STUDI KANDUNGAN TDS, BOD, COD, DAN AMONIA PADA AIR TANAH DANGKAL DI DESA GEBANGMALANG KECAMATAN MOJOAYAR KABUPATEN MOJOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. Medan diantaranya adalah pemotongan hewan, pengadaan, dan penyaluran daging

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

Kajian Kualitas Air Tanah Dangkal di Desa Jimbaran Kulon Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

ANALISIS KUALITAS LIMBAH CAIR PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (IPLC) RUMAH SAKIT UMUM LIUN KENDAGE TAHUNA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN. Darajatin Diwani Kesuma

II. LINGKUP KEGIATAN PERUSAHAAN DAERAH PENELITIAN...22

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

I. ACARA : DISSOLVED OXYGEN (DO), CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) DAN CO 2 : 1. Untuk Mengetahui Kadar CO 2 yang terlarut dalam air 2.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan, yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMETAAN KOSENTRASI LIMBAH MINYAK PADA AIR TANAH DI DAERAH KELURAHAN TALANG MANDI KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

LAPORAN TUGAS AKHIR (EV-003)

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM TERHADAP KAN- DUNGAN CU. ZN, CN, NI, AG DAN SO4 DALAM AIR TANAH BEBAS DI DESA BANGUNTAPAN, BANTUL

Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor ABSTRAK

KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PEMODELAN PREDIKSI ALIRAN POLUTAN KALI SURABAYA

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.

KUALITAS AIRTANAH UNTUK AIR MINUM DI SEKITAR PETERNAKAN AYAM DESA PAKUJATI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Setia BudiALIAN SAMPAH DAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

MAKALAH KIMIA ANALITIK

ANALISIS KUALITAS AIR TANAH DENGAN PARAMETER COD DI SEKITAR PABRIK GULA MADUKISMO KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA PABRIK TAHU DI KELURAHAN MULYOJATI 16 C KOTA METRO

KUALITAS AIR SUNGAI MUSI DI KELURAHAN 1 ULU KECAMATAN SEBERANG ULU 1 PALEMBANG TAHUN 2012

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK RUMAH SUSUN WONOREJO SECARA BIOLOGI DENGAN TRICKLING FILTER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau kegiatan wajib melakukan pengolahan limbah hasil usaha dan/atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN KUALITAS AIR LINDI SEBELUM DAN SESUDAH PENGOLAHAN DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (Studi Kasus TPA Sampah Botubilotahu Kec. Marisa Kab.

PEMETAAN KUALITAS AIR SUMUR DI SEKITAR TPA PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARATA CLEAN WATER MAPPING AROUND PIYUNGAN LANDFILL BANTUL YOGYAKARTA

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SINKRONISASI STATUS MUTU DAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR SUNGAI METRO

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu yang sudah tidak memiliki nilai manfaat lagi, baik itu yang bersifat basah

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

ABSTRAK. TINJAUAN TERHADAP PROSES PENGOLAHAN dan KUALITAS AIR MINUM DI PT. AGRONESIA KOTA BANDUNG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.4 Tahun Batanghari 94

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

Kata Kunci : Waktu Aerasi, Limbah Cair, Industri Kecap dan Saos

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

water quantity and quality; the domestic needs of the population; management of potential sources of water.

EFFISIENSI COOLING POND UNTUK PENURUNAN KONSENTRASI PHENOL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR BUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN MENGGUNAKAN TANAH GAMBUT DAN TANAMAN AIR DOMESTIC WASTEWATER TREATMENT USING PEAT SOIL AND WATER PLANTS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

Transkripsi:

STUDI KANDUNGAN TDS, BOD, COD, DAN AMONIA PADA AIR TANAH DANGKAL DI DESA GEBANGMALANG KECAMATAN MOJOAYAR KABUPATEN MOJOKERTO Rona Inayati Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, zizou.roon@yahoo.co.id Suhadi H.S Dosen Pembimbing Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi Abstrak Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Kebutuhan air saat ini mengalami peningkatan seiring dengan berkembangnya industri dan kebutuhan domestik. Hal ini berdampak pada menurunnya kuantitas dan kualitas air bersih karena semakin meningkatnya kebutuhan akan air oleh industri dan domestik. Pada umumnya sumber air yang banyak digunakan penduduk untuk kebutuhan domestik adalah air tanah berupa sumur sumur gali yang dimanfaatkan untuk mandi, cuci, dan air minum. Di desa Gebangmalang, air sumur yang dikonsumsi oleh penduduk di desa tersebut khususnya yang berada di sekitar Sungai Sadar adalah air yang berbau dan keruh. Air sumur tersebut diindikasi telah tercemar oleh limbah industri pengolahan daging. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui kandungan TDS (tingkat kekeruhan), BOD (tingkat bahan pencemar organik secara biologis), COD (tingkat bahan pencemar organik secara kimiawi), dan Amonia pada air tanah dangkal atau sumur gali yang digunakan penduduk Desa Gebangmalang, 2) Mengetahui apakah ada indikasi penurunan kualitas air tanah dangkal atau sumur gali penduduk di desa Gebangmalang dipengaruhi oleh rembesan pembuangan limbah industri pengolahan daging yang dibuang di sungai Sadar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey. Sedangkan untuk teknik pengambilan sampel air sumur gali menggunakan stratified random sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan terlebih dahulu membuat penggolongan populasi menurut geografi tertentu dan setelah digolongkan lalu ditentukan jumlah sampel dengan sistem pemilihan acak. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sumur gali yang ada di desa Gebangmalang yang masih digunakan untuk keperluan mandi, cuci, dan air minum dengan jumlah 37 sumur. Sampel dalam penelitian ini yaitu 6 sampel air sumur gali yang diambil secara acak. Data diambil melalui teknik dokumentasi, observasi dan teknik pengukuran uji laboratorium. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan antara konsentrasi kandungan TDS, BOD, COD, dan amonia pada air sumur di daerah penelitian dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492 Tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Air sumur gali yang digunakan oleh sebagian besar penduduk di desa Gebangmalang ditinjau dari kandungan TDS, BOD, COD, dan amonia tidak sesuai baku mutu kualitas air minum karena konsentrasinya melebihi kadar maksimal yang telah ditetapkan, 2) Ada indikasi penurunan kualitas air tanah dangkal atau sumur gali penduduk di desa Gebangmalang dipengaruhi oleh rembesan pembuangan limbah industri pengolahan daging, hal ini ditunjukkan adanya bahan pencemar limbah seperti amonia yang terdapat pada air sumur gali penduduk dan pada hilir sungai dengan konsentrasinya melebihi kadar maksimal yang telah ditetapkan. Kata kunci: Kandungan TDS, BOD, COD, Amonia, Air Tanah Dangkal Abstract Water is an important component of the environment for life. Current water needs have increased in line with the development of industrial and domestic needs. This has resulted in declining quantity and quality of water due to increased demand for water by industry and domestic. In general, a widely used source of water for domestic residents is in the form of groundwater wells - dug wells are used for bathing, washing, and drinking water. In the village Gebangmalang, well water consumed by residents of the village especially those around the River Aware is smelling and turbid water. The well water has been contaminated by sewage indicated the meat processing industry. This study aimed to 1) Know the content of TDS (the turbidity levels), BOD (the level of organic contaminants biologically), COD (the level of organic contaminants chemically), and ammonia in groundwater or shallow dug wells used Gebangmalang Village residents, 2) Find out if there is indication of impairment in the quality of ground water or shallow dug wells in the villages affected by the seepage Gebangmalang meat processing industrial waste dumped in the Sadar. This research is survey research. As for the water sampling wells are dug using stratified random sampling, which means sampling by first making the classification of certain populations by geography and then classified and determined the number of samples with random selection system. The population in this study were all dug wells in the village Gebangmalang are still used for sanitary purposes, with 37 wells. The sample in this study is 6 dug well water samples were taken at random. Data retrieved through observation techniques and laboratory test measurement techniques. The data obtained were analyzed using descriptive analysis of quantitative and comparative descriptive analysis of the comparison between the concentrations of TDS, BOD, COD, and ammonia in the water wells in the study area with the Ministry of Health Regulation No. 492 of 2010 on drinking water quality requirements. The results showed that 1) The well water used by most people in the village in terms of content Gebangmalang TDS, BOD, COD, and ammonia does not match the quality standards for drinking water quality concentration exceeds a predetermined maximum level, 2) There are indications that the decline quality of shallow ground water or well dug in the village Gebangmalang residents affected by sewage seepage meat processing industry, it is indicated the waste pollutans such as ammonia contained in the dug well water and river downstream to concentration exceeds a predetermined maximum level. Keywords: Content of TDS, BOD, COD, Ammonia, Shallow Groundwater 16

PENDAHULUAN Pabrik pengolahan daging di Kecamatan Magersari tepatnya yang berada di sebelah utara desa Gebangmalang sejak tahun 1973 telah melakukan proses produksi bahan baku yang mengandung protein seperti daging sapi, ayam menjadi bahan olahan makanan sosis dan nugget. Pada limbah buangan hasil produksi bahan baku yang berprotein tersebut mengandung karbon, yang biasanya adalah kandungan bahan organik seperti halnya dengan hidrogen dan oksigen. Jasad renik yang ada di dalam air limbah akan menggunakan oksigen untuk mengoksidasi bahan organik menjadi energi, bahan buangan lainnya seperti gas. Jika bahan organik yang belum diolah dan dibuang ke badan air, maka bakteri akan menggunakan oksigen untuk proses pembusukannya. Apabila suatu badan air dicemari oleh zat organik, bakteri dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air selama proses oksidasi tersebut yang dapat mengakibatkan kematian pada biota air. Keadaan menjadi anaerob dan dapat menimbulkan bau busuk pada air (Sugiharto, 26-27:1987). Limbah cair hasil produksi pada industri pengolahan daging yang ditampung di dalam kolam pengelolaan limbah sebagian besar disalurkan pada saluran saluran di sekitar industri pengolahan daging menuju Sungai Sadar. Sumur sumur gali di sekitar industri terkena dampaknya. Air pada sumur sumur tersebut dirasakan telah mengalami penurunan kualitas. Penduduk yang mempunyai sumur di sekitar Sungai Sadar mengeluh bahwasannya air sumurnya berbau, berwarna kekuningan dan keruh. Padahal sumur sumur tersebut masih dikonsumsi penduduk untuk kebutuhan sehari hari misalnya: mandi, mencuci dan air minum. Keluhan penduduk tersebut muncul terlebih lagi karena dirasakan saat ini kondisi sungai Sadar yang terlairi outlet pembuangan limbah industri tersebut telah mengalami pencemaran, kondisi sungai tersebut saat ini secara fisik telah berubah warna menjadi hitam kecoklatan dan mengeluarkan bau yang busuk. Asumsi dari keluhan penduduk adalah adanya indikasi bahwa sumber pencemar dari sumur penduduk berasal dai rembesan air limbah industri pengolahan daging yang dibuang di sungai Sadar, begitu pula pada kondisi sungai Sadar yang saat ini telah tercemar diindikasikan sumber pencemarnya berasal dari limbah industri pengolahan daging tersebut. Mutu limbah cair yang dibuang ke dalam air pada sumber air tidak boleh melampaui baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan, sehingga tidak mengakibatkan turunnya kualitas air pada sumber air penerima limbah. Baku mutu tersebut terdapat dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 2008 tentang baku mutu limbah cair untuk industri pengolahan daging atau makanan sebagai berikut: Tabel 1 Baku Mutu Limbah Cair Untuk Industri Pengolahan Daging/Makanan Kadar Maximum Limbah Cair (mg/l) Volume Limbah Cair Max. Persatuan Produk Limbah Cair 6 m 3 /ton Produk BOD 125 COD 250 TSS 100 Amonia (NH 3 ) 10 Minyak dan Lemak 10 ph 6 9 Kuantitas Air 6 m 3 /ton produk Limbah Maksimum Sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI No.14 Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Untuk Industri Pengolahan Daging/Makanan Limbah cair industri pengolahan daging berasal dari buangan pembersihan tulang dan daging, sisa pengendapan, lemak pemcucian, dan pembuangan bulu. Sifat sifat umum dari limbah cair industri pengolahan daging adalah memiliki kelarutan dan campuran zat organik yang tinggi, memilki kandungan protein dan lemak yang tinggi (Sugiharto, 42:1987). Berdasarkan sifat sifat umum tersebut untuk mengukur banyak tidaknya bahan organik maupun anorganik yang terlarut ataupun tercampur, bahan volatile, gas terlarut, minyak dan lemak dari mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah maka digunakan parameter TSS (Total Suspensed Solid), BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), amonia, minyak dan lemak, serta ph. Untuk mengetahui adanya indikasi rembesan bahan bahan berbahaya atau pencemar yang terdapat dalam terhadap sungai Sadar dan sumur gali penduduk maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan parameter TDS (Total Dissolved Solid) yaitu parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat kekeruhan bahan pencemar yang terdapat pada air sumur gali penduduk dan sungai Sadar, BOD (Biological Oxygen Demand) yaitu parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat bahan pencemar organik yang diukur secara biologis, COD (Chemical Oxygen Demand) yaitu 17

parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat bahan pencemar organik yang diukur secara kimiawi, dan amonia yaitu sebagai parameter yang diukur tingkat konsentrasinya karena amonia merupakan bahan pencemar utama yang dihasilkan pada hasil buangan limbah dari industri pengolahan daging. Peneliti menggunakan parameter tersebut karena peneliti tidak mengukur secara langsung kualitas limbah buangan dari industri pengolahan daging, tetapi peneliti hanya mengukur kualitas badan air yang diindikasikan telah tercemar oleh industri tersebut. Dalam hal ini badan air yang diindikasikan telah tercemar oleh industri tersebut adalah air sungai Sadar dan air sumur gali penduduk di desa Gebangmalang. Bahan bahan berbahaya dalam limbah domestik maupun limbah buangan industri pengolahan daging seperti amonia (NH 3 ), apabila kadarnya tinggi pada limbah dan berdekomposisi dengan air hujan yang merembes dalam air tanah akan menyebabkan bau tidak sedap, terlebih lagi apabila hal ini telah berlangsung selama puluhan tahun. Sehingga memungkinkan limbah domestik maupun limbah industri seperti industri pengolahan daging yang dibuang ke sungai Sadar merembes ke dalam air tanah di daerah sekitarnya. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui kandungan TDS, BOD, COD, dan amonia pada air tanah dangkal atau sumur gali yang digunakan penduduk desa Gebangmalang, 2) Mengetahui apakah ada indikasi penurunan kualitas air tanah dangkal atau sumur gali penduduk di desa Gebangmalang dipengaruhi oleh rembesan pembuangan limbah industri pengolahan daging yang dibuang di sungai Sadar. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah survey. Penelitian ini dilakukan di desa Gebangmalang Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Sementara, populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah sumur gali yang ada di desa Gebangmalang yaitu sebanyak 37 sumur gali. Sampel diambil Stratified Random Sampling, cara pemilihan sampel air sumur diambil secara acak yaitu 5 sumur dari jumlah keseluruhan 37 sumur dengan ketentuan yaitu 1 sampel air sumur yang jaraknya sangat dekat dengan limbah, 1 sampel air yang jaraknya dekat dengan limbah, 1 sampel air yang jaraknya sedang dengan limbah, 1 sampel air yang jaraknya jauh dengan limbah, 1 sampel air lagi yang jaraknya sangat jauh dengan limbah. Pengambilan sampel airnya diambil langsung dari beberapa sumur yang telah diacak terlebih dahulu. Volume pengambilan sampel masing masing jarak sebanyak 1 liter air. Adapun klasifikasi jarak pengambilan sampelnya sebagai berikut: Tabel 2 No. Sampel dan Jumlah Sampel Acak yang diambil Jarak Pengambilan Jumlah Sampel Sampel 1 40 358 meter 1 2 359 677 meter 1 3 678 996 meter 1 4 997 1315 meter 1 5 1316 1634 meter 1 Sumber: Data Sekunder Hasil Ploting Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi dan pengukuran uji laboratorium air tanah dangkal atau sumur gali penduduk di sekitar Sungai Sadar yang meliputi pengujian kandungan TDS, BOD, COD, dan Amonia. Untuk teknik análisis data melalui deskriptif kuantitatif, deskriptif komparatif yaitu, dan Uji Konsentrasi Kandungan TDS, BOD, COD, dan amonia pada air sumur dan sungai dengan Metode Analisis Gravimetri, Refluks, Winkler, dan Spektrofotometri HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan TDS, BOD, COD, dan Amonia Pada Air Sumur yang Digunakan Penduduk di Desa Gebangmalang Kecamatan Mojoanyar Secara geologi, jenis tanah di desa Gebangmalang adalah alluvial dengan karakteristik lempung pasiran dan permeabilitas sedang sampai tinggi (Bappeda Kabupaten Mojokerto, 2011). Sehingga memungkinkan limbah domestik maupun limbah industri seperti industri pengolahan daging yang dibuang ke sungai Sadar merembes ke dalam air tanah di daerah sekitarnya. Adapun hasil uji kandungan TDS, BOD, COD, dan amonia pada sampel air sumur gali yang digunakan penduduk di desa Gebangmalang disajikan pada tabel 3 sebagai berikut: 18

Tabel 5 Hasil Uji Kandungan TDS, BOD, COD, Dan Amonia Pada Air Kadar Max. Hasil Analisa Air Sumur/Jarak 97 m 349 m 726 m 1237 m 1552 m 1 2 3 4 5 TDS mg/l 500 538 495 567 532 562 BOD mg/l 6 9 10 19 4 4 COD mg/l 12 16 16 32 8 8 Amonia mg/l 1,5 0,09 0,69 0,49 7,01 0,57 Sumur Penduduk di Desa Gebangmalang Kecamatan Mojoayar Sumber: Uji Lab di ITS Berdasarkan pada tabel 4 di atas, hasil uji kandungan TDS, BOD, COD, dan amonia pada sampel air sumur penduduk desa Gebangmalang diketahui sebagai berikut: a. Konsentrasi TDS pada sampel air sumur 2 diketahui konsentrasinya masih di bawah kadar maksimal. Sedangkan pada sampel air sumur 1, 3, 4, dan 5 konsentrasinya melebihi kadar maksimal yang telah ditentukan dalam Permenkes RI No.492 Tahun 2010 yaitu 500 mg/l. b. Konsentrasi BOD pada sampel air sumur 4 dan 5 diketahui konsentrasinya masih di bawah kadar maksimal. Sedangkan pada sampel air sumur 1, 2, dan 3 konsentrasinya melebihi kadar maksimal yang telah ditentukan dalam Permenkes RI No.492 Tahun 2010 yaitu 6 mg/l. c. Konsentrasi COD pada sampel air sumur 4 dan 5 diketahui konsentrasinya masih di bawah kadar maksimal. Sedangkan pada sampel air sumur 1, 2, dan 3 konsentrasinya melebihi kadar maksimal yang telah ditentukan dalam Permenkes RI No.492 Tahun 2010 yaitu 12 mg/l. d. Konsentrasi amonia pada sampel air sumur 1, 2, 3, dan 5 diketahui konsentrasinya masih di bawah kadar maksimal. Sedangkan pada sampel air sumur 4 konsentrasinya melebihi kadar maksimal yang telah ditentukan dalam Permenkes RI No.492 Tahun 2010 yaitu 1,5 mg/l. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa keseluruhan sampel air sumur yang diambil di desa Gebangmalang telah mengalami penurunan kualitas air atau telah tercemar. Hal ini ditunjukkan oleh adanya kandungan bahan pencemar dari limbah industri pengolahan daging seperti bahan pencemar organik dan amonia yang terdapat pada sampel air sumur dengan konsentrasinya yang melebihi ambang batas yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492 Tahun 2010. Semakin besar nilai BOD dan COD menunjukkan semakin besar pula derajat pengotoran atau pencemaran air yang terjadi akibat bahan pencemar organik (Rifais, 2008:35). Persebaran pencemaran pada sampel air tanah dangkal secara keseluruhan di Desa Gebangmalang tidak merata, pencemaran pada air sumur paenduduk terjadi pada daerah dengan radius kurang dari 1 km dari hilir sungai, dengan demikian dapat diindikasikan bahwa pencemaran air tanah dangkal terjadi akibat pengaruh rembesan bahan pencemar limbah buangan industri pengolahan daging yang terakumulasi di hilir sungai Sadar. Namun, tidak menutup kemungkinan limbah domestik dari penduduk juga ikut berpengaruh terhadap tingkat pencemaran yang ada pada air tanah dangkal penduduk terutama pada daerah pencemaran dengan radius lebih dari 1 km. Kandungan TDS, BOD, COD, Dan Amonia Pada Air Sungai Sadar Di Desa Gebangmalang Kecamatan Mojoanyar Hulu sungai Sadar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah titik pada sungai Sadar yang tidak teraliri oleh limbah pabrik pengolahan daging yang berasal dari outlet pembuangan limbah. Titik pengambilan sampel air sungai pada hulu sungai Sadar dilakukan pada jarak 300 meter dari outlet pembuangan limbah. Sedangkan Hilir sungai Sadar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah titik pada sungai Sadar yang teraliri oleh limbah pabrik pengolahan daging yang berasal dari outlet pembuangan limbah. Titik pengambilan sampel air sungai pada hilir sungai Sadar dilakukan pada jarak 5 meter dari outlet pembuangan limbah. Adapun hasil uji dari kandungan TDS, BOD, COD, dan amonia pada hulu dan hilir sungai Sadar adalah sebagai berikut: Tabel 4 Hasil Uji Kandungan TDS, BOD, COD, Dan Amonia Pada Hulu dan Hilir Sungai Sadar Kadar Max. Sumber: Uji Lab di ITS Hasil Analisa Air Sungai Hulu Sungai Hilir Sungai TDS mg/l 500 344 530 BOD mg/l 6 24 43 COD mg/l 12 40 72 Amonia mg/l 1,5 4,30 132,99 19

Hasil Analisa (mg/l) Studi Kandungan TDS, BOD, COD, Dan Amonia Pada Air Tanah Dangkal Di Desa Gebangmalang Kecamatan Berdasarkan hasil uji TDS, BOD, COD, dan amonia pada tabel 5 di atas diketahui bahwa kandungan TDS pada hulu sungai Sadar masih di bawah kadar maksimal yang telah ditentukan. Sedangkan untuk kandungan BOD, COD, dan amonia pada hulu sungai Sadar melebihi kadar maksimal atau ambang batas yang telah ditentukan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492 Tahun 2010. Sedangkan pada hilir sungai Sadar diketahui bahwa kandungan TDS, BOD, COD, dan amonia secara keseluruhan melebihi kadar maksimal atau ambang batas yang telah ditentukan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492 Tahun 2010. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pada hulu maupun hilir sungai Sadar, air sungainya mengalami pencemaran. Tingginya konsentrasi kandungan TDS, BOD, COD, dan amonia yang terdapat pada sungai menunjukkan bahwa air pada sungai Sadar telah mengalami penurunan kualitas. Pencemaran yang berdampak pada penurunan kualitas air sungai Sadar diindikasikan berasal dari limbah buangan industri pengolahan daging. Hal ini dapat ditunjukkan adanya kandungan bahan berbahaya limbah industri pengolahan daging seperti amonia yang terdapat pada hilir sungai Sadar mengalami kenaikan konsentrasi yang sangat drastis dibandingkan dengan konsentrasi kandungan amonia yang terdapat pada hulu sungai. Kadar amonia yang tinggi merupakan indikasi adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah industri (Effendi, 2004:148). Tingginya akumulasi bahan pencemar pada hilir sungai tidak menutup kemungkinan terdapat adanya indikasi bahwasannya penurunan kualitas air sumur penduduk akibat pengaruh rembesan bahan pencemar yang berasal dari hilir sungai tersebut, hal ini ditunjukkan dari hasil pengujian kandungan TDS, BOD, COD, amonia pada air sumur terdapat konsentrasi bahan pencemar limbah industri pengolahan daging melebihi ambang batas pada daerah dengan radius kurang dari 1 km dari hilir sungai. Konsentrasi Kandungan TDS, BOD, COD, Dan Amonia Pada Air Sumur Penduduk Berdasarkan Jarak Pengambilan Sampel a. Konsentrasi Kandungan TDS, BOD, COD, dan Amonia Pada Jarak 97 meter di Bagian Utara Sungai Sadar (Sampel 1) Tabel 5 Hasil Uji Kandungan TDS, BOD, COD, dan Amonia Pada Sampel Air Sumur di Bagian Utara Sungai Sadar (Sampel 1) Satuan Kadar Max Hasil Analisa Keterangan TDS Mg/l 500 583 Tidak Sesuai BOD Mg/l 6 10 Tidak Sesuai COD Mg/l 12 16 Tidak Sesuai Amonia Mg/l 1,5 0,09 Sesuai Sumber: Uji Lab di ITS Berdasarkan hasil uji TDS, BOD, COD, dan amonia pada tabel 4.3 di atas diketahui bahwa sampel air sumur 1 telah mengalami penurunan kualitas air atau telah tercemar. Tingginya konsentrasi kandungan BOD dan COD pada sampel air sumur 1 menunjukkan semakin tinggi pula bahan pencemar organik yang mencemari air sumur tersebut. Pencemaran terjadi pada daerah dengan radius kurang dari 1 km dari hilir sungai, hal ini mengindikasikan bahwa pencemaran tersebut dipengaruhi oleh rembesan bahan pencemar organik dari hilir sungai Sadar. b. Konsentrasi Kandungan TDS, BOD, COD, Dan Amonia Pada Sumur Penduduk Berdasarkan Jarak Pengambilan Sampel di Bagian Selatan Sungai Sadar (Sampel 2, 3, 4, dan 5) a) Grafik 1 Konsentrasi Kandungan TDS 580 560 540 520 500 480 460 440 20

Hasil Analisa (mg/l) Hasil Analisa (mg/l) Hasil Analisa (mg/l) Studi Kandungan TDS, BOD, COD, Dan Amonia Pada Air Tanah Dangkal Di Desa Gebangmalang Kecamatan b) Grafik 2 Konsentrasi Kandungan BOD 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Dari Grafik grafik di atas diketahui hampir semua parameter TDS, BOD, COD, dan amonia yang terdapat pada sampel air sumur penduduk memiliki kenaikan dan penurunan konsentrasi yang fluktuatif dan memiliki kecenderungan semakin jauh jarak pengambilan sampel dari titik pembuangan limbah, semakin rendah konsentrasinya. Hal ini sesuai teori arah aliran air tanah yang dikemukan oleh Syaihan (1977:292) bahwasannya pola aliran air tanah membentuk pola sistem parabolis yang sama (Gambar 1). Resevoir Bendungan z x Danau 8 7 6 5 4 3 2 1 0 35 30 25 20 15 10 5 0 c) Grafik 3 Konsentrasi Kandungan COD d) Grafik 4 Kandungan Amonia Gambar 1 Gerakan air tanah pada bidang zx Setiap pola parabolis yang terbentuk dipengaruhi oleh gaya kapiler yang berbeda. Kuat tidaknya gaya kapiler yang ada akan mempengaruhi tingkat konsentrasi rembesan zat zat organik yang terdapat pada air tanah. Semakin menjauh dari titik pusat bidang aliran pengukuran, pola alirannya akan berubah menjadi pola aliran laminer dan semakin rendah pula tingkat konsentrasi zat zat organik pada air tanah tersebut. PENUTUP Jalur aliran Jalur potensial sama Simpulan 1. Air sumur yang digunakan oleh sebagian besar penduduk di desa Gebangmalang ditinjau dari kandungan TDS, BOD, COD, dan amonia tidak sesuai baku mutu persyaratan kualitas air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492 Tahun 2010 karena konsentrasinya melebihi kadar maksimal yang telah ditetapkan. 2. Ada indikasi penurunan kualitas air tanah dangkal atau sumur gali penduduk di desa Gebangmalang dipengaruhi oleh rembesan limbah industri pengolahan daging yang dibuang di sungai Sadar. Hal ini ditunjukkan adanya kandungan bahan pencemar limbah seperti amonia yang terdapat pada air sumur gali penduduk dan pada hilir sungai dengan konsentrasinya melebihi kadar maksimal yang telah ditetapkan. 21

Saran 1. Industri pengolahan daging yang berada di dekat desa Gebangmalang tersebut diharapkan lebih memperhatikan kualitas limbah buangannya selama proses pengolahan limbahnya. Karena masih ada kandungan bahan pencemar limbah baik yang terdapat pada air sumur gali penduduk dan pada hilir sungai dengan konsentrasinya yang melebihi kadar maksimal yang telah ditetapkan dan lebih memperhatikan keluhan masyarakat di sekitar industri pengolahan daging tersebut. 2. Karena konsentrasi kandungan TDS, BOD, COD, dan amonia pada air sumur penduduk yang masih melebihi kadar maksimal yang telah ditentukan, penduduk diharapkan mampu menerapkan metode sederhana untuk mengurangi konsentrasi kandungan pada parameter parameter tersebut seperti sering menguras bak penampungan air, pemberian kaporit, menggunakan ijuk dan batu kerikil di bak penampungan air yang berfungsi sebagai filter, atau menggunakan buble aerator untuk mengurangi tingginya konsentrasi TDS, BOD, COD, dan amonia. 3. Diharapkan pemerintah desa, kecamatan, maupun kabupaten diharapkan turut serta mengelola ketersediaan air di desa Gebangmalang, sehingga air dapat tersalurkan secara merata dan juga penduduk mendapatkan air bersih yang layak untuk dikonsumsi. 4. Air tanah dangkal atau sumur gali yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini memiliki keterbatasan jumlah sehingga pada penelitian selanjutnya disarankan menambah lagi jumlah sumur gali yang akan diambil sebagai sampel untuk mendapatkan pola kualitas air tanah dangkal yang lebih spesifik lagi dan memperbaiki kekurangan dari penelitian ini. Rifais, Fitria H. 2008. Pengaruh Pembuangan Limbah Industri Gula Tjoekir Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Malang: Universitas Negeri Malang (Skripsi tidak dipublikasikan) Sugiharto, 1987. Dasar dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press) Syaihan, Ersin. 1977. Dasar dasar Hidrologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press DAFTAR PUSTAKA Bappeda Kabupaten Mojokerto. 2011. Geologi, Morfologi, dan Jenis Tanah Kecamatan Mojoanyar. Bappeda : Kabupaten Mojokerto Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Diakses tanggal 16 Mei 2012. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Untuk Industri Pengolahan Daging/Makanan. Diakses tanggal 16 Mei 2012. 22