BAB I PENDAHULUAN. membawa Indonesia menuju ekonomi pasar bebas setiap organisasi dituntut untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. fraud pada perusahaan semakin tinggi. Tindak fraud tersebut berupa pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dalam era globalisasi saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kecurangan akuntansi saat ini telah menarik banyak

BAB I PENDAHULUAN. pengauditan disebut dengan fraud akhir akhir ini menjadi berita utama dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perkembangan dunia akuntansi sudah sangat pesat. Namun setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelompoknya yang secara langsung merugikan pihak lain (Tuanakotta,

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup masyarakat, hal ini seiring dengan tujuan pembangunan yang tertuang

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan akuntansi dalam dunia usaha adalah suatu permasalahan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan (Zainal, 2013). Kecurangan

1 BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan (fraud) merupakan bentuk penipuan yangs engaja dilakukan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Etika itu sendiri adalah kesepakatan bersama dan pedoman untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencemaskan keadaan yang akan terjadi selanjutnya, jika unsur-unsur pembentuk

BAB I PENDAHULUAN. terpuji dan menimbulkan banyak kerugian bagi pihak pihak yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Laporan keuangan dapat dijadikan tolak ukur bagi pengguna

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan ditengah sengitnya persaingan.salah satu usaha untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus berkompetisi. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan ekonomi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan semakin tinggi. Prawira, dkk. (2014) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengatur segala sesuatu berkaitan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan supaya

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengimplementasikan Good Corporate Governance (GCG). Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. adalah memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen, dan mark-up yang

KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

PENGARUH KEEFEKTIFAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, KETAATAN ATURAN AKUNTANSI, ASIMETRI INFORMASI, DAN KESESUAIAN KOMPENSASI TERHADAP KECENDERUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan publik besar dan kantor akuntan publik (KAP) besar pada

BAB 1 PENDAHULUAN. objektif. Benar-benar dilakukan tanpa bias (Sawyer, 2005:8).

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan berdasarkan laporan-laporan perusahaan khususnya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. publik di segala bidang atau pun mampu melaksanakan kebijakan tersebut secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menuntut para manajemen perusahaan agar dapat mengelola perusahaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan di dalam dunia perekonomian pada masa ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan ekonomi. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi terutama globalisasi ekonomi telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tercakup sistem manajemen sumber daya manusia yaitu : a) Seleksi calon karyawan dan pengangkatan karyawan baru

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate

BABI PENDAHULUAN. penghilangan dokumen, dan mark-up yang merugikan keuangan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan adalah menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Negara mempunyai suatu pemerintahan yang berfungsi sebagai kesatuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan modern. Akuntansi dan auditing memainkan peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada manajemen pucak perusahaan, namun sebenarnya penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. terutama pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan. Sehingga apabila terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengkhawatirkan timbulnya kecurangan (fraud) di lingkungan organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean governance di Indonesia semakin meningkat. Melihat

BAB I PENDAHULUAN. karena itu perekonomian mempunyai peranan yang sangat penting bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pengadaan Barang/Jasa pada Pemerintah Daerah saat ini sangat rentan akan

BAB I PENDAHULUAN. makin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menyambut implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan harus melakukan inovasi agar dapat tetap bertahan dan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut seluruh perusahaan atau instansi pemerintah untuk memperoleh. oleh manajemen adalah tentang pengelolaan kas.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan. Awalnya bersifat terpusat kemudian mulai mengalami

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi yang jelas tentang aktivitas suatu entitas ekonomi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian intern. Berdasarkan KPMG Fraud Survey 2012 yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. lebih meningkatkan kualitas pengelolanya, dalam hal ini aktivitas-aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, memajukan serta mengembangkan usahanya ke tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan terhadap kinerja perusahaan (Wardhini, 2011:1).

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah yang dihadapi para pelaku usaha semakin kompleks.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pengendalian Intern

Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dan pengembangan dunia bisnis di zaman sekarang

BAB I PENDAHULUAN. situasi kompetisi global seperti ini, Good Corporate Governance (GCG)

BAB I PENDAHULUAN. umumnya kecurangan berkaitan dengan korupsi. Dalam korupsi, tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif ditambah dengan adanya ekonomi ASEAN. Ekonomi ASEAN tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya penyelamatan dan penyempurnaan yang meliputi produktifitas, efisiensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan kinerja yang telah dilakukan. Dalam PSAK No 1 (Revisi 2012) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perbankan memiliki peranan penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Desa adat merupakan organisasi sosial yang bersifat tradisional. Desa adat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam mengelola keungan dengan sebaik-baiknya guna mencapai

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis perusahaan yang beraneka ragam. Terdapat perusahaan. swasta maupun perusahaan milik pemerintah yang ikut meramaikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. didirikan dan menjadikan iklim persaingan di antara perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. baik di negara berkembang dan negara maju. (Andreas, 2014 :1). Kecurangan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sistem pengendalian internal (Windiatuti, 2013). daerah adalah (1) komiten pimpinan (Management Commitment) yang kuat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan membawa Indonesia menuju ekonomi pasar bebas setiap organisasi dituntut untuk dapat bersaing dalam meningkatkan kualitasnya, termasuk dalam menyelesaikan masalah kecurangan yang selama ini telah menarik banyak perhatian media dan menjadi isu yang menonjol serta sering terjadi. Seiring dengan kompleksitasnya bisnis dan terbukanya peluang usaha dan investasi menyebabkan risiko terjadinya fraud pada perusahaan semakin tinggi. Tindak fraud tersebut berupa pengambilan atau pencurian harta milik atau aset organisasi, menyembunyikan dan mengalihkan atau membelanjakan aset tersebut. Pelaku fraud tersebut dapat dari dalam atau dari luar organisasi dan dapat dilakukan oleh manajemen dan karyawan. Pelaku kecurangan dari dalam organisasi biasanya merupakan orang yang memiliki akses ke informasi dan ke aset perusahaan. Kecurangan akuntansi dalam bahasa pengauditan disebut fraud (Ananda Aprishella Parasmita Ayu Putri, 2014). Fraud adalah tindakan yang terjadi karena adanya peluang untuk melakukan salah saji dalam laporan keuangan dan salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap asset (Meliany, 2013 dalam Tiara Delfi, dkk, 2014). Di Indonesia, kecurangan akuntansi/fraud ini dibuktikan dengan adanya likuidasi beberapa bank, diajukannya manajemen BUMN dan 1

2 swasta ke pengadilan, kasus kejahatan perbankan, manipulasi pajak, korupsi di komisi penyelenggara pemilu, dan DPRD (Wilopo, 2006). Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan sering menemukan fraud di Indonesia yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam hal perhitungan akuntansi. Badan Usaha Milik Negara ini diduga membuat membuat laporan seolah-olah laba yang diterima lebih besar dari laba yang sebenarnya. Masih banyak ditemukan BUMN melakukan rekayasa akuntansi, agar labanya terlihat lebih besar sehingga mendapatkan reward atau bonus. Hal tersebut dilakukan untuk menunjukan kinerja yang baik walaupun pajak yang dibayar akan lebih besar, itu bukan suatu masalah. BPK juga menemukan fraud dan pelanggaran hukum yang banyak ditemui pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan membuat laporan seolah perusahaan mengalami kerugian besar. Menurut Hasan, fraud itu telah berlangsung sejak lama dan merupakan modus kuno. Akuntan publik yang dipercaya melakukan perhitungan akuntansi ini juga diduga ikut menutupi fraud tersebut. "Ini modus kuno dan sering akuntan publik itu tidak melakukan koreksi, ini masih banyak ditemui," lanjutnya. (sumber: http://bisnis.liputan6.com/read/690613/bumn-masih-sering-curang) Terdapat pernyataan yang lain dari Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara DPR RI Sumarjati Arjoso bahwa berdasarkan penelaahan BAKN terhadap Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I tahun 2013 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bahwa ditemukannya kasus penyimpngan keuangan negara dan tata kelola yang tidak baik di lingkungan BUMN hingga mencapai Rp.2,69 triliun.

3 Dalam IHPS I tahun 2013, kata Sumarjati, terdapat 21 obyek pemeriksaan terkait BUMN. Dari jumlah tersebut terdapat 510 kasus penyimpangan. Sebanyak 234 kasus terkait kelemahan Sistem Pengawasan Internal, dan 276 kasus terkait ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. Dari 510 kasus tersebut sebanyak 93 kasus merupakan kasus-kasus yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian, dan kekurangan penerimaan di BUMN senilai Rp.2,69 tnliun, kata Sumarjati di Gedung DPR RI Jakarta, Rabu (20/11). Selain itu kata Sumarjati, terdapat 28 kasus ketidakefektifan senilai Rp.44,75 triliun di beberapa BUMN karena tidak tepat sasaran. (sumber:.http://antaranews.com/berita/405896/bakn-dpr-temukan-penyimpanganbumn-rp269-triliun) Dari ke dua pernyataan di atas dapat kita buktikan bahwa fraud masih terjadi pada BUMN, baik dilakukan oleh individu maupun kelompok. Fraud dapat diakibatkan karena beberapa faktor yang terjadi dalam BUMN. Faktor yang mempengaruhi terjadinya kecurangan akuntansi (fraud) diantaranya adalah ketidakefektifan pengendalian internal dan kesesuaian kompensasi (Meliany, 2013 dalam Tiara Delfi, dkk, 2014). Selain pengendalian internal dan kesesuaian kompensasi, moralitas manajemen juga merupakan faktor yang mempengaruhi kecurangan akuntansi/fraud (Wilopo, 2006) Pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuranukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Menurut tujuannya, sistem pemgendalian

4 internal tersebut dibagi menjadi dua macam: pengendalian internal akuntansi (internal accounting control) dan pengendalian internal administratif (Internal administrative control) (Mulyadi, 2008:163). Sistem pengendalian internal yang lemah akan mengakibatkan kekayaan perusahaan tidak terjamin keamanannya, informasi akuntansi tidak teliti dan tidak andal, efisiensi tidak terjamin dan kebijakan manajemen tidak dapat di patuhi (Mulyadi, 2008:177). Pengendalian internal yang efektif dapat melindungi dari pencurian, penggelapan, penyalahgunaan aktiva pada lokasi yang tidak tepat. Selain itu, pengendalian internal juga memberikan jaminan yang wajar terhadap informasi bisnis yang akurat demi keberhasilan perusahaan. Oleh sebab itu, jika pengendalian internal yang telah dirancang dan dilaksanakan dengan efektif maka pengendalian internal dapat diandalkan untuk melindungi dari kecurangan termasuk apabila ada karyawan yang berniat melakukan kecurangan akuntansi (fraud) (Davia dkk, 2000:119 dalam Tiara Delfi dkk, 2014). Untuk meminimalisir peluang atau kesempatan seseorang untuk melakukan fraud maka diperlukan pengendalian internal yang efektif. (Made Darma Prawira dkk, 2014) Kesesuaian kompensasi juga merupakan salah satu faktor terjadinya kecenderungan terjadinya fraud, kompensasi yang dapat diberikan suatu perusahaan kepada karyawannya di antaranya adalah kompensasi gaji, upah, insentif dan tunjangan, dari kompensasi yang di berikan tersebut akan memberikan motivasi, kepuasan kerja, dan stabilitas kerja dari karyawan. Dalam teori keagenan bahwa pemberian kompensasi yang memadai ini membuat agen (manajemen) bertindak sesuai dengan keinginan dari prinsipal (pemegang saham).

5 Yaitu dengan memberikan informasi sebenarnya tentang keadaan perusahaan. Pemberian kompensasi ini diharapkan mengurangi kecenderungan kecurangan akuntansi/fraud (Jensen and Meckling, 1976 dalam Wilopo, 2006) Moral management is not coincident with profit or value maximization because of the cost of addressing the externality or the corporate redistribution (Baron, 2006 dalam M. Glifandi Hari Fauwzi, 2011). Dengan kata lain, moralitas manajemen merupakan tindakan manajemen untuk melakukan hal yang benar dan tidak berkaitan dengan keuntungan atau nilai. Moral adalah intuisi sosial dengan suatu sejarah dan daftar peraturan (Raymond McLeod yang dialih bahasakan oleh Hendra Teguh, 2001). Manajemen dan seluruh individu dalam perusahaan wajib menjunjung tinggi moralitas, di dalam prinsip ini terkandung unsur-unsur kejujuran, kepekaan sosial dan tanggug jawab individu (Hasan, 2000 dalam Fransiskus Randa Meliana, 2009). Semakin tinggi tahapan moralitas manajemen (tahapan postkonvensional), semakin manajemen memperhatikan kepentingan yang lebih luas dan universal daripada kepentingan perusahaan semata, terlebih kepentingan pribadinya. Oleh karenanya, semakin tinggi moralitas manajemen, semakin manajemen berusaha menghindarkan diri dari kecenderungan kecurangan akuntansi (Wilopo, 2006). Manajer merupakan pelaku manajemen yang merupakan seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi. Selain itu manajer juga merupakan seseorang yang karena pengalaman, pengetahuan dan keterampilannya diakui oleh organisasi untuk memimpin, mengatur, mengelola,

6 mengendalikan dan mengembangkan kegiatan organisasi guna mencapai tujuan (Akhmad Subekhi dan M. Jauhar, 2013:153). Berdasarkan fenomena-fenomena fraud yang terjadi maka dari itu penulis bermaksud untuk melakukan suatu penelitian yang merupakan sebuah replikasi dari penelitian sebelumnya oleh oleh Fransiskus Randa Meliana dengan judul Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Kesesuaian Kompensasi, Asimetri Informasi, Ketaatan Aturan Akuntansi dan Moralitas Manajemen terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi namun pada penelitian ini penulis menggunakan variabel pengendalian internal, kesesuaian kompensasi dan moralitas manajemen sebagai variabel x, dan mengubah variabel y menjadi pencegahan fraud dari penelitian tersebut. Maka dari itu penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Penerapan Pengendalian Internal, Kesesuaian Kompensasi dan Moralitas Manajemen terhadap Pencegahan Fraud (studi pada PT. Telekomunikasi Indonesia) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan pengendalian internal pada PT. Telekomunikasi Indonesia. 2. Bagaimana kesesuaian kompensasi pada PT. Telekomunikasi Indonesia. 3. Bagaimana moralitas manajemen pada PT. Telekomunikasi Indonesia. 4. Bagaimana pencegahan fraud pada PT. Telekomunikasi Indonesia.

7 5. Seberapa besar pengaruh penerapan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi dan moralitas manajemen terhadap pencegahan fraud pada PT. Telekomunikasi Indonesia secara parsial. 6. Seberapa besar pengaruh penerapan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi dan moralitas manajemen terhadap pencegahan fraud pada PT. Telekomunikasi Indonesia secara Simultan. 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penerapan pengendalian internal pada PT. Telekomunikasi Indonesia 2. Untuk mengetahui kesesuaian kompensasi pada PT. Telekomunikasi Indonesia. 3. Untuk mengetahui moralitas manajemen pada PT. Telekomunikasi Indonesia. 4. Untuk mengetahui pencegahan fraud pada PT. Telekomunikasi Indonesia. 5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi dan moralitas manajemen terhadap pencegahan fraud pada PT. Telekomunikasi Indonesia secara parsial. 6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi dan moralitas manajemen terhadap pencegahan fraud pada PT. Telekomunikasi Indonesia secara simultan.

8 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis Kegunaan praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk beberapa pihak di antaranya adalah: 1. Bagi Penulis Penelitian ini dijadikan sarana untuk menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan pemahaman bagi penulis mengenai gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi pencegahan fraud dalam suatu organisasi salah satunya pada PT. Telekomunikasi Indonesia serta untuk mengetahui pengaplikasian teori yang telah diperoleh di bangku kuliah dengan yang terjadi di lapangan. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi perusahaan, sehingga dapat membantu perusahaan untuk membuat kebijakan untuk mencegah terjadinya fraud serta dapat memberikan sumbangan penelitian dalam menilai dan mengevaluasi sistem yang sedang berjalan dalam rangka menyempurnakan, mempertahankan dan mengembangkan praktik-praktik yang dianggap telah memadai. 3. Bagi Pihak Lain Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang terkait dengan masalah sejenis, serta dapat digunakan dalam penelitian pada masa yang akan datang.

9 1.4.2 Kegunaan Teoritis Kegunaan penelitian ini adalah untuk memperluas ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan ilmu untuk mendukung ilmu akuntansi, khususnya pengaruh pengendalian internal, kesesuaian kompensasi dan moralitas manajemen terhadap pencegahan fraud. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan melaksanakan penelitian di PT. Telekomunikasi Indonesia yang berlokasi di Jl. Japati No.01 Bandung. Untuk memperoleh data yang diperlukan sesuai objek yang akan diteliti, maka penulis melaksanakan penelitian pada waktu