Bagian Ketujuh Bidang Pengembangan Usaha Pasal 20 (1) Bidang Pengembangan Usaha mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan

dokumen-dokumen yang mirip
Bidang Produksi Tanaman Hortikultura

Bagian Keempat Bidang Prasarana dan Sarana Pasal 8 (1) Bidang Prasarana dan Sarana mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan

Bagian Kelima Bidang Produksi Pasal 12 (1) Bidang Produksi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 164,302, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 16,587,167, BELANJA LANGSUNG 33,185,325,000.00

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

BALAI PENGEMBANGAN BENIH KENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA.

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR SUMATERA BARAT

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 50 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 117 TAHUN 2017 TENTANG

Pembiayaan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 92 TAHUN 2013 TENTANG

FAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 20 TAHUN

Konsep, Sistem, dan Mata Rantai Agribisnis

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D

2013, No.6 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Pemberdayaan Peternak adalah segala upaya yang dila

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 102

b. mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan Dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

.000 WALIKOTA BANJARBARU

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-P TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERTANIAN WALIKOTA SURAKARTA,

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIDANG DAN SEKSI

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Seksi Ekspor Impor Pasal 18

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

SEKSI PROMOSI DAN PEMASARAN HASIL PERKEBUNAN

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 39 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI RIAU

KONSEP, SISTEM DAN MATA RANTAI AGRIBISNIS ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH III WAWASAN AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI, UNIVERSITAS JEMBER 2017

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PARIWISATA PROVINSI LAMPUNG

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013

DAFTAR ISI BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI 2 BAB II SUSUNAN ORGANISASI 2 BAB III WAKIL MENTERI PERTANIAN 3 BAB IV SEKRETARIAT JENDERAL 4

SALINAN. Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PRODUK UNGGULAN HORTIKULTURA

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 40 TAHUN 2014 T E N T A N G

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG BUDI DAYA HEWAN PELIHARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

2013, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tenta

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI MEKANISASI PERTANIAN PADA PASCA PANEN DAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA BARAT. 2.1 Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 5 TAHUN 2011 T E N T A N G DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

Transkripsi:

Bagian Ketujuh Bidang Pengembangan Usaha Pasal 20 (1) Bidang Pengembangan Usaha mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pengembangan usaha peternakan. pada ayat (1), Bidang Pengembangan Usaha mempunyai fungsi: a. penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis pengembangan usaha meliputi usaha dan kelembagaan peternakan pasca panen dan pengolahan serta distribusi dan pemasaran hasil; b. penyelenggaraan pengkajian bahan koordinasi dan fasilitasi pasca panen dan pengolahan hasil peternakan serta distribusi dan pemasaran hasil; c. penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi pasca panen dan pengolahan hasil peternakan serta distribusi dan pemasaran hasil. (3) Rincian Tugas Bidang Pengembangan Usaha: a. menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Pengembangan Usaha; b. menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis pengembangan usaha meliputi fasilitasi usaha dan kelembagaan, pasca panen dan pengolahan serta distribusi dan pemasaran hasil; c. menyelenggarakan pengkajian bahan dan koordinasi serta fasilitasi usaha dan kelembagaan peternakan; d. menyelenggarakan pengkajian bahan dan koordinasi serta fasilitasi pascapanen dan pengolahan;

- 23 - e. menyelenggarakan pengkajian bahan dan koordinasi serta fasilitasi distribusi dan pemasaran hasil; f. menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah dalam pelaksanaan kegiatan di Kabupaten/Kota; g. menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bidang Pengembangan Usaha; h. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; i. menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait; j. melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan (4) Bidang Pengembangan Usaha membawahkan: a. Seksi Fasilitasi Usaha dan Kelembagaan ; b. Seksi Pascapanen dan Pengolahan; c. Seksi Distribusi dan Pemasaran Hasil. Pasal 21 (1) Seksi Fasilitasi Usaha dan Kelembagaan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis fasilitasi usaha dan kelembagaan peternakan. pada ayat (1), Seksi Fasilitasi Usaha dan Kelembagaan mempunyai a. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis fasilitasi usaha dan kelembagaan peternakan; b. pelaksanaan penyusunan bahan koordinasi dan fasilitasi usaha dan kelembagaan peternakan; c. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi usaha dan kelembagaan peternakan. (3) Rincian Tugas Seksi Fasilitasi Usaha dan Kelembagaan: a. melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Fasilitasi Usaha dan Kelembagaan; b. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis pengembangan dan pemantauan investasi dan permodalan serta pedoman penyerapan kredit program usaha peternakan; c. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis penyuluhan; d. melaksanakan penyusunan bahan perencanaan kebutuhan investasi dan permodalan serta pelaku usaha peternakan; e. melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyediaan kredit program usaha peternakan dengan sumber-sumber permodalan; f. melaksanakan penyusunan bahan standard teknis manajemen kelembagaan tani dan pedoman teknis pengembangan kemitraan usaha peternakan;

- 24 - g. melaksanakan penyusunan bahan pedoman teknis analisa usaha komoditas peternakan; h. melaksanakan penyusunan bahan dan pembinaan dan pengendalian penerapan standard teknis pengembangan investasi dan penyerapan kredit program; i. melaksanakan penyusunan bahan dan pembinaan dan pengendalian penetapan standard teknis pengembangan kelembagaan tani dan kemitraan usaha peternakan; j. melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi penyuluhan di Kabupaten/Kota; k. melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Seksi Fasilitasi Usaha dan Kelembagaan; l. melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan m. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja lain; n. melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan Pasal 22 (1) Seksi Pascapanen dan Pengolahan mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pasca panen dan pengolahan peternakan. pada ayat (1), Seksi Pascapanen dan Pengolahan mempunyai a. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis pasca panen dan pengolahan peternakan; b. pelaksanaan penyusunan bahan koordinasi dan fasilitasi pasca panen dan pengolahan peternakan; c. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi pascapanen dan pengolahan. (3) Rincian Tugas Seksi Pascapanen dan Pengolahan: a. melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Pascapanen dan Pengolahan; b. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis pengembangan pasca panen dan pengolahan peternakan; c. melaksanakan pengelolaan data pasca panen dan pengolahan peternakan; d. melaksanakan penyusunan bahan, fasilitasi prasarana dan sarana pasca panen dan pengolahan peternakan; e. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi penataan lingkungan pasca panen dan pengolahan peternakan; f. melaksanakan penyusunan bahan dan pembinaan dan pengawasan jaminan mutu hasil peternakan;

- 25 - g. melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi pengujian mutu hasil peternakan; h. melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Seksi Pascapanen dan Pengolahan; i. melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan j. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; k. melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan Pasal 23 (1) Seksi Distribusi dan Pemasaran Hasil mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis standardisasi distribusi dan pengembangan pemasaran hasil peternakan. pada ayat (1), Seksi Distribusi dan Pemasaran Hasil mempunyai a. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis distribusi dan b. pelaksanaan penyusunan bahan koordinasi dan fasilitasi distribusi dan c. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi distribusi dan pemasaran hasil. (3) Rincian Tugas Seksi Distribusi dan Pemasaran Hasil: a. melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Distribusi dan Pemasaran Hasil; b. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis pengaturan distribusi dan c. melaksanakan penyusunan bahan perencanaan pengaturan distribusi dan d. melaksanakan penyusunan bahan standard teknis alat transportasi ternak dan produk peternakan serta unit pemasaran; e. melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi kerjasama f. melaksanakan pengelolaan data bahan penyusunan distribusi dan g. melaksanakan penyusunan bahan dan pelaksanaan promosi komoditas peternakan; h. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis operasional dan fasilitasi penataan mekanisme i. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis operasional rencana penataan tataniaga j. melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi pengembangan informasi pasar hasil peternakan;

- 26 - k. melaksanakan pengelolaan data informasi pasar komoditi peternakan. l. melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi distribusi dan m. melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Seksi Distribusi dan Pemasaran Hasil; n. melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan o. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja lain; p. melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan