JUDUL TESIS KONSEP PERANCANGAN RUMAH SUSUN BAGI PEDAGANG PASAR STUDI KASUS : PASAR OEBA, KELURAHN FATUBESI, KOTA KUPANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Konsep Perancangan Rumah Susun Bagi Pedagang Pasar Lokasi Studi : Pasar Oeba, Kelurahan Fatubesi, Kupang NTT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya)

Solusi Hunian Bagi Pekerja dan Pelajar di Kawasan Surabaya Barat Berupa Rancangan Desain Rusunawa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Oleh karena itu,bukan suatu pandangan yang aneh bila kota kota besar di

BAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Karakteristik penghuni yang mempengaruhi penataan interior rumah susun

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Surabaya sebagai ibu kota Propinsi Jawa Timur merupakan salah satu

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

TUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi terletak pada LU dan BT. Kota Tebing Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI BERMUKIM BERDASARKAN PERSEPSI PENGHUNI PERUMAHAN FORMAL DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

KONSEP PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERUMAHAN BTN BAUMATA, KOTA KUPANG

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

TINGKAT KEPUASAN PENGHUNI RUSUNAWA TERHADAP FISIK DAN LINGKUNGAN RUSUNAWA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai kota pelajar,kota pariwisata dan kota budaya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN FRANSISCA RENI W / L2B

MODEL RUMAH BAGI KELUARGA MUDA BERPENGHASILAN RENDAH DI KOTA PALEMBANG BERDASARKAN PREFERENSI DAN PERSPEKTIF PERKEMBANGAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang terus mengalami perkembangan, studi ini membahas tentang

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

BAB II TINJAUAN UMUM

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PEMANFAATAN RUANG PUBLIK DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN KOPASSUS DI CIJANTUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang terletak di bantaran Sungai Deli, Kelurahan Kampung Aur, Medan. Jika

DAFTAR PUSTAKA. BPS Monografi Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara. Semarang : Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara.

BAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017)

BAB I PENDAHULUAN. perlunya perumahan dan pemukiman telah diarahkan pula oleh Undang-undang Republik

ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI KANDILO KOTA TANAH GROGOT KABUPATEN PASIR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR

RUMAH TINGGAL. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

Perubahan Pola Tata Ruang Unit Hunian pada Rusunawa Bayuangga di Kota Probolinggo

RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti kegiatan 5. Pelaksanaan

HUBUNGAN PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI PENGHUNI DENGAN PERUBAHAN LOKASI DAN KARAKTERISTIK HUNIAN (STUDI KASUS RUSUNAWA PLGB)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk kalangan menengah ke-atas (high-middle income). lebih dari batas UMR termasuk golongan menengah ke atas.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL 4. 2 KONSEP TAPAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

PERMASALAHAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan permukiman merupakan bagian dari lingkungan binaan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya adalah kawasan perbatasan Sidoarjo - Surabaya (dalam hal ini Desa Wonocolo, Kecamatan Taman).

BAB I PENDAHULUAN. Kerap kali istilah Rumah ku, istanaku sering diucapkan,kata-kata yang

IDENTIFIKASI KONFIRGURASI PERUBAHAN RUANG RSS GRIYA HARAPAN A PALEMBANG

BAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persoalan Perancangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ungkapan atau kata dari bahasa Inggris Geography yang terdiri

PENDAHULUAN. Salah satunya adalah lingkungan yang bersih. Sikap dan perilaku hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN

PERAN DEVELOPER DALAM PENYEDIAAN RUMAH SEDERHANA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: IKE ISNAWATI L2D

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara. Gambar 1.2 Area parkir yang kurang memadai, akibatnya lobby menjadi area parkir. Sumber: (peneliti 2013)

STUDI KARAKTERISTIK HOUSING CAREER GOLONGAN MASYARAKAT BERPENDAPATAN MENENGAH-RENDAH DI KOTA SEMARANG

PENYEDIAAN HUNIAN BURUH INDUSTRI COMMUTER DI KAWASAN INDUSTRI TERBOYO SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: ENDYANA PUSPARINI L2D

BAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB III METODE PERANCANGAN. dan pengumpulan data dari masyarakat dan sumber-sumber dari beberapa artikel.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

BAB III METODE PERANCANGAN. ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-kali sehingga memungkinkan kita

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN. baik yang datang dari sesama manusia, makhluk hidup lainnya, maupun alam

BAB IV KONSEP. Gambar 4.2 Pemintakatan berdasarkan fungsi hunian dan publik yaitu fungsi hunian berada di lantai atas dan umum di lantai dasar

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 4 ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti perangkat

OPTIMALISASI FASILITAS DAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI KOTA MATARAM (STUDI KASUS RUSUNAWA SELAGALAS KOTA MATARAM)

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

JUDUL TESIS KONSEP PERANCANGAN RUMAH SUSUN BAGI PEDAGANG PASAR STUDI KASUS : PASAR OEBA, KELURAHN FATUBESI, KOTA KUPANG

LATAR BELAKANG PENDAHULUAN : a) Hunian merupakan kebutuhan dasar manusia, dan hak semua orang untuk menempati hunian yang layak dan terjangakau. merencanakan rumah hendaknya melahirkan konsep sesuai dengan kondisi sosial, budaya dan karakreristik masyarakat) b) Terkonsentrasi penduduk di kota Kesenjangan kebutuhan dan pemenuhan rumah layak huni c) Kemampuan masyarakat memiliki rumah menurun cenderung tinggal di kawasan padat, kumuh dan kurang sehat

1. RUMUSAN MASALAH : MASALAH : Terbatasnya lahan. Kawasan hunian padat, kumuh dan tidak layak. Bercampurnya hunian dan tempat usaha Rumah dibangun di atas tanah milik Pemkot dengan sistim sewa Rumah dibangun pada kawasan yang peruntukkannya bukan untuk Perumahan Masyarakat berpenghasilan rendah RUSUN (Bagian Dari Urban Renewal) Hunian dekat dengan tempat kerja Pembentukan rumah dipengaruhi oleh faktor sosial budaya dimana bangunan berada Menelusuri berbagai faktor yang berpengaruh dalam perancangan rusun berdasarkan keinginan pedagang Pertanyaan Penelitian Menata Lingkungan Pasar Menata Lingkungan Perumahan Memisahkan Hunian dan Tempat Kerja 1. Faktor-faktor apa yang berpengaruh dalam perancangan rumah susun, ditinjau dari segi hunian dan tempat kerja. 2. Bagaimana konsep perancangan rumah susun yang sesuai dengan pedagang Pasar Oeba Kelurahan fatubesi?

TUJUAN PENELITIAN : Mendapatkan konsep perancangan rumah susun yang sesuai dengan pedagang pasar. SASARAN PENELITIAN : 1. Mengeksplorasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam perancangan rumah susun, yang ditinjau dari segi hunian dan tempat kerja bagi pedagang pasar Oeba Kelurahan Fatubesi. 2. Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam perancangan rumah susun yang sesuai dengan pedagang pasar Oeba Kelurahan Fatubesi. 3. Merumuskan konsep perancangan rumah susun yang sesuai dengan pedagang pasar Oeba Kelurahan Fatubesi. MANFAAT PENELITIAN : 1. Dapat dijadikan pedoman dalam penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan perancangan rumah susun bagi pedagang pasar. 2. Sebagai rekomendasi kepada Pemkot Kupang dan instansi teknik terkait menentukan alternatif konsep perncangan rumah susun bagi pedagang pasar.

METODA PENELITIAN : Bentuk data yng dihasilkan berupa data kualitatif tentang kondisi lingkungan permukiman di pasar Oeba. Jenis penelitian yang digunakan : penelitian deskriptif kualitatif, karena untuk menggambarkan/menjelaskan suatu keadaan pada saat dilakukan penelitian. Proses penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan rasionalistis Jenis data : a. Data primer : Observasi lapangan, pemotretan, wawancara, kuisioner b. Data Sekunder : eksplorasi literatur yang mempunhyai hubungan dengan penelitian berupa buku, hasil penelitian dan tesis. Teknik penentuan sampel : Berdasarkan Ida Bagus Mantra dan Kastro dalam Singarimbun (1989), untuk menentukan jumlah sampel yang cukup representatif, maka jumlah sampel yang digunakan sekurang-kurangnya 30 sampel, karena nilai-nilai atau skor yang diperoleh dari sejumlah > 30 sampel, distribusinya akan mengikuti distribusi normal. Untuk penelitian ini peneliti menggunakan responden sebanyak 50. Penentuan 50 responden adalah semata asumsi peneliti agar sampel yang diambil adalah yang representatif, dan untuk meminimalisir diperolehnya data yang tidak akurat yang akan diambil dari responden.

Teknik pengambilan sampel : Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi itu. Cara ini dilakukan karena anggota populasi dianggap homogen, yakni pedagang dengan tipe huniannya adalah rumah tinggal yang juga berfungsi sebagai tempat jualan, dan kios yang juga dipergunakan sebagai tempat tinggal/hunian. Analisa deskriptif kulitatif digunakan untuk mengekplorasi faktorfaktor yang berpengaruh dalam perancangan rumah susun, yang ditinjau dari segi hunian dan tempat kerja ; Analisa faktor digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam perncangan rumah susun yang sesuai dengan pedgang pasar Oeba. Analisa trianggulasi digunakan untuk merumuskan konsep perancangan rumah susun yang sesuai dengan pedagang pasar Oeba.

VARIABEL PENELITIAN HASIL DARI KAJIAN PUSTAKA NO TEORI/SUMBER KAJIAN VARIABEL 1 MBR menempatkan pemilihan dekat Pengadaan perumahan bagi MBR Ketersediaan Sarana dan dengan tempat kerja sebagai preferensi di wilayah perkotaan perlu Prasarana (di pasar Oeba utama, meyusul kejelasan, kepemilikan, ditunjang dengan penyediaan dan rumah susun). terakhir penyediaan sosial dan kenyaman sarana & prasarana lingkungan yang (Budihardjo, 1994) menunjang agar masyarakat dapat menikmati kenyamanan hidup dalam huniannya. 2 Rumah lebih dari sekedar sebuah bangunan Fungsi rumah sebagai bentuk Teori dan kajian nomor tapi sebagai konteks kehidupannsosial pewadahan kratifitas penghuni 2 s/d 4 menghasilkan keluarga, tempat dimana anggota keluarga dalam menunjang mata pencaharian variabel Kondisi sosial, tinggal. Rumah juga merupakan kebutuhan penghuni. budaya dan ekonomi hidup untuk aktualisasi diri dalam bentuk pewadahan kreatifitas dan memberi makna bagi kehidupan pribadi. (Budihardjo, 1994)

NO TEORI/SUMBER KAJIAN VARIABEL 3 Membangun rumah merupakan fenomena Pengadaan perumahan bagi MBR budaya. Pola hidup & perilaku menentukan di wilayah perkotaan perlu utama, meyusul kejelasan, kepemilikan, ditunjang dengan penyediaan terakhir penyediaan sosial dan kenyaman sarana & prasarana lingkungan yang (Budihardjo, 1994) menunjang agar masyarakat dapat menikmati kenyamanan hidup dalam huniannya. 4 Rumah yaitu suatu lembaga bukan struktur, Rumah merupakan gambaran atau yang dibuat dengan berbagai tujuan yang simbol dari buada/suku/etnis yang kompleks, dan membangun rumah dimiliki sekelompok orang yang merupakan gejala budaya, sehingga bentuk menghuni bangunan tersebut. rumah dan pengaturannya dipengaruhi Sehingga pemilihan rumah di - budaya dimana bangunan itu berada. pengaruhi latar belakang penghuni (Rapoport, 1969) antara lain jumlah anggota keluarga, kelas sosial, pendidikan, dan pergaulan dengan tetangga.

NO TEORI/SUMBER KAJIAN VARIABEL 5 Perkembangan diri manusia dikaitkan Untuk memenuhi kebutuhan Teori dan kajian nomor dengan kebutuhan dasarnya/human masyarakat dalam berinteraksi 5 s/d 7 menghasilkan Basic Needs adalah : dengan sesama, maka perlu adanya variabel kondisi/bentuk a) Phisiological needs, yakni kebutuhan dasar suatu ruang untuk mewujudkan rumah susun. untuk kesehatan, tempat untuk istirahat. kebersamaan dan kerja sama, yang b) Security and safety needs, yakni untuk ditunjang dengan suatu wadah melindungi apa yang menjadi miliknya. untuk menampung kegiatan / c)social needs, yakni untuk berinteraksi aktivitas penghuni. dengan keluarga dan temannya. d) Self, estern or ego needs, yakni rumah memberikan penghargaan,status & peran. e) Self-actualization needs, yakni rumah sebagai tempat aktualisasi diri. (Maslow, 1977)

NO TEORI/SUMBER KAJIAN VARIABEL 6 Fungsi rumah meliputi : Rumah adalah wujud a) Sebagai sarana untuk menjalin keakraban kebersamaam kekeluargaan, b) Sebagai identitas pribadi keakraban dan kenyamanan bagi c) Sebagai tempat untuk pribadi dan tempat penghuni dan merupakan simbol untuk berlindung yang mencerminkan diri kita, d) Sebagai tempat keberlangsungan hidup. sebagai tempat berlindung dari e) Sebagai ekspresi diri. dunia luar, mengekspresikan (Roske dalam Budijono, 2002) diri dalam melaksanakan segala aktivitas hidupnya. 7 Pada tingkat pertama, yang menjadi prioritas Seseorang dalam menempati tertinggi berkaitan dengan hunian adalah huniannya lebih memilih tempat perumahan yang jaraknya dekat dengan tinggal yang terjangkau oleh tempat kerja (Turner, 1972) kemampuan finansial dan dekat dengan tempat kerja 8 Salah satu fungsi rumah adalah sebagai Rumah susun yang akan dihuni Keselamatan dan tempat untuk pribadi dan tempat untuk pedagang harus memperhatikan kenyamanan penghuni. berlinung (untuk mendapatkan kedamaian, faktor keamanan dan keselamatan kenyamanan dan keamanan penghuni (Roske dalam Budijono, 2002)

ANALISA DAN PEMBAHASAN LokasiPenelitian (Pasar Oeba)

Eksplorasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam perancangan rumah susun Diperoleh dengan menggunakan analisa deskriptif kualitatif dari hasil kuisioner. Sehingga berdasarkan fakta empirik, dapat dikelompokkan beberapa komponen yang akan diamati yaitu meliputi : a) Kondisi Lingkungan Pasar Oeba : Kondisi eksisting bangunan ( gambr 4.39) *Ruang yang tersedia dan fungsinya, * Gudang tempat menyimpan barang, * Jenis barang yang disimpan Luas bangunan (gambar 4.43) Luas Lahan (gambar 4.44) Jumlah anggota keluarga (gambar 4.53) Ketersediaan kamar mandi/wc (gambar 4.15) Drainase Status tanah dan bangunan (gambar 4.45 dan 4.46) Besaran sewa rumah/lahan (gambar 4.47) Perlu Penataan Lingkungan Pasar dan Lingkungan Permukiman

b) Karaktersitik Masyarakat Pedagang : Mata Pencaharian (cara menyimpan barang jualan, terdiri dari rumah sebagai hunian dan tempat usaha, kios sebagai tempat usaha sekaligus hunian, los pasar dan meletakkan diatas meja), jenis dagangan yang dijual (gambar 4.52) Suku/Etnis (gambar 4.32) Agama (gambar 4.33), berkaitan dengan ibadah rutin, kegiatan yang berkaitan jika warga meninggal c) Perbaikan Lingkungan : Alternatif perbaikan lingkungan (gambar 4.54) Jumlah lantai pada rumah susun (gambar 4.55) Keinginan tempat usaha (4.56) Jarak rumah susun dengan tempat usaha (gambar 4.57) Lokasi rumah susun

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam perancangan rumah susun yang sesuai dengan pedagang pasar (diperoleh dari analisa faktor) adalah : 1.) Karaktersitik sosial, budaya dan ekonomi : Keberadaan etnis/suku, agama (kebiasaan seperti yang dilaksanakan hunian lama tetap bisa dilaksanakan di pasar Oeba) Jenis mata pencaharian yakni pedagang, jika dibangun rusun tentunya masyarakat bisa memperoleh dengan biaya murah. Kebiasaan masyarakat adalah melaksanakan aktivitas jual beli (berkenaan dengan jenis barang yang dijual, cara menyimpan barang). 2.) Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang di rumah susun : Aksesibilitas jalan menuju rumah susun Ketersediaan air bersih, kamar mandi, ruang serba guna, dapur, dan sistim penerangan. 3.) Type rumah susun : Rumah susun hanya sebagai hunia dan pasar sebagai tempat kerja Kejelasan fungsi rumah susun agar tidaj terjadi pengalihan fungsi rumah susun 4.) Perancangan rumah susun khusus pedagang (Bangunan untuk sarana komersial, ruangan yang dibutuhkan di masingmasing rumah susun, ruangan yang digunakan secara komunal, ruang bersama untuk menampung kegiatan warga dan ruang bersama untuk menyimpan boks ikan.

Konsep perancangan rumah susun yang sesuai dengan pedagang pasar Oeba (diperoleh dari hasil analisa trianggulasi) adalah : 1. Rumah susun terdiri atas 4 lantai, lantai dasar digunakan sebagai ruang komersial, sebagai tempat menyimpan boks ikan dan tempat menjual barang dagangannya selain yang dijual di pasar Oeba, sedangkan lantai 2, 3 dan 4 digunakan sebagai hunian. 2. Jumlah blok pada rumah susun sebanyak 3 blok, type 21, jumlah hunian 216 buah. 3. Ruang bersama tetap akan dibangun di lantai dasar dan berada diluar blok. Ruang bersama terdiri dari dua lantai, ruang komunal dengan membaginya secara vertikal dimana ruang komunal lantai 1 berupa ruang yang tertutup merangkap ruang serbaguna (untuk pertemuan, arisan, kegiataan keagamaan, kegiatan yang berkaitan dengan warga yang meninggal, sekedar duduk-duduk, parkir dan lain-lain), ruang tempat menyimpan peti ikan. Sedangkan ruang komunal di lantai 2 berupa ruang terbuka yang berbatasan langsung dengan unit-unit hunian sebagai tempat interaksi sosial sehari-hari.

Jumlah lantai ada 4 dengan luasan tiap hunian didesain untuk sekitar 4-5 orang anggota keluarga. Bentuk atap didesain agar tahan dengan angin kencang karena dekat dengan laut yang memungkinkan angin besar dapat berhembus. Fasilitas ruang tidur, ruang tamu, dan tempat jemuran harus ada pada satu satuan rumah susun. Dengan dapur dan kamar mandi bersama berada di setiap lantainya. Letak rumah susun masih dalam satu kawasan pasar Oeba. Jaraknya sekitar 200 m dari pasar Oeba. Bentuk selasar diperluas dengan tidak menggunakan lift. Tangga terbuat dari beton sehingga tidak mengganggu kebisingan di rumah susun

Menyediakan ruang-ruang pada lantai 1 sebagai ruang serbaguna yang bersifat publik, dimana penggunaannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat atau tapak suatu tempat misalnya untuk kios dagang, workshop, penghuni dann lain-lain Menciptakan orientasi ruang bawah ke arah luar blok, berlawanan dengan orientasi unit hunian sehingga memungkinkan dua aktivitas tersebut berlangsung bersamaan tanpa saling merugikan. Hal ini sekaligus mengurangi potensi terjadinya ruang tak bertuan pada ruang antar blok akibat tak adanya orientasi. Pemisahan fungsi hunian dan ruang publik komersial pada poin 9 (sembilan) memungkinkan terciptanya permiabilitas fisik yang tinggi antara ruang luar kompleks rusun dengan ruang kota disekitarnya. Hal ini menguntungkan karena dengan akses yang baik akan meningkatkan daya jual ruang lantai 1 (satu) tersebut.

Kesimpulan : Dengan menggunakan analisa deskriptif kualitatif, maka eksplorasi faktor-faktor adalah: 1. Kondisi Lingkungan Pasar Oeba : - Kepadatan - Luasan rumah - Jenis Ruangan - Sanitasi - Kondisi tanah - Status tanah 2. Karaktersitik Masyarakat : - Mata pencaharian - Pendapatan -Lama bermukim 3. Perbaikan Lingkungan : - Kondisi lingkungan Pasar Oeba, - Alternatif perbaikan lingkungan

Setelah dianalisis dengan analisa faktor, maka faktor-faktor yang mendukung perancangan rumah susun bagi pedagang pasar Oeba adalah : 1. Karakteristik Sosial Budaya dan Ekonomi : Keragaman etnis di Pasar Oeba dapat memungkinkan untuk dapat hidup berkelompok. Mayoritas pedagang beragama Kristen Protestan, maka kebiasaan yang berkaitan dengan kegiatan agama hendaknya tetap bisa dilaksanakn setelah tinggal di rumah susun. Karena mayoritas adalah pedagang, masyarakat dapat menempati rusun tersebut tentunya dengan biaya yang murah. 2. Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang : Aksesibilitas jalan yang melintasi lokasi pasar Oeba sekarang ini semakin ramai dengan proses jual-beli, sehingga fungsi sebenarnya dari sarana jalan ini tidak dapat berjalan dengan baik, ketersediaan air bersih, kamar mandi, keamanan, ruang serbaguna, ventilasi dan dapur di lingkungan rumah susun, dan perlu adanya system penerangan yang lengkap dalam menunjang kehidupan masyarakat di kawasan pasar oeba. 3. Type Rumah Susun : Rumah susun hanya sebagai hunian, dan kejelasan fungsi rumah susun agar tidak terjadi pengalihan fungsi pembangunan rumah susun. 4. Perancangan rumah susun khusus pedagang : Bangunan untuk sarana komersial juga merupakan salah satu bangunan yang diinginkan oleh pedagang, ruangan yang harus ada di masing-masing satuan rumah susun adalah ruang tamu, kamar tidur dan tempat jemuran. Adapun ruangan yang digunakan secara komunal antara lain kamar mandi dan dapur yang berada di tiap lantai rumah susun. Sedangkan ruangan bersama yang dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat di rumah susun dan ketersediaan ruangan bersama untuk menyimpan boks ikan..

Konsep perancangan rumah susun bagi pedagang pasar Oeba yang dihasilkan dari analisa Trianggulasi adalah : 1. Rumah susun terdiri atas 4 lantai, lantai dasar digunakan sebagai ruang komersial, sebagai tempat menyimpan peti ikan dan tempat menjual barang dagangannya selain yang dijual di pasar Oeba, sedangkan lantai 2, 3 dan 4 digunakan sebagai hunian, jumlah blok sebanyak 3 blok, type 21, dan jumlah hunian 216 buah, luasan tiap hunian didesain untuk sekitar 4-5 orang anggota keluarga. Fasilitas ruang tidur, ruang tamu, dan tempat jemuran harus ada pada satu satuan rumah susun. Dapur dan kamar mandi bersama berada di setiap lantainya. Bentuk atap didesain agar tahan dengan angin kencang karena dekat dengan laut. Bentuk selasar diperluas dengan tidak menggunakan lift. Tangga terbuat dari beton sehingga tidak mengganggu kebisingan di rumah susun 2. Ruang bersama terdiri dari dua lantai, ruang komunal dengan membaginya secara vertikal dimana ruang komunal lantai 1 berupa ruang yang tertutup merangkap ruang serbaguna dan ruang tempat menyimpan boks ikan. Sedangkan ruang komunal di lantai 2 berupa ruang terbuka yang berbatasan langsung dengan unit-unit hunian sebagai tempat interaksi sosial sehari-hari. Terdapatnya ruang-ruang pada lantai 1 sebagai ruang serbaguna yang bersifat publik, dimana penggunaannya bisa disesuaikan dengan potensi masyarakat atau tapak suatu tempat misalnya untuk kios dagang, workshop, penghuni daan lain-lain

3. Letak rumah susun masih dalam satu kawasan pasar Oeba. Jaraknya sekitar 200 m dari pasar Oeba. 4. Menciptakan orientasi ruang bawah ke arah luar blok, berlawanan dengan orientasi unit hunian sehingga memungkinkan dua aktivitas tersebut berlangsung bersamaan tanpa saling merugikan. Hal ini sekaligus mengurangi potensi terjadinya ruang tak bertuan pada ruang antar blok akibat tak adanya orientasi. Pemisahan fungsi hunian dan ruang publik komersial pada poin 4 memungkinkan terciptanya permiabilitas fisik yang tinggi antara ruang luar kompleks rusun dengan ruang kota disekitarnya. Hal ini menguntungkan karena dengan akses yang baik akan meningkatkan daya jual ruang lantai 1 tersebut.

Saran : 1. Apabila rusun telah dibangun dan masyarakat pedagang siap menempati rumah susun sebagai huniannya, maka masyarakat harus menjaga keberlangsungan lingkungan di sekitar rumah susun itu sendiri ataupun di pasar lokasi mereka berusaha, sehingga tidak menimbulkan kumuh baru disekitar rumah susun. 2. Diperlukan ketegasan sikap dari pemda Kota Kupang terhadap pedagang di pasar Oeba, agar pedagang tidak lagi membangun rumah secara liar di lokasi yang seharusnya hanya berfungsi sebagai pasar, sehingga tidak lagi mengulangi kekumuhan seperti sebelum dilakukan penataan lingkungan pasar. Lokasi pasar Oeba pasca adanya rumah susun, akan dilakukan penataan dengan membangun kios-kios dan los pasar. 3. Untuk mengkaji lebih lanjut tentang konsep perancangan rumah susun dengan memperhatikan faktor sosial, budaya dan ekonomi serta tata cara pembagian ruangan yang benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang menempatinya, maka diperlukan studi atau penelitian sejenis dengan karaktersitik masyarakat kota yang berada di pusat aktivitas, sehingga konsep tersebut dapat dijadikan acuan atau model untuk perancangan konsep rumah susun bagi pedagang atau yang sejenisnya.