Penyimpanan yang Aman: Sebuah Solusi bagi Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Memahami Perubahan Perilaku untuk Air yang Aman

Evaluasi PAM RT: Survey Dampak Kesehatan, Tangerang, 2008

PROYEK SAFE WATER DAN SWASH SULAWESI SELATAN

Oleh Direktur Jenderal PP-PL Depkes

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air. Air juga digunakan untuk

PEMBERIAN MAKAN PADA KELOMPOK RENTAN DALAM SITUASI DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

BAB I. PENDAHULUAN. lima hal, atau kombinasi dari beberapa macam penyakit, diantaranya : ISPA

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah kondisi dimana terjadi buang air besar atau defekasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

Household Water Treatment and Safety Storage in West Java and East Nusa Tenggara

BAB I PENDAHULUAN. terjadi karena adanya hubungan interaktif antara manusia, perilaku serta

ANALISIS KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH PADA SISTEM AIR BERSIH DI DESA LANSA KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: ERIN AFRIANI J.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis atau diare. Angka

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

Community Satisfaction for Household Water Treatment and Storage (HWTS) in Bandung (West Java) and Sikka (Nusa Tenggara Timur) Athena* dan Zaenal N**

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare hingga kini masih merupakan penyebab kedua morbiditas dan

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. (mordibity) dan angka kematian (mortality). ( Darmadi, 2008). Di negara

Rencana Strategis Bidang Kesehatan Berkaitan dengan Program Lintas Sektor

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

I. PENDAHULUAN. Penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

BAB I PENDAHULUAN. kimia fisika dan radio aktif (Menteri Kesehatan RI, 2010). Air di dalam tubuh

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan air

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah kesehatan tersebut. diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 17.05).

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

LAPORAN PENILAIAN RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA CIREBON

MODUL STBM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

VII. ESTIMASI NILAI KERUGIAN EKONOMI PENDUDUK AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH. air tanah dengan sumber air bersih lainnya yakni air PDAM.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. diderita oleh penduduk di Negara berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu

PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DAN FAKTOR RISIKO KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHAN SIKUMANA ABSTRAK

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. utama kematian balita di Indonesia dan merupakan penyebab. diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. 1

UKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan (street food)

BAB 1 PENDAHULUAN. gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan. parenkim paru. Pengertian akut adalah infeksi yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

VI. POLA DAN PERILAKU PENGGUNAAN AIR BERSIH OLEH PENDUDUK. 6.1 Pola Penggunaan Air Bersih oleh Penduduk

: [i] adanya inginan untuk meningkatkan kondisi air minum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

KETERSEDIAAN SUMBER AIR BERSIH DAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADA KELUARGA BAYI YANG MENGALAMI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas Sumber Daya Manusia. (SDM), karena keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. (triple burden). Meskipun banyak penyakit menular (communicable disease) yang

KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG PADA TINGKAT PRODUSEN DI KABUPATEN BADUNG

Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan:

BAB I PENDAHULUAN. masih tingginya Angka Kematian Bayi dan Anak yang merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan. masyarakat di Negara berkembang termasuk Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

Transkripsi:

Pengolahan Air Rumah Tangga dan Penyimpanan yang Aman: Sebuah Solusi bagi Indonesia Robert Ainslie Konferensi Nasional PAM RT, Agustus 20, 2008 Aman Tirta robert.ainslie@jhuccp.or.id

Berapa banyak yang menderita dapat dicegah? Berapa banyak yang beresiko? 1.1 juta orang kekurangan akses persediaan air minum yang ditingkatkan ; banyak yang meminum air yang sangat tercemar. Berapa banyak yang menjadi sakit? 4 juta kasus diare terjadi setiap tahun, sebanyak 88% berasal dari air yang tidak aman serta sanitasi dan higinitas yang tidak memadai.

Berapa banyak penderitaan yang bisa dicegah Berapa banyak yang meninggal? 1.8 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit diare, mayoritas terjadi pada balita.

Komitmen pada Pertemuan Internasional 1.1 juta orang kekurangan akses sumber air minum yang ditingkatkan Prioritas: memperluas akses 5.2 juta mendapat sumber yang ditingkatkan, tetapi banyak rumah tangga yang mengambil air yang tidak aman Prioritas: membantu keluarga dalam memastikan keamanan air rumah tangga Source: G Allgood

Berapa banyak yang menderita dapat dicegah? Berapa banyak yang dapat dicegah? WHO memperkirakan sebanyak 94% kasus diare dapat dicegah melalui modifikasi lingkungan, termasuk melalui intervensi untuk meningkatkan ketersediaan air bersih, dan untuk meningkatkan sanitasi dan hygiene.

Penyebab Utama Kematian dari Penyakit Infeksi Leading Causes of Deaths 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 3963 2777 1798 1566 1272 611 Respiratory Infections HIV/AIDS Diarrhoeal Diseasea Tuberculosis Malaria Measles Deaths (000)

Potensi Intervensi untuk Pencegahan Diare HWTS 39 Practicing Hand Washing 45 Improving Sanitation 32 Improving Water Supply 25 Environmental Modification 94 0 20 40 60 80 100

Penemuan terbaru di tahun 2006 HWTS intervensi air yang berkwalitas dapat memainkan peranan penting dalam mengurangi peristiwa diare dengan perkiraan kasar separuh, di atas rata-rata, rata, yang melalui beberapa studi dapat menghasilkan pengurangan sampai 70% atau lebih.

Air yang Aman di Indonesia Lebih dari 100 juta orang kekurangan akses air yang aman Lebih dari 70% populasi di Indonesia mengandalkan air yang berasal dari sumber yang berpotensi tercemar Akses yang kurang untuk air minum yang aman menjadi penyebab utama penyakit diare pada anak-anak

Air yang Aman di Indonesia Penyakit diare menjadi pembunuh nomer 2 bagi anak-anak di Indonesia (20% dari semua kasus kematian atau lebih dari 100,000 balita) Tingkat tertinggi untuk penyakit dan kematian yang diderita oleh bayi yang disebabkan oleh diare tetapi tingkat terendah dari pengetahuan akan kekejaman atau hubungan sebab akibat dari penyakit tersebut

Analisa Situasi di Indonesia % Praktek pengolahan air yang dilakukan saat ini 100 80 60 40 20 0 Binjai Bantaeng Maros Tangerang Sumber air yang diolah Tidak diolah Lebih dari 90% mengolah dengan merebus Tidak diolah termasuk botol, isi ulang, filter, khlorinasi, dan tidak ada sama sekali Merebus telah dipromosikan lebih dari 50 tahun

Analisa Situasi % E- coli (positif) 100 80 60 40 20 0 76 80 96 96 55 44 47 50 Contoh air dari 4 kabupaten di Indonesia positif mengandung Escherichia coli positive (E-coli) Sumber air Air yang disimpan Tangerang Mauk Binjai Sulawesi Selatan

Biaya dalam Rupiah 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 1100 546 Analisa Situasi 2800 2800 1456 1456 6000 3003 65 75 75 2005 2006 2007 2008 biaya per 10 liter air yang direbus biaya per liter minyak tanah biaya per 10 liter air yang diolah oleh AR Merebus Semakin mahal untuk merebus Karena harga minyak tanah naik, banyak orang mencari alternatif untuk merebus Sangat kecil kepercayaan pada pengolahan alternatif karena telah berurat akar praktek merebus, air mendidih

Konteks Terkini Teknologi HWTS sangat baru di Indonesia Tidak ada sejarah pengolahan alternatif selain merebus Kecurigaan orang pada penambahan zat lain ke dalam air (kimia( kimia) Analisa situasi mengidentifikasikan bahwa kita membutuhkan sebuah pendekatan yang dapat melahirkan kepercayaan dan menambah nilai dari HWTS

Mengapa HWTS? Penyimpanan air yang lebih baik (mengurangi kontaminasi) Mengurangi biaya pengolahan air SODIS: hanya botol Khlorinasi: : Rp.7-10 per liter air yang diolah Filters: bervariasi Boiling: Rp.100-300 per liter air yang diolah Mengurangi ketergantungan pada minyak tanah (biaya, subsidi pemerintah) Mengurangi pemakaian kayu sebagai bahan bakar (berwawasan lingkungan dan lebih sedikit polusi yang dalam rumah)

Langkah selanjutnya Meningkatkan kesadaran akan kebutuhan untuk memperluas HWTS dan berbagai macam teknologi Pengesahan dari pemerintah dan kebijakan yang baik Teknologi yang tersedia di pasar, bersama dengan LSM, dan pemerintah (nasional, propinsi dan lokal) Advocacy efforts to all levels of government, NGOs, and community leaders Usaha advokasi pada semua tingkat pemerintah,, LSM, dan tokoh masyarakat