Symposium Value Chains of Furniture, other Forest Products and Ecosystem Services IPB Convention Center, 14 February 2013 Notulensi Break out Session A1 :Distribution of Value Added in Forest Product and Service Chains Waktu : 11.45-12.45 WIB Tempat : Ballroom Panelist : 1. Ramadhani Achdiawan 2. DR. Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, MSc 3. Ir. Sukanda,r MSc. 4. Margono Moderator : Dr. Agus Djoko Ismanto Pemaparan Materi : 1. Ramadhani Achdiawan Studi Dampak dari Proyek Rantai Nilai Mebel di Jeparaakarta Studi dilaksanakan mulai tahun 2008 di Jepara Tujuan 1. Meningkatkan struktur dan fungsi dari industri untuk keuntungan produsen, implementasinya terbentuknya APKJ 2. Meningkatkan pemasaran oleh produsen, implementasinya dengan memfasilitasi exhibition di dalam negeri maupun luar negeri, memberdayakan pemasaran melalui intenet 3. Monitoring Impact Assessment Hasil 1.Penurunan populasi Brak 2.Median Gross Revenue Brak yang meningkat 3. Pendapatan anggota APKJ meningkat secara nyata dibandingkan dengan peningkatan pendapatan non-anggota APKJ 43.Tenaga kerja per Brak meningkat 5. Anggota APKJ telah mengubah orientasi produksinya menjadi semifinished dan finished product
46.Terjadi pergeseran pasar mebel, saat ini mebel Jepara lebih banyak dipasarkan di pasar domestic (75%) dan sisanya (25%) dijual ke pasar ekspor.membidik pasar domestik Hasil APKJ 1. 7. APKJ telah memulai pemasaran produknya melalaui e- commerse dan meunjukkan adanya manfaat yang diperoleh para anggotanya. Penjualan melalui internet portal 2.1. Jaringan usaha APKJ (?) 3.2. Peningkatan pendapatan,ekspansi pasar, jenis item,produksi dan keuntungan bersih setelah bergabung dengan APKJ dan peningkatannya lebih peningkatan yang dialami non anggota, sebaiknya di re-write Formatted: Normal, No bullets or numbering Formatted: Normal, Indent: Left: 2.25", No bullets or numbering Hasil Champion APKJ 1. Terdapat 10 workshop pengrajin kecil dan menengah dan terjadi perubahan orientasi dari pasar internasional ke pasar domestik 2. Diangkatnya 11 champion sebagai pengurus APKJ Tidak ada perubahan drastis dalam industri mebel Jepara tetapi bukan berarti pasar stabil. Kondisi pasar yang baik meningkatkan revenue. (?) Training untuk pengelolaan financial.keuangan, telah meningkatkan akses terhadap sumber-sumber keuangan, anggota APKJ mendapatkan akses pinjaman modal dari Bank. Kesimpulan : (?) pembentukan FVC, APKJ, Champion untuk akses lebih besar dalam industry mebel dan ganet of changeagen perubahan 2. Dodik Ridho Nurrochmat The Impacts of Domestic Timber trading Regulations to Small-Scale Wooden Furniture Industries in Jepara Dampak dari peraturan2 mengenai perdagangan kayu local dan dampaknya bagi usaha kecil perkayuan di Jepara Bahan baku kayu industri mebel Jepara sebagian besar berasal dari luar Jawa Integrasi vertikal otonomi daerah ; keuntungan : masing2 daerah memiliki spesialisasi, kelemahan : harga kayu log akan semakin turun
Mengubah menjadi seluruh bagian sistem konsumsi menguntungkan seluruh pihak Adanya kewajiban untuk mengalokasikan kayu bulat untuk pasar lokal terutama untuk kayu rakyat dan kewajiban mengalokasikan 5 % dari hasil kayu untuk domestik bagi hutan tanaman memiliki konsekuensi kayu tidak bisa di impor dan industri kecil di Jepara mengalami penurunan Terdapat bahaya adanya kebijakan yang sifatnya lokalistis, contohnya di Jepara mengalami penurunan dlm industry mebel karena bahan baku dari daerah lain 3. Sukandar Ketidakseimbangan Distribusi Nilai Tambah Dalam Rantai Nilai Perdagangan Rotan Sejarah Peraturan Tata Niaga Rotan Rantai Pemasaran Rotan di Kalimantan Selatan (daerah pengahasil bahan baku industri hulu ) dan Cirebon (pengolah bahan baku industry hilir) Terjadi fluktuasi Industri Rotan di Cirebon Pertumbuhan industri kerajinan rotan di Cirebon yang cenderung mengalami kenaikan Terdapat peningkatan nilai dtambah bagi para aktor dalam rantai nilai perdagangan rotan, eksportir mendapatkan nilai tambah terbesar Industri rotan di Cirebon memiliki potensi besar untuk dikembangan 4. Margono, Ketua APKJ Peran Lembaga APKJ dalam pelaku usaha mebel di Jepara Pendahuluan : APKJ sebagai lembaga yang menaungi pengrajin kecil jepara yang diakomodasi oleh Cifor dan pemerintah Jepara yang telah berdiri 4 tahun APKJ merupakan lembaga yang bersifat sosial dan independen dengan kelembagaan yang terbuka,melestarikan budaya dan semangat keratif pelaku industry kecil di Jepara Visi APKJ sebagai pemberdayaan potensi pengrajin kecil untuk bersaing di pasar global, terwujudnya kemitraan antarpengrajin kecil untuk kesejahteraan bersama, melestarikan nilai keunikan dan kualitas kerajinan ukir Jepara Misi APKJ untuk meningkatkan posisi tawar pengrajin kecil, menciptakan keadilan harga pasar yang sehat, mempermudah akses permodalan, memperpendek mata rantai distribusi bahan baku, pusat komunikasi dan informasi pengrajin, membangun jaringan dan komunikasi pasar yang luas
Terdapat permasalahan-permasalahan yang menyebabkan kemerosotan pengrajin karena adanya kenaikan harga bahan baku dan ongkos produksi yang menyebabkan industry kecil kolaps APKJ membentuk koperasi untuk mendukung produktivitas pengusaha dalam hal pemodalan contohnya bunga ringan dan pinjaman lunak Upaya-upaya APKJ : meningkatan SDM, memenuhi tuntutan permodalan, memenuhi kebutuhan bahan baku produksi, meningkatkan jaringan pasar. Pertanyaaan dan Tanggapan : (1) Astuti Kebun Raya Cibodas Pak Dodik : pentingnya penilaian jasa lingkunganlayanan jasa lingkungan di daerah hulu adalah penting untuk mendukung produktivitas di daerah hilir, adalah penting untuk menjaga kelestarian ekosistem di hulu. Pak Sukarna : perlu pertimbangan mengenai pengambilan rotan dari hutan yang bersifat ekstraktif (2) Wahyu Widiono LIPI Mengenalkan program INFAGROW yang bertujuan menghilirisasi hasil riset dari LIPI Untuk industri mebel di Jepara perlu memperhatikan industri hulunya dan meningkatkan kerjasama dengan lembaga penelitian yang lain contohnya hasil-hasil penelitian LIPI yang dapat diimplemantasikan contohnya riset tentang biomaterial pasca panen jati Implementasi program infagrow dalam bidang ecosystem services Dodik terhadap pertanyaan (1) : Dalam environment services harus mengedepankan keadilan misalnya memberikan nilai yang layak dan adil. Kebanyakan environment services hanya sekedar valuasi, tanpa melanjutkan ke trading mechanism. Selain itu pemerintah membutuhkan intervensi regulasi. Sukandar terhadap pertanyaan (1) : Sudah ada beberapa daerah yang mulai membudidayakan rotan disamping sebagian masih diambil dari alam. Kesimpulan Moderator : Adanya kesenjangan distribusi benefit dr hulu hingga hilir yang dirasakan masih belum adil
Beberapa upaya action research yang dilakukan CIFOR serta pihak lain yaitu dengan membangun komponen infrastruktur yang diperlukan dan telah dibuktikan dengan adanyameni bulkan perubahan yang cukup signifikan berupa peningkatan kinerja pada anggota APKJ Perlu diwaspadai adanya upaya-upaya menciptakan monopolistic power contohnya pelarangan perdagangan kayu antar daerah, monopolistic poweryang berpotensi dapat menciptakan ketidakefisien pasar yang tidak efisien Berbagai penilaian tentang Ddistribusi added value dilakukan dengan tidak mempertimbangkan distribusi ongkos produksi market changeuntuk menjalankan market chain. Pasar yang efisien memerlukan infrastruktur-pemasaran yang mencukupi, sangat dimungkinkan bahwa infrastruktur pemasaran yang ada saat ini dibangun atas investasi para pelaku pasar. Oleh sebab itu melihat distribusi added value secara seimbang dengan distribusi ongkos infrastrukturpemasaran akan memberikan gambaran yang lebih baik konteks permasalahan yang dihadapi. Pertanyaan selanjutnya adalah berapa besar investasi yang diperlukan untuk membangun infrastruktur pemasaran yang memadai dan siapa yang akan menanggung investasinya.