KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ayam petelur merupakan ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Populasi ayam ras petelur di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

SIFAT-SIFAT FISIK DAN PARAMETER SPESIFIK KUALITAS DAGING

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik mutu daging

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI SARI BUAH MARKISA KUNING

I. PENDAHULUAN. Daging merupakan makanan yang kaya akan protein, mineral, vitamin, lemak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemudian dikembangkan di penjuru dunia. Puyuh mulai dikenal dan diternakkan

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

II. TINJAUAN PUSTAKA. alot (Chang et al., 2005). Daging itik mempunyai kandungan lemak dan protein lebih

TINJAUAN PUSTAKA Konversi Otot Menjadi Daging

BAB II TINJAUN PUSTAKA. lengkap dan memiliki keunggulan dari segi ketahanan terhadap kondisi

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Brahman Cross Pertumbuhan Ternak

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

DAYA IKAT AIR (DIA) Istilah lain: Pengertian: Kemampuan daging didalam mengikat air (air daging maupun air yang ditambahkan)

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kebutuhan gizi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi bali dikenal sebagai sapi lokal yang banyak dipelihara di Pulau Bali karena sangat

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur afkir yang digunakan pada penelitian ini berasal dari peternakan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

I. TINJAUAN PUSTAKA. hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut ayam ras pedaging,

BAB I PENDAHULUAN. kecukupan gizi. Unsur gizi yang dibutuhkan manusia antara lain: protein, lemak,

Pengaruh Perendam Sari Buah Stroberi (Fragaria vesca)... Gina Hermawati

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ariansah (2008), itik masih sangat populer dan banyak di manfaatkan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan Handiwirawan, 2006). Kerbau domestik (Bubalus bubalis) terdiri dari dua tipe

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat menuntut produksi lebih dan menjangkau banyak konsumen di. sehat, utuh dan halal saat dikonsumsi (Cicilia, 2008).

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam

TINJAUAN PUSTAKA Kemangi (Ocimum basilicum Linn.) sebagai Tanaman Herbal. Tanaman Kemangi ( Ocimum basilicumlinn.) merupakan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman penghasil umbi

II. TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

PENGANTAR. Latar Belakang. Daging merupakan produk utama dari ternak unggas. Daging sebagai

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh pertama kali di domestikasi di Amerika Serikat pada tahun 1980 dan

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAGING. Theresia Puspita Titis Sari Kusuma. There - 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea. sistimatika tanaman jagung yaitu sebagai berikut :

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

TINJAUAN PUSTAKA Botani

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ayam lokal merupakan jenis ayam yang banyak dipelihara orang di

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ayam Lokal

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

PEMANFAATAN BUAH PISANG KLUTHUK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN BUAH STROBERI (Fragaria x annanassa) PADA CAMPURAN MEDIA TANAM TANAH LIAT DAN PASIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

(Prihatman,2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz, 1997).

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan telur yang tidak mengenal musim, keunggulan gizi dari telur dan

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. bangsa-bangsa ayam yang memiliki produktifitas tinggi terutama dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan

I. PENDAHULUAN. tinggi. Fakta ini menyebabkan kebutuhan yang tinggi akan protein hewani

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi protein hewani, khususnya daging sapi meningkat juga.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

BAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk daging yang dihasilkan dari kelinci ada dua macam yaitu fryer dan roaster. Kelinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pedaging yang sering disebut sebagai ayam broiler merupakan jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. Itik adalah salah satu jenis unggas air ( water fowls) yang termasuk dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Buah labu kuning atau buah waluh (Jawa Tengah), labu parang (Jawa Barat),

KAJIAN KEPUSTAKAAN. adalahberasal dari jenis Coturnix-coturnix japonica. Adapun klasifikasi zoologi

KUALITAS FISIK (DAYA IKAT AIR, SUSUT MASAK, DAN KEEMPUKAN) DAGING PAHA AYAM SENTUL AKIBAT LAMA PEREBUSAN

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HEWANI. ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau (Bubalus bubalis)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

8 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Ayam Petelur Afkir 2.1.1 Deskripsi Ayam Petelur Afkir Ayam petelur merupakan ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam petelur adalah dari ayam hutan yang telah didomestikasi dan diseleksi sehingga bertelur cukup banyak. Arah seleksi ayam hutan ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat. Ayam petelur yang sangat efisien untuk menghasilkan telur dan mulai bertelur umur ± 5 bulan dengan jumlah telur 250 butir setiap tahun produksi. (Muhamad, 2008). Ayam cull adalah ayam yang sebenarnya bukan tipe pedaging, tetapi dijadikan sebagai ayam penghasil daging berasal dari ayam petelur yang diafkir, cacat atau produktivitasnya turun. Mutu daging ayam cull umumnya lebih rendah dari ayam ras karena sudah tua dan ukurannya tidak seragam serta jumlah ternaknya sedikit (Tien R. Muchtadi, dkk., 2011). Ayam petelur afkir adalah ayam betina petelur dengan produksi telur rendah sekitar 20 sampai 25% pada usia sekitar 96 minggu (Gillespie and Flanders, 2010 dalam Eko, dkk. 2012). Babcock brow merupakan salah satu strain ayam petelur dengan berat 1975 gram dan periode layer 18-90 minggu, tingkat ketahanan hidup mencapai

9 93,9%. Umur saat produksi mencapai 50% yaitu 144 hari, puncak presentase mencapai 96%. Produksi telur perbulan mencapai 404 butir dengan berat rata-rata 63,8 gram perbutir. Rata-rata kosumsi pakan perhari pada ayam strain babcock brown adalah 122/gram dan konversi pakan 2.19 kg/kg (Isapoultry, 2015). Taksonomi ayam petelur menurut Tri Yuwanta (2004) adalah : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Aves Subkelas : Neonithes Ordo : Galiformers Famili : Phasianidae Genus :Gallus Spesies :Gallus Domesticus Gambar ayam petelur strain babcock brown dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Ayam Petelur Strain Babcock Brown (Isapoultry, 2015) 2.1.2. Karakteristik Daging Ayam Petelur Afkir Daging ayam petelur afkir memiliki tekstur yang kasar, alot dan juicy. Tekstur merupakan ukuran ikatan-ikatan serabut otot yang dibatasi oleh septum-

10 septum perimiseal jaringan ikat yang membagi otot secara longitudinal. Tekstur otot dibagi menjadi dua kategori yang tekstur kasar dengan ikatan-ikatan serabut yang besar dan tekstur halus. Tingkat kekasaran tekstur meningkat seiring bertambahnya umur (Soeparno, 2005). Ayam petelur afkir mengandung air 56%, protein 25,4% sampai 31,5% dan lemak 1,3 sampai 7,3%. Kandungan nutrisi daging petelur afkir tidak jauh berbeda dengan daging broiler, namun demikian ayam petelur afkir memiliki kelemahan yaitu dagingnya keras dan liat dikarenakan umur yang tua (Mountney dan Parkhurst, 1995). Tingkat kealotan daging dipengaruhi oleh kolagen yang merupakan protein struktural pokok dalam jaringan ikat. Jumlah dan kekuatan kolagen dapat meningkat sesuai dengan umur, oleh karena itu ternak yang lebih tua akan menghasilkan daging yang cenderung lebih alot daripada ternak yang lebih muda pada bagian karkas ayam yang sama (Soeparno, 2005). Karkas adalah bagian tubuh unggas yang telah disembelih tanpa darah, bulu, kepala, kaki, dan organ dalam (Tien R. Muchtadi, dkk., 2011). Menurut Forrest, dkk., (1975) daging yang dihasilkan oleh ayam petelur afkir pada dasarnya memiliki tingkat kealotan yang tinggi. Hal tersebut diakibatkan oleh ikatan silang kolagen pada ayam yang berumur tua akan bersifat lebih stabil pada saat pemasakan bila dibandingkan dengan ayam-ayam yang berumur muda, sehingga daging ayam petelur afkir yang dihasilkan akan alot. 2.2 Stroberi (Fragaria vesca) 2.2.1 Taksonomi dan Morfologi Stroberi Stroberi (Fragaria sp.) ialah salah satu komoditas buah-buahan yang penting di dunia, terutama untuk negara-negara beriklim subtropis (Santi, 2009 dalam Zulfa, dkk. 2014). Stroberi pertama kali ditemukan di Chili, Amerika

11 Latin (Mozafari, 2012 dalam Silvina, dkk. 2013). Tanaman stroberi dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Leni Herliani Afrianti, 2010): Divisi Subdivisi Kelas : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae Ordo (bangsa) : Rosales Famili (suku) : Rosaideae Subfamili : Rosaceae Genus (marga) : Fragaria Spesies (jenis) : Fragaria sp. Gambar stroberi (Fragaria vesca) dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Stroberi (Fragaria vesca) Stroberi merupakan tanaman buah yang bernilai ekonomis tinggi. Daya pikatnya terletak pada warna buah yang merah mencolok dan rasanya yang manis segar. Tanaman stroberi dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerahdaerah yang mempunyai kondisi iklim dengan suhu udara optimum antara 17 20 o C, kelembaban udara (RH) 80-90%, penyinaran matahari 8 10 jam per hari, curah hujan berkisar antara 600 700mm per tahun dan ph 6.5 7.0. Tanaman stroberi dalam pertumbuhannya, disamping memerlukan keadaan lingkungan dan sumber cahaya yang cukup, tanaman stroberi memerlukan pula media tumbuh

12 yang baik dan seimbang, yang utama adalah ketersediaan air yang cukup dan tingkat kesuburan tanah. Keadaan ini sangat penting bagi kelangsungan proses fotosintesis, respirasi, dan metabolisme (Prihatman, 2000 dalam Afik Hardanto,2009). Klasifikasi mutu stoberi berdasarkan berat per buah terdapat dalam 5 kelas dengan kelas ekstra berat buah diatas 23 gram/buah, kelas A berat buah 20-23 gram/buah, kelas B berat buah 15-19 gram/buah, kelas C berat buah 12-14 gram/buah, dan kelas D berat buah 8-11 gram/buah (Standar Operational Procedur, 2008). 2.2.2 Kandungan Gizi, Komposisi, Daerah Tumbuh, Produksi dan Pemanfaatan Stroberi Buah stroberi berukuran kecil dan memiliki biji yang terletak diantara daging buah. Tahir, dkk (2012) menyatakan bahwa buah stroberi mengandung asam organik diantaranya asam sitrat (1200-1434 mg/100 g), asam askorbat (90-131 mg/100 g), dan asam malat (0.7-2.6 mg/100 g). Kandungan nilai gizi stroberi dalam 100 gram bahan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan Nilai Gizi Stroberi Dalam 100 gram Kandungan Jumlah Air 90.95 gr Energi Protein 32 0.67 kcal gr Lemak 0.3 gr Kar 7.68 gr Ca 16 mg P 24 mg Fe 0.14 mg Vit A 1 µg Vit B12 0 µg Vit C 58.8 mg Bagian dapat dicerna 90 % Sumber : Departement of Agriculture dalam Francesca, dkk., (2012).

13 Tanaman stroberi mempunyai perakaran yang dangkal, daun majemuk trifoliat, bunga berwarna putih dan buahnya berwarna merah (Ashari, 2002 dalam Zulfa, dkk. 2014). Di Indonesia, sebagian besar tanaman stroberi di tanam dalam skala kecil oleh petani pada daerah dataran tinggi seperti Rancabali, Ciwidey, Cipanas, Lembang, Malangbong, Bedugul, dan Berastagi (Standar Operational Procedur, 2008). Tanaman stroberi tumbuh baik pada suhu antara 17-20 C, kelembaban udara untuk pertumbuhan tanaman stroberi antara 80-90%, Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1000-1500 m dpl dengan curah hujan 600-700 mm/tahun, Kondisi ini sangat ideal karena tanaman stroberi peka terhadap kelembaban tinggi. (Sitepu, 2007 dalam Zulfa, dkk., 2014). Pemanfaatan stroberi cukup luas diantaranya sebagai makanan dalam keadaan segar maupun olahan. Dodol, selai dan sirup merupakan produk olahan stroberi yang telah dikembangkan secara luas. Teknologi pengolahannya relatif sederhana dan dapat dilakukan pada skala rumah tangga menjadikan produkproduk ini sangat sesuai untuk dikembangkan di tingkat pedesaan, khususnya rumah tangga tani. Pengembangan produk olahan stroberi di tingkat petani selain bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan membuka lapangan pekerjaan di pedesaan. Saat ini desa sebagai kawasan on farm umumnya masih berfungsi sebagai penyedia bahan mentah, sedangkan kegiatan/usaha pengolahan dilakukan oleh masyarakat perkotaan sehingga perolehan nilai tambah belum dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat pedesaan (Jumadi, 2008 dalam Qanytah, dkk. 2015)

14 2.3 Mutu Fisik 2.3.1. Daya Ikat Air Daya ikat air oleh protein daging atau Water Holding Capacity (WHC) adalah kemampuan daging untuk mengikat airnya atau air yang ditambhakan selama ada pengaruh kekuatan dari luar, misalnya pemotongan daging, pemanasan, penggilingan dan tekanan (Soeparno, 2005). Nilai WHC daging menurun dengan menurunnya ph. Hal ini disebabkan karena protein rusak dalam suasana asam (Tien, R. Muchtadi, dkk., 2011). Faktor lain yang mempengaruhi daya ikat air adalah ph, pelayuan, pemasakan atau pemanasan, spesies ternak, umur, fungsi otot, pakan, perlakuan sebelum dan setelah pemotonga, dan lemak intramuskular. Kapasitas daya ikat air pada daging dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan dalam urat daging, seperti spesies, umur, dan fungsi urat daging (Lawrie, 2003). Daya ikat air oleh protein daging (DIA) dapat ditentukan dengan beberapa cara, antara lain dengan metode Hamm (1972), yaitu dengan membebani atau mengepres 0,3g sampel daging dengan beban 35 kg pada suatu kertas saring yang diletakan diantara dua plat kaca selama lima menit. Area yang tertutup sampel yaitu daging yang telah menjadi pipih, dan luas area basah adalah disekelilingnya. Kertas saring berserta sampel daging ditandai dan setelah pengepresan selesai, dapat diukur dan dihitung (Soeparno, 2005). 2.3.2. Susut Masak Susut masak merupakan fungsi dari temperatur dan lama pemasakan Susut masak dipengaruhi oleh ph, panjang sarkomer serabut otot, panjang potongan serabut otot, ukuran dan berat sampel daging dan penampang lintang daging.

15 Susut masak bisa meningkat dengan panjang serabut otot yang lebih pendek. Pemasakan yang relatif lama akan menurunkan pengaruh panjang serabut otot terhadap susut masak (Soeparno, 2005). Derajat pemasakan pendahuluan adalah faktor penting. Bila daging terlampau masak (overcooked), kerangka tenunan pengikatnya akan berubah menjadi gelatin, dan walau hal itu akan menghasilkan granula-granula kering yang merekonstitusi secara cepat, namun akan rusak di bawah kompresi. Tetapi, daging yang kurang masak (undercooked) akan mempunyai tingkat rekonstitusi rendah, menghasilkan suatu tekstur kering yang gampang rusak (Lawrie, 2003). Susut masak adalah perhitungan berat yang hilang selama pemasakan atau pemanasan pada daging. Makin lama waktu pemasakan makin besar kadar cairan daging yang hilang sehingga mencapai tingkat yang konstan. Susut masak merupakan indikator nilai nutrisi daging yang berhubungan dengan kadar jus daging (Lawrie, 2003). Susut masak bervariasi antara 1,5 sampai 54,5 % dengan kisaran 15 sampai 40 % (Soeparno, 2005). 2.3.3. Keempukan Keempukan merupakan salah satu faktor paling penting memikat konsumen dalam pembelian produk daging. Menurut Lawrie (2003), daya terima konsumen terhadap daging dipengaruhi oleh keempukan, juiciness, dan selera. Keempukan merupakan salah satu indikator dan faktor utama pertimbangan bagi konsumen dalam memilih daging yang berkualitas baik (Bredahl dan Poulsen, 2002 dalam Komariah, dkk., 2009). Derajat keempukan dapat dihubungkan dengan tiga kategori protein dalam urat daging yaitu tenunan pengikat (kolagen, elastik, retikulin, mukopolisakarida

16 dari matriks), myofibril (aktin, miosin, tropomiosin) dan sarkoplasma (proteinprotein sarkoplasma, sarkoplasma retikulum). Kontribusi masing-masing kategori protein tergantung pada tingkat kontraksi myofibril, tipe urat daging, dan suhu pemasakan (Lawrie, 2003). Keempukan dan tekstur daging merupakan faktor penentu paling penting pada kualitas daging. Konsumen lebih menyukai daging yang empuk karena lebih mudah untuk pengolahan dan lebih meningkatkan selera. Keempukan daging ditentukan tiga komponen yaitu struktur miofibril dan status kontraksi, kandungan jaringan ikat dan daya ikat air serta jus daging (Soeparno, 2005). 2.4. Efek Asam Terhadap Mutu Fisik Daging Ayam Petelur Afkir Penambahan sari buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) yang mengandung asam askorbat apabila diberikan pada daging akan menyebabkan terjadinya denaturasi protein yang mengakibatkan pemecahan ikatan polipeptida dan perubahan susunan molekul protein, maka jaringan otot menjadi lebih empuk. Tingkat konsentrasi sari buah markisa kuning yang digunakan akan mempengaruhi pengempukan daging ayam petelur afkir tersebut, karena akan berpengaruh terhadap banyaknya komponen asam yang berdifusi ke dalam daging ayam petelur afkir yang pada gilirannya akan berpengaruh pada mutu fisik daging (Mia, dkk., 2015). Buah stroberi (Fragaria vesca) memiliki kandungan asam sitrat sebesar 1200 mg/100g dan asam askorbat 90 mg/100g (Tahir, dkk., 2012) sehingga buah stoberi memiliki potensi untuk mengempukan daging ayam petelur afkir. Asam dan protease dapat memotong ikatan peptida pada protein serat daging yang mengakibatkan daging menjadi lebih empuk (Nurwantoro, dkk., 2012).