Penentuan status mutu air dengan sistem STORET di Kecamatan Bantar Gebang

dokumen-dokumen yang mirip
Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 1 April 2012 : 1-8

PENENTUAN STATUS MUTU AIR

Kajian kondisi air tanah di Kecamatan Porong dan Tanggulangin tahun

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng

METODELOGI PENELITIAN. penduduk yang dilalui saluran lindi bermuara ke laut dengan jarak drainase 2,5

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK

DATA KUALITAS AIR SUMUR PERIODE APRIL TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

PENENTUAN KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DAN ARAHAN PENGELOLAAN (STUDI KASUS KABUPATEN SUMENEP)

LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l

Kondisi air tanah untuk irigasi di Kabupaten Sumbawa Barat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM

TARIF LINGKUP AKREDITASI

Repository.Unimus.ac.id

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No Seri D

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

Pengawasan dan penyimpanan serta pemanfaatan data kualitas air

KONDISI PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI BABON SEMARANG

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

Pengaruh Sistem Open Dumping terhadap Karakteristik Lindi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Air Dingin Padang


Kajian kondisi air tanah Jakarta tahun 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BAB 4 Analisa dan Bahasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN TINGKAT KOROSIFITAS AIR DI PERAIRAN PEMBANGKIT LISTRIK AIR WADUK CIRATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun dari kegiatan industri. Volume sampah yang dihasilkan berbanding lurus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

3. METODE PENELITIAN

Groundwater Quality Assesment of Unconfined Aquifer System for Suitable Drinking Determination at Northern Jakarta Groundwater Basin

Air mineral alami SNI 6242:2015

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

DINAMIKA KUALITAS DAN KELAYAKAN AIR WADUK SEI HARAPAN UNTUK BAHAN BAKU AIR MINUM

POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA

BAB V PEMBAHASAN. mana tinggi rendahnya konsentrasi TDS dalam air akan mempengaruhi besar

FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT. 1. Nama Pemohon : Jabatan : Alamat : Nomor Telepon/Fax. :...

SEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat

BAB V HASIL PENELITIAN. berturut turut disajikan pada Tabel 5.1.

Air mineral SNI 3553:2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7 Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Oktober 2014

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada

III. METODOLOGI PENELITIAN


PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BEBAS DI SEKITAR TPA BANYUROTO DESA BANYUROTO KECAMATAN NANGGULAN KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

( khususnya air minum ) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

KARAKTERISTIK KUALITAS SUMBERDAYA AIR KAWASAN PANAS BUMI STUDI KASUS DIENG DAN WINDU WAYANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 1

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT

Oleh/By. KHAIRUN NISA Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Jl.A. Yani KM 36 Banjarbaru Kalimantan Selatan

TINGKAT PENCEMARAN AIR PERMUKAAN DI KODYA YOGYAKARTA

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

STUDI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR SUNGAI KARAJAE SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH UNTUK KOTA PAREPARE

III. METODE PENELITIAN

Lampiran F - Kumpulan Data

KUALITAS AIRTANAH DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH BANJARAN DESA BANJARAN KECAMATAN BOJONGSARI KABUPATEN PURBALINGGA

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

Transkripsi:

Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 2 No. 2 Juni 27: 113118 Penentuan status mutu air dengan sistem STORET di Kecamatan Bantar Gebang Bethy Carolina Matahelumual Pusat Lingkungan Geologi, Jln. Diponegoro No. 57, Bandung Sari Air sangat diperlukan untuk kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan, dan dapat dimanfaatkan sebagai media transportasi (sungai dan laut), sebagai sumber energi (Pembangkit Listrik Tenaga Air). Di Indonesia, air tanah banyak dimanfaatkan sebagai sumber air minum, di samping itu air juga dapat menimbulkan kerugian, misalnya banjir. Pengambilan air tanah yang terus meningkat menimbulkan dampak negatif, yaitu terjadinya penurunan kualitas dan permukaan air tanah setempat. Kualitas atau mutu air tanah bergantung pada kondisi lingkungannya, jika keseimbangan ekosistemnya terpelihara dengan baik, maka daur ulang untuk suatu ekosistem perairan dapat berlangsung secara alamiah. Pada tahun 22, studi status mutu air sumur telah dilakukan di Kecamatan Bantar Gebang. Hasil analisis air sumur setelah ditetapkan berdasarkan sistem STORET dari Environmental Protection Agency (EPA) menunjukkan bahwa air tersebut memiliki nilai mutu air yang buruk. Hal ini terlihat dari kondisi sumur yang tidak ditembok, dan terpengaruh oleh adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang. Kata kunci: mutu air, sistem STORET, Bantar Gebang Abstract Water is needed for human life, animals and plants. It can be used as media of transportation (rivers and sea) and energy resources. In Indonesia, groundwater is used for drinking water. Besides the advantages, water could cause disadvantages such as flooding. Intensive exploitation groundwater will cause negative impact prior to degradation of water quality, and its local water surface. The water qualities depend on the environmental conditions. If ecosystem is maintained in balance, it will create natural aquatic cycle. In 22, study of the water quality was carried out at Bantar Gebang Sub District. The result compared to the STORET System of Environmental Protection Agency (EPA) shows that bad quality of water was caused by its environmental condition and the recent waste disposal site of Bantar Gebang. Keywords: water quality, STORET system, Bantar Gebang Pe n d a h u l u a n Secara alamiah, sumber air merupakan kekayaan alam yang dapat diperbarui dan mempunyai daya generasi yang berulang kembali (daur hidrologi). Air merupakan bahan alam yang berharga dan diperlukan untuk kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Air dapat dimanfaatkan sebagai media transportasi, seperti transportasi sungai dan transportasi laut. Di samping itu, air dapat digunakan sebagai sumber energi, pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Tetapi, air juga dapat menimbulkan kerugian seperti banjir yang menghanyutkan harta benda dan mengikis tanah subur. Pemanfaatan air tanah yang terus meningkat dapat menimbulkan dampak negatif, yaitu terjadinya degradasi air yang ditunjukkan oleh penurunan permukaan air tanah di daerahdaerah 113

114 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 2 No. 2 Juni 27: 113118 yang pengambilan air tanahnya intensif. Selain penurunan permukaan air tanah, kualitas air pun mengalami penurunan, terutama pada daerahdaerah yang kurang memperhatikan kondisi lingkungan di sekitar sumber air tersebut. Percemaran suatu ekosistem perairan bergantung pada kondisi lingkungannya. Keseimbangan ekosistem yang terpelihara dengan baik memberikan daur ulang ekosistem air tanah berlangsung secara alamiah. Jika keseimbangan ekosistem terganggu maka diperlukan suatu cara atau teknik tertentu untuk mengembalikan ekosistem kepada kondisi semula. Salah satu cara untuk mengontrol suatu ekosistem dapat dilakukan dengan pemantauan kualitas air tanah dalam jangka waktu tertentu, sehingga diketahui kondisi perairan tersebut. Jika terjadi pencemaran segera dilakukan pencegahan dan penanggulangan sesuai tingkat pencemarannya. Penentuan status mutu air dengan sistem STORET ini dimaksudkan sebagai acuan dalam melakukan pemantauan kualitas air tanah dengan tujuan untuk mengetahui mutu (kualitas) suatu sistem akuatik. Penentuan status mutu air ini berdasarkan pada analisis parameter fisika, kimia, dan biologi. Pengambilan percontoh air dilakukan di Kecamatan Bantar Gebang, tempat terdapat Tempat Pembuangan Akhir sampah Bantar Gebang (Gambar 1 dan 2). Air lindi yang dihasilkan dari TPA Bantar Gebang dapat meresap dan mencemari sumursumur penduduk di sekitarnya. Me t o d o l o g i Lokasi pengambilan percontoh dan jumlah percontoh ditentukan berdasarkan pada tujuan pemeriksaan air permukaan dan atau air tanah. Kualitas air tanah dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu material (tanah dan batuan) yang mengandung atau yang dilewati air tanah, jenis aliran, dan proses perubahan akibat pencemaran yang sesuai dengan hukum fisika, kimia, dan biologi. Metode analisis kimia, fisika, dan biologi percontoh air mengacu pada Standard Methods (APHAAWWAWEF, 1995) dan Standar Nasional Indonesia (BAPEDAL, 1994), serta Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/ PER/IX/199 untuk syaratsyarat dan pengawasan kualitas air minum. Kualitas air yang baik akan sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan pemerintah tersebut dengan kadar (konsentrasi) maksimum yang diperbolehkan. Sedangkan untuk mengetahui seberapa jauh contoh air tersebut disebut baik atau tidak dinilai dengan sistem STORET. Hasil analisis kimia percontoh air kemudian dibandingkan dengan baku mutu yang sesuai dengan pemanfaatan air. Kualitas air dinilai berdasarkan ketentuan sistem STORET yang dikeluarkan oleh EPA (Environmental Protection Agency, Canter, 1977) yang mengklasifikasikan mutu air ke dalam empat kelas, yaitu: Gambar 1. Peta lokasi pengambilan percontoh air daerah Bantar Gebang, Bekasi tahun 22.

Penentuan status mutu air dengan sistem STORET di Kecamatan Bantar Gebang (B.C. Matahelumual) 115 Kelas A : Baik Sekali Skor = B : Baik Skor = 1 sampai dengan 1 C : Sedang Skor = 11 sampai dengan 3 D : Buruk Skor 31 Cara Penilaian: Nilai negatif () diberikan bila hasil analisis melampaui atau tidak memenuhi syarat baku mutu; Nilai nol () diberikan bila hasil analisis memenuhi syarat baku mutu; Nilai parameter Bakteriologi = 3x nilai parameter Fisika; Nilai parameter Kimia = 2x nilai parameter Fisika; Bila angka ratarata parameter hasil analisis melampaui baku mutu, diberi nilai = 3x nilai yang diberikan pada parameter maksimum atau minimum yang melampaui baku mutu; Jumlah percontoh dari suatu stasiun yang 1, diberi nilai = 2x dari jumlah percontoh < 1; Jumlah nilai negatif () seluruh parameter dihitung dan ditentukan status mutunya (tabel 1) dengan melihat skor yang didapat. Sistem STORET dapat digunakan untuk menentukan baku mutu air berdasarkan wilayah atau satu titik (sumur) yang pengambilan percontoh airnya dilaksanakan berulang dalam kurun waktu tertentu. Hasil Analisis dan Diskusi Berdasarkan peta Geologi Tata Lingkungan Lembar Karawang (Djuhudijat A, Suwitaredja, dan Gambar 2. Foto timbunan sampah pada Zona 2 tahun 2, dengan sampah tertimbun baik dan sebagian berhamburan keluar zona. Adisaputra, 1995), sumber daya air di daerah Bekasi berupa air permukaan (rawa, tambak, dan sungai/ kali), mata air dan air tanah (sumur bor, sumur gali, dan sumur pantek). Air tanah yang teramati di Kecamatan Bantar Gebang adalah air tanah bebas, dengan permukaan air tanah > 5, meter. Keberadaan TPA Bantar Gebang yang kurang dikelola dengan baik, yang hasil pengolahan air lindinya kurang sempurna dan sebagian langsung dibuang ke perairan terdekat, dapat mencemari sumursumur penduduk (Gambar 3). Hasil analisis fisikakimiabiologi delapan percontoh air di Kecamatan Bantar Gebang pada tahun 22 menunjukkan bahwa seluruh percontoh air tersebut tidak memenuhi persyaratan air minum (Tabel 2), sesuai dengan acuan peraturan Menteri Kesehatan No.416 tahun 199. Percontoh air terlihat keruh (dua percontoh), mempunyai nilai ph rendah (tujuh percontoh), tingginya kadar besi (satu Tabel 1. Penetapan Sistem Nilai untuk menentukan Status Mutu Perairan Jumlah Percontoh < 1 1 Nilai Parameter Fisika Kimia Biologi Maksimum 1 2 3 Minimum 1 2 3 Ratarata 3 6 9 Maksimum 2 4 6 Minimum 2 4 6 Ratarata 6 12 18

116 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 2 No. 2 Juni 27: 113118 Gambar 3. Foto timbunan sampah pada Zone 2 tahun 22 yang sebagian telah memasuki zone pengolahan limbah. percontoh), mangan (dua percontoh), Pb (delapan percontoh), nitrit (satu percontoh), nitrat (satu percontoh), dan mengandung bakteri coli tinja (empat percontoh). Tabel 2 memperlihatkan hasil penentuan status mutu air berdasarkan sistem STORET pada wilayah satu kecamatan. Setelah ditentukan nilai maksimum, minimum, dan ratarata dari hasil analisis fisikakimiabiologi air terhadap percontoh air sumur gali dan sumur pantek, kemudian dibandingkan dengan nilai persyaratan air minum yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416 tahun 199, maka diperoleh nilai: 64 (Tabel 3) yang berarti kondisi perairan sumur gali dan sumur pantek di daerah Kecamatan Bantar Gebang termasuk kelas D atau buruk dengan skor 31. Melihat angka yang diperoleh adalah 64, dapatlah dikatakan bahwa mutu air tersebut sangat buruk. Kesimpulan dan Saran Hasil analisis fisikakimiabiologi delapan percontoh air di Kecamatan Bantar Gebang tahun 22 menunjukkan bahwa percontoh air tersebut tidak memenuhi persyaratan air minum berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan No.416 tahun 199. Sementara hasil penilaian sistem STORET disimpulkan bahwa mutu air tersebut buruk. Persyaratan kualitas air yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan No.416 tahun 199 hanya menyatakan batas ambang maksimum kadar suatu unsur dalam air yang diperbolehkan untuk memenuhi baku mutu air. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada Menteri Kesehatan Republik Indonesia untuk melengkapi standar baku mutu air dengan penilaian sistem STORET, agar dapat diketahui level air minum dalam empat klasifikasi baik sekali, baik, sedang, atau buruk.

Penentuan status mutu air dengan sistem STORET di Kecamatan Bantar Gebang (B.C. Matahelumual) 117 Tabel 2. Hasil Analisis Fisika Kimia Biologi Percontoh Air No. Kode Lokasi Contoh Air Kdlm MAT Temp Keruh Warna Bau Rasa DHL ph KES. Ca 2+ Mg 2+ Fe 3+ Mn 2+ Cu Pb Zn Ni Cr K + Na + Li + NH 4 + CO 3 = HCO 3 CO 2 Cl SO 4 = N NO 2 N NO 3 PO 4 3 SiO 2 Z.O. coli coli TDS Urut Contoh m m o C FTU TCU µs/cm **) mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l tinja lain mg/l *) 416/MENKES/PER/IX/199 5, 15, ta ta 6,5 8,5 5,,3,1 1,,5 5,,5 2, 25, 4, 1, 1, 1,,, 1 1 SP1 Kantor Kec. Bantargebang 2, 3,7 2,5, ta ta 22 6,23 82,4 23,1 5,9,11,2,3,16,24,,1 4, 12,, 1,3, 84,1 15,4 16,4 7,2, 4,8,6 45,2 8,2 93,, 148 2 SG2 Ibu Imron, Kel. Cikiwul 12, 7, 27,7 1,, ta ta 118 5,12 53,5 12,7 5,2,1,8,2,11,89,, 2, 12,, 1,3, 56,8 11,8 14,5 6,2, 2,84,7 3,2 6,2 76 3 SG3 Bp. Jajang, Kel. Sumurbatu 8, 5, 27,9 13, 1, ta ta 122 5,43 5, 12,1 4,7,31,8,1,17,38,, 2, 1,, 1,4, 42,1 11,2 18,2 11,4, 1,24,7 35,6 6,7 11, 13, 8 4 SP4 Kantor Kelurahan Cikiwul 15, 28,5 2,5, ta ta 117 5,3 64,1 16,1 5,7,4,1,4,13,42,, 2, 8,, 1,2, 52,6 21,3 14,5 6,7, 4,26 1,3 12,9 6,2 76 5 SP5 Kantor TPA Bantargebang 4, 28,5 2, 1, ta ta 182 7,2 83,8 24,2 5,6,,,,11,9,3, 5, 15,, 1,3, 111,5 24,2 15,3 7,4, 1,1,8 43,2 5,7 46,, 12 6 SG8 Sumur Umum, dekat TPA, Kel. Ciketingudik 8, 5, 27,2 1,5,5 ta ta 316 4,97 81,7 16,6 9,6,4,6,2,13,35,1, 6, 14,, 14,2, 33,8 5,9 23,6 4,8,1 12,3 1,1 29,9 6,2 212 7 SG9 Sumur Umum, Pangkalan, Kel. Ciketingudik 12, 6, 28,7 4, 1, ta ta 167 4,69 49,3 1,7 5,4,3,44,1,13,19,1, 8, 2,, 4,1, 28,1 7,1 34,9 8, 1,45 3,84,7 34, 6,2 112 8 SG1 Sumur Umum, Kel. Ciketingudik 15, 7, 28,2 9,,5 ta ta 71 5,18 36,6 6,8 4,7,,1,1,13,9,, 4, 1,, 1,3, 31,9 1,6 12,7 11,7, 1,88,7 72, 4,1 46,, 48 Catatan: *) Maksimum diperbolehkan untuk air minum **) mg/l CaCO 3

118 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 2 No. 2 Juni 27: 113118 Tabel 3. Status Mutu Air (Sumur Gali dan Sumur Pantek) Kecamatan Bantar Gebang Tahun 22 menurut Sistem Nilai STORET (Canter, 1977) peruntukan Air Minum (No.416/MENKES/PER/IX/199) Unsur Baku Mutu Satuan Hasil Pengukuran Maksimum Minimum Ratarata Skor FISIKA Kekeruhan W a r n a B a u R a s a Daya Hantar Listrik TDS (Zat Padat Terlarut) 5, 1, Tidak berbau Tidak berasa 1 FTU TCU µmhos/cm mg/l 13, 1, 316 212 1,, 71 48 4,4,5 164 19 1 KIMIA ph Kesadahan Ca 2+ (Kalsium) Mg 2+ (magnesium) Fe 3+ (besi) jumlah Mn 2+ (mangan) K + (kalium) Na + (natrium) Li + (litium) CO 3 2 (karbonat) HCO 3 (bikarbonat) CO 2 (karbondioksida) Cl (khlorida) SO 4 2 (sulfat) NO 2 /N (nitrit) NO 3 /N (nitrat) SiO 2 (silika) Zat Organik Cu (tembaga) Pb (timbal) Zn (seng) Cd (kadmium) Ni (nikel) Cr (krom total) 6,58,5 5,,3,1 2 25 4 1, 1, 1, 1,,5 5,,5 unit ph mg/l CaCO 3 mg/l mg/l KMnO 4 mg/l 7,2 83,4 24,2 9,6,31,6 8, 2,,, 111,5 24,2 34,9 11,7 1,45 12,3 72, 8,2,4,17,89,2,1 4,69 36,6 6,8 4,2,, 2, 8,,, 28,1 7,1 12,7 4,8, 1,1 12,9 4,1,,11,9,, 5,49 62,7 15,3 5,8,7,16 4,1 12,6,, 55,1 13,5 18,8 7,9,18 3,94 37,8 6,2,2,13,33,1, 8 8 8 2 1 BIOLOGI Bakteri coli tinja Bakteri coli lainnya MPN/1 ml MPN/1 ml 11 13 93 528 325 15 12 Jumlah skor 64 Ac u a n APHAAWWAWPCF, 1985. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater. 16th Edition. Canter, 1977. Dalam makalah Kursus Laboratorium Lingkungan, 1998, Kerja sama antara Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Lembaga PenelitianUniversitas Padjadjaran Bandung (PPSDAL, LP UNPAD) dengan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL). Standar Nasional Indonesia. 1994. Pengujian Kualitas Air Sumber dan Limbah Cair. Direktorat Pengembangan Laboratorium Rujukan dan Pengolahan Data. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.