RUMUSAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KB NASIONAL PROPINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2009 Rapat Kerja Daerah Program KB Nasional (RAKERDA) Provinsi Sulawesi Barat tahun 2009 diselenggarakan tanggal 18 Maret 2009 dengan tema DENGAN SEMANGAT KEMITRAAN KITA MANTAPKAN REVITALISASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA UNTUK MENCAPAI SASARAN RPJMN 2004 2009. RAKERDA 2009 meliputi kegiatan Pra Rakerda yang diselenggarakan tanggal 17 Maret 2009 dan Rakerda yang diselenggarakan tanggal 18 Maret 2009 yang dihadiri oleh para Pejabat BKKBN Propinsi, Dinas / Badan dan mitra kerja tingkat Provinsi, baik dari instansi pemerintah maupun swasta, organisasi profesi, LSOM, kepala SKPD KB Kabupaten/Kota, mitra kerja/pengelola tingkat Kabupaten, TNI/Polri. Setelah mendengar dan mencermati arahan Bapak Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Sambutan Kepala BKKBN Pusat, Sambutan Komandan KOREM 142/TATAG Pare Pare, Laporan Kepala BKKBN Provinsi Sulawesi Barat, serta penyajian Materi dan Proses Rapat, maka rapat kerja program KB Nasional tahun 2009 menghasilkan rumusan sebagai berikut : 1. Tahun 2009 adalah tahun terakhir RPJMN 2004 2009 dan merupakan tahun Revitalisasi Program KB Nasional, maka kegiatan difokuskan dengan memperhatikan segmentasi sasaran pada PUSMUPAR, KELUARGA PRA SEJAHTERA, DAN KELUARGA SEJAHTERA I SERTA WILAYAH KHUSUS seperti
wilayah terpencil, wilayah yang masih tinggi UNMETNEED, wilayah yang potensi memberikan dukungan pencapaian peserta KB pemakai Metode Jangka Panjang, sehingga seluruh pasangan usia subur yang ada memperoleh pelayanan KB secara merata dan berkesinambungan. Dalam rangka memberikan kemudahan sekaligus pemerataan pelayanan diperlukan peningkatan akses pelayanan secara maksimal dengan memperkuat serta memberdayakan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang melayani KB baik Pemerintah, Swasta maupun LSOM. 2. Menjamin ketersediaan alat kontrasepsi baik jumlah maupun jenis bagi keluarga miskin di tempat pelayanan kesehatan statis maupun mobile, termasuk melalui posyandu. 3. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi dalam upaya mengurangi efek samping komplikasi dan kegagalan penggunaan alat kontrasepsi maka peningkatan interaksi klien dan provider dalam proses informed choice dan penerapan informed concent serta penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) harus dilakukan sebaik baiknya. 4. Akses dan Kualitas Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja masih kurang, maka tahun 2009 diarahkan pada pemantapan program KRR melalui: a. Peningkatan jumlah dan sebaran PIK KRR sehingga disetiap Kecamatan minimal terdapat 1 (satu) PIK KRR. b. Peningkatan kualitas pengelolaan dan pelayanan PIK KRR sehingga PIK KRR yang sudah ada berkelanjutan dan
berkembang dari tahap Tumbuh menjadi tahap Tegak dan selanjutnya menjadi tahap Tegar. 5. Dalam rangka meningkatkan kesertaan KB Pria sebagai peningkatan perwujudan kesetaraan dan keadilan gender dalam pelaksanaan Program KB Nasional diarahkan pada peningkatan akses pemberian informasi dan edukasi tentang KB Pria, pelayanan KB Pria dan peningkatan jejaring kerja. 6. Dalam rangka untuk meningkatkan status kesehatan ibu yang berdampak pada penurunan angka kematian ibu dan anak, maka perlu ditingkatkan pelayanan KB di rumah sakit melalui revitalisasi pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan pasca keguguran. 7. Tahun 2009 ada 2 (dua) Momentum skala Nasional yang perlu diperhatikan karena akan membawa dampak dalam pelaksanaan program KB Nasional, yaitu pemilihan anggota Legislatif serta pemilihan Presiden, untuk itu maka diperlukan penyusunan jadwal pelayanan KB sampai di lini lapangan, dan pelayanan KB rutin melalui tempat pelayanan statis kepada masyarakat tetap berjalan seperti biasa, sehingga dalam situasi apapun masyarakat tetap mendapat pelayanan KB. 8. Program Pembinaan Ketahanan Keluarga diarahkan untuk memantapkan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas binabina keluarga melalui advokasi dan KIE, memantapkan pokja bina keluarga (BKB, BKR, BKL, dan BLK) disemua tingkatan wilayah, meningkatkan keterpaduan dengan sektor terkait, menyediakan sarana dan prasarana penyuluhan serta mempertajam sasaran pembinaan berdasarkan pencapaian
program dan pencapaian data basis. Dalam upaya untuk meningkatkan Ketahanan Keluarga dan Peningkatan Derajat Kesehatan Reproduksi Keluarga dan Masyarakat, maka perlu dilakukan KIE, Promosi Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi terhadap pencegahan HIV/AIDS, IMS dan Deteksi Dini Kanker Alat Reproduksi. Penanggulangan tersebut melalui peningkatan pemakaian kondom sebagai dual protection, papsmear bagi setiap PUS yang ingin menggunakan IUD. 9. Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga diarahkan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas kelompok UPPKS, perlu pendataan ulang kelompok UPPKS, karena jumlah kelompok yang telah masuk kedalam Direktori Data BKKBN dan masuk dalam UPPKS online Sulbar masih sedikit, serta upaya pengembangan akses permodalan dengan berbagai mitra kerja, pendampingan kelompok, peningkatan kualitas pengelola dan pelaksana UPPKS, meningkatkan kesertaan, memantapkan kesertaan dan kemandirian ber KB serta meningkatkan tahapan kesejahteraan keluarga terutama keluarga Pra Seejahtera dan Keluarga Sejahtera I anggota kelompok UPPKS. 10. Program peningkatan institusi dan peran serta masyarakat diarahkan untuk memantapkan infrastruktur di lini lapangan melalui pemberdayaan dan peningkatan kuantitas kualitas petugas lapangan KB dan Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP), meningkatkan kepedulian peran serta masyarakat dalam program KB serta menggalang kerja sama kemitraan dan memantapkan forum forum momentum strategis dalam program KB.
11. Program Advokasi dan KIE diarahkan pada penggarapan segmentasi wilayah dengan prioritas wilayah TFR tinggi, daerah Galciltrans (Tertinggal, Terpencil, Transmigrasi) serta prioritas potensi sasaran yaitu pada daerah yang sisa PUS sedang hamil dan unmet need tinggi. 12. Dalam rangka Revitalisasi progrm KB dilakukan Rebranding program KB dengan upaya pencitraan kelembagaan, pencitraan produk, pencitraan pengelola program da kesinambungan serta keberadaan program KB di seluruh tingkatan wilayah. 13. Guna memberikan dukungan opersional yang lebih baik, perlu upaya peningkatan kualitas data dan informasi program, melalui peningkatan cakupan dan kualitas pendataan, pencatatan dan pelaporan program KB (Gudang, Pelayanan Kontrasepsi/PELKON, Pengendalian Lapangan/DALLAP) disetiap jenjang wilayah dengan semangat cepat, cermat, tepat, dan akurat. 14. Memantapkan upaya jaminan ketersediaan kontrasepsi di tingkat Kabupaten, karena keterbatasan kemampuan pemerintah yang hanya mampu menyediakan kontrasepsi bagi keluarga Pra S dan KS I, dan berupaya memberikan dukungan penyediaan bagi keluarga lainnya melalui penyediaan kontrasepsi oleh Pemerintah Daerah. 15. Menindaklanjuti kerjasama antara BKKBN dan TNI diseluruh jenjang wilayah, serta meningkatkan Koordinasi diantara komponen terkait dalam operasionalisasinya, serta
memanfaatkan kegiatan/momentum untuk seoptimal mungkin mendukung peningkatan cakupan peserta KB dan pembinaan Program KB 16. Melaksanakan kegiatan program (terutama manajemen keuangan) dengan baik sesuai dengan pedoman dan petunjuk teknis pengelolaan anggaran, sehingga dapat terhindar dari permasalahan dikemudian hari yang pada gilirannya mendukung terwujudnya Good and Clean Goverment. Demikian pokok pokok Rumusan hasil Rapat Kerja Daerah Program KB Nasional Provinsi Sulawesi Barat tahun 2009, semoga dapat dijadikan acuan operasionalisasi program KB tahun 2009 di Sulawesi Barat. Tim Perumus : 1. Kepala SKPD KB Kabupaten Mamuju Utara Ketua 2. Kepala Bidang KB SKPD KB Kab. Mamasa Sekretaris 3. Pasi Ter Kodim 1418 Mamuju Anggota 4. Tim Penggerak PKK Kab. Majene Anggota 5. Kabid KB SKPD KB Kab. Polman Anggota 6. Kasi IMP/Ranta BKKBN Provinsi Sulbar Anggota 7. Kasi Jaminan dan Pelayalanan BKKBN Prov. Sulbar Anggota