HUKUM AGRARIA. Seperangkat hukum yang mengatur Hak Penguasaan atas Sumber Alam. mengatur Hak Penguasaan atas Tanah. Hak Penguasaan Atas Tanah

dokumen-dokumen yang mirip
PERTEMUAN MINGGU KE-10 LANDREFORM DI INDONESIA. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA

JAWABAN SOAL RESPONSI UTS HUKUM AGRARIA 2015

BAB II. Tinjauan Pustaka. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan pengertian mengenai tanah, adalah

LAND REFORM INDONESIA

PEMANDANGAN UMUM. UUPA mulai berlaku pada tanggal 24 September Undang-undang ini

Ruang Lingkup Hukum Agraria

1. Menghapuskan dualisme hukum tanah yang lama dan menciptakan

PENGERTIAN DAN LINGKUP KAJIAN

Pertemuan ke-5 HAK-HAK PENGUASAAN ATAS TANAH. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

Pertemuan ke-2 GARIS-GARIS BESAR PERKEMBANGAN HUKUM TANAH DI INDONESIA. Dosen : Dr. Suryanti T. Arief SH.,MBA.,MKn


YANG TERMASUK HAK ATAS TANAH SEKUNDER ADALAH: - HAK GUNA BANGUNAN - HAK PAKAI - HAK SEWA - HAK USAHA BAGI HASIL - HAK GADAI - HAK MENUMPANG

RESUME PROSEDUR PEMECAHAN TANAH PERTANIAN DAN CARA-CARA KEPEMILIKAN TANAH ABSENTEE DI KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah sebagai permukaan bumi merupakan faktor yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia dalam kehidupannya tidak dapat dipisahkan dari tanah.

BAB I PENDAHULUAN. hakekatnya bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat

PEMPURNAAN UUPA SEBAGAI PERATURAN POKOK AGRARIA

REFORMA AGRARIA DAN REFLEKSI HAM

HAT hak menguasai negara

Bab II HAK HAK ATAS TANAH. A. Dasar Hukum Hak-Hak Atas Tanah menurut UUPA. I. Pasal pasal UUPA yang menyebutkan adanya dan macamnya hak hak atas

BAB I PENDAHULUAN. petani penggarap tanah maupun sebagai buruh tani. Oleh karena itu tanah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mata pencaharian sebagai petani namun dalam kenyataannya. Petani. hukum yang dimiliki oleh pemerintah atau swasta.

HAK MILIK DAN HAK GUNA USAHA (Menurut UUPA)

BAB I PERKEMBANGAN SEJARAH HUKUM AGRARIA

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan suatu bagian dari pemenuhan kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini, tanah merupakan suatu

HUKUM AGRARIA NASIONAL

BAB III PEMILIKAN TANAH MENURUT KETENTUAN UUPA. Indonesia bukan suatu hal yang baru karena ide yang demikian telah muncul

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa dan sekaligus merupakan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERTANAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PERKEMBANGAN POLITIK DAN HUKUM AGRARIA DI INDONESIA

BAB II PERALIHAN HAK ATAS TANAH MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN A. Tinjauan Umum Mengenai Peralihan Hak Atas Tanah

Disusun : Dina Napitupulu

POLITIK HUKUM PERTANAHAN BAGI WARGA NEGARA ASING BERDASARKAN UU NOMOR 5 TAHUN 1960

BAB III SEWA MENYEWA TANAH PERTANIAN DALAM KITAB UNDANG UNDANG HUKUM PERDATA DAN PERATURAN LAINNYA YANG BERLAKU DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk dikelola, digunakan, dan dipelihara sebaik-baiknya sebagai sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepemilikan Tanah Pertanian Absentee Yang Diakibatkan Karena

HAK ATAS TANAH UNTUK WARGA NEGARA ASING

BAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterakan rakyatnya. Tujuan tersebut juga mengandung arti

BAB III KETERIKATAN TANAH TERLANTAR SEBAGAI IMPLEMENTASI PELAKSANAAN LANDREFORM. tanah. Akan tetapi dalam konsep landreform yang sesungguhnya tidaklah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah merupakan salah satu faktor penting yang sangat erat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya kemakmuran rakyat, sebagaimana termuat dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi:

PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA Undang-Undang 5 Tahun 1960 tanggal 24 September 1960 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PEMBAHASAN. A. Tinjauan tentang hak milik. 1. Pengertian hak milik. Menurut Pasal 20 ayat (1) UUPA menentukan bahwa:

Diskusi Mata Kuliah Perkumpulan Gemar Belajar

Kata kunci : Tanah Pertanian, Hak Penguasaan, UU No 56/1960

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Tentang Pendaftaran Tanah. memberikan suatu kejelasan status terhadap tanah.

BAB I A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PENDAFTARAN TANAH, HAK MILIK ATAS TANAH, DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH

Pertemuan ke -1 PENGERTIAN dan RUANG LINGKUP HUKUM AGRARIA. Dosen : Dr. Suryanti T. Arief SH.,MBA.,MKn

JAMINAN KEPASTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PERJANJIAN GADAI TANAH MENURUT HUKUM ADAT ( ESTI NINGRUM, SH, MHum) Dosen FH Unwiku PWT A.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK POKOK AGRARIA *)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Hak-Hak Atas Tanah (Pengertian Hak Atas Tanah, Subjek

BAB III MACAM-MACAM HAK ATAS TANAH. yang mutlak, tak terbatas dan tidak dapat diganggu gugat. Turun temurun dan dapat beralih.

LAND REFORM ATAS TANAH EKS HGU PT RSI DI KABUPATEN CIAMIS SUATU KAJIAN HUKUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, oleh karena itu perlindungan

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari negara Indonesia. Baik tanah maupun sumber-sumber daya alam

Hukum Agraria dan Pendaftaran Tanah

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. (pendukung mata pencaharian) di berbagai bidang seperti pertanian, perkeb unan,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 56 TAHUN 1960 TENTANG PENETAPAN LUAS TANAH PERTANIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAFTARAN TANAH ADAT. Indah Mahniasari. Abstrak

FUNGSI TANAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM TANAH NASIONAL (ASPEK PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN)

KOMPARASI ANTARA SISTEM HUKUM TANAH NASIONAL DENGAN SISTEM HUKUM TANAH KERATON YOGYAKARTA


Pertemuan ke-3 Pembentukkan UUPA dan Pembangunan Hukum Tanah Nasional. Dr. Suryanti T. Arief SH.,MKn.,MBA

BAB II PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG MENGATUR TENTANG PENGUASAAN HAK ATAS TANAH DI INDONESIA BAGI WARGA NEGARA ASING

PENDAFTARAN TANAH ADAT Oleh : Indah Mahniasari, SH. Abstraksi

BAB II PENGATURAN TANAH TERLANTAR MENURUT HUKUM AGRARIA. tidak terpelihara, tidak terawat, dan tidak terurus.

BAB III PELAKSANAAN KONVERSI TANAH ATAS HAK BARAT OLEH BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kerangka Teori

STUDI TENTANG LAND REFORM DALAM PERSPEKTIF REFORMASI HUKUM AGRARIA

PERAN KANTOR PERTANAHAN DALAM MENGATASI KEPEMILIKAN TANAH ABSENTEE/GUNTAI DI KABUPATEN BANYUMAS

No Perbedaan Hak Milik Hak Guna Usaha Hak Guna Bangunan Hak Pakai atas Tanah Negara. perusahaan, pertanian, diperpanjang untuk. peternakan.

Pertemuan ke 4 HUKUM ADAT DALAM HUKUM TANAH NASIONAL. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief SH.MKn.MBA

BAB I PENDAHULUAN. pemilik tanah, petani penggarap tanah maupun sebagai buruh tani. Oleh karena itu

KEBIJAKSANAAN AGRARIA SEBELUM DAN SESUDAH KELUARNYA UUPA SYAMSUL RIZAL. Fakultas Hukum Bagian Hukum Perdata Universitas Sumatera Utara

BANK TANAH: ANTARA CITA-CITA DAN UTOPIA CUT LINA MUTIA

UNDANG-UNDANG No. 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERALIHAN HAK TANAH ABSENTE BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN CATUR TERTIB PERTANAHAN DI KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI. Disusun Oleh :

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 ISI 2.1. Hukum Tanah Nasional

BAB II TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELEPASAN HAK. yang selanjutnya disertai pemberian imbalan yang layak. Proses pelepasan hak

BAB II PENGATURAN TENTANG TANAH ABSENTEE DI INDONESIA. Tanah merupakan salah satu sumber utama bagi kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERAN PPAT DALAM PENCEGAHAN PEMILIKAN TANAH ABSENTEE

KONVERSI HAK ATAS TANAH DI INDONESIA MENURUT UU NO.5 TAHUN Oleh. Delfina Gusman, SH, MH, Dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas.

UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBERIAN HAK GUNA USAHA DAN HAK GUNA BANGUNAN : PROSES, SYARAT-SYARAT, HAK DAN KEWAJIBAN

A. Latar Belakang Masalah

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 224 TAHUN 1961 TENTANG PELAKSANAAN PEMBAGIAN TANAH DAN PEMBERIAN GANTI KERUGIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ps 16 ayat (1) huruf b Diatur dalam Ps 28 sampai dg Ps 34 UUPA Ps 50 ayat (2) ketetuan lebih lanjut diatur dengan peraturan perundangan. PP No.

EKSISTENSI DAN PROSPEK UUPA SEBAGAI PERATURAN DASAR AGRARIA NASIONAL

BAB II KEWENANGAN PEMERINTAH DALAM PENGUASAAN TANAH MENURUT UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA

PELAKSANAAN REDISTRIBUSI TANAH OBYEK LANDREFORM DI DESA SEDAYU KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN

HAK ATAS TANAH BAGI PARTAI POLITIK

BAB II PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM. A. Defenisi Pengadaan Tanah

Transkripsi:

HUKUM AGRARIA LUAS SEMPIT PENGERTIAN Seperangkat hukum yang mengatur Hak Penguasaan atas Sumber Alam Seperangkat hukum yang mengatur Hak Penguasaan atas Tanah OBYEK RUANG LINGKUP Hak Penguasaan atas Sumbersumber Alam - Hukum Tanah - Hukum Air - Hukum Perikanan - Hukum Kehutanan - Hukum Pertambangan - Hukum atas Tenaga dan Unsur-unsur dalam Ruang Angkasa (bukan Space Law) Hak Penguasaan Atas Tanah Hukum Tanah

GARIS BESAR PERKEMBANGAN HUKUM TANAH SEBELUM 24/9/1960 HUKUM TANAH YANG DUALISTIS Perangkat Hukum Tanah Barat Kaedah-kaedahnya Perangkat Hukum Tanah Adat Kaedah-kaedahnya Tertulis Tidak tertulis Tertulis Tidak tertulis Buku II BW Buku III BW Buku IV BW Agr. Wet 1870 Agr. Besluit 1870 Hk. Kebiasaan (Belanda Kuno) Pra BW (seb. 1848) Hk. Tanah Adm Diciptakan : -Pemr. HB -Pemr. Swaparja (Hk. Tanah Swapraja) Sebagai hukum yang berlaku dikalangan orang Indonesia asli (Bumiputra)

Ketentuan Pokok Hukum Tanah Adat DUALISTIS PLURALISTIS Hukum Tanah Barat Hukum Tanah Antar Golongan Ketentuan Pelengkap Hukum Tanah Administrasi Hukum Tanah Swapraja

Tanah Hak Indonesia Diatur oleh Hukum Tanah Adat Belum didaftar SEMUA TANAH DI INDONESIA SEBELUM UUPA Tanah Hak Barat Sudah didaftar Diatur oleh Hukum Tanah Barat

KEDUDUKAN HUKUM KEDUDUKAN NEGARA KEDUDUKAN HAK SEBELUM UUPA S/D 23 SEPTEMBER 1960 Terpencar dalam berbagai hukum: - Hk. Tanah Barat Adm. Perdata - Hk. Tanah Adat Adm. Perdata - Hk. Tanah Administrasi - Hk. Tanah Swapraja - Hk. Tanah Antar Golongan Pemilik /Badan Hukum Perdata Hak-hak Barat Hak-hak Adat Hak-hak Swapraja SESUDAH UUPA (Sesudah 24 Sept. 1960) Satu Obyek Satu Sistimatika Badan Penguasa Unifikasi dalam Hak melalui Ketentuan Konversi

MACAM HAK PENGUASAAN ATAS TANAH (Berdasarkan Kewenangannya) HAK PENGUASAAN ATAS TANAH YANG MEMPUNYAI KEWENANGAN KHUSUS (Bersifat Publik dan Perdata) HAK BANGSA INDONESIA (Ps. 1 UUPA) HAK MENGUASAI NEGARA (Ps. 2 UUPA) HAK ULAYAT MASYARAKAT HUKUM ADAT (Ps. 3 UUPA) HAK PENGUASAAN ATAS TANAH YANG MEMPUNYAI KEWENANGAN UMUM (Bersifat Perdata) HAK PERORANGAN ATAS TANAH HAK ATAS TANAH HAK JAMINAN ATAS TANAH (Hak Tanggungan) UU No.4/1996 HAT PRIMER HAT SEKUNDER HAK MILIK ATAS SATUAN RUMAH SUSUN (uu No. 16 Th. 1985) WAKAF

MACAM-MACAM HAK ATAS TANAH Pasal 4 jo. Pasal 16 jo. Pasal 53 jo. PP 40/1996 dan PP 41/1996 jo. Penjelasan II/2 Hak Atas Tanah Primer Hak Atas Tanah Sekunder Hak Milik Hak Guna Usaha Hak Guna Bangunan Hak Pakai Hak Sewa Hak Usaha Bagi Hasil Hak Gadai Hak Menumpang Hak Guna Bangunan Hak Pakai

SUBYEK HAK ATAS TANAH 1. Azas Kewarganegaraan 2. Azas Persamaan Pasal 9 ayat 2 UUPA Tiap-tiap WNI, baik laki-laki maupun wanita mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh sesuatu hak atas tanah serta untuk mendapat manfaat dan hasilnya, baik bagi sendiri maupun keluarganya. Kesimpulan : STATUS HUKUM SUBYEK Menetapkan Status Tanah yang dikuasainya

HAK PENGELOLAAN Hak untuk mengatur peruntukan dan penggunaan tanah untuk keperluan sendiri dan untuk keperluan pihak lain. SUBYEK HAK PENGELOLAAN Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah, Badanbadan Usaha Milik Negara / Daerah, Lembagalembaga Pemerintah: Departemen / Non Departemen

KEWENANGAN SUBYEK HAK PENGELOLAAN 1. Merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah yang bersangkutan; 2. Menggunakan tanah tersebut untuk keperluan pelaksanaan tugasnya; 3. Menyerahkan bagian-bagian dari tanah itu kepada pihak ketiga menurut persyaratan yang ditentukan oleh pemegang hak tsb, yang meliputi segi-segi peruntukan, penggunaan, jangka waktu, dan keuangannya, dengan ketentuan pemberian hak atas tanah kepada pihak ketiga yang bersangkutan dilakukan oleh pejabat yang berwenang.

FUNGSI TANAH sebagai wadah sebagai faktor produksi Perkotaan Hak-hak yang dapat diperoleh Pedesaan 1. HAK-HAK PRIMER a. Hak Milik (untuk perumahan/usaha) a. Hak Milik (untuk sawah atau kebun) b. Hak Guna Bangunan (untuk kantor, b. Hak Guna Usaha (untuk perkebunan, tempat usaha, pabrik atau industri) peternakan dan perikanan) Jadi, HGB untuk memenuhi kebutuhan masyarakat modern, tapi pada dasarnya c. Hak Pakai tetap dari Hukum Tanah Adat c. Hak Pakai d. Hak Pengelolaan (khusus untuk instansi pemerintah) 2. HAK-HAK SEKUNDER a. Hak Sewa a. Hak Sewa b. Hak Pakai b. Hak Pakai c. Hak Guna Bangunan c. Hak Usaha Bagi Hasil d. Hak Gadai e. Hak Menumpang

Status subyek menentukan status tanah yang boleh dikuasai Hak Milik WNI Hak Guna Usaha Hak Guna Bangunan Hak Pakai Hak Sewa Hak Gadai Hak Usaha Bagi Hasil Hak Menumpang BHI Hak Guna Usaha Hak Guna Bangunan Hak Pakai Hak Sewa Hak Pengelolaan, khusus badan hukum Indonesia yang sahamnya milik Negara WNA / BHA Hak Pakai (Pasal 42) Hak Sewa (Pasal 45 UUPA)

PENGERTIAN LANDREFORM Landreform adalah suatu asas yang menjadi dasar dari perubahan-perubahan dalam struktur pertanahan hampir diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Asas itu adalah bahwa Tanah pertanian harus dikerjakan atau diusahakan secara aktif oleh pemiliknya sendiri. Secara teknis pengertian Landreform mempunyai arti secara luas dan sempit.

Pengertian Landreform dalam arti luas, yaitu : 1. Pelaksanaan pembaharuan hukum agraria, yaitu dengan mengadakan perombakan terhadap sendi-sendi hukum agraria yang lama dan yang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi dan situasi zaman modern dan menggantinya dengan ketentuan hukum yang lebih sesuai dengan perkembangan masyarakat modern. 2. Penghapusan terhadap segala macam hak-hak asing dan konsepsi kolonial. 3. Diakhirinya kekuasaan para tuan tanah dan para feodal atas tanah yang telah banyak melakukan pemerasan terhadap rakyat melalui penguasaan atas tanah. 4. Perombakan mengenai pemilikan dan penguasaan atas tanah serta berbagai hubungan-hubungan yang berkenaan dengan pengusahaan atas tanah. 5. Perencanaan persediaan, peruntukkan dan penggunaan tanah secara berencana sesuai dengan kemampuan dan perkembangan kemajuan.

Pengertian Landreform dalam arti sempit merupakan serangkaian tindakan-tindakan dalam rangka Agraria Reform Indonesia, yaitu mengadakan perombakan mengenai pemilikan dan penguasaan atas tanah serta hubungan-hubungan yang bersangkutan dengan pengusahaan atas tanah.

TUJUAN LANDREFORM 1. Untuk mengadakan pembagian yang adil atas sumber penghidupan rakyat tani yang berupa tanah, dengan maksud agar pembagian hasil yang adil pula, dengan mengubah struktur pertanahan secara revolusioner, guna merealisasi keadilan sosial. 2. Untuk melaksanakan prinsip tanah untuk tani, agar tidak terjadi lagi tanah sebagai obyek spekulasi dan alat pemerasan. 3. Untuk memperkuat dan memperluas hak milik atas tanah bagi warganegara Indonesia, baik laki-laki maupun wanita, yang berfungsi sosial. Suatu pengakuan dan perlindungan terhadap privaat bezit, yaitu hak milik sebagai hak yang terkuat bersifat perseorangan dan turun temurun, tetapi berfungsi sosial.

TUJUAN LANDREFORM 4. Untuk mengakhiri sistem tuan tanah dan menghapus pemilikan dan penguasaan tanah secara besar-besaran dengan tak terbatas, dengan menyelenggarakan batas maksimum dan batas minimum untuk tiap keluarga. Sebagai kepala keluarga dapat seorang laki-laki atau wanita. Dengan demikian mengikis pula sistem liberalisme dan kapitalisme atas tanah dan memberikan perlindungan terhadap golongan ekonomi lemah. 5. Untuk mempertinggi produksi nasional dan mendorong terselenggaranya pertanian yang intensif secara gotong royong dalam bentuk koperasi dan bentuk gotong royong lainnya, untuk mencapai kesejahteraan yang merata dan adil disertai dengan sistem perkreditan yang khusus ditujukan kepada golongan ekonomi lemah.

LANDASAN HUKUM PELAKSANAAN LANDREFORM DI INDONESIA Landasan Ideal Landasan Konstitusional : Pancasila : Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 dan TAP MPR RI No. IX/MPR/2001 Landasan Operasional : - Pasal 7, 10, dan 53 UUPA; - UU No. 56/Prp/1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian; - UU No. 2/1960 jo Inpres No. 13/1980 tentang Perjanjian Bagi Hasil; - PP No. 224/1961 jo PP No. 41/1964 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pembayaran Ganti Rugi; - PP No. 4/1977 tentang Pemilikan Secara Absentee oleh Para Pensiunan Pegawai Negeri; - UU No. 1/1958 jo PP No. 18/1958 tentang Penghapusan Tanah Partikelir dan Eigendom; - Peraturan Kepala BPN No. 3/1991 tentang Pengaturan Penguasaan Tanah Obyek Landreform secara Swadaya; - Keputusan Presiden No. 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan.

PROGRAM-PROGRAM LANDREFORM 1. Larangan menguasai tanah pertanian melampaui batas (Pasal 1-6 UU No. 56/Prp/1960). 2. Larangan pemilikan tanah secara absentee/guntai (Pasal 3 UU No. 56/Prp/1960) 3. Redistribusi tanah-tanah selebihnya dari batas maksimum, tanah absentee, tanah bekas swapraja, tanah-tanah Negara lainnya (tanah-tanah obyek landreform) diatur dalam PP No. 224/1961 dan PP No. 41/1964. 4. Pengaturan soal pengembalian dan penebusan tanah pertanian yang digadaikan (Pasal 7 UU No. 56/Prp/1960). 5. Pengaturan kembali tentang perjanjian bagi hasil (UU No. 2/1960). 6. Penetapan batas minimum pemilikan tanah pertanian serta larangan melakukan perbuatan-perbuatan yang mengakibatkan pemecahan pemilikan tanah pertanian menjadi bagian-bagian yang terlampau kecil (Pasal 9 UU No. 56/Prp/1960)