaian yang dilakukan oleh peserta didik terkait dengan permasalahan tersebut. Sehingga penelitian ini mempunyai judul studi kasus dampak penjurusan studi pilihan orang tua terhadap penyesuaian diri peserta didik SMAN 1 Kediri. B. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah penyesuaian diri peserta didik di jurusan studi yang ditentukan oleh orang tua peserta didik? 2. Bagiamanakah penyelesaian yang dilakukan oleh peserta didik dan pihak BK terkait dengan kasus penyesuaian diri? 9

C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kasus penyesuaian diri pada jurusan studi yang ditentukan oleh orang tua peserta didik. 2. Untuk mengetahui penyelesaian yang dilakukan oleh peserta didik dan pihak BK terkait dengan kasus penyesuaian diri. D. Fokus Penelitian Penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mencari kasus dari penjurusan studi yang dilakukan oleh orang lain (orang tua, wali kelas, guru BK, atau teman) terhadap cara menyesuaikan diri dalam proses belajar peserta didik. Dilain sisi tentunya dengan penjurusan yang tidak sesuai dengan bakat dan minat peserta didik dalam penguasaan materi mata pelajaran tertentu. Sehingga setelah peserta didik menjalani proses belajar akan menimbulkan pengaruh bagi peserta didik itu sendiri, terutama berdampak pada aspek psikologis peserta didik, karena peserta didik terhambat untuk menyalurkan minat belajar pada bidang studi tertentu yang sesuai dengan bidang studi penjurusan yang peserta didik inginkan dari awal. Munculnya berbagai dampak pada peserta didik mengakibatkan terganggunya peserta didik dalam menjalani proses belajar. Oleh karena itu, dalam penelitian ini juga mencari cara penyelesaian ataupun solusi masalah yang tepat untuk permasalah tersebut agar peserta didik mampu meraih prestasi yang lebih baik dengan kondisi yang telah dijalani pada penjurusan bidang studi yang tidak sesuai dengan minat peserta didik. 10

Menurut guru bimbingan dan konseling SMAN 1 Kediri, peserta didik yang menjalani proses belajar dengan penjurusan yang tidak sesuai dengan keinginan tidak begitu banyak, namun dengan kondisi seperti ini peserta didik tersebut justru membuat peserta didik merasa tidak nyaman dalam proses belajar. Hal ini didasarkan pada ketidaksiapan peserta didik dalam mempelajari berbagai materi mata pelajaran karena rendahnya motivasi belajar untuk menjalani proses belajar yang tidak sesuai dengan minatnya. Padahal hakikatnya pendidikan adalah sebagai sarana untuk mengembangkan potensi pada setiap peserta didik secara menyeluruh, yang mana pelaksanaannya dilakukan dengan proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dengan ilmu dan pengetahuan maka prestasi yang tinggi bisa diraih. Namun pada kenyataannya masih ada beberapa peserta didik yang menjalani proses belajar pada jurusan yang tidak sesuai dengan bakat dan minat apa yang telah dikuasai. Penelitian ini mempunyai beberapa fokus terhadap apa yang akan diteliti yakni : 1. Bagaimana proses pelaksanaan penjurusan yang ada di SMAN 1 Kediri? 2. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi penjurusan dan penyesuaian diri? 3. Bagaimana kasus penjurusan studi yang tidak sesuai dengan bakat dan minat setelah menjalani proses belajar? 4. Bagaimana gambaran penyesuaian diri peserta didik? 5. Bagaimana kemampuan peserta didik dalam menyesuaikan diri setelah penjurusan studi? 6. Bagaimanakah strategi atau solusi dengan permasalahan yang dialami oleh peserta didik, baik dari pihak BK maupun dari peserta didik sendiri? 7. Masalah apakah yang muncul akibat penjurusan studi yang tidak sesuai? 11

Dari beberapa pertanyaan penelitian di atas akan dikembangkan pada fokus penelitian sebagai bahan penunjang data data dari pertanyaan penalitian tersebut. E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini semoga dapat bermanfaat bagi peserta didik, guru dan orang tua, yang mana hasil penelitian dapat dijadikan sebagai pedoman sebelum menentukan jurusan apa yang akan dipilih. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki manfaat secara praktis dan teoritis. 1. Manfaat praktis Sebagai bahan pertimbangan bagi orang tua peserta didik atau guru terkait dengan penjurusan bidang studi pada peserta didik kelas XI. Sehingga peserta didik yang masih duduk di kelas X bisa dipakai sebagai rujukan untuk mempertimbangkan jurusan bidang studi apa yang akan dipilih. 2. Manfaat teoritis Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan bagi disiplin ilmu psikologi, yang mana perkembangan ilmu psikologi kian berkembang sangat pesat. Dimana penelitian ini terkait pada bidang pendidikan yang telah memberikan data empiris yang telah teruji secara ilmiah, serta memberi stimulus kepada ilmuan psikologi khususnya untuk mendalami ilmu psikologi pada bidang pendidikan. 12

F. Penelitian Terdahulu Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu No Indikator Keterangan 1 Judul Penelitian Problematika Penyesuaian Diri Remaja terhadap Sekolah di MAN 3 Malang Peneliti / Publikasi Divie Oktaviana (Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang) Subyek Penelitian Metode Peserta didik MAN 3 Malang Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif, dengan menggunakan analisa diskriptif, sedangkan dalam pengambilan sampel atau sumber datanya menggunakan teknik sampel purposif, sementara metode yang digunakan untuk mendapatkan data-datanya adalah metode observasi non partisipan, wawancara mendalam, dan metode dokumentasi. Anaslisis data menggunakan Reduksi data, Penyajian data, Penarikan kesimpulan dan Verivikasi. Adapun teknik pengecekan keabsahan data digunakan tiga tehnik yaitu ketekunan pengamatan, Trianggulasi dan Kecukupan refrensial. 13

Hasil Penelitian yang telah dilakukan bahwa problematika penyesuaian diri remaja terhadap sekolah di MAN 3 Malang meliputi : 1) Problematika penyesuaian diri terhadap kurikulum. Bentuknya adalah adanya kesulitan dalam memahami pelajaran yang banyak memuat materi keagamaan dan bahasa asing. Hal ini dikarenakan adanya faktor individual deferences dan perbedaan background pada jenjang sebelumnya, faktor lingkungan, metode pengajaran, perbedaan demografis dan kepribadian masing-masing peserta didik. Adapun penanganannya adalah memberikan layanan pengenalan lingkungan sekolah, pemberian pendampingan guru Pembimbing Akademik (PA), small group discussion, dan memberikan layanan konseling. 2) Bentuk problematika penyesuaian diri terhadap teman sebaya adalah adanya perilaku kurang saling menghargai satu sama lain. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan latar belakang ekonomi, tipe keribadian, serta perbedaan kebiasaan dan prinsip. Sementara solusinya adalah mengadakan konseling kelompok, memberikan sosiometri, 14

pemberian wawasan tentang penyesuaian diri yang baik serta pemberian rolegame. 3) Bentuk problematika penyesuaian diri terhadap full day school adalah munculnya kejenuhan atas kegiatan yang ada sekaligus juga padatnya aktivitas yang menguras tenaga. Faktornya adalah kurangnya manjemen waktu yang baik. Adapun penanganannya dilakukan adalah dengan cara pembelajaran di luar (outdoor) dengan metode pembelajaran yang lebih variatif, melakukan senam braingym dan mengatur ulang waktu yang ada dengan baik. 2 Judul Penelitian Penyesuaian diri di lingkungan sekolah pada peserta didik kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung Peneliti / Publikasi Sulisworo Kusdiyati, Lilim Halimah, Faisaluddin (Fakultas Psikologi - Universitas Islam Bandung) Subyek Penelitian Peserta didik kelas XI SMA Pasundan 2 Metode Penelitian deskriptif, dan penelitian ini merupakan penelitian sampel. Populasi dari penelitian ini adalah 340 peserta didik kelas XI, dan diambil sampel dengan menggunakan teknik cluster random sampling dengan melihat table Krejcie Hasil Sebanyak 86 peserta didik (47,5%) dapat menyesuaikan 15

diri denganbaik, dan 95 peserta didik (52,5%) tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik. 3 Judul Penelitian Hubungan antara penyesuaian diri di sekolah dengan prestasi belajar Peneliti / Publikasi Laily safura dan sri supriyantini (Fakultas kedokteran - Universitas Sumatra utara) Subyek Penelitian Subyek adalah peserta didik kelas X SMP Gajah Mada Medan yang berjumlah 55 peserta didik Metode Pengukuran menggunakan skala penyesuaian diri dari schneiders Hasil Ada hubungan positif yang signifikan antara penyesuaian diri anak di sekolah dengan prestasi belajar pada subyek laki-laki dan ada hubungan positif yang signifikan pada subyek yang berusia 13 tahun 16