BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan kognitif yang diperlukan, tetapi menekankan perkembangan karakter.

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004) sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu

BAB I PENDAHULUAN. terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

latihan. Salah satu wujud pendidikan yang diterapkan di sekolah maupun di lingkungan keluarga sejak dini adalah pendidikan bahasa karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, seseorang perlu mempelajari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu tujuan kurikulum (Rahmat, 2011:51). Tujuan Kurikulum 2013 adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. berhenti. Usaha tersebut dilakukan untuk penyesuaian dan mengimbangi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA )/MADRASAH ALIYAH (MA)/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

BAB I PENDAHULUAN. dalam aktivitas tersebut terdapat banyak penerapan komponen pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas manusia. Hal ini dikarenakan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang berkembang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB I PENDAHULUAN. mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan selayaknya. meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan, merencanakan, dan menilai pembelajaran. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/ MI secara eksplisit dinyatakan. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. dan telah diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

dalam sebuah penelitian. Dari keempat keterampilan berbahasa membaca merupakan kegiatan penting dalam pembelajaran. Membaca merupakan seni atau art

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sudah diatur dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, oleh karena itu pendidikan perlu dikaji secara baik. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta dalam tingkah laku tertentu dan dalam kondisi-kondisi tertentu sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMALB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di setiap

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di sekolah, baik pada tingkat dasar, tingkat menengah, maupun tingkat atas. Selain itu, bahasa Indonesia juga memberikan arahan dan tuntunan kepada siswa agar mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah melalui program pendididkan di sekolah. Depdiknas (2013: 6-7) menyatakan, tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia sebagai berikut. a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,baik secara lisan maupun tulisan. b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia adalah untuk melatih siswa berkomunikasi secara efektif dan efisien, menghargai dan bangga berbahasa Indonesia, menggunakan 1

2 bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta memanfaatkan karya sastra Indonesia sebagai khazanah budaya. Tampubolon (2008: 6) menyatakan, Bahasa dapat diidentifikasikan sebagai alat komunikasi verbal. Istilah verbal dipergunakan untuk membedakan bahasa dari alat-alat komunikasi lainnya seperti bahasa tubuh, bahasa binatang, dan kodekode morse. Istilah verbal mengandung pengertian bahwa bahasa yang dipergunakan sebagai alat komunikasi pada dasarnya adalah lambang-lambang bunyi yang bersistem, yang dihasilkan oleh artikulator (alat bersuara) manusia, dan sifatnya manasuka (arbitrary), serta konvensional. Dalam kegiatan berbahasa, terdapat empat keterampilan yang harus dikuasai. Tarigan (2008: 1) menyatakan tentang empat keterampilan berbahasa sebagai berikut. Keterampilan berbahasa (language art, language skills) mencakup empat segi, yaitu: keterampilan menyimak atau mendengarkan (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Keempat keterampilan tersebut saling berkaitan antara keterampilan yang satu dengan keterampilan yang lainnya. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan berbahasa saling berkaitan satu sama lain dan meliputi empat keterampilan, yaitu keterampilan membaca, keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Keterampilan berbahasa Indonesia telah tertuang dan dijabarkan dalam sebuah Kurikulum. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 762) dinyatakan, Kurikulum adalah sebagai berikut.

3 Kurikulum adalah seperangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan. Seiring perkembangan zaman dan perkembangan teknologi, pada tahun 2013 pemerintah telah memberlakukan penggunaan kurikulum 2013 sebagai penyempurna Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pada Kompetensi Inti (KI) Kurikulum 2013 terdapat KI tentang memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humanivora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Pada Kompetensi Dasar (KD) 3.2 tentang membandingkan teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan ulasan/reviu film/drama baik melalui lisan maupun tulisan. Pada penelitian ini, penulis memilih KD tentang membandingkan, dan teks yang akan dianalisis adalah teks eksplanasi dengan teks prosedur kompleks. Kegiatan pembelajaran membandingkan unsur verba pada teks eksplanasi dengan teks prosedur kompleks sangatlah berkaitan erat dengan kegiatan membaca. Oleh karena itu, agar kita mampu melakukan kegiatan pembelajaran membandingkan kita perlu berkonsentrasi penuh agar dapat memahami isi teks yang kita baca. Tarigan (2008: 8) menyatakan, Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam tersurat, melalui pikiran yang terkandung di dalam kata-kata tertulis. Pada hakikatnya guru hanya sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran mengidentifikasi,

4 untuk mempermudah siswa dalam menerima materi pembelajaran dan menumbuhkan motivasi belajar kepada siswa. Guru sangat dituntut untuk pintar dalam merancang sebuah pembelajaran yang efektif, efesien, dan menyenangkan. Arikunto (2010: 135) menyatakan, strategi pembelajaran sebagai berikut. Strategi berguna sebagai alat komunikasi bagi para ahli. Pengembangan strategi pembelajaran berguna sebagai petunjuk dalam merencanakan aktivitas dan pengolahan pembelajaran, serta strategi pembelajaran merupakan alat pengambil keputusan. Strategi pembelajaran, dipandang paling punya peranan strategis dalam upaya mendongkrak keberhasilan proses belajar mengajar. Agar kegiatan pembelajaran membandingkan teks eksplanasi dengan teks prosedur kompleks dapat dilakukan dengan baik, perlu ditentukan metode, model, dan strategi pembelajaran yang tepat. Salah satu strategi yang dapat dijadikan alternatif untuk pembelajaran membandingkan, lebih tepatnya pembelajaran membandingkan unsur verba pada teks eksplanasi dengan teks prosedur kompleks adalah menggunakan strategi synergetic teaching. Menurut penulis, strategi Synergetic Teaching dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran membandingkan unsur verba pada teks eksplanasi dengan teks prosedur kompleks. Konsep strategi Synergetic Teaching yaitu memberikan siswa untuk aktif dalam kelompok dan saling bekerja sama untuk berlatih mempertahankan pendapat. Dengan sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam pembelajaran, diharapkan siswa mampu membandingkan unsur verba pada teks eksplanasi dengan teks prosedur kompleks. Pemilihan dan penggunaan strategi yang tepat akan memberikan suasana yang menarik, merangsang dan menimbulkan semangat belajar siswa. Salah satu

5 strateginya adalah menggunakan strategi synergetic teaching. Strategi synergetic teaching adalah menggabungkan dua cara belajar yang berbeda yaitu dengan mendengar dan membaca. Strategi ini memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berbagi hasil belajar dari materi yang sama dengan cara yang berbeda yaitu dengan membandingkan catatan. Dimana catatan tersebut didapat dari mendengarkan penjelasan dan membaca materi yang diberikan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan Strategi Synergetic Teaching pada pembelajaran membandingkan unsur verba pada teks eksplanasi dengan teks prosedur kompleks dengan judul Pembelajaran Membandingkan Unsur Verba pada Teks Eksplanasi dengan Teks Prosedur Kompleks dengan Menggunakan Strategi Synergetic Teaching pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Cikarang Timur Tahun Pelajaran 2015/2016. 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan titik tertentu yang memperlihatkan ditentukannya masalah penelitian oleh peneliti ditinjau dari sisi keilmuan, bentuk (keterhubungan, dampak, sebab-akibat dan lainnya), serta banyak masalah yang dapat diidentifikasi oleh peneliti. Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis melakukan identifikasi masalah pada pembelajaran membandingkan unsur verba pada teks eksplanasi dengan teks prosedur kompleks sebagai berikut.

6 a. Kurangnya motivasi pada siswa untuk melakukan kegiatan membaca, sehingga siswa masih kurang memahami informasi yang diperolehnya dari bacaan yang dibacanya. b. Kegiatan membandingkan masih dianggap sulit oleh siswa, karena kurangnya pemahaman dalam membaca. Hal ini disebabkan masih rendahnya minat baca pada siswa. c. Penggunaan metode/strategi yang kurang tepat sangat memengaruhi minat dan motivasi belajar siswa di kelas. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa identifikasi masalah merupakan hal yang penting dalam menentukan titik permasalahan yang timbul dalam penelitian. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam melakukan identi-fikasi masalah seperti adanya kesejangan, teori yang melatar belakangi dan kondisi empirik yang dihadapi. 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin dicari jawabannya. Rumusan masalah dijadikan penentu bagi langkah-langkah yang akan dilakukan penulis. Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut. 1. Mampukah penulis merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran membandingkan unsur verba pada teks eksplanasi dengan teks prosedur

7 kompleks menggunakan strategi synergetic teaching pada siswa kelas XI SMAN 1 Cikarang tahun pelajaran 2015/2016? 2. Mampukah siswa kelas XI SMAN 1 Cikarang Timur membandingkan unsur verba pada teks eksplanasi dengan teks prosedur kompleks dengan tepat? 3. Efektifkah Strategi Synergetic Teaching digunakan dalam pembelajaran membandingkan unsur verba pada teks eksplanasi dengan teks prosedur kompleks menggunakan strategi synergetic teaching pada siswa kelas XI SMAN 1 Cikarang Timur? Jadi, dapat disimpulkan rumusan masalah berbentuk pernyataan yang dimaksudkan agar peneliti dapat memfokuskan penelitian kepada pencarian jawaban ilmiah dari rumusan masalah. 1.4 Tujuan Penelitian Setiap kegiatan yang kita lakukan pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai. Itulah sebabnya, tujuan penelitian harus mempunyai rumusan yang jelas, tegas, terperinci dan operasional. Dalam penelitian ini, penulis mempunyai tujuan yang hendak dicapai sebagai berikut. 1. untuk mengetahui kemampuan penulis dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran membandingkan unsur verba pada teks eksplanasi dengan teks prosedur kompleks menggunakan strategi synergetic teaching pada siswa kelas XI SMAN 1 Cikarang Timur Tahun Pelajaran 2015/2016;

8 2. untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI SMAN 1 Cikarang Timur dalam membandingkan unsur verba pada teks eksplanasi dengan teks prosedur kompleks menggunakan strategi synergetic teaching; 3. untuk mengetahui keefektifan strategi synergetic teaching yang digunakan dalam pembelajaran membandingkan unsur verba pada teks eksplanasi dengan teks prosedur kompleks pada siswa kelas XI SMAN 1 Cikarang Timur Tahun Pelajaran 2015/2016. Berdasarkan hal di atas, maka peneliti menyimpulkan tujuan penelitian sangat penting guna mencapai keberhasilan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam proses pembelajaran membandingkan unsur verba pada teks eksplanasi dengan teks prosedur kompleks. Tujuan penelitian memperlihatkan pernyataan hasil yang ingin dicapai setelah melakukan penelitian. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada berbagai pihak terkait. Setelah terurai penelitian yang terarah, penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut. a. Bagi Penulis Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman serta keterampilan penulis di dalam pembelajaran membandingkan unsur verba pada teks eksplanasi dengan teks prosedur kompleks menggunakan strategi synergetic teaching. b. Bagi Guru Bahasa Indonesia

9 Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran dalam membandingkan beberapa teks, terutama dalam pembelajaran membandingkan unsur verba pada teks eksplanasi dengan teks prosedur kompleks menggunakan strategi synergetic teaching. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini kiranya dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran membandingkan unsur verba pada teks eksplanasi dengan teks prosedur kompleks menggunakan strategi synergetic teaching. Berdasarkan penjelasan di atas, disimpulkan bahwa manfaat penelitian yaitu untuk mengetahui kegunaaan penelitian dilihat dari berbagai pihak yang ikut serta dalam proses penelitian. 1.6 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan untuk memberikan batasan mengenai konsep-konsep yang terdapat dalam judul penelitian, agar memperjelas sasaran. Agar tidak terjadi penafsiran terhadap judul yang penulis ajukan, penulis penulis membuat definisi oprasional dan istilah-istilah yang terdapat dalam judul Pembelajaran Membandingkan Unsur Verba pada Teks Eksplanasi dengan Teks Prosedur Kompleks menggunakan Strategi Synergetic Teaching pada siswa kelas XI SMAN 1 Cikarang Timur Tahun Pelajaran 2015/2016 sebagai berikut. a. Pembelajaran adalah suatu proses, cara yang dilakukan untuk menjadikan siswa mengalami perubahan dan memperoleh kecakapan dari sesuatu yang dipelajari.

10 b. Membandingkan adalah memadukan (menyamakan) dua benda (hal dan sebagainya) untuk mengetahui persamaan atau selisihnya. c. Unsur Verba adalah kata kerja dan biasanya dibatasi dengan kata-kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan d. Teks Eksplanasi adalah teks yang menjelaskan hubungan peristiwa atau proses terjadinya sesuatu (secara lengkap) yang menjelaskan suatu proses atau peristiwa tentang asal-usul, proses, atau perkembangan suatu fenomena, mungkin berupa peristiwa alam, sosial, ataupun budaya. e. Teks Prosedur Kompleks adalah teks yang menjelaskan langkah-langkah atau tahap-tahap yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan secara lengkap, jelas, dan terperinci. f. Strategi Synergetic teaching yaitu menggabungkan dua cara belajar yang berbeda yaitu mendengar dan membaca. Berdasarkan definisi operasional di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran membandingkan unsur verba pada teks eksplanasi dengan teks prosedur kompleks menggunakan strategi synergetic teaching adalah pembelajaran yang berusaha membangkitkan minat siswa dalam kegiatan membaca dan mendengarkan melalui kegiatan diskusi pada dua tempat yang berbeda yakni di dalam kelas dan di luar kelas.