KAMUS KEPEGAWAIAN REPUBLIK INDONESIA Halaman 1

dokumen-dokumen yang mirip
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

MODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN TIM PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN ANALIS KEPEGAWAIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

MANAJEMEN KARIR JABATAN FUNGSIONAL

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM APARATUR KEMENTERIAN PAN DAN

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 93 TAHUN 2011 TENTANG

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kepegawaian. Jabatan. Pencabutan.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BAHAN PANITIA KERJA (PANJA) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA PENJELASAN PASAL

Bahan Tayang KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA APARATUR

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumentasi Perusahaan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1997 Nomor 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Perwakilan. Organisasi. Tata Kerja.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.08/MEN/V/2007 TENTANG

RUU RI TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

Pasal I. Pasal 1. Pasal 2. Ketentuan mengenai anggota Tentara Nasional Indonesia, diatur dengan undangundang.

MASA DEPAN DIKLATPIM TINGKAT III DAN IV PASCA DISAHKANNYA UU APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

No pemberhentian dan pensiun, yang merupakan bagian yang terintegrasi dengan Sistem Informasi ASN. Manajemen PNS dalam Peraturan Pemerintah in

PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MODUL PENGEMBANGAN KARIR PNS (PENELITI) Pusbindiklat Peneliti. Diklat Jabatan Fungsional Peneliti Tingkat Pertama

PERATURAN NOMOR : PER.07/MEN/V/2007 TENTANG PEDOMAN POLA KARIR DAN POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGANTAR KERJA

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

Ragenda prioritas pembangunan

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 34/PRT/M/2007 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1372, 2014 BPKP. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan Kinerja. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1994 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

No yang meliputi kompetensi teknis, kompetensi manajerial dan kompetensi sosial kultural. Selanjutnya subyek yang menjadi sasaran untuk diserti

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 121 TAHUN 2012

IMPLIKASI Penerapan PP Nomor 11 Tahun 2017 Terhadap Pengembangan Kompetensi Perencana

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER 1274/K/JF/2010 TENTANG

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

Menetapkan : TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI LINGKUNGAN KABUPATEN SUBANG

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Draf RUU 17 Juli 2013

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Ayat ( 3) Peraturan Daerah

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

tentang - Dr.Sihabudin,SH.,MH - Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG FORMASI PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1994

Peraturan...

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Transkripsi:

A 1. Adikara Siaran adalah pegawai negeri sipil di lingkungan Departemen Penerangan yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan produksi acara siaran pada media Radio dan Televisi Republik Indonesia. Adikara siaran berkedudukan sebagai pejabat fungsional di bidang siaran melalui media radio dan televisi Republik Indonesia pada lingkungan Departemen Penerangan. Adikara siaran merupakan jabatan karier. Tugas pokok adikara siaran adalah melaksanakan siaran melalui media radio dan televisi Republik Indonesia. Adikara siaran termasuk dalam rumpun jabatan penerangan dan seni budaya. (Kepmenpan 130/1989). 2. Administrasi Pemerintahan adalah pengelolaan proses pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan yang dijalankan oleh organisasi pemerintah. (Permenpan 35/2012). 3. Administrasi Umum adalah rangkaian kegiatan administrasi yang meliputi tata naskah dinas, penamaan lembaga, singkatan dan akronim, kearsipan, serta tata ruang perkantoran. (Permenpan 80/2012). 4. Administrator adalah assessor senior yang bertanggungjawab/ mengepalai pelaksanaan penilaian kompetensi dengan metode assessment center. (Permenpan 41/2012). 5. Administrator Kesehatan adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan analisis kebijakan di bidang administrasi pelayanan, perijinan, akreditasi dan sertifikasi program-program pembangunan KAMUS KEPEGAWAIAN REPUBLIK INDONESIA Halaman 1

kesehatan. Administrator kesehatan berkedudukan sebagai pejabat fungsional di bidang administrasi pelayanan, perijinan, akreditasi dan sertifikasi pelaksanaan program-program pembangunan kesehatan di lingkungan Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial dan instansi lain di luar Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial. Administrator kesehatan merupakan jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seorang yang telah berstatus sebagai pegawai negeri sipil. Tugas pokok administrator kesehatan adalah melaksanakan analisis kebijakan di bidang administrasi pelayanan, perijinan, akreditasi dan sertifikasi pelaksanaan programprogram pembangunan kesehatan. Jabatan fungsional administrator kesehatan termasuk dalam rumpun kesehatan. (Kepmenpan 42/2000). 6. Agen adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan dan atau operasi intelijen. Agen berkedudukan sebagai pejabat fungsional dalam kegiatan intelijen pada Badan lntelijen Negara. Agen merupakan jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berstatus sebagai pegawai negeri sipil. Tugas pokok agen adalah melakukan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan serta analisis produk intelijen untuk memperoleh komponen-komponen strategis sebagai bahan kebijakan pemerintah serta mengamankan dan mensukseskan pelaksanaannya. Jabatan fungsional agen termasuk dalam rumpun penyidik dan detektif. (Kepmenpan 31/2002). 7. Ahli adalah yang mempunyai kemampuan dalam bidangnya untuk melaksanakan pekerjaan secara profesional dan KAMUS KEPEGAWAIAN REPUBLIK INDONESIA Halaman 2

mampu melakukan pengembangan dan penelitian. (Permenpan 24/2006). 8. Akreditasi adalah : 1 kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. (UU 20/2003); 2 penetapan status melalui penilaian terhadap lembaga penyelenggara latihan kerja yang dilakukan melalui penilaian berdasarkan standar yang telah ditetapkan bagi setiap kejuruan dan jenjang atau tingkat latihan kerja. (PP 71/1991); 3 proses pemberian pengakuan formal yang menyatakan bahwa suatu lembaga telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan pelatihan kerja. (PP 31/2006). 9. Akreditasi Lembaga Pendidikan adalah status lembaga pendidikan atau perguruan tinggi swasta tersebut telah terakreditasi atau terdaftar oleh menteri yang bertanggungjawab di bidang pendidikan nasional. (Permendagri 34/2012). 10. Akses Informasi adalah kemudahan yang diberikan kepada seseorang atau masyarakat untuk memperoleh informasi publik yang dibutuhkan. (PerkaBKN 12/2012). 11. Alih Teknologi adalah pengalihan kemampuan memanfaatkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi antar lembaga, badan, atau orang, baik yang berada di lingkungan dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri ke dalam negeri dan sebaliknya. (UU 18/2002). 12. Alur Pengembangan Karier (Alur Karier) adalah lintasan perpindahan jabatan secara vertikal, horizontal maupun diagonal yang dapat dilalui pegawai negeri sipil sejak pengangkatan pertama dalam jabatan sampai dengan jabatan tertinggi. (Perka BKN 35/2011). 13. Analis Kebijakan adalah pegawai negeri sipil dalam lingkungan instansi pusat dan daerah yang sesuai dengan sifat KAMUS KEPEGAWAIAN REPUBLIK INDONESIA Halaman 3

pekerjaannya menyelenggarakan dan/atau melaksanakan tugas mengidentifikasi masalah kebijakan, memformulasi kebijakan, menyampaikan hasil analisis kebijakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi kebijakan pada kementerian/ lembaga dan pemerintah daerah. Analis kebijakan berkedudukan sebagai pejabat fungsional di bidang kebijakan pada instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Analis kebijakan merupakan jabatan karier. Tugas pokok analis kebijakan adalah mengidentifikasi masalah kebijakan, memformulasi kebijakan, menyampaikan hasil analisis kebijakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi kebijakan pada kementerian/ lembaga pemerintah non kementerian dan pemerintah daerah. Jabatan fungsional analis kebijakan termasuk dalam rumpun manajemen. (Permenpan dan RB 5/2012). 14. Analis Kepegawaian adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan manajemen pegawai negeri sipil dan pengembangan sistem manajemen pegawai negeri sipil. Analis kepegawaian berkedudukan sebagai pejabat fungsional di bidang manajemen pegawai negeri sipil dan pengembangan sistem manajemen pegawai negeri sipil pada instansi pemerintah. Analis kepegawaian merupakan jabatan karier. Tugas pokok analis kepegawaian adalah melakukan kegiatan manajemen pegawai negeri sipil dan pengembangan sistem manajemen pegawai negeri sipil. Jabatan fungsional analis kepegawaian termasuk dalam rumpun manajemen. (Permenpan 36/2006). 15. Analis Kepegawaian Keahlian adalah jabatan fungsional analis kepegawaian yang dalam pelaksanaan pekerjaannya KAMUS KEPEGAWAIAN REPUBLIK INDONESIA Halaman 4

didasarkan atas disiplin ilmu pengetahuan, metodologi, dan teknik analisis tertentu. (Permenpan 36/2006). 16. Analis Kepegawaian Keterampilan jabatan fungsional adalah analis kepegawaian yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mempergunakan prosedur dan teknik kerja tertentu. (Permenpan 36/2006). 17. Analis Keuangan Pusat dan Daerah adalah pegawai negeri sipil yang diberikan tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan analisis keuangan pusat dan daerah dalam lingkungan instansi pusat dan daerah. Analis keuangan pusat dan daerah berkedudukan sebagai pejabat fungsional di bidang analisis keuangan pusat dan daerah pada instansi pusat dan daerah. Analis keuangan pusat dan daerah merupakan jabatan karier. Tugas pokok analis keuangan pusat dan daerah adalah melakukan kegiatan analisis dibidang keuangan pusat dan daerah. Jabatan fungsional analis keuangan pusat dan daerah termasuk dalam rumpun akuntan dan anggaran. (Permenpan dan RB 42/2014). 18. Analis Pasar Hasil Pertanian adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan baik secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan analisis pasar basil pertanian. Analis pasar hasil pertanian berkedudukan sebagai pejabat fungsional di bidang analis pasar hasil pertanian pada unit organisasi lingkup pertanian pada instansi pemerintah. Analis pasar hasil pertanian merupakan jabatan karier. Tugas pokok analis pasar hasil pertanian adalah menyiapkan, melaksanakan, mengkaji kebijakan dan mengembangkan pelayanan dibidang analisis pasar hasil pertanian. Jabatan fungsional analis pasar hasil pertanian termasuk dalam rumpun ilmu hayat. (Permenpan 6/2012). KAMUS KEPEGAWAIAN REPUBLIK INDONESIA Halaman 5

19. Analisis Jabatan adalah proses, metode dan teknik untuk memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan dan disajikan untuk kepentingan program kepegawaian serta memberikan umpan balik bagi organisasi, tatalaksana, pengawasan dan akuntabilitas. (Permenpan dan RB 44/2011). 20. Analisis Kebutuhan Diklat adalah suatu proses yang sistematis dalam mengidentifikasi kesenjangan kompetensi pegawai negeri sipil antara yang dimiliki dengan yang dipersyaratkan dalam jabatan sehingga dapat ditingkatkan melalui Diklat. (PerkaLAN 8/2008). 21. Analisis Kebutuhan Diklat Teknis Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk menemukan dan mengidentifikasi adanya kesenjangan kompetensi di bidang manajemen pegawai negeri sipil, yang dapat diatasi melalui Diklat Teknis Manajemen Pegawai Negeri Sipil. (PerkaBKN 17/2011). 22. Analisis Keuangan Pusat dan Daerah adalah kegiatan analisis di bidang keuangan pemerintah pusat dan daerah. (Permenpan dan RB 42/2014). 23. Analisis Produk Intelijen adalah kegiatan yang mencakup seleksi, evaluasi, interpretasi, integrasi dan menyimpulkan informasi yang diperoleh sehingga menjadi intelijen. (Kepmenpan 31/2002). 24. Analisis Tugas adalah proses menganalisis dan menggambarkan bagaimana pegawai negeri sipil melaksanakan tugas, mempertanggungjawabkan, dan menjelaskan pekerjaan yang dilakukannya. (PerkaBKN 17/2011). 25. Andalan Siaran adalah pegawai negeri sipil di lingkungan Departemen Penerangan yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan siaran melalui media radio dan KAMUS KEPEGAWAIAN REPUBLIK INDONESIA Halaman 6

televisi Republik Indonesia. Andalan siaran berkedudukan sebagai pejabat fungsional di bidang siaran melalui media radio dan televisi Republik Indonesia pada lingkungan Departemen Penerangan. Andalan siaran merupakan jabatan karier. Tugas pokok andalan siaran adalah melaksanakan siaran melalui media radio dan televisi Republik Indonesia. Andalan siaran termasuk dalam rumpun jabatan penerangan dan seni budaya. (Kepmenpan 129/1989). 26. Anggota Kepolisian Khusus adalah pegawai negeri sipil atau pegawai tetap pada badan usaha milik negara yang oleh atau atas kuasa undang-undang diberi wewenang untuk melaksanakan fungsi kepolisian di bidang teknisnya masing-masing. (PP 43/2012). 27. Angka Kredit adalah angka yang diberikan berdasarkan penilaian atas prestasi yang telah dicapai oleh seorang pejabat fungsional dalam mengerjakan butir rincian kegiatan yang digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan pangkat/jabatan rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya. (Diolah dari berbagai Peraturan Menteri). 28. Antar Kerja adalah sistem pelayanan kepada pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja untuk sementara waktu maupun tetap dan atau pelayanan kepada pemberi kerja untuk memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhannya serta kegiatan lain yang mendukung penempatan tenaga kerja. (Kepmenpan 6/2000). 29. Aparat Pengawasan Intem Pemerintah (APIP) adalah lnstansi Pemerintah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pengawasan, dan terdiri atas: 1. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang KAMUS KEPEGAWAIAN REPUBLIK INDONESIA Halaman 7

bertanggung jawab kepada Presiden; 2. lnspektorat Jenderal (Itjen)/lnspektorat Utama (Utama)/ lnspektorat yang bertanggung jawab kepada Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND)/Menteri Negara; 3. lnspektorat Pemerintah Provinsi yang bertanggung jawab kepada Gubemur, dan; 4. lnspektorat Pemerintah KabupatenlKota yang bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota. (Permenpan 19/2009). 30. Aparatur Negara adalah : 1 keseluruhan lembaga dan pejabat Negara serta pemerintahan yang meliputi aparatur kenegaraan dan pemeintahan sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, bertugas dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan negara serta senantiasa mengabdi dan setia kepada kepentingan, nilai-nilai dan cita-cita perjuangan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. (Permenpan 5/2009); 2 pejabat dan/instansi pemerintah yang berperan melaksanakan urusan pemerintahan dan pembangunan. (Permenpan 12/2007). 31. Aparatur Pemerintah adalah : 1 perangkat pemerintah untuk menjalankan tugas-tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat, baik di pusat maupun daerah termasuk aparatur BUMN/BUMD, BHMN/BHMD dan badan usaha/badan hukum lainnya milik negara. (Permenpan 5/2009); 2 alat kelengkapan pemerintah untuk menjalankan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan, baik di pusat maupun daerah termasuk aparatur perekonomian negara dan daerah. (Permenpan 87/2005). 32. Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. (UU 5/2014). KAMUS KEPEGAWAIAN REPUBLIK INDONESIA Halaman 8

33. Apoteker adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian pada unit pelayanan kesehatan. Apoteker berkedudukan sebagai pejabat fungsional pekerjaan kefarmasian pada unit pelayanan kesehatan di lingkungan Departemen Kesehatan dan unit pelayanan kesehatan lainnya. Apoteker merupakan jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berstatus sebagai pegawai negeri sipil. Tugas pokok apoteker, adalah melaksanakan pekerjaan kefarmasian yang meliputi penyiapan rencana kerja, pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan perbekalan kesehatan rumah tangga, serta pelayanan kefarmasian. Jabatan fungsional apoteker termasuk dalam rumpun kesehatan. (Kepmenpan 140/2003). 1. Arsip adalah informasi terekam/direkam (dokumen dalam berbagai bentuk dan media, seperti kertas, audio visual, computer/elektronik, dan sebagainya) sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, badan pemerintahan, perusahaan, organisasi politik dan kemasyarakatan serta perorangan dalam rangka pelaksanaan kegiatannya. (Permenpan 3/2009). 2. Arsip Kepegawaian adalah kumpulan surat-surat keputusan di bidang kepegawaian yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang yang disimpan dalam susunan yang teratur dan tertib sehingga dapat ditemukan dan dipergunakan apabila diperlukan. (PerkaBKN 18/2011). 3. Arsiparis adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan KAMUS KEPEGAWAIAN REPUBLIK INDONESIA Halaman 9

pengelolaan arsip dan pembinaan kearsipan. Arsiparis berkedudukan sebagai pejabat fungsional di bidang pengelolaan arsip dan pembinaan kearsipan. Arsiparis merupakan jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh pegawai negeri sipil. Tugas pokok arsiparis adalah melaksanakan kegiatan pengelolaan arsip dan pembinaan kearsipan. Jabatan fungsional arsiparis termasuk dalam rumpun arsiparis, pustakawan dan yang berkaitan. (Permenpan 3/2009). 4. Arsiparis Ahli adalah pejabat fungsional arsiparis dengan kualifikasi profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pengelolaan arsip dan pembinaan kearsipan. (Permenpan 3/2009). 5. Arsiparis Terampil adalah pejabat fungsional arsiparis dengan kualifikasi teknis atau penunjang profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan pengetahuan teknis di bidang pengelolaan arsip dan pembinaan kearsipan. (Permenpan 3/2009). 6. Asas Akuntabilitas adalah bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan pegawai Aparatur Sipil Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (UU 5/2014). 7. Asas Delegasi adalah bahwa sebagian kewenangan pengelolaan pegawai aparatur sipil negara dapat didelegasikan pelaksanaannya kepada kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, dan pemerintah daerah. (UU 5/2014). 8. Asas Efektif dan Efisien adalah bahwa dalam menyelenggarakan Manajemen Aparatur Sipil Negara sesuai dengan target atau tujuan dengan tepat waktu sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan. (UU 5/2014). KAMUS KEPEGAWAIAN REPUBLIK INDONESIA Halaman 10

9. Asas Keadilan dan Kesetaraan adalah bahwa pengaturan penyelenggaraan aparatur sipil negara harus mencerminkan rasa keadilan dan kesamaan untuk memperoleh kesempatan akan fungsi dan peran sebagai pegawai aparatur sipil negara. (UU 5/2014). 10. Asas Kepastian Hukum adalah dalam setiap penyelenggaraan kebijakan dan manajemen aparatur sipil negara, mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan. (UU 5/2014). 11. Asas Kesejahteraan adalah bahwa penyelenggaraan Aparatur Sipil Negara diarahkan untuk mewujudkan peningkatan kualitas hidup pegawai Aparatur Sipil Negara. (UU 5/2014). 12. Asas Keterbukaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan manajemen aparatur sipil negara bersifat terbuka untuk publik. (UU 5/2014). 13. Asas Keterpaduan adalah pengelolaan pegawai aparatur sipil negara didasarkan pada satu sistem pengelolaan yang terpadu secara nasional. (UU 5/2014). 14. Asas Netralitas adalah bahwa setiap pegawai aparatur sipil negara tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak kepada kepentingan siapapun. 15. Asas Nondiskriminatif adalah bahwa dalam penyelenggaraan manajemen aparatur sipil negara, komisi aparatur sipil negara tidak membedakan perlakuan berdasarkan jender, suku, agama, ras, dan golongan. (UU 5/2014). 16. Asas Persatuan dan Kesatuan adalah bahwa pegawai aparatur sipil negara sebagai perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia. (UU 5/2014). KAMUS KEPEGAWAIAN REPUBLIK INDONESIA Halaman 11