PERANCANGAN PENGENDALIAN K3 BERDASARKAN HASIL HIRARC

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIRARC

PERANCANGAN PENGENDALIAN RISIKO BAHAYA K3 BERDASARKAN HASIL HIRARC

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya

PERANCANGAN PROSEDUR UNTUK MEMINIMASI RISIKO K3 BERDASARKAN HASIL HIRARC

Evaluasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan Metode HIRARC pada PT. Charoen Pokphand Indonesia

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 4935

BAB I PENDAHULUAN I.1

Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik.

Kata Kunci : Rumah Batik Komar, HIRARC, OHSAS 18001:2007, Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012, SOP, Intruksi kerja

Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar. (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja Dampak Frekuensi

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Kata Kunci : SOP (Standard Operating Procedure), ISO 9001:2008, BPI (Business Process Improvement)

Upaya Pencapaian Zero Accident di PT. Sari Mas Permai

IMPLEMENTASI HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND CONTROL PADA PROSES PRODUKSI BC. CASTING GEDUNG C PT. SHOWA INDONESIA MANUFACTURING CIKARANG

Seminar Nasional Riset Terapan 2015 SENASSET 2015 ISBN: Serang, 12 Desember 2015

Naila Farhana, 2 Sri Widaningrum, 3 Heriyono Lalu 1, 2, 3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

PERBAIKAN STANDARD OPERATING PROCEDURE

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG)

Kata Kunci: SOP, ISO 9001:2015, ISO14001:2015, Pengendalian Informasi Terdokumentasi, BPI.

Riandi Fauzan *), Nia Budi Puspitasari. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

KECELAKAAN TAMBANG. Oleh : Rochsyid Anggara

PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) IDENTIFIKASI, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA RESIKO. No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN PENGOLAHAN KAYU

ANALISIS IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI AREA GUDANG BAHAN JADI DI PT

ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA INFRASTRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

Abstrak. Abstract METODOLOGI PENELITIAN PENDAHULUAN

Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA)

Identifikasi Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) dan Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Berdasarkan OHSAS (Studi Kasus di PT. Vopak Terminal Merak)

Seminar Nasional IENACO ISSN: PENILAIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC DI PT. X PASURUAN JAWA TIMUR

EVALUASI PENGENDALIAN RISIKO PT. LEMBAH KARET BERDASARKAN RISK REDUCTION

Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control dan Pemilihan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis

Keywords: HIRARC, risk control.

Shifa Khairunnisa, 2 Sri Widaningrum, 3 Heriyono Lalu 1, 2, 3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

SOSIALISASI Pedoman MANAJEMEN risiko dan Petunjuk Teknis AUDIT mutu INTERNAL QMS ISO 9001 : 2015 INSPEKTORAT BADAN POM

Risk Analysis : Severity & Likelihood

Naskah Publikasi Ilmiah PERBAIKAN KONDISI KERJA BERDASARKAN PENDEKATAN HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT (HIRA) UNTUK MENGURANGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

Analisis Budaya Kerja UKM Industri Bambu di Cebongan Sleman Yogyakarta

ABSTRAK. Kata Kunci : Keselamatan Keselamatan Kerja, Job safety analysis (JSA), Hazard Identification, Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #3 Ganjil 2016/2017. Sistem Manajemen K3

Memenuhi Salah Satu. Syarat. Disusun Oleh : J PROGRAM FAKULTAS

Prosiding Teknik Industri ISSN:

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Healthy Tadulako Journal (Lusia, Hasanah, Bunniati : 57-61) 57

EVALUASI TERHADAP PROFIL RESIKO. Tujuan: Untuk memastikan bahwa resiko yang tidak dapat ditolerir dapat dikendalikan dengan sebaik-baiknya

MANAJEMEN RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PELAKSANAAN KONTRUKSI OIL DAN GAS DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION ABSTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA PETERNAKAN SAPI DI PT X CABANG KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perancangan Dokumen Hazard Identification Risk Assessment Risk Control (HIRARC) Pada Perusahaan Furniture: Studi Kasus

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikeluarkan oleh pohon karet. Lateks terdapat pada bagian kulit, daun dan biji

ANALISIS RESIKO KERJA PADA PEMBUATAN NATA DE COCO DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DI CV SEMPURNA BOGA MAKMUR

USULAN PEDOMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK MEMINIMALKAN KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI RUMAH SAKIT LIMIJATI BANDUNG ABSTRAK

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)(STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK CBD SURABAYA) PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERBAIKAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) DI PT.DMC BERDASARKAN REQUIREMENT PROSEDUR AUDIT MUTU INTERNAL ( KLAUSUL 8.2.2

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh)

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN TINDAKAN PENGENDALIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang, Sumatra Barat

TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V

Nurbowo Dwinalto Arindra

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM (CSMS)

Analisis Identifikasi Bahaya Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol, Dengan Metode HIRARC dan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis (BCA)

SKRIPSI RISK ASSESSMENT PADA UNIT PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS BENDA TAJAM DI RSI SITI HAJAR SIDOARJO

PT. SAAG Utama PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO No: PK.HSE.01 Berlaku : Revisi : 00 Hal.

Usulan Perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Menggunakan Metode Hazard Identification and Risk Assesment (HIRA) *

Peralatan Perlindungan Pekerja

IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA KERJA PADA PEKERJAAN INSTALASI VERTICAL DRAIN DAN GEOTEXTILE DI KAWASAN INDUSTRI KENDAL

OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. Oleh :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR

(STUDIKASUS:PT.PJBUNITPEMBANGKITANGRESIK) Presented by: NOVI MARHAENDRA PUTRANTO ( )

RISK ASSESSMENT K3 PADA PROSES PENGOPERASIAN SCAFFOLDING PADA PROYEK APARTEMEN PT. X DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Data Kecelakaan Kerja Tahun Cacat Total

BAB I PENDAHULUAN. tidak memenuhi keselamatan kerja (unsafe act) dan keadaan-keadaan. cara yang dapat dilakukan untuk memperkecilnya adalah menerapkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1. Jelaskan tujuan dari sistem manajemen K3. Jawab : Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya,

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PEKERJA PADA BAGIAN PRODUKSI PENGOLAHAN KAYU DENGAN METODE JSA (JOB SAFETY ANALYSIS)

BAB V PEMBAHASAN. Khusus Busway Kapten Tendean Blok.M Cileduk Paket Kapten Tendean

Transkripsi:

PERANCANGAN PENGENDALIAN K3 BERDASARKAN HASIL HIRARC UNTUK MEMENUHI REQUIREMENT OHSAS 18001:2007 KLAUSUL 4.4.3 DAN PERATURAN PEMERINTAH NO 50 TAHUN 2012 PADA PT. BETON ELEMENINDO PERKASA K3 CONTROLLING PLANNING BASED ON HIRARC RESULT TO FULFILL REQUIREMENT OF OHSAS 18001:2007 CLAUSE 4.4.3 AND GOVERNMENT POLICY NUMBER 50 YEAR OF 2012 IN PT. BETON ELEMENONDO PERKASA Hani Novita Tresnasari 1, Sri Widaningrum 2, M. Iqbal 3 1,2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom Email : 1 haninovita93@gmail.com, 2 swidaningrum@yahoo.com, 3 iqbal.stardivari@gmail.com Abstrak PT. Beton Elemenindo Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai macam beton seperti keperluan dinding, lantai, pagar dan yang lainnya. Perusahaan ini telah berupaya menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) seadanya dengan menyediakan APD (alat pelindung diri) tanpa adanya sistem manajemen yang mendukung. Maka dari itu, masih terdapat kecelakaan kerja yang terjadi pada perusahaan ini. Pada penelitian ini akan dirancang prosedur untuk mengurangi kecelakaan kerja yang terjadi pada PT. Beton Elemenindo Perkasa berdasarkan integrasi requirement OHSAS 18001:2007 dengan Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012. Perancangan ini merupakan hasil dari HIRARC, yakni sebuah metode dimana seluruh aktivitas pada perusahaan diidentifikasi potensi bahayanya, dinilai seberapa besar dampak bahayanya untuk kemudian ditentukan bagaimana pengendaliannya. Hasil dari pengendalian yang diperlukan akan disesuaikan dengan integrasi requirement OHSAS 18001:2007 dan Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012, sebagai pemenuhan requirement OHSAS 18001:2007 bahwa perusahaan wajib menerapkan dan membuat prosedur terkait sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini dilakuakan setelah melakukan analisis terhadap aktivitas yang memiliki potensi bahaya yang tinggi serta requirement nya. Tahap selanjutnya akan dilakukan tahap verifikasi terlebih dahulu kepada pihak perusahaan apakah prosedur tersebut sesuai dan mampu menekan jumlah kecelakaan kerja. Hasil dari penelitian ini berupa perancangan prosedur terkait komunikasi, partisipasi dan konsultasi serta pemasangan rambu peringatan keselamatan. Kata Kunci: HIRARC, OHSAS 18001:2007, K3, Kecelakaan Kerja, Prosedur Abstract PT. Elemenindo Beton Perkasa is a company that produces a wide variety of purposes such as concrete walls, floors, railings and others. The company has sought to implement health and safety (K3) improvise by providing PPE (personal protective equipment) without the presence of management systems that support. Therefore, there are accidents that occur on this company. In this study will be designed procedures to reduce workplace accidents that occur in the PT. Elemenindo Beton Perkasa based integration requirements of OHSAS 18001: 2007 by the Government Regulation No. 50 of 2012. The design is a result of HIRARC, which is a method where the entire activity of the company identified potential hazards, assessed how much impact the dangers to then determined how to control. Results of the controls needed to be adapted to the requirements of integration OHSAS 18001: 2007 and Government Regulation No. 50 of 2012, as the fulfillment of the requirements of OHSAS 18001: 2007 that the company must implement and make the related procedures management system of health and safety. This dilakuakan after conducting an analysis of the activities that have a high hazard potential as well as its requirements. The next stage will be the verification stage prior to the company whether the procedure is appropriate and able to reduce the number of accidents. Results of this research is the design of related procedures of communication, participation and consultation as well as the installation of safety warning signs.

Keywords HIRARC, OHSAS 18001:2007, K3, Work Accident, Procedure 1. PENDAHULUAN PT. Beton Elemenindo Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai macam beton seperti keperluan dinding, lantai, pagar dan yang lainnya. Perusahaan ini telah berupaya menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja seadanya dengan menyediakan APD (alat pelindung diri) tanpa adanya sistem manajemen yang mendukung. Maka dari itu, masih terdapat kecelakaan kerja yang terjadi pada perusahaan ini. Berikut merupakan data kecelakaan kerja pada PT. BEP yang dicatat perusahaan sebagai data klaim HRD. 6 5 4 3 2 1 0 Data Kecelakaan Kerja PT. Beton Elemenindo Perkasa Tahun 2013-2014 Tahun 2013 Tahun 2014 Gambar 1 Data Kecelakaan Kerja PT. BEP Tahun 2013-2014 Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa kondisi lingkungan kerja pada PT. Beton Elemenindo Perkasa dirasa cukup membahayakan karena masih terdapat kecelakaan kerja yang tidak diinginkan. Sebagian besar data kecelakaan kerja yang tercatat oleh perusahaan bersumber dari proyek, produksi dan maintenance. Hal ini tentunya sangat dipengaruhi dari lingkungan di kerja itu sendiri, seperti material, equipment, lokasi kerja yang tinggi dan hal lainnya. Maka dari itu, pada penelitian ini akan difokuskan pada divisi yang memiliki tingkat kecelakaan tertinggi yaitu proyek, perawatan dan produksi. OHSAS 18001:2007 mensyaratkan adanya identifikasi bahaya untuk menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk itu diperlukan adanya sebuah metode yang dapat memenuhi persyaratan tersebut. Metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah HIRARC( Identification Risk Assesment and Risk Controls). HIRARC merupakan serangkaian proses mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat terjadi dalam aktivitas baik itu rutin atau tidak di dalam perusahaan yang kemudian dilakukan penilaian risiko dari bahaya tersebut. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan diidentifikasi potensi bahaya apa saja yang terjadi pada PT. Beton Elemenindo Perkasa. Setelah diidentifikasi akan dibuatkan bagaimana cara mengendalikan bahaya tersebut. Salah satu cara pengendaliannya adalah dengan pengendalian administratif, yaitu pembuatan prosedur terkait K3. Pembuatan prosedur ini berdasarkan dari hasil HIRARC yang mengacu pada standar OHSAS 18001:2007. Namun, tidak menutup kemungkinan jika ada pengendalian dalam bentuk lain selain prosedur. 2. DASAR TEORI HIRARC atau Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control merupakan serangkaian proses guna mengidentifikasi bahaya yang dapat terjadi dalam aktivitas rutin maupun maupun non rutin di perusahaan yang kemudian akan dilakukan penilaian risiko dari bahaya yang teridentifikasi. Pada akhirnya dari HIRARC akan dibuat program pengendalian bahaya tersebut agar dapat meminimalisir tingkat risiko dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Penilaian risiko itu sendiri mengacu pada standart AS/NZS4360 yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1 Skala Likelihood pada Standar AS/NZS4360 Tingkat Deskripsi Keterangan 5 Almost Certain Terdapat 1 kejadian dalam setiap shift 4 Likely Terdapat 1 kejadian dalam setiap hari 3 Posibble Terdapat 1 kejadian dalam setiap minggu 2 Unlikely Terdapat 1 kejadian dalam setiap bulan 1 Rare Terdapat 1 kejadian dalam setahun atau lebih Tabel 2 Skala Severity pada Standar AS/NZS4360 Tingkat Deskripsi Keterangan 1 Insignificant Tidak terjadi cedera, kerugian finansial sedikit 2 Minor Cedera ringan, kerugian finansial sedikit 3 Moderate Cedera sedang, perlu penanganan medis, kerugian finansial besar 4 Major Cedera berat 1 orang, kerugian besar, gangguan produksi 5 Catastrophic Fatal 1 orang, kerugian sangat besar dan dampak sangat luas, terhentinya seluruh kegiatan Tabel 3 Skala Risk Rating pada Standar AS/NZS4360 Frekuensi risiko Dampak Risiko 1 2 3 4 5 5 H H E E E 4 M H E E E 3 L M H E E 2 L L M H E 1 L L M H H 3. METODELOGI PENELITIAN Pada penelitian ini terdapat beberapa input, yaitu kondisi eksisting PT. Beton Elemenindo Perkasa dalam menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja, persyaratan Internasional yaitu standar OHSAS 18001:2007 dan requirement peraturan pemerintah terkait kesehatan dan keselamatan kerja yaitu nomor 50

tahun 2012. Tujuan dari input yang pertama adalah untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang ada pada PT.Beton Elemenindo Perkasa dengan menggunakan HIRARC (Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control). Hasil dari tahap ini berupa pengendalian risiko atau kecelakaan kerja yang teridentifikasi sebelumnya. Sedangkan input yang kedua bertujuan untuk pembuatan pengendalian K3 dalam bentuk prosedur yang diwajibkan oleh standar tersebut. Pengendalian yang dihasilkan oleh HIRARC nantinya akan dilakukan evaluasi terhadap persyaratan OHSAS 18001:2007 dengan Peraturan Pemerintah terkait K3 yang berguna untuk menghasilkan prosedur sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. Proses integrasi tersebut akan menjadikan output penelitian ini berupa prosedur. Hal ini diharapkan dapat memperbaiki penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja pada PT. Beton Elemenindo Perkasa. 3.1 Tahap Pengumpulan Data Data primer yang diperlukan pada penelitian ini, yaitu: 1. Aktivitas perusahaan 2. Potensi bahaya dari aktivitas perusahaan Data tersebut diperoleh dengan cara observasi secara langsung serta wawancara dengan pekerja di PT. Beton Elemenindo Perkasa. Data sekunder yang dibutuhkan pada penelitian ini, yaitu: 1. Profil dan struktur organisasi PT. Beton Elemenindo Perkasa 2. Data kecelakaan kerja PT. Beton Elemenindo Perkasa 3. Requirement OHSAS 18001:2007 4. Requirement Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 Data profil, struktur dan kecelakaan perusahaan didapatkan dari dokumen perusahaan langsung. Sedangkan untuk requirement OHSAS 18001:2007 dan Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 diperoleh melalui literature yang menyediakan informasi terkait data-data tersebut. 3.2 Pengolahan Data Pada pengolahan data ini, tahap awal yang akan dilakukan adalah mengidentifikasi potensi bahaya,menilai risiko-risiko atau potensi bahaya yang terjadi menggunakan HIRARC dan melakukan pengendalian terhadap risiko yang ada pada proyek yang dijalankan PT. Beton Elemeindo Perkasa. 3.2.1.Identifikasi Bahaya Pada tahap ini dilakukan identifikasi bahaya terhadap proses atau aktivitas yang yang dijalankan pada PT. Beton Elemenindo Perkasa. Sumber bahaya yang terdapat pada aktivitas masing-masing kemudian akan diidentifikasi potensi bahayanya yang berdampak pada operator. Aktivitas Persiapan lokasi pemasangan façade Tabel 4 Contoh Identifikasi Bahaya Hazard or Environmental Aspect operator/installer Potential Incident or Environmental Impact terjatuh ke lantai bawah Pemasangan safety net environment terjatuh ke lantai bawah 3.2.2.Penilaian Risiko Setelah dilakukan proses identifikasi potensi bahaya terhadap aktivitas proyek yang dijalankan PT. Beton Elemeindo Perkasa, maka selanjutnya akan dilakukan penilaian risiko untuk menentukan risiko atau potensi bahaya apa saja yang paling tinggi. Penilaian ini mengacu pada standar AS/NZS4360 yang dapat dilihat pada dasar teori. Berikut merupakan contoh dari penilaian risiko pada aktivitas perusahaan.

Tabel 5 Contoh Penilaian Risiko Aktivitas Hazard or Environmental Aspect Potential Incident or Environmental Impact Existing Controls likelihood Resiko Saat ini Severity Risk Rating Pembersihan mesin gerinda chip/beram tangan/jari luka terkena beram yang sifatnya tajam menggunakan APD 2 2 Low Berdasarkan kriteria likelihood nilai 5 diberikan apabila kecelakaan kerja terjadi lebih dari 1 kali kejadian dalam setiap shift, nilai 4 diberikan apabila kecelakaan kerja terdapat lebih dari 1 kali kejadian dalam setiap hari, nilai 3 diberikan apabila terdapat kecelakaan kerja lebih dari 1 kali kejadian dalam setiap minggu, nilai 2 diberikan apabila kecelakaan kerja terjadi lebih dari 1 kali kejadian dalam setiap bulan dan nilai 1 diberikan apabila kecelakaan kerja terdapat lebih dari 1 kali kejadian dalam setiap tahun atau lebih. Pada aktivitas ini nilai likelihood yang diberikan yaitu 2 didasarkan pada hasil pengamatan langsung yang didukung dengan adanya wawancara dengan operator pembersihan mesingerinda, dimana aktivitas tersebut dilakukan setiap minggu. Diketahui dalam proses pengerjaan sesekali operator merasa gatal disertai luka ringan pada tangan atau jari karena chip/ beram yang menempel pada tangan. Sarung tangan atau APD yang diberikan oleh PT. BEP sering kali tidak digunakan karena alasan tertentu seperti panas. Sedangkan kriteria severity atau dampak kemungkinan risiko yang terjadi, untuk nilai 5 adalah risiko fatal lebih dari 1 orang, menyebabkan kerugian yang sangat besar, dampaknya sangat luas dan terhentinya seluruh aktivitas perusahaan, untuk nilai 4 adalah risiko cedera berat lebih dari 1 orang, membuat kerugian besar dan membuat gangguan produksi perusahaan, untuk nilai 3 adalah risiko cedera sedang, memerlukan penanganan medis dan membuat kerugian finansial yang sangat besar, untuk nilai 2 adalah risiko cedera ringan dan membuat sedikit kerugian finansial dan untuk nilai 1 adalah risiko yang tidak terjadi cedera dan mengakibatkan sedikit kerugian finansial. Pada aktivitas ini nilai severity yang diberikan yaitu 2 karena potensi yang terjadi adalah tangan atau jari terluka hingga berdarah karena chip/ beram yang tergolong cidera ringan. Berdasarkan hasil likelihood dan severity kecelakaan ini tergolong dalam kategori low sesuai dengan tabel matriks AS/NZS 4360. 3.2.3.Pengendalian Risiko Berdasarkan hasil penilaian risiko maka proses yang memiliki skala High Risk terdapat pada aktivitas yag memiliki potensi bahaya,tersangkutnya bagian tubuh ke dalam mesin, tersengat aliran listrik, terlukanya bagian tubuh, terjatuh ke lantai bawah, tertimpa material atau beban dan terlukanya bagian tubuh. Untuk potensi bahaya yang telah disebutkan dapat dirancang beberapa prosedur SMK3. Salah satunya adalah prosedur komunikasi, partisipasi dan konsultasi. 3.2.4. Integrasi OHSAS 18001:2007 dengan PP No 50 Tahun 2012 Integrasi OHSAS 18001:2007 dengan PP No. 50 Tahun 2012 dilakukan dengan cara menjelaskan dahulu mengenai masing-masing klausul OHSAS dan masing-masing pasal yang terdapat pada peraturan pemerintah. Kemudian hal ini nantinya akan dibandingkan untuk mendapatkan sebuah pemenuhan kebutuhan yang diharuskan oleh OHSAS 18001:2007 dan PP No. 50 Tahun 2012 untuk requirement sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang akan diterapkan oleh perusahaan. Hasil dari integrasi ini merupakan sebuah syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan terkait SMK3 baik dari segi teknis maupun administratif.

Tabel 6 Contoh Hasil Integrasi OHSAS 18001:2007 dengan PP No. 50 Tahun 2012 Requirement OHSAS 18001:2007 Requirement PP No. 50 Tahun 2012 Integrasi sesuai dengan bahaya-bahaya K3 dan sistem manajemen K3, organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk komunikasi internal antar berbagai tingkatan dan fungsi dalam organisasi Prosedur informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf d harus memberikan jaminan bahwa informasi K3 dikomunikasikan kepada semua pihak dalam perusahaan dan pihak terkait di luar perusahaan Berdasarkan Requirement OHSAS 18001:2007 dan Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2012 sesuai dengan bahayabahaya K3 dan sistem manajemen K3, organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk komunikasi internal antar berbagai tingkatan dan fungsi dalam organisasi. Organisasi memberikan jaminan bahwa informasi K3 dikomunikasikan kepada semua pihak dalam perusahaan dan pihak terkait di luar perusahaan. 4. HASIL PERANCANGAN DAN ANALISIS Pada tahap ini akan dirancang prosedur untuk meminimasi potensi bahaya yang terdapat pada aktivitas di PT. Beton Elemenindo Perkasa. Perancangan prosedur ini termasuk dalam tahap pengendalian administrasif pengendalian ini terpilih dikarenakan pengendalian ini tidak memerlukan biaya dalam membentuknya. Selain prosedur, penelitian ini juga mengusulkan kepada pihak perusahaan untuk memasang rambu peringatan keselamatan pada lokasi kerja. Deskripsi proses untuk prosedur komunikasi, partisipasi dan konsultasi yang dirancang, yaitu: 1. Wakil manajemen bertanggung jawab melakukan komunikasi mengenai K3 kepada seluruh pekerja secara aktif (pelatihan, rapat, briefing dll) dan pasif (papan informasi, simbol, label K3 dll) 2. Penanggung jawab bertanggung jawab untuk melakukan pemeliharan prasarana terkait komunikasi pasif mengenai K3 3. Pekerja berpartisipasi dalam memenuhi target dan sasaran K3 pada perusahaan dengan cara memberi masukan isu-isu terkait K3 4. Pengendali dokumen membuat rekap isu-isu terkait K3 yang didapatkan dari pekerja untuk kemudian di konsultasikan ke pihak eksternal 5. Wakil manajemen melakukan konsultasi kepada seluruh pekerja terkait isu-isu K3 yang ditemukan Prosedur ini menjelaskan mengenai bagaimana tata cara bagaimana mengkomunikasikan, berpartisipasi juga mengkonsultasikan tentang permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja yang terjadi serta isu-isu mengenai K3 baik secara internal maupun eksternal. Pada kondisi eksisiting perusahaan sebenarnya sudah menerapkan komunikasi secara pasif dengan cara memasang banner yang berisi mengenai mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam keseharian. Namun, hal ini tidak didukung dengan adanya komunikasi secara aktif. Selain itu, pekerja juga belum berpartisipasi secara aktif untuk memelihara K3 yang diterapkan seadanya oleh perusahaan. Sebagai contoh, APD yang disediakan oleh perusahaan belum sepenuhnya disadari betapa pentingnya oleh pekerja. Perusahaan juga belum melakukan konsultasi terkait K3 kepada pihak eksternal. Kondisi usulan, pada penelitian ini dirancang prosedur komunikasi, partisipasi dan konsultasi. Disini perusahaan harus melakukan komunikasi baik secara pasif maupun aktif. Selain itu, perusahaan juga harus mendorong pekerjanya untuk berpartisipasi dalam menjaga dan meningkatkan kinerja sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan perusahaan. Konsultasi terkait K3 kepada pihak eksternal pun perlu dilakukan perusahaan untuk menyaring isu-isu yang ada. Dengan diterapkannya prosedur ini diharapkan perusahaan dapat dapat melakukan komunikasi secara pasif dan aktif berupa pemasangan banner atau rambu-rambu terkait K3 juga mengadakan pelatihan maupun briefing terkait K3 untuk komunikasi aktif. Dengan ini perusahaan mampu melakukan perbaikan berkelanjutan karena dari komunikasi tersebut dapat memastikan pekerjanya turut berpartisipasi aktif untuk menjaga komitmen dan meningkatkan kinerja sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Perbaikan berkelanjutan ini juga dapat berdasarkan hasil dari konsultasi dengan pihak eksternal.

Ditinjau dari keefektifan, prosedur komunikasi, partisipasi dan konsultasi efektif karena telah sesuai dengan tujuan dibuatnya prosedur tersebut, yaitu melakukan komunikasi pasif yang dibuktikan dengan adanya daftar prasarana yang dibutuhkan perusahaan juga komunikasi aktif yang dapat menghasilkan pekerja dengan tingkat partisipasi tinggi dalam meningkatkan kinerja sistem manajemen K3. Hail rekap isu-isu terkait K3 pun dapat menjadi bukti untuk dikonsultasikan dengan pihak eksternal. Ditinjau dari sisi efisiensi, prosedur komunikasi, partisipasi dan konsultasi dinilai efisien karena tidak mengeluarkan biaya untuk dapat mempercepat alur informasi satu unit ke unit lainnya. Pada prosedur ini juga dikembangkan sebuah perancangan pemasangan rambu peringatan keselamatan yang dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2 Contoh Pemasangan Rambu Peringatan Sesuai dengan requirement OHSAS 18001:2007 terkait klausul komunikasi, perusahaan atau organisasi harus mengembangkan prosedur ini. Salah satu cara mengembangkannya adalah dengan memasang rambu peringatan keselamatan pada perusahaan ataupun lokasi kerja. Pada PT. Beton Elemenindo Perkasa sendiri pun sebenarnya sudah menerapkan adanya rambu peringatan ini. Namun, hal ini dinilai kurang karena pada kenyataannya masih banyak operator atau pekerja yang bekerja tidak menggunakan alat pelindung diri karena tidak adanya media pengingat yang cukup lengkap padahal lingkungan kerja maupun mesin yang digunakan sangat berbahaya. Sebagai contoh saja, pada lokasi pembuatan beton HCS dimana terdapat mesin former yang memiliki suara bising tidak ada rambu peringatan penggunaan alat pelindung diri berupa ear plug walau sebenarnya APD ini sudah disediakan oleh perusahaan. Kemudian contoh lainnya, operator atau pekerja yang sedang mengoperasikan hoist tidak menggunakan alat pelindung diri yaitu helm. Rambu lokasi yang menunjukan adanya peralatan pertolongan pertama pun perlu dibuat, hal ini penting karena mengingat lokasi kerja yang memiliki potensi bahaya yang cukup tinggi dan tidak menutup kemungkinan jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan kerja. Dengan ini pekerja atau orang sekitar akan dengan cepat melakukan pertolongan pertama jika ada kondisi darurat karena melihat rambu peringatan tersebut. Maka dari itu, perlu dilakukan perancangan pemasangan rambu peringatan keselamatan pada perusahaan sebagai

bentuk komunikasi manusia dengan manusia melalui media. Hal ini juga dilakukan agar pekerja dapat ikut serta berpartisipasi dalam mencapai target K3 perusahaan. 5. KESIMPULAN a. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa terdapat 36 aktivitas high risk dengan berbagai jenis risiko, yaitu tersangkutnya bagian tubuh ke dalam mesin, tersengat aliran listrik, terlukanya bagiam tubuh, terjatuh ke lantai bawah, tertimpa material atau beban dan terlukanya bagian tubuh b. Requirement OHSAS 18001:2007 dan Peraturan Pemerintah akan diintegrasi sehingga menghasilkan 23 requirement K3 di perusahaan. c. Hasil evaluasi HIRARC diintegrasikan dengan 23 requirement K3 sehingga menghasilkan usulan pengendalian berupa prosedur komunikasi, partisipasi dan konsultasi untuk meminimalkan kecelakaan kerja yang ada di PT. Beton Elemenindo Perkasa. DAFTAR PUSTAKA [1] Gaspersz, V. (2013). All-in-one Bundle of ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 22000, ISO 26000, ISO 28000, ISO 31000, ISO 13053-1, ISO 19011. Bogor: Tri-Al-Bros Publishing. [2] Albert, W. (2015). Evaluasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan Metode HIRARC pada PT. Charoen Pokphand Indonesia. Tirta, 30. [3] Soehatman, R. (2010). Sistem Manajemen K3-OHSAS 18001. [4] Wildan, Z. (2014). Identifikasi Bahaya Kecelakaan Unit SPINNING I Menggunakan Metode HIRARC di PT. Sinar Pantja Djaja. Unnes Journal of Public Health, 2.