Kuliah Prasarana Transportasi Kode MK.CEC 611 Kuliah Minggu Ke-2 STRUKTUR JALAN REL DAN POLA DISTRIBUSI BEBAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBEBANAN PADA STRUKTUR JALAN REL

BAB III STRUKTUR JALAN REL

BAB I KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANAN NYA

KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan jalur tepi di sepanjang jalan tol CAWANG CIBUBUR dengan

REKAYASA JALAN REL MODUL 3 : KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Sejarah singkat lintas Pidada Pelabuhan Panjang. hanyalah pelabuhan kecil di Teluk Betung yang disinggahi kapal-kapal

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL KERETA API TRASE KOTA PINANG- MENGGALA STA STA PADA RUAS RANTAU PRAPAT DURI II PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN 1.2. JENIS PEMBANGUNAN JALAN REL

ANALISIS KELAYAKAN KONSTRUKSI BAGIAN ATAS JALAN REL DALAM KEGIATAN REVITALISASI JALUR KERETA API LUBUK ALUNG-KAYU TANAM (KM 39,699-KM 60,038)

Gambar 2.1 Konstruksi jalan rel

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO- PROBOLINGGO

PERENCANAAN JALAN REL KERETA API

TUGAS PERENCANAAN JALAN REL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API SURABAYA - KRIAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis jenis dan Bentuk Tata Letak Jalur di Stasiun

Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Surabaya -Krian

REL. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

BAB X PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL

BAB III LANDASAN TEORI. Tujuan utama dilakukannya analisis interaksi sistem ini oleh para

Naskah Publikasi Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

REKAYASA JALAN REL. MODUL 4 : Penambat rel dan balas PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

ANALISI BEBAN DINAMIK PADA STRUKTUR JALAN REL DENGAN PEMODELAN NUMERIK MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA 1

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

KULIAH PRASARANA TRANSPORTASI PERTEMUAN KE-8 PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL

ANALISIS DISTRIBUSI BEBAN KERETA API PADA KONSTRUKSI TIMBUNAN JALUR KERETA API

REKAYASA JALAN REL. MODUL 5 : Bantalan PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis jenis dan bentuk Tata Letak Jalur pada Stasiun

BAB III LANDASAN TEORI

1. BAB III LANDASAN TEORI. A. Struktur Jalan Rel

Komponen dan Disain Rel

Geometri Jalan Rel. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sejalan dengan perkembangan teknologi automotif, metal, elektronik dan

REKAYASA JALAN REL. MODUL 8 ketentuan umum jalan rel PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

JALAN KERETA API SECARA UMUM

berlaku yang memenuhi syarat teknis jalur kereta api. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.

KAJIAN GEOMETRIK JALUR GANDA DARI KM SAMPAI DENGAN KM ANTARA CIGANEA SUKATANI LINTAS BANDUNG JAKARTA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM. 43 TAHUN 2010

BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS STRUKTUR JALAN REL

PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API DARI STASIUN PEKALONGAN KE STASIUN TEGAL

PENDAHULUAN B. RUMUSAN MASALAH A. LATAR BELAKANG

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO-PROBOLINGGO

DESAIN GEOMETRIK, STRUKTUR BESERTA PERKIRAAN BIAYA PERENCANAAN JALAN REL SEBAGAI ALTERNATIF TRANSPORTASI ANGKUTAN TAMBANG PASIR DI KABUPATEN LUMAJANG

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print)

BAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan

JEMBATAN RANGKA BAJA. bentang jembatan 30m. Gambar 7.1. Struktur Rangka Utama Jembatan

PENGUJIAN BANTALAN BETON UNTUK TRACK JALAN KERETA API SEPUR 1435 MM MENGGUNAKAN STANDAR UJI AREMA

BAB III LANDASAN TEORI A. Struktur Jalur Kereta Api

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL

REKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB VII BANTALAN REL

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method

1. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tinjauan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REKAYASA JALAN REL MODUL 6 WESEL DAN PERSILANGAN PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

KA Nomor Urut Kecelakaan:

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ANALISA RESISTANCE, TRACTIVE EFFORT DAN GAYA SENTRIFUGAL PADA KERETA API TAKSAKA DI TIKUNGAN KARANGGANDUL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis Jenis dan Bentuk Tata Letak Jalur di Stasiun

BAB III LANDASAN TEORI. Tabel 3.1. Kelas jalan rel lebar jalan rel 1067 mm

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi literatur. Pemodelan numerik Plaxis 2D. Input data 1. Geometri model 2. Parameter material

PERENCANAAN JALUR KERETA API ANTARA STASIUN DUKU DENGAN BANDARA INTERNASIONAL MINANG KABAU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. girder silang ( end carriage ) yang menjadi tempat pemasangan roda penjalan.

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK. 516/KA. 604/DRJD/2002 TENTANG

BAB IV ANALISA DATA Umum. Komponen dan struktur Jalan rel yang telah dibangun dan sudah digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. melalui tahapan tahapan kegiatan pelaksanaan pekerjaan berikut :

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Perencanaan Lengkung Horizontal Jalan Rel Kandangan-Rantau Provinsi Kalimantan Selatan

PERHITUNGAN STRUKTUR BOX CULVERT

BAB I PENDAHULUAN. kondisi jalan raya terjadi banyak kerusakan, polusi udara dan pemborosan bahan

STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

Penambat. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

REKAYASA JALAN REL. MODUL 6 : Tanah dasar, badan jalan dan Drainase jalan rel PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA Pre-Elemenary Desain Uraian Kondisi Setempat Alternatif Desain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hobbs (1995), ukuran dasar yang sering digunakan untuk

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

PERENCANAAN JALAN LINTAS KERETA API ANTARA STASIUN MUARA KALABAN TANJUNG AMPALU KABUPATEN SIJUNJUNG PROVINSI SUMATRA BARAT.

WESEL (SWITCH) Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

Transkripsi:

Kuliah Prasarana Transportasi Kode MK.CEC 611 Kuliah Minggu Ke-2 STRUKTUR JALAN REL DAN POLA DISTRIBUSI BEBAN

OUTLINES KULIAH 1. Struktur Jalan Rel a. Pengertian Struktur Jalan Rel b. Kriteria Struktur Jalan Rel c. Superstructures dan Substructures 2. Pola Distribusi Pembebanan a. Konsep Pembebanan b. Model Pembebanan BoEF c. Studi Kasus Kuliah Minggu ke-2 2

Prasarana Kereta Api Definisi Jalur dan stasiun kereta api termasuk fasilitas yang diperlukan agar sarana kereta api dapat dioperasionalkan (UU No.13/1992 Bab 1 Pasal 1 ayat 7). Prasarana Kereta Api 1. Jalur dan Jalan Rel 2. Bangunan Stasiun 3. Jembatan 4. Sinyal dan Telekomunikasi Kuliah Minggu ke-2 3

Struktur Jalan Rel Struktur Jalan Rel adalah Struktur Elastik dengan pola distribusi beban yang cukup rumit. Struktur Jalan Rel Konvensional (Teknologi Adhesi Dua Rel) : 1. Struktur Bangunan Atas/Superstructure dengan komponen-komponen rel (rail), bantalan (sleeper/ties), penambat rel (fastening) 2. Struktur Bangunan Bawah/Substructure dengan komponen-komponen balas (ballast), subbalas (subballast), tanah dasar (improved subgrade) dan tanah asli (subgrade) Kuliah Minggu ke-2 4

Struktur Jalan Rel (Sepur/Spoor) Kuliah Minggu ke-2 5

Detail Struktur Jalan Rel (1) Center line Rail Clip Rail Sleeper Ballast Drainage Plants Sub ballast Kuliah Minggu ke-2 6

Detil Struktur Jalan Rel (2) Kuliah Minggu ke-2 7

Detail Struktur Jalan Rel (3) Kuliah Minggu ke-2 8

Detail Struktur Jalan Rel (4) Kuliah Minggu ke-2 9

Detail Struktur Jalan Rel (5) Kuliah Minggu ke-2 10

Detail Struktur Jalan Rel (6) Kuliah Minggu ke-2 11

Detail Struktur Jalan Rel (7) Kuliah Minggu ke-2 12

Kriteria Struktur Jalan Rel 1. Kekakuan (Stiffness) Kekakuan struktur untuk menjaga deformasi vertikal dimana deformasi vertikal yang diakibatkan oleh distribusi beban lalu lintas kereta api merupakan indikator utama dari umur, kekuatan dan kualitas jalan rel. Deformasi vertikal yang berlebihan akan menyebabkan geometrik jalan rel tidak baik dan keausan yang besar diantara komponen-komponen struktur jalan rel. Kuliah Minggu ke-2 13

Deformasi pada Jalan Rel Kuliah Minggu ke-2 14

Kriteria Struktur Jalan Rel 2. Elastisitas (Elastic/Resilience) Elastisitas diperlukan untuk kenyamanan perjalanan kereta api, menjaga patahnya as roda, meredam kejut, impact, getaran vertikal. Jika struktur jalan rel terlalu kaku, misalnya dengan pemakaian bantalan beton, maka untuk menjamin keelastikan struktur dapat menggunakan pelat karet (rubber pads) di bawah kaki rel. Kuliah Minggu ke-2 15

Kriteria Struktur Jalan Rel 3. Ketahanan terhadap Deformasi Tetap Deformasi vertikal yang berlebihan akan cenderung menjadi deformasi tetap sehingga geometrik jalan rel (ketidakrataan vertikal, horisontal dan puntir) menjadi tidak baik, yang pada akhirnya kenyamanan dan keamanan terganggu Kuliah Minggu ke-2 16

Kriteria Struktur Jalan Rel 4. Stabilitas Jalan rel yang stabil dapat mempertahankan struktur jalan pada posisi yang tetap/semula (vertikal dan horisontal) setelah pembebanan terjadi. Untuk ini diperlukan balas dengan mutu dan kepadatan yang baik, bantalan dengan penambat yang selalu terikat dan drainasi yang baik. Kuliah Minggu ke-2 17

Kriteria Struktur Jalan Rel 5. Pengaturan yang tetap (Adjustability) Jalan rel harus bisa diatur/dipelihara untuk dikembalikan ke posisi geometrik yang benar jika terjadi perubahan geometri akibat beban yang berjalan. Kuliah Minggu ke-2 18

Klasifikasi Jalan Rel di Indonesia Peraturan konstruksi jalan rel di Indonesia masih mengacu pada konstruksi tahun 1938 atau Stelsel 1938, Reglemen 10 (R.10) dan Peraturan Dinas No.10 tahun 1986. Klasifikasi jalan rel menurut PD 10 Tahun 1986 dibagi menurut : lebar sepoor/sepur, kecepatan maksimum yang diijinkan, kelandaian vertikal/tanjakan, jumlah jalur, bentuk jalur, daya angkut. Kuliah Minggu ke-2 19

Konsep Lebar Sepur Kuliah Minggu ke-2 20

Klasifikasi Lebar Sepur Jalan rel dibedakan dalam 3 kelompok seperti : 1. Sepur normal/standar (standard gauge) = 1435 mm : Eropa, Turki, USA, Japan, Malaysia (KLIA Express). 2. Sepur lebar (broad gauge) = > 1435 mm : Rusia, Finlandia = 1524 mm, Sepanyol, Portugal, Pakistan, India = 1676 mm 3. Sepur sempit (narrow gauge) = < 1435 mm : Indonesia, Amerika Latin, Japan, Afrika Selatan = 1067 mm, Malaysia (KTM Berhad), Thailand, Birma, Kamboja = 1000 mm Kuliah Minggu ke-2 21

Kecepatan Maksimum yang Diijinkan Kelas Jalan V maks (km/j) d 1 (cm) b (cm) c (cm) I 120 30 150 235 II 110 30 150 235 III 100 30 140 225 k 1 (cm) 265 315 265 315 240 270 d 2 (cm) e (cm) k 2 (cm) 15 50 25 375 15 50 25 375 15 50 22 325 a (cm) 185 237 185 237 170 200 IV 90 25 140 215 240 250 15 35 20 300 170 190 V 80 25 135 210 240 250 15 35 20 300 170 190 Kuliah Minggu ke-2 22

Klasifikasi menurut Tanjakan Lintas Kelandaian : 1. Lintas Datar, kelandaian : 0 10 2. Lintas Pegunungan, kelandaian : 10 40 3. Lintas dengan Rel Gigi, kelandaian : 40 80 4. Kelandaian di emplasemen : 0 1,5 Kuliah Minggu ke-2 23

Klasifikasi menurut Jumlah Jalur 1. Jalur Tunggal : jumlah jalur di lintas bebas hanya satu, diperuntukkan untuk melayani arus lalu lintas angkutan jalan rel dari 2 arah. 2. Jalur Ganda : jumlah jalur di lintas bebas > 1 ( 2 buah) dimana masing-masing jalur hanya diperuntukkan untuk melayani arus lalu lintas angkutan jalan rel dari 1 arah saja. Kuliah Minggu ke-2 24

Klasifikasi menurut Daya Angkut Kelas Jalan Daya Angkut Lintas (dalam 10 6 Ton/Tahun) I > 20 II 10 20 III 5 10 IV 2,5 5 V < 2,5 Kuliah Minggu ke-2 25

POLA DISTRIBUSI BEBAN JALAN REL Apa itu? 1. Beban 2. Gaya 3. Momen 4. Lendutan Kuliah Minggu ke-2 26

Konsep Pembebanan Pada Rel Beban yang bekerja pada struktur jalan rel : 1. Gaya Vertikal, Gaya ini adalah gaya dominan yang menyebabkan defleksi vertikal. Beban vertikal yang dihasilkan dari : Gaya Lokomotif, Gaya Kereta, Gaya Gerbong. Beban vertikal diperhitungkan berdasarkan beban gandarnya. 2. Faktor Dinamis, Faktor dinamis diakibatkan oleh getaran-getaran kendaraan, akibat beban angin dan kondisi geometrik jalan. Untuk mentransformasikan gaya statis ke dinamis digunakan formulasi TALBOT. Kuliah Minggu ke-2 27

Konsep Pembebanan Pada Rel Formulasi TABLOT : V Ip = 1 + 0,01 ( - 5) 1,609 dimana, V = kecepatan kereta api (km/jam) Beban dinamis (Pd) diperoleh dari perkalian faktor dinamis terhadap beban statis (Ps) yang diperhitungkan. Pd = Ps Ip Kuliah Minggu ke-2 28

Konsep Pembebanan Pada Rel 3. Gaya Transversal/Lateral Gaya ini disebabkan oleh gaya sentrifugal, snake motion dan ketidakrataan geometrik jalan rel yang bekerja pada titik yang tidak sama dengan gaya vertikal. Gaya ini dapat menyebabkan tercabutnya penambat rel dan anjoknya kereta api (derailment). Besarnya gaya lateral dibatasi sebagai berikut : P lateral / P vertikal < 1,2 atau 0,75 (kondisi aus) Kuliah Minggu ke-2 29

Konsep Pembebanan Pada Rel 4. Gaya Longitudinal Gaya ini diakibatkan oleh perubahan suhu pada rel (thermal stress) dan untuk konstruksi KA moderen menggunakan rel panjang (long welded rails), gaya ini sangat penting dalam analisis gaya. Gaya longitudinal juga merupakan gaya adhesi (akibat gesekan roda dan kepala rel) dan gaya pengereman. Efek gaya ini akan dibahas pada perhitungan stabilitas rel panjang menerus. Kuliah Minggu ke-2 30

Jenis Pembebanan pada Rel Q : Beban Roda per Rel Y : Beban Lateral per Rel T : Beban Longitudinal per Rel N : Beban akibat Suhu Kuliah Minggu ke-2 31

Distribusi Gaya Vertikal Kuliah Minggu ke-2 32

Depresi dan Tekanan pada Rel Kuliah Minggu ke-2 33

Perhitungan Dimensi Rel Rel didisain menggunakan konsep beam-on-elasticfoundation model (BoEF) dengan mengasumsikan bahwa: Setiap rel akan berperilaku sebagi balok menerus yang diletakkan di atas tumpuan elastik. Modulus fondasi jalan rel (sebagai tumpuan), k, didefinisikan sebagai gaya tumpuan per unit panjang rel per unit defleksi rel. Modulus fondasi jalan rel disini termasuk juga pengaruh penambat, bantalan, balas, subbalas dan subgrade. Kuliah Minggu ke-2 34

Konsep BoEF F (x) (kg/cm 2 ) y (x) F(x) = k y(x) F (X) (kg/cm 2 ) Kuliah Minggu ke-2 35

Konsep Model BoEF Kuliah Minggu ke-2 36

Persamaan Dasar Model BoEF Model dapat dituliskan dalam persamaan diferensial sebagai : 4 d y EI dx 4 + k y = 0 Kuliah Minggu ke-2 37

Perhitungan Defleksi Tanah Penyelesaian PD tersebut untuk defleksi rel, y(x) pada setiap jarak x sepanjang rel akibat dari pembebanan P, adalah : y( x) = λ = 4 Pλ e 2k k EI 1 4 λ x ( cosλx + sinλx) Gaya tumpuan fondasi jalan rel ditentukan sebagai : F( x) = k y( x) Kuliah Minggu ke-2 38

Perhitungan Slope, Momen dan Gaya Geser Slope (kemiringan), bending moment, and shear force at any distance along the rail from the point load, P, are given by: 2 Pλ θ( x) = e k P M( x) = e 4λ P V( x) = e 2 λx λx λx ( sinλx) ( cosλx sinλx) (cosλx) Kuliah Minggu ke-2 39

Perhitungan Slope, Momen dan Gaya Geser Maximum The maximum values of deflection, bending moment, and shear force at any distance along the rail from the point load, P, are given by: Ym Mm Fm = = = P λ 2 k P 4 λ k Ym Kuliah Minggu ke-2 40

Distribusi Beban pada Balas di Bawah Rel dan Reaksi Tekanan Balas pada Luas Bantalan An upper bound value of rail seat load, Qm, the ballast pressure, Pb, on the sleeper bearing are, Ab, and also the modulus of foundation can be estimated by : Qm = Pb = Fm S, 2Qm Ab,and k where = S P Ym = 4 3 ( 64EI ) 31 sleeper spacing Kuliah Minggu ke-2 41

Contoh Soal 1 Hitunglah komponen tegangan pada rel untuk Kelas Jalan I dengan kecepatan rencana 150 m/jam. Beban gandar kereta api sebesar 18 ton dan modulus kekakuan jalan rel diperhitungkan sebagai 180 kg/cm 2. Hitunglah momen maksimum yang terjadi pada rel apabila digunakan tipe rel 54 dengan E = 2 10 6 kg/cm2 dan momen inersia 2346 cm 4. Kuliah Minggu ke-2 42

Perhitungan Beban Dinamis Beban dinamis (P d ) dihitung dengan mengkalikan beban statik gandar (Ps) dengan faktor dinamis (I p ). Ps merupakan beban roda kereta yang diperoleh dari beban statik gandar dibagi 2 (karena setiap gandar terdapat 2 komponen roda). P d V = P s 1 + 0,01 5 1,609 150 P d = 9000 1 + 0,01 5 = 16940.30 kg 1,609 Kuliah Minggu ke-2 43

Perhitungan Damping Factor λ = 4 k 4EI X λ = 4 = 0.0098960 cm 6-1 4 180 2 10 2346 Kuliah Minggu ke-2 44

Perhitungan Momen Maksimum M m = P d 4λ M 16940.30 = m 4 = 427958.266 kgcm 0,00989 Kuliah Minggu ke-2 45

Contoh Soal 2 Berapakah deleksi yang timbul pada jarak 3 meter dari titik beban roda pada contoh soal 1. Catatan : Defleksi pada jarak 3 meter = 300 cm dari titik defelksi maksimum di bawah roda. Kuliah Minggu ke-2 46

Perhitungan Defleksi Pλ y( x) = 2k e λx ( cos λx + sin λx) dimana, λx = 0.0098960 cm -1 (300 cm) = 2.9688 16940. 30( 0. 0098960) ( 2. 9688) maka, y( 3 meter) = e [ cos( 2. 988) + sin( 2. 988) ] = 0.025126 cm. 2( 180) Kuliah Minggu ke-2 47

Assignment 2 Write a resume about the railroad structures including the structural components, and the detail figures of rail track in the cut and fill structure. Do example problems in Chapter 4 of the lecture note. Paper Works : (1). Change your topic if it is same with other students, (2). Write the paper outline in order to start writing the paper. Kuliah Minggu ke-2 48