PENGARUH VARIETAS DAN KONSENTRASI PUPUK BAYFOLAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS CABAI MERAH PADA MEDIA TUMBUH YANG BERBEDA

PENGARUH VARIETAS DAN DOSIS PUPUK SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. )

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI MERAH. Effectiveness of Organic Fertilizer on Growth and Yield of Red Chili

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) AKIBAT PERBEDAAN JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG AKIBAT PEMBERIAN PUPUK DAUN GANDASIL D DAN ZAT PENGATUR TUMBUH HARMONIK

PENGARUH JENIS PUPUK ORGANIK DAN VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

PENGARUH JENIS PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS JAGUNG MANIS

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

PENGARUH VARIETAS KACANG TANAH DAN WAKTU TANAM JAGUNG MANIS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADA SISTEM TUMPANGSARI

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

PERTUMBUHAN DAN HASIL KUBIS BUNGA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA DAN ZAT PENGATUR TUMBUH HORMONIK

PENGARUH PUPUK DAUN GREEN-TAMA DAN ZPT ATONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) VARIETAS BERLIAN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

RESPON TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascolonicum L. ) VARIETAS TUK TUK TERHADAP PENGATURAN JARAK TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR NASA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

PENGARUH INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR ENVIRO TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS MENTIMUN (Cucumis sativus L.

PENGARUH JENIS PUPUK ORGANIK DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN LIDAH BUAYA

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

53 ZIRAA AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman ISSN

PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI MELALUI KOMBINASI PUPUK ORGANIK LAMTOROGUNG DENGAN PUPUK KANDANG

RESPONS BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH AKIBAT PERBEDAAN JARAK TANAM DALAM SISTEM TUMPANGSARI PADA LAHAN BEKAS TSUNAMI

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

UJI PERBANDINGAN VARIETAS DAN PENGARUH INTERVALWAKTU PEMBERIAN PUPUK DAUN GROW MORE TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SEMANGKA

169 ZIRAA AH, Volume 35 Nomor 3, Oktober 2012 Halaman ISSN

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI MERAH (Capsicum annum L.) TERHADAP WAKTU PEMBERIAN DAN KONSENTRASI HERBAFARM

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KOL BUNGA (Brassica oleraceae var botrytis L)

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

BAHAN METODE PENELITIAN

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS DAN UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT PINANG (Areca catechu L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

PENGARUH PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG MANIS DI LAHAN TSUNAMI

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

PENGARUH VARIETAS DAN KONSENTRASI PUPUK MAJEMUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA (Brassica oleracea L.)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH UDANG DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK HAKIKI DAN PUPUK DAUN GREENZIT TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF BIBIT KAKAO (Theobroma Cacao L) Oleh: M.

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN KEDELAI [Glycine Max (L.) Merrill]

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK BIO-7 DAN PUPUK NPK ALAM TANI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum Lam.

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium Fistulosum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM

ISSN: AGRINEÇA, VOL. 12 NO. 1 JANUARI 2012 PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR DAN DOSIS URIN KELINCI PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL BROCOLI

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena L.) VARIETAS MUSTANG F1

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

PENGUJIAN MEDIA TANAM DAN PUPUK ME-17 PADA PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO. Evaluation of Planting Media and Fertilizer Me-17 on Growth of Cacao Seedling

PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS TOMAT AKIBAT PERLAKUAN JENIS PUPUK. Growth and Yield of Two Tomato Varieties in Response to Various Fertilizers

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris Schard.) terhadap Pemberian Giberelin dan Pupuk TSP

RESPON PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS TIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. Var. TUKTUK) ASAL BIJI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KALIUM DAN JARAK TANAM

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculantus) PADA PELAKUAN PUPUK DEKAFORM DAN DEFOLIASI

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI RAWIT DI TANAH GAMBUT

PENGARUH TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS PUPUK FOSFAT PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SUPER NATURAL NUTRITION (SNN) PADA TANAMAN SELADA ( Lactuca sativa,l ) DI TANAH ULTISOL

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

PENGARUH MACAM PUPUK FOSFAT DOSIS RENDAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS SINGA, PELANDUK, DAN GAJAH

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum L.) DATARAN RENDAH TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SKRIPSI.

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

UJI EMPAT JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI KERITING (Capsicum annum L.) Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian, Sangatta

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan suatu komoditas hortikultura yang

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU APLIKASI EM4 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI CABAI (Capsicum annum L.) PADA TANAH ENTISOL

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK DAUN BAYFOLAN DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum L.)

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

Transkripsi:

PENGARUH VARIETAS DAN KONSENTRASI PUPUK BAYFOLAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) The Effects of Varieties dan Bayfolan Fertilizer Concentration on Growth and Yield of Chili (Capsicum annum L.) Asnijar 1), Elly Kesumawati 2), dan Syammiah 2) 1) Alumni Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 2) Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas tanaman cabai dan konsentrasi pupuk bayfolan terhadap pertumbuhan dan hasil cabai serta interaksinya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan dua taraf varietas cabai (TM-999 dan Cemeti) dan empat taraf konsentrasi pemupukan bayfolan (0, 1, 2, dan 3 cc L -1 air). Peubah yang diamati adalah: tinggi tanaman 30, 60, 90 MST, jumlah cabang pada 60 dan 90 MST, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman dan bobot 100 buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan hasil yang terbaik dijumpai pada varietas TM-999. Konsentrasi pupuk bayfolan terbaik dijumpai pada 1 dan 2 cc L -1 air. Ada interaksi yang nyata antara varietas dan konsentrasi pupuk bayfolan terhadap tinggi tanaman pada 90 MST, dan interaksi terbaik dijumpai pada varietas TM-999 yang diberikan konsentrasi pupuk bayfolan sebanyak 1-2 cc L -1 air. Kata Kunci : cabai, TM-999, cemeti, varietas, pemupukan, bayfolan. ABSTRACT The aim of this study was to determine the effect of chili variety and the concentration of Bayfolan fertilizer on the growth and yield of chili and the interaction between these factors. The research was conducted using a randomized block design with 2 factors of chili varieties and 4 factors of fertilizer which 3 replications. Factors studied are chili variety (TM-999 and Cemeti) and the concentrations of Bayfolan fertilizer (control, 1, 2, and 3 cc L -1 water). Observed variable was the plant height at 30, 60 and 90 days after planting (DAP), the number of branches at 60 and 90 DAP, the number of fruits per plant, the fruit weight per plant and weight of 100 fruit. The result showed the best growth and yield was found on chili varieties TM-999. The best concentration of Bayfolan fertilizer was found at 1 and 2 cc L -1 water. There is a significant interaction between varieties and the concentration of Bayfolan fertilizer on the plant height at 90 DAP, the best interaction was found between chili varieties TM-999 and Bayfolan fertilizer at concentration 1-2 cc L -1 water. Key Words : chilli, TM-999, cemeti, variety, fertilizer, bayfolan. PENDAHULUAN Cabai merupakan komoditas hortikultura yang digunakan sebagai bumbu penyedap makanan dan penggugah selera makan, dan mengandung zat-zat gizi yang sangat diperlukan untuk kesehatan manusia. Cabai mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitaminvitamin dan senyawa-senyawa alkaloid seperti flavenoid, capsolain dan minyak esensial (Santika 2004). Varietas adalah salah satu faktor yang sangat menentukan dalam pertumbuhan dan hasil tanaman selain faktor lingkungan. Penggunaan varietas unggul merupakan komponen teknologi yang penting untuk mencapai produksi yang tinggi. Kelebihan varietas unggul dibandingkan dengan varietas lokal adalah produksi yang tinggi, ketahanan terhadap hama dan penyakit, respons pemupukan sehingga produksi yang diperoleh baik kualitas maupun kuantitas dapat meningkat (Soegito & Adie Jurnal Agrista Vol. 17 No. 2, 2013 60

1993). Beberapa varietas cabai yang sudah dilepas dan dibudidayakan antara lain varietas cabai Taiwan (hot beauty, hero, long chili, red vigor), varietas cabai keriting lokal (cemeti, select keriting, tampar) dan varietas keriting hibrida (Boxer, Tanamo, Taro, Kunthi dan CTH-01, TM-999, Lado). Dalam penelitian ini digunakan dua varietas cabai merah yaitu varietas hybrid TM-999 dan varietas cemeti. Varietas TM- 999 memiliki pertumbuhan tanaman yang kuat dan tinggi. Cabai keriting hibrida dari Hungnong korea ini tidak berbeda dengan cabai-cabai keriting lokal Indonesia. Tanaman terus menerus berbunga sehingga dapat dipanen dalam jangka waktu yang lama (Tjahjadi 1991). Varietas cemeti merupakan cabai keriting seleksi dari cabai keriting lokal yang banyak ditanam di Indonesia. Varietas ini mempunyai ketahanan penyakit, dan cocok untuk konsumsi segar maupun dikeringkan (Setiadi 2006). Selain varietas, faktor yang sangat menentukan produksi tanaman cabai adalah pupuk. Pupuk adalah bahan yang mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Tanaman untuk hidupnya membutuhkan unsur hara esensial yang diperoleh dari tanah atau diberikan melalui pemupukan. Pemberian pupuk pada tanaman dapat diberikan melalui tanah dan daun yang bertujuan untuk menambah unsur hara yang diperlukan tanaman (Sutejo 1998). Pemupukan lewat daun diberikan dengan cara menyemprotkan pupuk ke daun. Cara ini mempunyai kelebihan yaitu pupuk akan diserap melalui mulut daun atau stomata dengan cepat dan pertumbuhan tanaman akan meningkat (Lingga 1998). Salah satu jenis pupuk daun adalah pupuk Bayfolan. Bayfolan merupakan pupuk lengkap berbentuk cair yang mengandung unsur hara makro (C, N, P, K, S, Mg, O, Fe) dan unsur hara mikro (Mn, Zn, Cu, Mo, B). Pupuk daun Bayfolan berguna untuk mempercepat pertumbuhan tanaman, merangsang pembentukan butir-butir hijau daun yang berperan dalam proses fotosintesis, merangsang pembentukan bunga, buah, biji dan mempercepat masa panen. Keuntungan dari pupuk Bayfolan adalah dapat diserap oleh seluruh permukaan daun dan dapat dicampur dengan berbagai macam pestisida kecuali yang bersifat alkalis (Musnamar 2006). Konsentrasi pupuk Bayfolan untuk tanaman hortikultura adalah 1-2 g L -1 air. Pemberian pupuk dengan konsentrasi yang tidak tepat akan merugikan tanaman. Konsentrasi yang terlalu tinggi akan meracuni tanaman, sedangkan konsentrasi yang terlalu rendah tidak akan memberikan respon yang baik bagi tanaman. Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian, bagaimana pengaruh konsentrasi pupuk Bayfolan yang tepat terhadap varietas TM-999 dan cemeti sehingga diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman cabai yang maksimal, karena setiap varietas memerlukan konsentrasi pupuk yang berbeda. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh. Benih cabai yang digunakan yaitu varietas TM-999 dan cemeti masing-masing satu bungkus (10 g); polybag warna hitam dengan ukuran diameter 6 cm dan tinggi 10 cm sebanyak 384 lembar; pupuk kandang sebanyak 11,5 kg per bedeng (20 ton ha -1 ); pupuk daun Bayfolan sebanyak 300 ml; insektisida Dursban 460 EC dan fungisida Dithane M-45 dengan konsentrasi masing-masing 2 ml L -1 dan 2 g L -1. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) pola faktorial 2 x 4 dengan 3 ulangan. Ada dua faktor yang diteliti yaitu varietas yang terdiri dari V 1 = TM-999, dan V 2 = Cemeti. Faktor konsentrasi pupuk Bayfolan terdiri dari 4 taraf Jurnal Agrista Vol. 17 No. 2, 2013 61

yaitu : P 0 = kontrol, P 1 = 1 cc L -1 air, P 2 = 2 cc L -1 air dan P 3 = 3 cc L -1 air. Persemaian benih menggunakan polibag dengan menggunakan media tanam yang terdiri atas tanah yang dicampur pupuk pandang (2 : 1), tiap polibag berisi 1 benih dan bibit di pindahkan kelapangan umur 24 hari setelah semai. Plot penelitian dibuat dengan ukuran 2,4 m x 2,4 m sebanyak 24 plot dengan ketinggian plot 30 cm dan jarak antar blok 40 cm. Pupuk kandang diberikan 11,5 kg/plot seminggu sebelum tanam. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 60 x 50 cm, setiap plot ditanami 20 bibit tanaman cabai. Pupuk Bayfolan diberikan menurut perlakuan (0, 1, 2, 3 cc L -1 air) sebanyak 4 kali pada umur 2, 4, 6, dan 8 minggu setelah tanam. Pemeliharaan meliputi penyiraman, penyulaman, penyiangan gulma dan pengendalian hama penyakit. Panen dilakukan saat tanaman berumur 95 hari setelah tanam (HST). Peubah yang diamati adalah: tinggi tanaman pada 30, 60 dan 90 HST, jumlah cabang produktif per tanaman umur 60 dan 90 HST, jumlah dan berat buah per tanaman, dan berat cabai per 100 buah. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Varietas berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman cabai dan jumlah cabang produktif per tanaman masingmasing pada umur 60 HST, dan berat buah per tanaman; berpengaruh nyata terhadap berat cabai per 100 buah; namun berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman cabai umur 30 dan 90 HST, dan jumlah cabang produktif per tanaman pada umur 90 HST. Tabel 1 menunjukkan bahwa tinggi tanaman cabai dan jumlah cabang produktif umur 60 HST serta jumlah buah per tanaman tertinggi dijumpai pada varietas TM-999 dan berbeda dengan Cemeti. Berat buah per tanaman dan berat cabai per 100 buah yang tertinggi dijumpai pada varietas Cemeti yang berbeda nyata dengan varietas TM-999. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas TM-999 memiliki pertumbuh-an dan jumlah buah yang lebih baik dibandingkan dengan varietas Cimeti. Hal ini diduga karena pengaruh genetik dari tanaman itu sendiri dan kemampu-annya untuk beradaptasi dengan ling-kungan tempat bercocok tanamnya. lingkungan tempat bercocok tanamnya. TM-999 adalah cabai keriting hibrida yang bersal dari Korea dengan perawakan batang yang kuat, tinggi dan mempunyai banyak percabangan, sedangkan varietas Cemeti adalah cabai keriting local hasil seleksi tetapi memiliki perawakan mirip cabai keriting hibrida. Pada pengamatan berat buah per tanaman dan berat cabai per 100 buah Tabel 1. Rata-rata pertambahan tinggi tanaman umur 30, 60, 90 HST, jumlah cabang produktif per tanaman umur 60 dan 90 HST, jumlah dan berat buah per tanaman, dan berat per 100 buah pada perlakuan varietas. Varietas Pengamatan BNJ TM-999 (V 0,05 1 ) Cemeti (V 2 ) 30 HST 22,693 21,776 - Tinggi tanaman (cm) 60 HST 37,414 b 33,420 a 3,561 90 HST 72,477 72,833-60 HST 48,520 b 47,125 a 1,261 90 HST 618 604,75 - Jumlah cabang produktif per tanaman (cabang) Jumlah buah per tanaman (buah) 119,833 b 118,416 a 1,320 Berat buah per tanaman (g) 172,895 a 183,125 b 0,600 Berat cabai per 100 buah (g) 241,166 a 248,033 b 5,366 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda tidak nyata pada Uji BNJ 0,05 Jurnal Agrista Vol. 17 No. 2, 2013 62

menunjukkan bahwa varietas Cemeti memberikan hasil yang lebih tinggi dari pada varietas TM-999. Hal ini sesuai dengan deskripsi varietas dan pengamatan langsung yang menunjukkan bahwa varietas Cemeti mempunyai bentuk buah cabai yang panjang, kulitnya bergerigi atau keriting dan bijinya banyak sehingga buahnya berat; sedangkan varietas TM-999 memiliki bentuk buah agak panjang, kulitnya mulus dan bijinya sedikit. Perbedaan pertumbuhan dari hasil setiap varietas selain berkaitan dengan sifat genetik dari tanaman itu sendiri juga dipengaruhi oleh faktor lingkungannya. Sudjijo & Saipinus (1995) menyatakan bahwa penggunaan benih dan cara bercocok tanam serta lahan yang tepat dapat mempengaruhi produksi, baik secara kualitas maupun kuantitas. Selanjutnya Simatupang (1997), menyatakan bahwa tingginya produksi suatu varietas dikarenakan varietas tersebut mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Gardner et al. (1991) menyatakan bahwa faktor internal perangsang pertumbuhan tanaman berada dalam kendali genetik, tetapi unsur-unsur iklim, tanah, dan biologi seperti hama, penyakit dan gulma serta persaingan, baik persaingan intraspesies maupun antarspesies ada pada lingkungannya. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Bayfolan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Konsentrasi pupuk Bayfolan sangat berpengaruh terhadap berat cabai per 100 buah; jumlah buah dan berat buah per tanaman; namun berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman cabai umur 30, 60 dan 90 HST, jumlah cabang produktif umur 60 dan 90 HST. Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah buah cabai per tanaman yang terbanyak terdapat pada perlakuan pemberian pupuk bayfolan dengan konsentrasi 2 cc L -1 air yang berbeda dengan 0, 1, 3 cc L -1 air, namun pemberian pupuk bayfolan konsentrasi 1 cc L -1 air tidak berbeda dengan pemberian pupuk bayfolan pada konsentrasi 3 cc L -1 air. Meningkatnya laju pertumbuhan cabai pada konsentrasi pupuk 1-2 cc L -1 air disebabkan pada konsentrasi tersebut unsur hara yang dibutuhkan cabai tersedia dalam jumlah yang optimal dan seimbang serta tanaman dapat mengabsorbsi unsur-unsur hara yang terkandung dalam pupuk tersebut untuk melaksanakan proses metabolisme dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Leiwakabessy (1988) yang menyatakan bahwa, pertumbuhan tanaman sangat ditentukan oleh unsur hara yang tersedia dalam keadaan optimum dan seimbang. Tabel 2. Rata-rata pertambahan tinggi tanaman umur 30, 60, 90 HST, jumlah cabang produktif per tanaman umur 60 dan 90 HST, jumlah dan berat buah per tanaman, dan berat per 100 buah pada perlakuan konsentrasi pupuk bayfol Pengamatan Konsentrasi Pupuk Bayfolan Kontrol (P 0 ) 1 cc L -1 (P 1 ) 2 cc L -1 (P 2 ) 3 cc L -1 (P 3 ) BNJ 0,05 30 HST 22,053 27,423 19,965 19,498 Tinggi tanaman (cm) 60 HST 35,35 36,687 36,933 32,7 90 HST 72,562 72,766 74,883 71,908 Jumlah cabang 60 HST 47,583 47,416 48,083 48,25 produktif per tanaman (cabang) 90 HST 66,416 67,791 68,291 67,958 Jumlah buah per tanaman (buah) 692 a 718,5 b 729 c 719,5 b 6,48 Berat buah per tanaman (g) 177,75 ab 179 c 178,125b 177,166a 0,848 Berat cabai per 100 buah (g) 240,166 ab 248,833c 254,3 c 235,1 a 7,590 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda tidak nyata pada Uji BNJ 0,05 Jurnal Agrista Vol. 17 No. 2, 2013 63

Suatu tanaman akan tumbuh subur apabila segala unsur hara yang dibutuhkan cukup tersedia dan dalam bentuk yang sesuai untuk diserap tanaman (Dwijoseputro 1986). Pada parameter berat buah per tanaman, hasil yang tertinggi di jumpai pada pemberian pupuk bayfolan dengan konsentrasi 1 cc L -1 air yang berbeda nyata dengan 3 cc L -1 air, kontrol dan 2 cc L -1 air. Sedangkan pada berat cabai per 100 buah, hasil yang tertinggi di dapatkan pada perlakuan pemberian pupuk bayfolan dengan konsentrasi 1 dan 2 cc L -1 air yang berbeda sangat nyata dengan konsentrasi 3 cc L -1 air dan kontrol. Pupuk Bayfolan adalah pupuk yang mengandung unsur hara makro dan mikro yang berguna untuk memacu pertumbuhan tanaman karena masing-masing unsur tersebut mempunyai fungsi tertentu dalam proses fisiologi tanaman. Unsur hara mikro yang terkandung pada pupuk bayfolan juga memberikan peranan penting terhadap proses metabolisme tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Lingga (1998) yang menyatakan bahwa, unsur-unsur hara mikro walaupun diperlukan dalam jumlah sedikit tetapi peranannya sangat penting didalam proses metabolisme. Wibawa (1998), menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman yang baik dapat tercapai apabila unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan berada dalam bentuk yang tersedia, seimbang dan konsentrasi yang optimum serta didukung oleh faktor lingkungannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Dartius (1990) yang menyatakan bahwa ketersediaan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman yang berada dalam keadaan cukup, maka hasil metabolisme akan membentuk protein, enzim, hormon dan karbohidrat sehingga pembesaran, perpanjangan dan pembelahan sel akan berlangsung cepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan hasil tanaman cabai cenderung menurun pada konsentrasi 3 cc L -1 air. Hal ini diduga karena penggunaan pupuk yang berlebihan dapat menyebabkan pertumbuhan vegetatif tanaman terlalu cepat. Musnamar (2006) menambahkan bahwa pemberian pupuk yang berlebihan dapat mengakibatkan perkembangan vegetatif tanaman terlalu pesat sehingga memperlambat masaknya buah. Harjadi (1993) juga menambahkan pemberian pupuk yang berlebihan akan menyebabkan keracunan bagi tanaman yang mengakibatkan terhambatnya laju pertumbuhan tanaman bahkan jika dalam keadaan terus berlanjut dapat menyebabkan kematian tanaman. Namun laju pertumbuhan tanaman cabai terendah terdapat kontrol karena unsur hara yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan tanaman untuk melaksanakan proses metabolisme sehingga pertumbuhan tanaman terhambat. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutejo dan Kartasapoetra (1988) yang menyatakan bahwa, kekurangan unsur hara makro dan mikro pada tanaman dapat mengakibatkan hambatan bagi pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Kebutuhan pupuk bagi tanaman bukan hanya pada jenis unsur haranya, tetapi juga terjadi peningkatan dalam jumlah yang harus diberikan untuk mempertahankan produktifitasnya dimana kebutuhan unsur hara bagi tanaman semakin bertambah sejalan dengan bertambahnya umur tanaman tersebut (Sutarpradya 1994). Berdasarkan peranan unsur hara yang terkandung dalam pupuk Bayfolan tersebut, maka jika diberikan dengan konsentrasi yang tepat akan meningkatkan fotosintesis dan laju pertumbuhan cabai. Pengaruh Interaksi antara Varietas Cabai dan Konsentrasi Pupuk Bayfolan Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang nyata antara varietas cabai dengan konsentrasi pupuk Bayfolan terhadap tinggi tanaman cabai pada umur 90 HST, namun tidak terdapat interaksi yang nyata untuk semua peubah. Jurnal Agrista Vol. 17 No. 2, 2013 64

Tinggi Tanaman (cm) Tabel 3. Rata-rata tinggi tanaman umur 90 HST akibat perlakuan varietas dan konsentrasi pupuk Bayfolan Varietas Cabai Konsentrasi Pupuk Bayfolan Varietas Kontrol (P 0 ) 1 cc L -1 air (P 1 ) 2 cc L -1 air (P 2 ) 3 cc L -1 air (P 3 ) TM-999 (V 1 ) 71,525 ab 77,025 c 75,366 bc 70,141 a Cemeti (V 2 ) 73,75 abc 69,508 a 74,4 abc 73,675 abc BNJ 0.05 5,0 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNJ 0,05 80,0 75,0 70,0 65,0 60,0 55,0 50,0 Kontrol (P0) 1 cc/ l air (P1) 2 cc/ l air (P2) 3 cc/ l air (P3) TM-999 (V1) Cemeti (V2) Konsentrasi Pupuk Bayfolan Gambar 1. Tinggi tanaman umur 90 HST akibat perlakuan varietas dan konsentrasi pupuk Bayfolan Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara varietas cabai dan konsentrasi pupuk Bayfolan pada umur tanaman cabai 90 HST, tanaman cabai varietas TM-999 yang tertinggi terdapat pada pemberian pupuk Bayfolan dengan konsentrasi 1 cc L -1 air yang berbeda nyata dengan 3 cc L -1 air dan kontrol, tetapi berbeda tidak nyata dengan cc L -1 L air. Pada varietas Cemeti, interaksi yang terbaik didapat pada pemberian pupuk Bayfolan dengan konsentrasi 2 cc L -1 air dan yang terendah dijumpai pada konsentrasi pupuk 1 cc L -1 air. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan pertumbuhan tanaman cabai akibat berbedanya konsentrasi pupuk Bayfolan. Bayfolan mampu memberikan kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman cabai yang sekaligus dapat mendorong laju pertumbuhan tanaman, peningkatan proses pembelahan sel dan perpanjangan sel. Hakim et al. (1986) menyatakan bahwa, pemberian pupuk bayfolan dapat merangsang pertumbuhan tanaman dan dapat mempercepat masa panen. Pemberian pupuk yang tepat menyebab-kan pertumbuhan tanaman meningkat dan bila tanpa pemupukan (kontrol) dan pemberian pupuk yang tinggi (3 cc L -1 air) menyebabkan pertumbuhan terhambat. Hubungan antara tinggi tanaman umur 90 HST akibat perlakuan varietas dan konsentrasi pupuk Bayfolan dapat dilihat pada Gambar 1. Pemberian pupuk cair sangat dibutuhkan tanaman. Harjadi (1993) menyatakan bahwa, pada fase pertumbuhan vegetatif yaitu pembentukan batang, daun dan akar, adanya perbedaaan pupuk cair memungkinkan dinding sel membesar dan memanjang. Kusumo (1984) menambahkan bahwa, penggunaan pupuk Bayfolan diharapkan dapat menambahkan kadar hormon yang ada pada tanaman yang pada Jurnal Agrista Vol. 17 No. 2, 2013 65

akhirnya dapat mempercepat pertumbuhan karena pupuk bayfolan memainkan peranan dalam proses pembelahan sel dan pemanjangan sel. Pemberian pupuk Bayfolan pada jumlah yang optimum akan merangsang pertumbuhan tanaman, meningkatkan proses penyerapan air dan unsur hara, disamping itu hasil fotosintesis yang tinggi dapat digunakan untuk pertumbuhan organ-organ tanaman sehingga tanaman yang diberikan Bayfolan menjadi lebih baik pertumbuhannya (Heddy 1986). SIMPULAN DAN SARAN Varietas cabai berpengaruh terhadap tinggi tanaman cabai dan jumlah cabang produktif per tanaman masing-masing pada umur 60 HST, dan berat buah per tanaman; berat cabai per 100 buah; namun tidak berpengaruh terhadap tinggi cabai umur 30 dan 90 HST, dan jumlah cabang produktif per tanaman pada umur 90 HST. Pertumbuhan dan hasil tanaman cabai terbaik dijumpai pada varietas TM-999. Konsentrasi Bayfolan berpengaruh terhadap berat cabai per 100 buah; jumlah buah dan berat buah per tanaman; namun tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman cabai umur 30, 60 dan 90 HST, jumlah cabang produktif umur 60 dan 90 HST. Pertumbuhan dan hasil tanaman cabai terbaik dijumpai pada konsentrasi 1 dan 2 cc L -1 air. Terdapat interaksi yang nyata antara varietas cabai dengan konsentrasi pupuk Bayfolan terhadap tinggi tanaman cabai pada umur 90 HST, namun tidak terdapat interaksi yang nyata untuk semua parameter lainnya. Tinggi tanaman cabai terbaik dijumpai pada varietas TM-999 pada konsentrasi 1 dan 2 cc L -1 air. DAFTAR PUSTAKA Dartius. 1990. Fisiologi Tumbuhan 2. Fakultas Pertanian Sumatera Utara. Medan. Dwidjoseputro, D. 1996. Pengantar Biologi Tumbuhan. PT Gramedia. Jakarta. Gardner, F. P., R. B. Pearce & R. I. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Harjadi, S. S. 1993. Pengantar Agronomi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hakim, N., M. Y. Nyakpa., A. M. Lubis., S. G. Nugroho., M. R. Saul., M. A. Diha., Go Ban Hong., & H. H. Bailey. 1986. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Heddy, S. 1986. Hormon Tumbuhan. Rajawali Press. Jakarta. Kusumo, S. 1984. Zat Pengatur Tumbuh. Yasaguna. Bogor. Leiwakabessy. 1988. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bumi Aksara. Jakarta. Lingga, P. 1998. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Musnamar, E. I. 2006. Pupuk Organik, Cair dan Padat, Pembuatan dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. Santika, A. 2004. Agribisnis Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta. Setiadi. 2006. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta. Simatupang, S. 1997. Pengaruh Pemupukan Boraks Terhadap Pertumbuhan dan Mutu Tanaman Sayuran. J. Hortikultura 6 (5) : 456-569 Soegito & Adie. 1993. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta. Sudjijo, M. & N. Saipinus. 1995. Pengujian Varietas Kubis Bunga yang Sesuai Untuk Ekspor. Jurnal Hortikultura 5 (1) : 102-105 Sutarpradya. 1994. Pupuk dan Pemupukan. Pustaka Buana. Bandung. Sutejo. 1998. Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Bumi Aksara. Bandung. Sutejo & Kartasapoetro. 1988. Pengaruh Iklim Tanah. Bumi Aksara. Bandung. Tjahjadi, N. 1991. Bertanam Cabai. Kanisius. Yogyakarta. Wibawa, G. 1998. Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Suryandra Utama. Semarang. Jurnal Agrista Vol. 17 No. 2, 2013 66