Kebebasan Beragama, Berekspresi dan Berpolitik Ifdhal Kasim Disampaikan dalam acara Workshop Memperkuat Justisiabilitas Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya: Prospek dan Tantangan, diselenggarakan oleh Pusat Studi HAM UII, bekerjasama dengan NCHR University of Oslo Norway, di Yogyakarta, 13-15 Nopember 2007.
Kebebasan Beragama Pasal 18 (1): Setiap orang berhak atas kebebasan berpikir, keyakinan ki dan beragama. Hak ini i mencakup kebebasan menganut atau menetapkan agama atau kepercayaan atas pilihannya sendiri, dan kebebasan, baik secara sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain, baik di tempat umum atau tertutup, utk menjalankan agama atau kepercayaannya y dalam kegiatan ibadah, pentaatan, pengamalan dan pengajaran.
Kebebasan Beragama Pasal 18 (2): Tidak seorangpun dapat dipaksa sehingga terganggu kebebasannya untuk menganut atau menetapkan agama atau kepercayaannya sesuai dengan pilihannya. Pasal (3): Kebebasan utk menjalankan dan menentukan agama atau kepercayaan seseorang hanya dapat dibatasi i oleh ketentuan berdasarkan hukum, dan yang diperlukan utk melindungi keamanan, ketertiban, kesehatan atau moral masyarakat, atau hak-hak dan kebebasan mendasar orang lain.
Kebebasan Beragama Pasal 18 (4): Negara Pihak dalam Kovenan ini berjanji utk menghormati kebebasan orangtua, dan apabila diakui, wali hukum yang sah, untuk memastikan bahwa pendidikan agama dan moral bagi anak- anak mereka sesuai dengan keyakian mereka sendiri.
Latar Belakang Hasil kompromi antar-negaranegara Isu-isu kontroversial - pluralisme agama; - pindah agama; - atheisme
Substansi Hak Menjamin kebebasan berpikir, keyakinan dan beragama atas pilihan sendiri; menjalankannya, mengamalkan dan mengajarkan. Jaminan tidak ada paksaan. Menjamin kebebasan orangtua memilih pendidikan agama anak-anaknya anaknya sesuai dgn keyakinan.
Pembatasan Hak Dinyatakan dengan hukum (be prescribed by law; Diperlukan untuk melindungi: - keamanan; - ketertiban; - kesehatan atau moral masyarakat; - kebebasan mendasar orang lain.
Kebebasan Berekspresi Pasal 19 (1): Setiap orang berhak untuk berpendapat tanpa campur tangan. Pasal 19 (2): Setiap orang berhak atas kebebasan untuk menyatakan pendapat; hak ini termasuk kebebasan mencari, menerima dan memberikan informasi dan pemikiran apapun, terlepas dari pembatasan-pembatasan secara lisan, tertulis atau dalam bentuk cetakan, karya seni, atau melalui media lain sesuai dgn pilihannya.
Kebebasan Berekspresi Pasal 19 (3): Pelaksanaan hak-hak yang dicantumkan dalam ayat 2 Pasal ini i menimbulkan kewajiban dan tanggungjawab khusus. Oleh karenanya dapat dikenai pembatasan tertentu, tetapi hal ini hanya dapat dilakukan dengan hukum dan sepenjang diperlukan untuk: (a) menghormati hak atau nama baik orang lain; (b) melindungi keamanan nasional atau ketertiban umum atau kesehatan atau moral umum.
Larangan Propaganda Perang dan Rasis Pasal 20 Setiap pp propaganda p untuk perang harus dilarang oleh hukum. Segala tindakan yang menganjurkan kebencian atas dasar kebangsaan, ras atau agama yang merupakan hasutan untuk melakukan diskriminasi, permusuhan atau kekerasan, harus dilarang oleh hukum.
Kebebasan Berpolitik Pasal 25: Setiap warga negara harus mempunyai hak dan kesempatan, tanpa perbedaan apapun sebagaimana dimaksud dalam Pasl 2 dan tanpa pembatasan yang tidak layak untuk: (a) (b) (c) ikut serta dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, baik secara lansung maupun melalui wakil-wakil yang dipilih secara bebas; Memilih dan dipilih pada pemilihan umum berkala; Memperoleh akses pada pelayan publik di negaranya