BAB I PENDAHULUAN. Bisnis keluarga merupakan bentuk bisnis tertua dan paling dominan di dunia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB 5 PENUTUP. Informasi terhadap Hubungan antara Corporate Governance dengan Kinerja

Penelitian mengenai perusahaan keluarga telah beberapa dilakukan di Amerika Serikat. Dalam (Anderson dan Reeb, 2004), perusahaan keluarga mempunyai

BAB V PENUTUP. Bab V terdiri dari kesimpulan, keterbatasan dan saran untuk penelitian. pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Djemat, dan Soembodo (2003) juga menemukan bahwa rata-rata sebanyak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan (Indrayani, 2009). Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendorong pertumbuhan, meningkatkan kinerja, mengelola. risiko, serta menarik dan mempertahankan investor.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. komisaris yang lebih besar dari jumlah direksi. Dari penelitian Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.

BAB 5 PENUTUP. Penelitian ini menguji pengaruh mekanisme good corporate governance. komisaris independen, dan komite audit terhadap nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur modal merupakan hal yang paling penting dan harus dikelola

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. swasta merupakan salah satu pelaku ekonomi di Indonesia yang menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari sebuah kegiatan manajemen di

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan di Eropa atau

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan alat utama bagi para manajer untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran dewan direksi, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, dibutuhkan manajemen perusahaan yang kompetitif untuk

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance diperkenalkan oleh Cadbury Committee tahun

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) sesungguhnya telah lama dikenal di

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. Runtuhnya sistem ekonomi komunis menjelang akhir abad ke-20,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian negara Indonesia saat ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. seluruh peluang pasar yang ada. Selain bersaing dengan perusahaan lokal

BAB 1 PENDAHULUAN. prinsipal. Namun, ditemui ada konflik kepentingan antara agen dan prinsipal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan diawasi, misalnya melalui penetapan tujuan perusahaan dan monitoring terhadap

1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan meningkat dalam hampir dua dekade belakangan ini, terlebih setelah

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance, GCG) telah

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah laba, karena laba mengandung informasi potensial yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami

I. PENDAHULUAN. Peran penting penerapan Good Corporate Governance dapat dilihat dari sisi salah

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. (2007). Teori yang mendasari penelitian-penelitian tersebut adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik. Penerapan corporate governance dalam dunia usaha merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian global berdampak bagi negara Indonesia. Oleh karena itu perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Manajemen pihak

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang popular. Alasan Corporate Governancemenjadi topik yang popular adalah,

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang dari perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari karakteristik perusahaan yang ada di Indonesia, banyak

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai good corporate governance mulai populer khususnya di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. korporasi tersebut menunjukkan bahwa organ-organ perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan konsep

BAB I PENDAHULUAN. Pada pertengahan tahun 1997 menjadi awal mula terjadinya krisis ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Sehingga laporan keuangan harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB V PENUTUP. manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing, kepemilikan negara,

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Governance mulai menjadi isu yang hangat dibicarakan sejak terbukanya

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan terhadap good corporate governance semakin meningkat. Banyak. dikarenakan lemahnya corporate governance (Wardhani, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari sebuah perusahaan adalah peningkatan nilai perusahaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu informasi dari pihak eskternal dan pihak internal dalam

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya praktek good corporate governance pada korporasi atau perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang sudah go public. Apabila harga saham suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tidak memiliki definisi tunggal. Menurut Forum for Corporate

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penerapan Good Coorporate Governance (GCG) yang konsisten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut memerlukan dana dalam jumlah yang besar. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Perhatian terhadap praktik tata kelola perusahaan (Corporate Governance)

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi mengenai perasahaan yang go public kepada pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini

BAB I PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. Perencanan yang baik perlu adanya tata kelola yang baik di dalam suatu sektor

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari perusahaan dewasa ini. Perusahaan terus berusaha untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Isu corporate governance muncul sebagai solusi terhadap konflik yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan yang andal dan dapat dipercaya sebagai dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ini membuat perusahaan - perusahaan berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan yang ingin

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis keluarga merupakan bentuk bisnis tertua dan paling dominan di dunia organisasi bisnis. Bisnis keluarga tidak hanya berkisar pada perusahaan kecil dengan sektor industri tertentu, tetapi perusahaan menengah dan besar serta beroperasi di berbagai sektor industri. Di banyak negara, bisnis keluarga mewakili lebih dari 70 persen bisnis secara keseluruhan dan memainkan peran kunci dalam pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja (McGee, 2013). Sebuah studi yang dilakukan oleh Claessens dan Fan mengungkapkan suatu fakta menarik mengenai kepemilikan perusahaan-perusahaan di Asia. Pada umumnya, perusahaan di Amerika dan Eropa dimiliki oleh berbagai pihak secara diffusely, sementara di Asia, sebagian besar perusahaan dimiliki oleh keluarga (cnnindonesia.com). Dari penelitian Credit Suisse Research Institute (CSRI) terhadap 920 perusahaan publik di 35 negara yang 20% sahamnya dimiliki oleh keluarga dan masuk dalam daftar Credit Suisse (CS) Global Family 900 menyebutkan bahwa dari 50 perusahaan keluarga di dunia, lebih dari setengahnya berada di Asia (CNN Indonesia). Penelitian CSRI semakin memperjelas bahwa perusahaan keluarga bukan merupakan hal baru di Indonesia yang merupakan salah satu bagian negara Asia. Sebagian besar perusahaan di Indonesia mayoritas konsentrasi kepemilikannya 1

2 dimiliki oleh keluarga (Andayani et al., 2014). Perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi oleh keluarga di Indonesia telah ditemukan sebelum masa reformasi. Hingga tahun 2009, perusahaan dengan kepemilikan keluarga mencapai 79,20%. Jumlah ini tentu menjelaskan bahwa hampir seluruh perusahaan yang ada di Indonesia merupakan perusahaan keluarga. Struktur kepemilikan perusahaan diyakini menjadi salah satu faktor penting dalam keberhasilan kinerja suatu perusahaan. Pengaruh kepemilikan keluarga terhadap kinerja suatu perusahaan telah lama menjadi topik yang kontroversial dikalangan ekonom dan dunia bisnis dalam dua dekade terakhir. Perusahaan yang memiliki konsentrasi kepemilikan keluarga yang mayoritas diyakini memiliki kinerja perusahaan yang jauh lebih baik dari perusahaan yang bukan berbasis kepemilikan keluarga (Martinez dan Stohr, 2005). Hal ini disebabkan karena perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga mampu memprofesionalkan manajemen dan tata kelola mereka ketika merasa mendapat tekanan pengawasan pasar dan saat harus bertanggung jawab kepada pemegang saham minoritas. Mereka mengatasi sebagian besar kelemahan tradisional mereka dan mengambil keuntungan dari kekuatannya untuk berhasil. Akan tetapi, kinerja perusahaan keluarga yang melesat sangat baik dengan keuntungan saham yang terbaik hanya terjadi pada tahun-tahun awal perusahaan didirikan, kemudian kinerjanya akan melandai pada generasi selanjutnya. Hal ini dibuktikan dengan riset CSRI yang menyimpulkan bahwa 50 persen perusahaan

3 keluarga berhasil melewati masa transisi peralihan ke generasi kedua dengan sukses. Akan tetapi, pada masa peralihan berikutnya, hanya 22 persen perusahaan keluarga yang mampu bertahan dan berkurang menjadi 10 persen pada transisi berikutnya. Andayani et al. (2014) meneliti mengenai pengaruh kepemilikan keluarga terhadap kinerja dan kualitas laba perusahaan berdasarkan teori Stewardship. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja perusahaan. Selain itu, penilitian ini juga menunjukkan bahwa manajer terbukti tidak bertindak oportunis sehingga kualitas informasi keuangannya menjadi baik dan dapat dipercaya. Perbedaan penelitian tersebut terhadap penelitian sekarang adalah penelitian sekarang menggunakan variabel lain yang dihubungkan dengan kinerja perusahaan yaitu Good Corporate Governance yang mana variabel ini belum digunakan dalam penelitian tersebut. Corstjens et al. (2004) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa perusahaan keluarga memiliki kinerja yang lebih baik dari perusahaan-perusahaan non keluarga dimana kinerja perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan ROA dan ROE. Akan tetapi, kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Tobin s Q tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan selama periode waktu pengujian antara perusahaan keluarga dan perusahaan non keluarga. Al-Ghamdi dan Rhodes (2015) meneliti tentang Kepemilikan Keluarga, Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi kepemilikan tidak memiliki hubungan yang

4 sistematis dengan kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROA. Konsentrasi kepemilikan di perusahaan keluarga memiliki hubungan yang positif dengan kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Tobin s Q. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada hubungan antara kinerja dan ukuran dewan komisaris di perusahaan yang mendukung suatu pandangan bahwa non dualitas penting untuk kinerja di perusahaan keluarga. Perbedaan dari penelitian kali ini terletak pada sampel perusahaan yang digunakan. Pada penelitian kali ini, sampel perusahaan yang digunakan adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Dari uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi pada keluarga memiliki pengaruh yang signifikan, baik dalam tata kelola perusahaan maupun kinerja perusahaan untuk kedepannya. Pieper (2003) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa tata kelola perusahaan yang dikembangkan untuk perusahaan publik dengan kepemilikan tersebar (diffussely) tidak dapat secara otomatis diterapkan untuk perusahaan keluarga dengan berbagai konfigurasi perusahaan keluarga tersebut dan sistem dari perusahaan keluarga itu sendiri telah menambah kompleksitas. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa baiknya kinerja perusahaan keluarga bukanlah tanpa syarat. Keberhasilan bisnis keluarga tampaknya disebabkan karena tingkat pengaruh keluarga dalam tingkatan struktur organisasi kunci yang berbeda. Renato Giovannini (2010) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pada dasarnya, terdapat dampak substansial yang negatif ketika kontrol perusahaan

5 terkonsentrasi pada keluarga. Hal ini menyiratkan bahwa kekuasaaan akan semakin terkontrol hanya pada keluarga sehingga struktur manajemen (managerialization) akan terbatas, nepotisme, dan kontrol yang ketat seringkali menghambat pertumbuhan, dan tentu akan memberikan hasil kinerja manajemen yang kurang memuaskan. Besarnya jumlah perusahaan keluarga di Indonesia serta ketidakkonsistenan hasil dari penelitian mengenai pengaruh kepemilikan keluarga terhadap kualitas laba dan kinerja perusahaan membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hal tersebut. Selain itu, penelitian kali ini mengacu pada penelitan Andayani et al. (2014), akan tetapi penilitian ini akan lebih sederhana dan berbeda dengan penelitian terdahulu. Penelitian kali ini akan menambahkan variabel GCG yang sebelumnya tidak ada dalam penelitian dan hanya menggunakan Tobin s Q sebagai proksi pengukuran kinerja perusahaan. Penambahan variabel GCG dalam penelitian kali ini karena tata kelola yag biasanya diterapkan pada perusahaan publik pada umumnya akan memberikan pengaruh pada sistem perusahaan keluarga yang memiliki tingkat kompleksitas yang berbeda.