PEMAHAMAN PENULISAN KARYA ILMIAH AGAR MEMENUHI KEPATUTAN SERTA KAITANNYA DENGAN USULAN KENAIKKAN JENJANG KEPANGKATAN

dokumen-dokumen yang mirip
3. Monograf adalah suatu tulisan ilmiah dalam bentuk buku yang substansi pembahasannya hanya pada satu hal saja dalam suatu bidang ilmu.

KENAIKAN PANGKAT/JABATAN FUNGSIONAL DOSEN

PANDUAN ANGKA KREDIT BIDANG PENELITIAN EDISI REVISI LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

KRITERIA KARYA ILMIAH DAN KARYA SENI MONUMENTAL/DESAIN MONUMENTAL

RINCIAN STANDAR PENILAIAN ANGKA KREDIT KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL DOSEN

PEDOMAN OPERASIONAL PENILAIAN ANGKA KREDIT KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL DOSEN KE LEKTOR KEPALA DAN GURU BESAR

PEDOMAN OPERASIONAL PENILAIAN ANGKA KREDIT KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL DOSEN KE LEKTOR KEPALA DAN GURU BESAR

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

B. KRITERIA JURNAL UNTUK PUBLIKASI

oleh Harry H.B.Mailangkay Tim Penilai Jabatan Akademik Kopertis Wilayah III Jakarta Penataran tanggal 29 Juni dan 1 Juli 2010

PEMBINAAN KARIER DOSEN

PERHITUNGAN ANGKA KREDIT BAGI JABATAN FUNGSIONAL DOSEN

KEMENTERIAN PENDIDII(AN NASIONAL DIREI(TORAT JENDERAL PENDIDIIGN TINGGI

Penataran Jabatan Fungsional Dosen

Aula Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Achmad Yani 27 Mei 2015 Fikri Alatas

PAPARAN JENJANG JABATAN FUNGSIONAL DOSEN. Park Royal Hotel, Juli 2017 Tim JFD Kopertis 3

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JAMBI Nomor: 1092/UN21/KP/2014

BUKU PEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN PROSEDUR PENGUSULAN KENAIKAN PANGKAT DAN JABATAN DOSEN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

MEMAHAMI JURNAL ILMIAH BEREPUTASI

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PEDOMAN PENILAIAN KEGIATAN AKADEMIK DAN ANGKA KREDIT UNTUK KENAIKAN JABATAN DAN/ATAU PANGKAT DOSEN

PEDOMAN OPERASIONAL PENILAIAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN AKADEMIK DOSEN UNIVERSITAS JAMBI (EDISI 2014)

PERMENRISTEKDIKTI NO. 20 TAHUN 2017

PENGHITUNGAN DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN AKADEMIK DOSEN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA, 2009

PETUNJUK OPERASIONAL PENILAIAN ANGKA KREDIT KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL DOSEN

CONTOH SURAT USUL PENILAIAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN KE DIRJEN DIKTI

PEDOMAN OPERASIONAL PENILAIAN ANGKA KREDIT KENAIKAN PANGKAT/JABATAN AKADEMIK DOSEN. Ileumêê Beule Adab Beuna

LAMPIRAN IV RUBRIK BEBAN KERJA DOSEN POLTEKKES KEMENKES TAHUN 2014

JABATAN AKADEMIK DOSEN dan ANGKA KREDITNYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA JULI 2017

SOSIALISASI BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI. Auditorium UMS, 4 Februari 2017

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR 251/H27/KP/2010 TENTANG

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PANDUAN INSENTIF PENULISAN BUKU, SEMINAR, DAN PUBLIKASI ILMIAH

KEBIJAKAN DIKTI tentang AKREDITASI JURNAL ELEKTRONIK.

Materi Tiga. PERMENRISTEKDIKTI NO. 20 TAHUN 2017 tentang Pemberian Tunjangan Profesi Dosen dan Tunjangan Kehormatan Profesor PENYAMAAN PERSEPSI

BEBERAPA PERUBAHAN PERATURAN PENGAJUAN KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL DAN PANGKAT SECARA ON LINE

Lampiran I : Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

PEDOMAN OPERASIONAL PENILAIAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN AKADEMIK DOSEN UNIVERSITAS JAMBI

Kebijakan dan Peraturan Pengelolaan Jurnal

PANDUAN INSENTIF PENULISAN BUKU, SEMINAR, DAN PUBLIKASI ILMIAH TAHUN 2013

BAB I KETENTUAN UMUM

Jenis Kegiatan dan Angka Kredit paling Tinggi Kegiatan Melaksanakan Penelitian

Penghitungan Angka Kredit Jabatan Akademik Dosen

PENELITIAN DI JURNAL TERAKREDITASI

SEPUTAR KENAIKAN JABATAN/PANGKAT AKADEMIK DOSEN. Oleh Prof. Dr. Bustami Subhan, M.S. 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.25/MEN/2009

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN DOSEN

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL. Nomor: 36/D/O/2001. Tentang PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN DOSEN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG AKREDITASI BERKALA ILMIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Konferensi. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

Peraturan Pemerintah...

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG TERBITAN BERKALA ILMIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

RUBRIK BEBAN KERJA DOSEN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2017

Nomor : 2622/K9/KT.03/ Agustus 2015 Lamp. : - : Format Usulan Penetapan Angka Kredit Asisten Ahli, Lektor, L.Kepala & G. Besar.

Kebijakan dan Peraturan Pengelolaan Jurnal

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG

PROFIL & PERMASALAHAN PROSES USUL KENAIKAN JABATAN AKADEMIK DOSEN BAGIAN KEPEGAWAIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018

8. Bagi dosen yang diusulkan meloncat jabatan, jabatan terakhirnya masih dengan nomenklatur lama dan bila jabatan tersebut diinpasing dengan

DRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG JABATAN AKADEMIK DOSEN

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 4/VIII/PB/2014 NOMOR : 24 TAHUN 2014

PERCEPATAN USULAN JABATAN FUNGSIONAL AKADEMIK DOSEN PADA KOPERTIS 13 ACEH

INSENTIF PUBLIKASI ARTIKEL JURNAL

PEDOMAN OPERASIONAL PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL DOSEN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BIRO KEPEGAWAIAN MARET, 2010

8. Pengusul diperbolehkan mengusulkan lebih dari 1 (satu) artikel tetapi hanya diperbolehkan menerima 1 (satu) hibah. Usulan lebih dari 1 (satu) supay

Standar Operating Procedure (SOP) ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam penyusunan karya ilmiah yang akan di publikasikan dalam jurnal.

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL. Nomor: 36/D/O/2001 Tentang PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN DOSEN

Pengalaman Mengelola Tropical Wetland Journal ( Udiansyah Forpimpas Wilayah Tengah

LAMPIRAN I: RUBRIK BEBAN KERJA DOSEN

PUBLIKASI ILMIAH DAN MEMBANGUN KARIER JABATAN AKADEMIK

TELAAH SUBSTANSI ARTIKEL JURNAL ILMIAH BEREPUTASI.

RUBRIK BEBAN KERJA DOSEN YANG DISEMPURNAKAN

MEMBANGUN DAYA NALAR DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH. Jongga Manullang. Abstrak

Pengalaman Memulai Mengelola JURNAL ILMIAH

TEKNIK PENILAIAN ANGKA KREDIT PENGEMBANGAN PROFESI PRAMINTO ADI.S.IP KEPALA BAGIAN SDM APARATUR, HUKUM DAN ORGANISASI BADAN RISET DAN SDM KP

LAMPIRAN I: RUBRIK BEBAN KERJA DOSEN

MEMBUDAYAKAN MENULIS BUKU AJAR

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL. Nomor : 36/D/O/2001 Tentang PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN DOSEN

LATAR BELAKANG KEWAJIBAN MENULIS DI JURNAL INTERNASIONAL ACADEMIC LEGAL WRITING 9/14/2014

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Peraturan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor 11 Tahun Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Lampiran...

SOSIALISASI PENILAIAN ANGKA KREDIT KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF YANG HARUS DIPENUHI UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN PANGKAT/ JABATAN BAGI DOSEN

PENULISAN NASKAH PUBLIKASI

BERITA ACARA PERTIMBANGAN/PERSETUJUAN SENAT NOMOR :... 1)

Ditetapkan 17 September 2014

FORMULIR PENINGKATAN JABATAN FUNGSIONAL DOSEN

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL. Nomor: 36/D/O/2001 Tentang PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN DOSEN

PEDOMAN AKADEMIK GUGUS KENDALI MUTU. No Dokumen : K-GKM-SPs-MMPP-1-00 Tanggal Terbit Edisi : 25 September 2017 Status Revisi : 00

::Sekolah Pascasarjana IPB (Institut Pertanian Bogor)::

Kebijakan Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah. Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual Kementerian RISTEKDIKTI

to reflect and to act... The Learning University

PANDUAN PENGAJUAN PROPOSAL INSENTIF ARTIKEL PADA JURNAL INTERNASIONAL TAHUN 2014

PANDUAN PROGRAM BANTUAN PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH PADA JURNAL INTERNASIONAL TAHUN ANGGARAN 2014

PANDUAN PENGUSULAN PROGRAM BANTUAN SEMINAR INTERNASIONAL DI DALAM NEGERI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Tahun 2015

Peraturan Menpan No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Publikasi ilmiah. Unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Nomor : 19/K3/KP/2012 Jakarta, 16 Januari 2012 Lamp. : 1 (satu) bundel Hal : Pemberitahuan

PEDOMAN OPERASIONAL PENILAIAN ANGKA KREDIT KENAIKAN PANGKAT/JABATAN AKADEMIK DOSEN

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PENETAPAN ANGKA KREDIT Nomor:..

LAMPIRAN IV RUBRIK BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA UNIVERSITAS ANDALAS

Transisi Uji Coba Online

Transkripsi:

PEMAHAMAN PENULISAN KARYA ILMIAH AGAR MEMENUHI KEPATUTAN SERTA KAITANNYA DENGAN USULAN KENAIKKAN JENJANG KEPANGKATAN Oleh : Prof.Dr.Ir.Koesmawan, M.Sc,MBA.DBA. Guru Besar Bidang Manajemen-STIE Ahmad Dahlan Kopertis Wilayah III- Jakarta. BAGIAN PERTAMA: PENDAHULUAN. Tulisan ini dibuat khusus untuk membahas pemahaman tentang Penulisan karya Ilmiah dan kaitannya dengan semangat kepatutan dan peranannya dalam usulan kenaikkan jenjang kepangkatan. Hal ini perlu untuk dikemukakan, sebab di kementrian pendidikan nasional, telah ada pedoman yang baru untuk menilai karya ilmiah dosen. Bagi seorang dosen, menulis adalah sebuah pekerjaan yang wajib. Wajib artinya, dengan meminjam pengertian dalam ajaran Islam- sesuatu yang harus dikerjakan, kalau tidak dikerjakan, ya berdosa. Maksud berdosa dalam kaitannya dengan fungsi dosen berarti mereka yang tidak menulis, telah mengingkari amanah atau beban kerja yang harus dia laksanakan dalam kehidupan sehari-hari hingga kiamat, sepanjang yang bersangkutan tetap menjadi dosen.. Karya ilmiah yang paling bergengsi akademik ialah : Dissertation, sementara karya yang paling bermanfaat bagi orang banyak ialah : Buku. Di Indonesia, seorang professor, wajib menulis buku; satu dalam tiga tahun dan seterusnya. Sebuah karya ilmiah, haruslah mengikuti beberapa ciri khas yaitu : (a). Sistematik, artinya runtut. Uraian sebuah karya ilmiah itu; enak dibaca. Mulai dari pendahuluan, perumnusan masalah, teori data hingga penarikan kesimpulan begitu jelas kaitan antara satu dengan yang lainnya. (b). Jelas tujuannya; apa yang ditulis sangat jelas apa yang ditujunya, pesanpewsan apa yang dibawanya. Bagaimana yang satu diban dingkan dengan yang lain. 1

(c). Universal, berlaku umum. Bukan hanya untuk kepentingan suatu pihak. (d). (d). Keaslian, karya ilmiah akan lebih bermakna kalau betul2 asli buah pikiran dari penulisnya. Tak ada salahnya melihat dari karya terdahulu, tetapi harus diupayakan ada perbedaan. Perbedaannya. Hindari Plagiatisme. Plagiatisma yag paling rendah dosanya adalah self plagitism., Artinya kita membuat karangan baru yang sebenarnya karangan lama, hanya dibedakan asedikit demi sedikit. Jadi sebenaernya tak ada hal baru dalam pemikitan kita. (e). Kejujuran (intellectual honesty) dan Kerendahatian (Intellectual modesty). Kesadaran bahwa sebuah pemikiran, tidaklah merupakana kebenaran abadi. Akan tetapi sebuah kebenaran relatif, sehingga mungkin saja akan berbeda dari pemikir yang lain, disebabkan metoda, waktu dan tempat yang berbeda. (f). Berawal dari sumber-sumber yang tepat, kredibel. Semakin banyak sumberyang di ungkap semakin baik. Sekedar contoh; Di UIN, untuk bagian pendahuluan dan bagian teori; wajib memakai foot note 3 buah perlembar. Sehingga sebuah dissertasi, jumlah kepustakaanya bisa lebih dari lima halaman. Karya ilmiah dikaitkan dengan perbedaan jenjang pendidikan, dapat disusun sebagai berikut: Tabel 1: MEMBEDAKAN JENJANG : S-1, S-2 dan S-3. JENJANG SIFAT PENCARIAN S-1 SURVEY WHAT, WHO WHEN, WHERE S-2 ANALISA 4W tambah WHY S-3 MENGHASILKAN SESUATU 5W + 1 H SEBUTAN PRAKIRAAN HALAMAN MANFAAT LANJUTAN SKRIPSI 50 SD 100 SIMPAN DI PERPUSTAKAAN THESIS 100 SD 200 PERPUSTAAKAAN INTERNAL DAN EKSTERNAL DISSERTATION MINIMAL 200 LEMBAR DIGUNAKAN DALAM PRAKTEK ATAU PENGEMBANGAN ILMU 2

Lebih jauh, sebuah penelitian yang dihasilkan oleh seorang mahasiswa dapat juga dibedakan sebagai berikut: Untuk S-1, misalnya cukup dengan membuktikan atau mempraktekan sebuah ilmu dalam sebuah kasus. Misalnya; konsep Motivasi Maslow, akan dipakai di sebuah perusahaan semen. Untuk S-2. Bisa tiga kemungkinan; Pertama, membuktikan Satu ilmu dalam dua keadaan. Misal teori Maslow pada Pabrik Kerupuk dan Pabrik Mobil. Kedua, Kedua; membandingkan dua ilmu dalam satu keadaan. Ketiga: Memperbaiki atau menciptakan sebuah ilmu atau menciptakan metodologi. Untuk S-3. Ada dua unsur, selian merupakan pengembangan dari S-2. Kedua unsure itu ialah : (a). Harus merupakan hal yang baru. (b) Harus bermanfaat dan terpakai baik dalam pengembangan ilmu maupun maupun pemkaian dalam praktek. BAGIAN KEDUA: POLA LAPORAN DAN TUJUANNYA. Walaupun pada dasarnya sebuah laporan ilmiah itu sistematikanya sama, ternyata dalam prakteknya menjadi berbeda disebabkan oleh tujuannya. Sekedar contoh, antara lain: (a). Penelitian Ilmu-ilmu murni: Fisika, Kimia, Biologi, Matematika, astronomi dll. Mungkin pola urutan dan juga jumlah halaman akan sangat berbeda. Sebuah thesis matematika, mungkin hanya dengan 5 halaman sudah cukup bernilai. Tapi ilmu ekonomi, minimal 50 halaman. (b). (b) Penelitian Ilmu Terapan; Umumnya dikerjakan oleh kalangan kampus dengan tujuan penelitian untuk keperluan kelulusan. Biasanya ilmu; teknik, ekonomi, pertanian, mesin dan lain-lian. (c). Penelitian Pesanan : Nilain ya agak sedikit lebih rendah sebab disesuiakan dengan pesanan, bahkan ada kalanya sudah diarahkan, hasil akhirnya harus bagaimana. Penelitian seperti ini benar2 bergantung sejauhmana integritas pelaksananya, sebab walaupun itu pesanan tetapi hati nuraninya yakin akan kebenaran, maka ilmiawan akan menu,is sesuai hasil lapangan Sebuah karya ilmiah yang diajukan seorang dosen untuk kenaikkan jabatan, akan dinilai keilmiahannya berdasarkan pola-pola sebagai berikut: (Ini sekedar contoh sebab, 3

disetiap kampus memiliki pola susunan masing2.silahkan lihat, pedoman penyusunan karya masing2.) Diharapkan semua karya ilmiah itu adalah hasil penelitian, walaupun penelitian sendiri bisa berupa penelitian lapangan ataupun penelitian kepustakaan. Sebelum pendahuluan ada kata pengantar dan atau hal-hal lain yang mendukung karya ilmiah, misalnya : kata pengantar, abstrak dan daftar isi. Selanjutnya saya kemukana contoh sbb : I. Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah b. Identifikasi Masalah c. Pembatasan Masalah d. Perumusan Masalah e. Kegunaan Penelitian II. Penyusunan Kerangka Teoretik, Kerangka Berpikir dan Pengajuan Hipotesis. a. Deskripsi Teoretik b. Hasil Penelitian yang Relevan c. Kerangka Berpikir D. Hipotesis Penelitian III. Metodologi Penelitian a. Tujuan Penelitian b. Tempat dan waktu penelitian c. Metode Penelitian d. Populasi dan Sampling e. Teknik Pengumpulan Data Mencakup penjelasan variabel yang diteliti: 1. Definisi Konseptual 2. Definisi Operasional 3. Kisi-kisi Instrumen 4. Kalibrasi ( Ujicoba Instrumen ) a. Pengujian Validitas b. Penghitungan Reliabilitas f. Teknik Analisa Data g. Hipotesis Statistik 4

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data B. Pengujian Persaratan Analisis 1. Normalitas 2. Homogenitas C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan 1. Hubungan Variabel Bebas dengan Variabel Terikat D. Keterbatas Penelitian V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan B. Implikasi C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Beberapa masalah yang timbul dalam menulsi karya ilmiah antara lain: a. Penulisan yang dilakukan bukan hasil riset lapangan. b. Keaslian lemah, misal thesis mahasiswa yang disulap. c. Masalah lain misalnya : JURNAL ILMIAH ASLI TETAPI PALSU. BAGIAN KETIGA: PEMAHAMAN KARYA ILMIAH DENGAN PEDOMAN DARI DIKTI Sesuai dengan judul makalah ini, bahwa karya ilmiah yang diuraikan di makalah ini, ada kaitannya dengan masalah pengajuan jenjang kepangkatan/jabatan dosen. Berkaitan dengan ini, maka dengan mengacu kepada SK Wasbang No: 38, karya ilmiah itu terdapat dalam semua unsur penilaian, khususna Bag A; Pendidikan Pengajaran, Bag B; Penelitian dan Bag C; Pengabdian. Kesatu: Karya ilmiah pada Bagian A, antara lain sebagai : bahan Ajar. Atau Diktat. Umumnya hanya di cetak di kampus untuk keperluan dosen mengajar di sebuah kampus. Kedua : Karya Ilmiah pada Bagian B, ini adalah bagian terbesar dari karya ilmiah. Bisa masuk ke Makalah yang dipublikasikan ataupun makalah yang tidak dipublikasikan. Khusus dalam masalah yanag tidak dipublikasikan, maka dengan ketentuan sekarang ini: HANYA BOLEH 10% DARI KEBUTUHAN UNTUK KENAIKKAN JABATAN. Jadi kalau saudara yang sudah punya jabatan lektor (200), kemudian akan langsung naik ke Lektor Kepala (400), berarti saudara membutuhkan 200 kum lagi dengan 5

perincian kebutuhan bagian B yaitu 25% x 200 = 50 kum. Usahakan semua di publish dan yang boleh tidak di publish hanya sebanyak 10% x 50 = 5 kum saja. Kira-kira hanya dua tulisan yang disimpan di perpustakaan kampus. Bila ada surat terdaftar ini, maka memperoleh nilai maksimum = 3. Ketiga : terletak pada Bagian C. Antara lain bahan2 yang akan dijadikan ceramah sebagai bagian dari pengabdian. Khusus dalam hal ini, ada kalanya dosen tidak menyadari misalnya membuat Buku berjudul : Pedoman Pelaksanaan dalam Praktek Manajemen Operasi, maka tidak masuk ke Bagian B yaitu buku akan tetapi ke Bidang C, yakni pengabdian dengan nilai 3 kum. Selanjutnya dalam pedoman dari dirjend dikti itu dikemukakan juga hal hal sebagai berikut: 1. Karya ilmiah adalah seluruh hasil karya kegiatan yang termasuk ke dalam kategori Melaksanakan Penelitian sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 38/KEP/MK.WASPAN/8/1999 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya yang terdiri atas : a. Menghasilkan karya ilmiah b. Menerjemahkan/menyadur buku ilmiah c. Mengedit/menyunting karya ilmiah d. Membuat rancangan dan karya teknologi yang dipatenkan e. Membuat rancangan dan karya teknologi, rancangan dan karya seni monumental/ seni pertunjukan/karya sastra. Adapun komponen-komponen kegiatannya adalah seperti tertera pada Tabel 2. 2. Batas kepatutan suatu komponen kegiatan dalam Melaksanakan Penelitian adalah rata-rata jumlah hasil atau besarnya angka kredit maksimal selama periode penilaian yang dianggap mungkin untuk dihasilkan apabila pelaksanaannya dilakukan dengan cara-cara kerja yang benar, atau persentase maksimal yang dibenarkan untuk suatu komponen kegiatan tertentu terhadap angka kredit minimal untuk Melaksanakan Penelitian yang diperlukan, guna mendapatkan kualitas Melaksanakan Penelitian seperti yang diharapkan. 3. Monograf adalah suatu tulisan ilmiah dalam bentuk buku yang substansi pembahasannya hanya pada satu hal saja dalam suatu bidang ilmu. Isi tulisan harus memenuhi syarat-syarat sebuah karya ilmiah yang utuh, yaitu adanya rumusan masalah yang mengandung nilai kebaruan (novelty/ies), metodologi pemecahan masalah, dukungan data atau teori mutakhir yang lengkap dan jelas, serta ada 6

kesimpulan dan daftar pustaka. Tulisan harus diterbitkan dan memenuhi syaratsyarat penerbitan buku yang baik seperti diuraikan pada Butir 5.1. 4. Buku referensi adalah suatu tulisan dalam bentuk buku yang substansi pembahasannya pada satu bidang ilmu. Isi tulisan harus memenuhi syarat-syarat sebuah karya ilmiah yang utuh, yaitu adanya rumusan masalah yang mengandung nilai kebaruan, metodologi pemecahan masalah, dukungan data atau teori mutahir yang lengkap dan jelas, serta ada kesimpulan dan daftar pustaka. Tulisan harus diterbitkan dan memenuhi syarat-syarat penerbitan buku yang baik seperti diuraikan pada Butir 5.1. 5. Hasil penelitian atau hasil pemikiran yang dipublikasikan adalah hasil penelitian atau hasil pemikiran yang dimuat dalam bentuk buku yang memiliki ISBN, atau majalah ilmiah yang memiliki ISSN (internasional, nasional terakreditasi, nasional tidak terakreditasi), atau prosiding seminar yang memiliki ISBN atau ISSN, atau majalah populer, atau koran. 5.1. Buku yang dimaksud dalam butir 5 adalah buku yang selain memiliki ISBN juga memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Tebal paling sedikit 40 (empat puluh) halaman cetak (menurut format UNESCO). b. Ukuran : minimal 15,5 cm x 23 cm. c. Diterbitkan oleh Badan Ilmiah/Organisasi/Perguruan Tinggi. d. Isi tidak menyimpang dari falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 5.4. Berkala ilmiah atau majalah ilmiah yang selanjutnya disebut sebagai majalah ilmiah adalah bentuk terbitan yang berfungsi meregistrasi kegiatan kecendekiaan, mensertifikasi hasil kegiatan yang memenuhi persyaratan ilmiah minimum, mendiseminasikannya secara meluas kepada khalayak ramai, dan mengarsipkan semua temuan hasil kegiatan kecendekiaan ilmuwan dan pandit yang dimuatnya. Majalah ilmiah terdiri atas: 1. Majalah ilmiah internasional bereputasi. 2. Majalah ilmiah nasional terakreditasi. 3. Majalah ilmiah nasional tidak terakreditasi. 7

5.3 Majalah ilmiah nasional adalah majalah yang selain memiliki ISSN juga memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Bertujuan menampung/mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian ilmiah dan atau konsep ilmiah dalam disiplin ilmu tertentu. b. Ditujukan kepada masyarakat ilmiah/peneliti yang mempunyai disiplindisiplin keilmuan yang relevan. c. Diterbitkan oleh Badan Ilmiah/Organisasi/Perguruan Tinggi dengan unitunitnya. d. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia dan atau Bahasa Inggris dengan abstrak dalam Bahasa Indonesia. e. Mempunyai dewan redaksi yang terdiri dari para ahli dalam bidangnya. f. Diedarkan secara nasional. 5.4. Majalah ilmiah internasional adalah majalah ilmiah yang terbit pada Negara lain yang memiliki reputasi yang tidak diragukan atau majalah ilmiah nasional terakreditasi yang menurut penilaian Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi disamakan dengan majalah ilmiah internasional yaitu yang memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Editorial Board (Dewan Redaksi) adalah pakar dibidangnya dan berasal dari berbagai negara serta berdomisili di negara masing-masing. b. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa PBB (Inggris, Perancis, Arab, Rusia, dan Cina) dan artikel ilmiah berasal dari penulis berbagai negara. c. Terbit secara teratur atau berkesinambungan serta beredar di berbagai negara. 5.5. Majalah ilmiah nasional terakreditasi adalah majalah ilmiah yang memenuhi kriteria sebagai majalah ilmiah nasional dan mendapat status terakreditasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang dibuktikan dengan surat penetapan hasil akreditasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan dengan masa berlaku hasil akreditasi yang sesuai. 5.6. Majalah ilmiah nasional tidak terakreditasi adalah majalah ilmiah yang memiliki ISSN tetapi tidak mendapat status terakreditasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 5.7. Prosiding seminar atau pertemuan ilmiah lainnya adalah buku yang selain memiliki ISBN atau ISSN juga memenuhi kriteria: a. Ada Tim Editor yang terdiri atas satu atau lebih pakar dalam bidang ilmu yang sesuai. b. Diterbitkan dan diedarkan serendah-rendahnya secara nasional. 8

5.8. Koran/majalah populer/majalah umum adalah koran/majalah populer/majalah umum yang memenuhi syarat-syarat penerbitan untuk setiap kategori media penerbitan tersebut, diterbitkan secara reguler dan diedarkan serendahrendahnya pada wilayah kabupaten/kota. 6. Hasil penelitian atau hasil pemikiran yang tidak dipublikasikan adalah hasil penelitian atau hasil pemikiran dalam bentuk buku yang tidak diterbitkan atau makalah yang disajikan dalam suatu forum ilmiah tetapi tidak diterbitkan dan terdokumentasikan di perpustakaan perguruan tinggi atau departemen, setelah mendapatkan rekomendasi dari seorang Guru Besar atau pakar di bidangnya. 7. Menterjemahkan/menyadur buku ilmiah adalah menterjemahkan/menyadur buku ilmiah dalam bahasa asing ke dalam Bahasa Indonesia atau sebaliknya yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional dalam bentuk buku. 8. Mengedit/menyunting buku ilmiah adalah hasil suntingan/editing terhadap isi buku ilmiah orang lain untuk memudahkan pemahaman bagi pembaca dan diterbitkan serta diedarkan secara nasional dalam bentuk buku. 9. Membuat rancangan dan karya teknologi yang dipatenkan adalah membuat rancangan yang sekaligus menghasilkan karya nyata di bidang teknologi yang dipatenkan yakni mendapat sertifikasi hak cipta/hak intelektual secara paten dari badan atau instansi yang berwenang pada tingkat : a. Internasional adalah mendapat sertifikasi hal cipta/hak intelektual dari badan atau instansi yang berwenang untuk tingkat internasional. b. Nasional adalah mendapat sertifikasi hak cipta/hak intelektual dari badan atau instansi yang berwenang untuk tingkat nasional. 10. Membuat rancangan dan karya teknologi adalah membuat rancangan yang sekaligus menghasilkan karya nyata di bidang teknologi tanpa mendapat hak paten, tetapi mendapat penilaian sejawat yang mempunyai otoritas sebagai karya yang bermutu,canggih dan mutakhir pada tingkat : a. Internasional adalah mendapat penilaian sejawat yang mempunyai otoritas untuk tingkat internasional. b. Nasional adalah mendapat penilaian sejawat yang mempunyai otoritas untuk tingkat nasional. c. Lokal adalah mendapat penilaian sejawat yang mempunyai otoritas untuk tingkat daerah. 9

11. Membuat rancangan dan karya seni monumental/seni pertunjukan adalah rancangan yang sekaligus menghasilkan karya nyata di bidang seni monumental/ seni pertunjukan. a. Rancangan dan karya seni monumental adalah rancangan dan karya seni yang mempunyai nilai abadi/berlaku aspek monumentalnya tetapi juga pada elemen estetiknya, seperti patung, candi, dll. Karya seni rupa, seni kriya, seni pertunjukan dan karya desain sepanjang memiliki nilai monumental baru, tergolong ke dalam karya seni monumental. b. Rancangan dan karya seni rupa adalah rancangan dan karya seni murni yang mempunyai nilai estetik tinggi, seperti seni patung, seni lukis, seni pahat, seni keramik, seni fotografi, dll. c. Rancangan dan karya seni kriya adalah rancangan dan karya seni yang mempunyai nilai keterampilan sebagaimana seni kerajinan tangan, seperti membuat keranjang, kukusan, mainan anak-anak, dll. d. Rancangan dan karya seni pertunjukan adalah rancangan dan karya seni yang dalam penikmatannya melalui pedalangan, teater, dll. e. Karya desain adalah bagian dari karya seni rupa yang diaplikasikan kepada benda-benda kebutuhan sehari-hari yang mempunyai nilai guna, seperti desain komunikasi visual/desain grafis, desain produk, desain interior, desain industri tekstil, dll. 12. Karya sastra adalah karya ilmiah atau karya seni yang memenuhi kaidah pengembangan sastra dan mendapat pengakuan dan penilaian oleh pakar sastra ataupun seniman serta mempunyai nilai originalitas yang tinggi. 13. Prosiding yang dipublikasikan harus memenuhi syarat-syarat buku ilmiah yang dipublikasikan, yaitu: a. Untuk Prosiding Seminar Nasional 1). Memuat makalah lengkap 2). Ditulis dalam Bahasa Indonesia 3). Ada editor yang sesuai dengan bidang ilmunya 4). Memiliki ISBN 5). Diterbitkan oleh lembaga ilmiah yang bereputasi, yaitu organisasi profesi, perguruan tinggi, lembaga penelitian b. Untuk Prosiding Seminar Internasional 1). Ditulis dalam bahasa resmi PBB (Inggris, Perancis, Rusia, Arab, Cina) 2). Ada editor yang berasal dari berbagai negara 3). Penulis berasal dari berbagai negara 10

4). Memiliki ISBN 5). Diterbitkan oleh lembaga ilmiah yang bereputasi, yaitu organisasi profesi, perguruan tinggi, lembaga penelitian Selain komponen kegiatan Melaksanakan Penelitian seperti tertera pada Tabel 2, beberapa komponen kegiatan tambahan yang diakui sebagai komponen kegiatan Melaksanakan Penelitian yang baru adalah sebagai berikut : 1. Artikel yang dimuat dalam jurnal elektronik (e-journal) yang bereputasi disetarakan dengan artikel yang dimuat dalam jurnal ilmiah nasional terakreditasi. Syarat-syarat untuk jurnal elektronik sama dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk jurnal ilmiah nasional terakreditasi. Bukti artikel yang dimuat dalam jurnal elektronik harus berupa print-out artikel dan dilengkapi print-out identitas jurnal elektronik yang memuat ciri-ciri yang diperlukan sebagai jurnal elektronik yang bereputasi (cover, editorial board, daftar isi, ISSN, penerbit). 2. Artikel dalam buku yang dipublikasikan dan berisi berbagai tulisan dari berbagai penulis disetarakan dengan karya tulis ilmiah yang dipublikasikan dalam prosiding. 3. Jurnal ilmiah yang walaupun ditulis dalam Bahasa Resmi PBB akan tetapi tidak memenuhi syarat-syarat sebagai jurnal ilmiah internasional, disetarakan dengan jurnal ilmiah nasional tidak terakreditasi. 4. Hasil penelitian/pemikiran yang disajikan dalam seminar/simposiun/lokakarya, tetapi tidak dimuat dalam prosiding yang dipublikasikan bernilai angka kredit maksimal: a. Internasional = 5, b. Nasional = 3 5. Hasil penelitian/pemikiran yang tidak disajikan dalam seminar/simposiun/lokakarya, tetapi dimuat dalam prosiding yang dipublikasikan, bernilai angka kredit maksimal: a.internasional = 10, b.nasional = 5 6. Jurnal ilmiah internasional edisi khusus/suplemen atau jurnal ilmiah nasional terakreditasi edisi khusus/suplemen yang memuat artikel yang disajikan dalam sebuah seminar/simposium/lokakarya bernilai angka kredit maksimal: a. Internasional = 15, b. Nasional = 10 11

Publikasi sebagaimana tersebut pada butir 2 s/d 6 tidak dapat dipergunakan untuk memenuhi persyaratan kenaikan jabatan akademik dalam kurun waktu 1 s/d 3 tahun dan untuk kenaikan ke Guru Besar. 7. Kriteria untuk seminar/simposium/lokakarya internasional dan nasional adalah Sebagai berikut: a. Internasional 1) Diselenggarakan oleh asosiasi profesi, atau perguruan tinggi, atau lembaga ilmiah yang bereputasi. 2) Steering committee terdiri dari para pakar yang berasal dari berbagai negara. 3) Bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa resmi PBB (Inggris, Perancis, China, Arab, Rusia) 4) Pemakalah dan peserta berasal dari berbagai negara b. Nasional 1) Diselenggarakan oleh asosiasi profesi, atau perguruan tinggi, atau lembaga ilmiah yang bereputasi. 2) Steering commitee yang terdiri dari para pakar 3) Bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia 4) Pemakalah dan peserta berasal dari berbagai perguruan tinggi/lembaga ilmiah Lingkup nasional. Dari proses penilaian yang dilakukan oleh Tim Penilai Pusat selama ini, beberapa kekuranglengkapan dan kekeliruan bukti untuk butir-butir kegiatan dalam sub unsure, dengan demikian: dokumen bukti-bukti, adalah mutlak sangat penting. Untuk lebih jelas lagi silahkan ditambah dengan artikel dari internet dalam makalah tambahan. 12